Quantcast
Channel: Beyond Blogging - Kompasiana.com
Viewing all 10549 articles
Browse latest View live

Demokrasi ala Orang Kerinci

$
0
0

Pengangkatan (sumber foto. Dhani Windra)Konsep yang secara luas dikenal sebagai "demokrasi" sesungguhnya telah dimiliki oleh etnis-etnis yang ada di Indonesia seperti masyarakat adat Kerinci, jauh sebelum diperkenalkan oleh orang Barat. Sejak masa lalu, orang Kerinci telah mengenal sistem "memilih" pemimpin yang mengatur suku dan menjalankan hukum-hukum adat. 

Pemimpin dalam bahasa lokal disebut sebagai Pangulu, berasal dari kata ulu atau hulu yang berarti kepala. Pangulu sendiri terbagi menjadi 3 strata yang disebut sebagai sko nan tigo takah. Urutan tingkatan Pangulu dari yang tertinggi hingga yang terendah adalah Dipati atau Depati, (Par)menti-Ninek Mamak dan Anak Jantan-Tiganai Umah

Setiap anggota suku/klan yang laki-laki secara otomatis telah menjadi anak jantan-Tiganai Umah setelah memasuki usia dewasa, tetapi pengaruhnya sangat terbatas yakni pada lingkup saudara perempuan atau anak-anak dari saudara perempuan mereka dalam suatu keluarga inti.

Menti-Ninek Mamak pengaruhnya sedikit lebih besar di mana lingkup kekuasaan mereka tidak hanya satu keluarga inti tetapi gabungan dari beberapa keluarga inti yang berasal dari satu nenek atau buyut perempuan.

Gabungan beberapa keluarga inti ini lazim disebut dengan istilah bungkan, kalbu, juray atau suku. Kekuasaan yang paling tinggi dipegang oleh para Depati/Dipati, lingkup kekuasaan mereka terdiri dari beberapa suku, bungkan, kalbu atau juray yang berasal dari satu leluhur perempuan. Gabungan beberapa suku, bungkan atau kalbu ini disebut dengan istilah luhah.

Luhah- luhah kemudian membentuk suatu pemukiman yang disebut dengan istilah dusun. Di tingkat dusun, kekuasaan Depati sesungguhnya juga dibatasi karena mereka hanya punya hak untuk mengatur luhah masing-masing dan tidak diperkenankan untuk mengatur luhah yang lain.

Pengaturan dusun didasarkan pada musyawarah dan kesepakatan para Dipati yang mewakili masing-masing luhah. Masing-masing Depati sebagai wakil dari tiap luhah juga membidangi masalah tertentu di tingkat dusun.

Ada Dipati yang secara khusus diberikan kekuasaan eksekutif (menegakkan hukum dan undang-undang adat), ada Dipati yang secara khusus diberikan kekuasaan menangani masalah agraria, konflik tanah dan batas wilayah adat, ada Dipati yang secara khusus menangani masalah keagamaan, perekonomian hingga hubungan diplomatik dengan wilayah adat atau kerajaan-kerajaan lain di sekitar mereka.

Berbeda dengan jabatan anak Jantan-Tiganai Umah yang diperoleh secara otomatis oleh anggota suku yang laki-laki, jabatan Menti-Ninek Mamak dan Dipati haruslah dipilih oleh anggota suku/klan lainnya, baik yang laki-laki (anak Jantan) maupun yang perempuan (anak Batino).

Berbeda dengan Demokrasi yang kita kenal saat ini, di mana keputusan didasarkan atas suara terbanyak, layak tidaknya calon yang dipilih untuk memangku jabatan penting ini justru ditentukan oleh para anggota suku/klan perempuan (anak batino) terutama kalangan anak batino yang telah berusia tua (disebut sebagai anak batino tuo). Mereka dianggap punya kekuatan spritual karena kedekatan mereka dengan para leluhur  dari alam lain.

Setelah anak Batino Tuo ini setuju dengan pilihan anggota suku, mereka kemudian mengundang para Depati dan Menti-Ninek Mamak yang lain untuk berkumpul di sebuah balai adat.

Para anak batino memakaikan baju kebesaran adat, mahkota atau sunting adat pada anakjantan yang mereka pilih kemudian diangkat sumpahnya oleh seorang Menti atau Depati yang lebih tua melalui prosesi pidato adat yang disebut "katubah rajo". Sebelum prosesi dimulai, gong dan beduk larangan (disebut taboh) sebagai penanda adanya prosesi "naik tahta".

Pewarisan dan pengangkatan "pemimpin" baru ini juga mengikuti skema yang disebut gilir-ganti. Artinya, masing-masing kalbu-kalbu mendapat hak yang sama untuk memegang jabatan Dipati di dalam luhah mereka.

Misalnya, jabatan Dipati dalam suatu Luhah, dipegang oleh kalbu "A", saat pemangku jabatan tersebut mangkat atau tidak mampu lagi melaksanakan kewajibannya maka jabatan Dipati berikutnya haruslah diserahkan kepada kalbu "B" yang berada dalam satu luhah yang sama. Siklus perputaran pemimpin ini telah berlangsung selama ratusan tahun lamanya.

Demokrasi "ala" orang Kerinci ini tampaknya memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan demokrasi ala Barat yang kita kenal saat ini. Di Negara Majemuk seperti Indonesia, penentuan "pemenang" dengan sistem suara terbanyak justru tidak mengakomodir seluruh etnis. Telah menjadi keniscayaan bahwa etnis-etnis mayoritas yang memiliki jumlah populasi yang lebih tinggi, akan selalu memegang tampuk kekuasaan.

Suara etnis-etnis minoritas tak akan berpengaruh banyak bahkan tak punya andil dalam menentukan arah pembangunan bangsa. Mau tidak mau mereka harus menerima dengan ikhlas untuk diatur dan dikuasai etnis lain. Bila mereka sedikit saja menyanggah, bukan tidak mungkin bernasib serupa dengan etnis Uyghur di Daratan Tiongkok sana.




Baca juga:
Razia Buku dan Ironi Gerakan Literasi
Ayo Fitri, Selangkah Lagi Juara!
Pro-Kontra Pekan Ini: Dari Pertanyaan Debat Pilpres hingga Tambahan Biaya Bagasi Maskapai

Lelaki Tumbuh dengan Penghargaan, Perempuan Tumbuh dengan Komunikasi

$
0
0

Ilustrasi (Pexels)

Apa sisi perbedaan laki-laki dan perempuan dalam sebuah relasi yang panjang? Tentu sangat banyak daftarnya. Berikut saya sampaikan satu poin saja dari daftar panjang itu, terkait dengan hal yang membangun sisi kelelakian dan sisi keperempuanan.

"Seorang laki-laki tumbuh dengan penghargaan, karena penghargaan secara langsung membangun sisi kelelakiannya. Seorang perempuan tumbuh dengan komunikasi, karena komunikasi secara langsung membangun sisi keperempuanannya" (John Gray --- Mars and Venus Together Forever).

ilustrasi : seekandspreadlove.com/Dari pernyataan John Gray ini, ada sangat banyak hal bisa kita gali dan kita dapatkan pelajarannya, dalam membangun relasi yang sehat dan bahagia antara suami dan istri.

Hal yang Menyakitkan
Hal apa yang sangat menyakitkan bagi laki-laki ? Ketika merasa tidak dihargai oleh sang istri. Laki-laki akan hancur harga diri dan kepercayaan dirinya, apabila merasa tidak dihargai oleh istri. Ia akan merasa hancur sehancur-hancurnya, saat dilecehkan, diejek, dihina dan dinista oleh istri tercinta.

Hal apakah yang sangat menyakitkan bagi istri ? Ketika tidak ada komunikasi dari suami. 

Perempuan akan sakit hati dan merasa terzalimi, apabila suami bersikap cuek, tidak menjawab pertanyaannya, tidak memberi kesempatan berbicara, tidak didengarkan curhatnya. Hidupnya serasa berhenti ketika tidak ada kenyamanan komunikasi dengan suami.

Hal yang Membahagiakan
Hal apa yang membahagiakan bagi laki-laki ? Ketika merasa dihargai oleh sang istri. Suami akan merasa bangga dan sangat bahagia, saat sang istri memberikan penghargaan terhadap dirinya. Di titik itu, ia benar-benar merasa sebagai laki-laki sejati. Ia merasa memiliki jati diri sebagai lelaki.

Hal apakah yang membahagiakan bagi istri ? Ketika selalu ada kehangatan komunikasi dengan suami. Istri selalu ceria dan berbunga-bunga, ketika suami demikian nyaman untuk berkomunikasi dengannya. Dunia serasa cerah dan indah karena sang suami pandai berkomunikasi dengannya.

Cara Menguatkan Ikatan dengan Pasangan
Hal apa yang bisa semakin menguatkan ikatan dengan suami? Hargailah dirinya, hargailah pendapatnya, hargailah usahanya, hargailah jerih payahnya, hargailah pemberiannya. 

Suami akan sedemikian leleh hatinya, maka ikatan perasaan, ikatan emosional, ikatan kejiwaan dengan istri semakin menguat.

Hal apa yang bisa semakin menguatkan ikatan dengan istri? Dengarkan curhatnya, perhatikan keluhannya, jawab pertanyaannya, tanyakan keperluannya, berikan kesempatan untuk mengeksplorasi perasaannya, jangan potong omongannya, ajak bercengkerama. Istri merasa lega dan bahagia, maka ikatan emosional dengan suami semakin kokoh tak tergoyahkan.

Agar Harapan Dipenuhi
Bagaimana cara agar harapan istri dipenuhi oleh suami? Hargai kemampuannya, puji kebaikannya, apresiasi bantuannya. Hal-hal seperti ini yang akan membangkitkan sisi kepahlawanan dalam dirinya. Lelaki menjadi bermakna, berguna dan terhormat di dalam rumahnya sendiri.

Bagaimana cara agar harapan suami dipenuhi oleh istri? Luangkan waktu untuk betah mendengarkan cerewetnya, ajak berbincang mesra setiap malam menjelang tidur, perlakukan dengan istimewa, berikan waktu untuk selalu leluasa mengobrol tentang apapun dengan anda. Istri merasa sangat dicintai, maka ia bersedia melakukan apapun yang diminta suami.

Hal yang Harus Dihindari
Hal apa yang harus dihindari oleh istri? Jangan pernah menghina, merendahkan, melecehkan, menjelekkan, meledek, mentertawakan, menistakan suami. 

Tentu saja ada banyak hal yang menjadi kelemahan dan kekurangannya, tentu saja ia pernah bersalah. Namun itu semua tidak untuk dihina. Hargailah perubahannya, hargailah usahanya untuk menjadi lebih baik.

Hal apa yang harus dihindari oleh suami? Jangan pernah berlaku cuek, membentak, menghardik, bicara kasar, bicara kotor, memaki, mencaci, berwajah garang, berlaku kasar, atau menghindari komunikasi, dan menjauhi pembicaraan dengan istri. 

Tentu istri memiliki sisi keurangan dan kelemahan, tentu istri memiliki kesalahan, namun tidak untuk dibentak-bentak. Bicaralah dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Selamat siang sahabat semua, salam Kompasiana.

Daftar Bacaan

  1. Cahyadi Takariawan, Wonderful Love, Era Adicitra Intermedia, Solo, 2018
  2. John Gray, Mars and Venus Together Forever, Gramedia, Jakarta, 2010



Baca juga:
Toleransi yang Kembali Terusik dan Langkah yang Boleh Kita Ambil
Seberapa Penting Sajian Akustik di Pesawat untuk Gaet Milenial?
Topik Pilihan: Dari Kasus Prostitusi hingga Debat Capres-Cawapres 2019

4 Cara Mendaur Ulang Sebuah Konten atau Tulisan

$
0
0

Ilustrasi (Pexels)

"Adik, jangan main gim terus!"

"Iya pak," jawab si kecil.

Sepuluh menit kemudian, "Adik, sudah dibilang jangan main gim terus, nanti matanya sakit loh."

Dua puluh menit kemudian,

"Adik, taruh handphonenya sekarang juga!"

***

Sering kan kita memberi perintah berulangkali seperti itu? Atau coba ingat kembali masa-masa sekolah dulu, ketika guru kita selalu mengulang informasi pelajaran yang disampaikannya.

Repetisi, atau pengulangan adalah bagian yang tidak terelakkan dari sebuah penciptaan dan kreativitas. Dalam setiap pengulangan, kita tidak mengulang secara tepat perintah atau informasi yang pertama. Kita hanya mengambil intinya, kemudian mengolahnya kembali dalam bentuk yang berbeda.

Perhatikan contoh diatas. Inti dari perintah atau larangan tersebut adalah berhenti main gim. Ketika perintah itu diulang hingga dua kali, susunan kalimatnya berbeda, tapi intinya tetap sama.

Begitu pula dalam membuat konten atau menulis artikel. Banyak penulis atau pembuat konten yang menghindari pengulangan. Mereka lebih memilih mengeksplorasi ide-ide baru daripada mengulang ide yang pernah dibuat atau dituliskan.

Kita sering merasa pembaca sudah cukup diinformasikan dalam satu kali kesempatan saja. Padahal faktanya tidak seperti itu. Mereka, seperti halnya kita sendiri, perlu mendengar dan membaca hal yang sama berulangkali.ilustrasi (unsplash.com/@rawpixel)

Orang yang memiliki ingatan paling bagus sekalipun memerlukan pengulangan informasi. Apalagi kita yang isi kepalanya penuh dengan berbagai macam pikiran.

Kita membaca sesuatu, esok harinya mungkin kita sudah lupa apa isinya. Kita lalu berpindah membaca informasi yang lain, tanpa pernah menerapkan yang pertama. Kita terus mengonsumsi bahan bacaan, tetapi jarang bertindak menuruti saran.

Kita mungkin pernah berpikir: "Sepertinya aku pernah membaca tentang ide ini sebelumnya. Mungkin kali ini patut dicoba."

See?

Saat membaca pertama kali, kita sering tidak memahami titik intinya. Mengulang informasi dapat meningkatkan peluang bahwa pembaca benar-benar menempatkan titik pembelajaran dan mengubahnya menjadi tindakan.

Melalui pengulangan, kita memperbaiki ide-ide kita, memurnikannya, dan belajar bagaimana mengomunikasikannya dengan lebih baik. Pengulangan juga akan memberi kita kesempatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang cara berkomunikasi seperti apa yang berhasil dan yang tidak. Lebih jauh, pengulangan juga membantu kita untuk melihat ide dari sudut pandang yang berbeda.

Bagaimana cara mengulang ide atau lebih tepatnya mendaur ulang konten atau tulisan?

Sebelumnya, harus kita pahami dulu bahwa tidak semua ide, konten atau tulisan bisa didaur ulang. Jenis konten dan tulisan yang bisa didaur ulang biasanya bersifat evergreen.

Konten evergreen umumnya memiliki ciri tidak terikat pada fakta dalam waktu tertentu. Misalnya, artikel tentang self-help (motivasi, tips, Do it Your Self), artikel pengetahuan atau edukasi, dan artikel yang berisi informasi tentang profil seseorang/biografi.

Konten yang berisi laporan peristiwa aktual sulit untuk bisa didaur ulang. Ini karena konten tersebut terikat pada waktu peristiwa tersebut. Kecuali ada peristiwa serupa sehingga kita bisa mengaitkannya dan menjadikan konten tersebut sebagai gagasan pendukung.

Misalnya konten tentang debat capres tahun 2014, tidak bisa didaur ulang jika tidak ada peristiwa yang serupa. Konten ini bisa kita daur ulang dalam bentuk gagasan pendukung dari konten utamanya yakni tentang debat capres tahun 2019.

Contoh dari konten berupa fakta peristiwa ini adalah artikel tentang fakta pertandingan main mata antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang empat tahun yang lalu. Artikel ini kemudian saya daur ulang menjadi artikel pengaturan skor sepakbola.

Pada artikel pertama, ide utamanya adalah fakta pertandingan PSS Sleman dan PSIS Semarang. Sedangkan pada artikel daur ulang, ide utamanya adalah pengaturan skor, sementara artikel pertama saya jadikan ide pendukung.

Nah, setelah mengerti jenis konten yang bisa didaur ulang, mari kita bahas satu persatu cara menggunakan kembali atau me-recycle konten/tulisan. Ada empat cara yang bisa kita gunakan:

1. Gali lebih dalam
Ambil saja salah satu saran, tips, motivasi atau salah satu bagian dari beberapa poin yang ada dalam sebuah konten dan jadikan itu inti dari seluruh konten yang baru.

Misalnya, jika sebelumnya kita menulis 10 tips mengatasi writer's block, maka uraikan salah satu tips tersebut. Jelaskan pro dan kontra atau plus minus dari teknik yang disarankan ini. Kemudian jangan lupa beri contoh kesaksian dari seseorang yang pernah menggunakannya.

Melalui cara ini, kita bahkan dapat mengambil pendekatan yang sama pada sembilan poin lainnya. Dengan begitu kita nanti akan memiliki 10 konten yang baru.

2. Mengambil Pendekatan/sudut pandang yang Berbeda
Kita juga dapat menulis konten dari sudut pandang yang berbeda. Masih tetap menggunakan topik tentang writer's block, daripada menawarkan 10 tips untuk mengatasi writer's block, kita bisa menulis dan berbagi saran 5 cara supaya tidak terkena writer block.

Atau 4 tips mengalihkan writer's block menjadi sebuah tulisan. Atau 3 cara yang digunakan penulis dunia saat terkena writer's block. Semua ide konten/tulisan ini dibangun dengan konsep yang sama.

3. Memperbarui titik waktu
Saat menulis, kita mengatakan hal-hal tentang tema tulisan pada satu titik waktu yang tidak relevan lagi. Misalnya, tulisan tentang 10 tips writer's block itu kita buat 2 tahun yang lalu. Sekarang, mungkin ada tips tentang mengatasi writer's block yang baru, yang lebih tepat dan lebih berguna bagi pembaca generasi sekarang.

Atau kita bisa menuliskan pengalaman sudah mencoba tips yang kesepuluh, ternyata tidak berhasil. Berikan pembaca kesaksian pribadi dan rekomendasikan pada mereka saran yang baru.

4. Mengubah tulisan dalam bentuk visual
Ambillah 10 tips tentang writer's block itu dan segarkan kembali secara visual. Kita bisa mengubahnya menjadi infografis yang membuatnya lebih jelas bagi generasi penonton sekarang.

Kita juga bisa mengubah tulisan ke dalam power point dan kemudian menjadikannya sebuah video yang secara gamblang menampilkan tips mengatasi writer's block.

Jika kita mengkomunikasikan sebuah ide hanya satu kali, kita tidak akan tahu sejauh mana ide itu berhasil ditangkap pembaca. Pengulangan atau mendaur ulang konten akan memberi kita titik perbandingan, yang bisa kita gunakan untuk mendapatkan lebih banyak wawasan.

Semoga bermanfaat.




Baca juga:
Juara Thailand Masters 2019, Fitriani Hentikan Dominasi Tunggal Putri Tuan Rumah
Toleransi yang Kembali Terusik dan Langkah yang Boleh Kita Ambil
Seberapa Penting Sajian Akustik di Pesawat untuk Gaet Milenial?

Punya Berita Penting yang Anda Temukan? Segera Laporkan ke WhatsApp Kompasiana!

$
0
0

Ilustrasi: Dokumentasi Kompasiana.com

Ketidakhadiran wartawan profesional di tiap titik lokasi terjadinya peristiwa bukan hanya disebabkan perihal kuantitas, tetapi bisa jadi jangkauannya yang terbatas. Sejak masifnya praktik jurnalisme warga atau jurnalisme partisipatoris yang diiringi dengan merebaknya platform user generated content, peran masyarakat atau warga begitu penting dalam siklus penciptaan dan penyebaran konten informasi dan berita.

Terlebih, keberadaan teknologi canggih sudah dapat dijangkau dengan harga yang murah seperti telepon pintar yang multifungsi. Ribuan atau mungkin jutaan konten dari seluruh dunia yang berisi laporan warga wara-wiri di linimasa jejaring sosial atau di banyak platform blog sosial. Begitu dengan www.kompasiana.com.

Sejak pendiriannya di tahun 2008, Kompasiana diciptakan bukan saja sebagai medium blogging bagi jurnalis dan karyawan Kompas Gramedia, tetapi juga bagian dari 'tanggung jawab sosial perusahaan' kepada masyarakat Indonesia dalam memfasilitasi melalui medium yang dapat digunakan untuk melaporkan segala peristiwa yang luput dari pena dan kamera wartawan profesional.

Demi memudahkan proses penciptaan, penayangan dan peyebaran laporan warga yang sejak dulu menjadi salah satu ciri khas Kompasiana, kami membuka jalur pelaporan yang lebih praktis. Jika dulu kategori reportase warga di Kompasiana harus sudah dikemas dan siap baca, kini Anda dapat mengirimkan laporan singkat yang akan kami tidaklanjuti sampai menjadi kesatuan konten yang layak baca.

Kami menamankannya K-Report! Memanfaatkan jejaring percakapan sosial Whatsapp sebagai jalur pelaporan warga yang cepat dan efisien. Tiap laporan singkat yang masuk ke dalam nomor Whatsapp Kompasiana akan diproses lebih lanjut untuk memastikan validitas dan keakuratan dari tiap laporan yang masuk. Setelah memenuhi kriteria pembuatan konten berita, kami akan mempublikasikannya melalui akun Kompasiana News, tentunya disertakan juga nama atau akun pelapor.

Namun, tidak semua laporan dapat kami tindaklanjuti atau ditayangkan. Ada aturan main yang harus dicatat sebelum mengirimkan laporan singkat ke nomor Whatsapp Kompasiana. Simak beberapa poin di bawah ini:

KETENTUAN

  • Kompasianer atau warga umum dapat melaporkan melalui layanan K-Report
  • Laporan yang dikirim merupakan peristiwa dan mengandung nilai berita
  • Memiliki urgensi untuk segera ditayangkan
  • Laporan dalam bentuk; teks, foto dan video
  • Pelapor wajib menyebutkan identitas lengkap dan jelas
  • Pelapor bersedia dihubungi redaksi Kompasiana untuk proses validasi dan kebutuhan pembuatan berita lainnya
  • Pelapor bersedia diikutsertakan dalam sebuah grup Whatsapp K-Report berdasarkan kategori domisili atau minat

MEKANISME

Mekanisme pelaporan berita untuk K-Report adalah sebagai berikut:

Mekanisme K-Report

  • Pertama,Kompasianer/warga mengirimkan laporan kejadian ke Whatsapp K-Report pada nomor 0813-8184-9362.
  • Kedua, pihak Kompasiana akan menyeleksi laporan yang masuk dan melakukan validasi laporan. 
  • Ketiga, setelah menentukan laporan yang tervalidasi, Kompasiana akan menghubungi pelapor untuk kelengkapan berita. 
  • Keempat, laporan akan ditayangkan di akun Kompasiana News.

FORMAT

Format laporannya adalah sebagai berikut:

  • NAMA PELAPOR
  • TEMPAT  PERISTIWA
  • WAKTU PERISTIWA
  • KONTEN LAPORAN; TEKS/FOTO/VIDEO
  • Kirimkan ke Whatsapp kami di nomor:0813-8184-9362

Ingat, kami hanya menerima laporan peristiwa yang memiliki urgensi untuk segera ditayangkan dan nomor ini tidak menerima panggilan telepon, hanya khusus jalur Whatsapp. Di luar laporan seperti itu, Anda dapat membuat konten komprehensif melalui akun personal di Kompasiana. 

Jika Anda memiliki kendala atau keluhan baik segi teknis maupun non-teknis di Kompasiana, Anda bisa melaporkannya melalui fitur bantuan pada tautan berikut ini.




Baca juga:
Pentingnya Memahami Sesuatu dari Sudut Pandang Orang Lain
Juara Thailand Masters 2019, Fitriani Hentikan Dominasi Tunggal Putri Tuan Rumah
Toleransi yang Kembali Terusik dan Langkah yang Boleh Kita Ambil

Alasan Ilmiah Mengapa Badan Tetap Gemuk Meski Sudah Diet

$
0
0

Ilustrasi (Pixabay)

Belum lupa ingatan kita soal kejadian yang menggemparkan di tahun 2016 mengenai bocah laki-laki yang memiliki berat badan ekstrem, awal tahun ini cerita yang hampir sama dengan tokoh yang berbeda kembali meramaikan media kita. 

Setelah dik Arya --yang beritanya sekarang sudah berhasil memangkas berat badannya--,  muncul Ibu Titi Wati asal Kalimantan dengan berat badan  lebih dari 200 kilogram.

Ya, seperti yang pernah saya tuliskan soal ditulisan terdahulu (disini), soal dik Arya memang cuma salah satunya. Sebab makin diperjelas dari data terbaru (Riskesdas 2018) mengenai obesitas (Indeks Massa Tubuh lebih dari sama dengan 27) dikalangan dewasa yang diketahui mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Atau dapat diartikan bahwa di luar sana masih banyak yang ditemui hanya tidak terekspos. 

Kita lebih suka menunggu nanti, nanti setelah diekspos itulah biasanya kita baru ramai-ramai membicarakan dan mulai membuat dugaan-dugaan. "Kok bisa sih?"

Sudah banyaknya media yang mengupas soal Bu Titi Wati, kali ini saya akan membahas yang lebih umum lagi saja. Soal kesan yang timbul di masyarakat mengenai orang gemuk .ilustrasi | thegoodgut.orgYang sering dikira tidak pernah melakukan apa-apa untuk menyelamatkan tubuhnya. Eitss, apa iya seperti itu,ya?  Mari coba belajar menjadi lebih paham mengenai apa yang mereka hadapi. 

Mengapa menurunkan berat badan menjadi pekerjaan yang berat untuk mereka? 
Jika kamu adalah golongan mereka --maksudnya yang ingin menurunkan berat badan namun tidak kunjung berhasil--- ternyata soal ini alasanya bisa dijelaskan secara ilmiah,lho.

Memang bukan hanya urusan bagi mereka yang obesitas yang ingin menurunkan berat badannya, tetapi bagi mereka yang sudah obesitas persoalan ini akan menjadi pekerjaan yang lebih berat dan penuh perjuangan dibanding mereka yang tidak obesitas.

Dari medicaldaily.com mengabarkan bahwa studi baru yang telah diterbitkan pada International Journal of Obesity menunjukan orang yang obese diketahui mengalami gangguan mekanisme lambung, dimana otak baru memberitahu seseorang dalam keadaan kenyang ketika mengkonsumsi banyak makanan berlemak. Yang makin memperburuk keadaan, mekanisme ini tidak berubah meskipun diet sudah dilakukan.

Lebih jelasnya lagi seperti berikut: Penelitian ini dilakukan pada tikus yang dibagi menjadi 3 kelompok perlakukan selama 24 minggu. Kelompok satu diberikan diet standar, kelompok dua diberikan diet tinggi lemak dan kelompok tiga diberikan diet tinggi lemak pada 12 minggu pertama kemudian 12 berikutnya diberikan diet standar. 

Dari hasil eksperimen, peneliti kemudian menemukan bahwa reseptor leptin (hormone yang membantumu menekan asupan makan dan mengatur keseimbangan energi jangka panjang) pada tikus diketahui tetap tidak peka meski sudah berubah menjadi diet standar. Hal ini yang bisa menjadi alasan mengapa seseorang yang berdiet kemudian kembali mengkonsumsi makanan tinggi lemak.

Alasan lain dibaliknya..
Mikrobiota dalam usus juga bisa menjadi penyebabnya. Dimana pada obesitas, mikrobiota yang tinggal di pencernaan bisa mengalami perubahan. Perubahan yang membuat mereka tetap mengalami kenaikan berat badan meskipun telah mengkonsumsi makanan yang sama dengan mereka yang kurus.

"Kalau sudah olahraga tapi kok ngga turun?"

Jawabannya bisa karena orang yang obesitas  tidak memliki kapasitas yang cukup dalam pembakaran kalori untuk menurunkan berat badan secara berlanjut. 

Dengan  jumlah latihan yang sama, pasien dengan obesitas akan merasa lebih sulit dibandingkan mereka yang tidak obesitas. Oleh sebab itulah, olahraga terasa tidak cukup membakar kalori untuk menurunkan berat badan bagi obesitas.

Nah,kemudian jadi tidak heran jika  muncul penanganan tindakan medis seperti operasi bagi penderita obesitas. 

Adanya penanganan melalui prosedur ini diharapkan mampu meminimalkan penghalang biologis yang dapat menjadi penghambat penderita menurunkan berat badannya. Ingat, operasi ini juga perlu pertimbangan dari para dokter ahli,ya.

Jangan kira mereka tidak berusaha, mungkin saja mereka sudah berusaha tetapi memang yang mereka hadapi tidak seperti yang kita kira.

Paling amannya,mendingan jangan sampai obesitas atau kegemukan deh, sebelum apa-apa akan terasa jauh menyulitkan. Jaga pola hidupmu ya,gess!

Salam,

Listhia H Rahman

bacaan lain ini





Baca juga:
Pro-Kontra Pekan Ini: Dari Pertanyaan Debat Pilpres hingga Tambahan Biaya Bagasi Maskapai
Pentingnya Memahami Sesuatu dari Sudut Pandang Orang Lain
Juara Thailand Masters 2019, Fitriani Hentikan Dominasi Tunggal Putri Tuan Rumah

Puisi | Melawat Nenek

$
0
0

pixabay.com

Di kepalamu diam-diam
jarak tumbuh begitu cepat
hingga segala perlahan tiada
kaulupa nama-nama, musim-musim
juga tubuhmu yang renta

Kali ini, tak seperti yang lampau
tak lagi kucoba memangkas jarak di kepalamu
seperti mengulang nama-nama atau kisah-kisah
untuk kaukenang

Melawatmu  adalah melihat jarak yang terus tumbuh
sedang ubanmu  gugur satu-satu, hanya cinta
betah meringkuk di ceruk-ceruk keriput wajahmu
sesekali mengalir turun ke hati yang tak kau ingat
adalah milikmu

Melawatmu
merawat cinta yang bertahan  

Melawan jarak
melawan
jarak


2018




Baca juga:
Jualan Jasa Kata-kata itu Nyata
Pro-Kontra Pekan Ini: Dari Pertanyaan Debat Pilpres hingga Tambahan Biaya Bagasi Maskapai
Pentingnya Memahami Sesuatu dari Sudut Pandang Orang Lain

Xenofobia Trump dan Utopia Amerika

$
0
0

Donald Trump (Foto: sputniknews.com)

Berbicara ironi Batam dan Singapura tempo hari, di belahan bumi lain ada kondisi yang lebih ekstrem. Surga dan neraka hanya dibatasi tembok. Ini adalah tentang kota Nogales di Arizona, Amerika Serikat sekaligus juga Nogales, Sorona milik Meksiko.

Nogales Arizona memenuhi standar Amerika dengan pendapatan per kapita USD 30.000 per tahun, serta layanan pendidikan, kesehatan dan fasilitas publik berskala penuh. Sedangkan Nogales Sorona adalah seluruh kebalikannya. Mereka tentu saja tidak bebas saling menyeberang kecuali menyelinap, yang bebas hilir mudik hanyalah kuman penyakit.

Nogales Arizona dengan layanan kesehatan prima dan sanitasi yang baik rutin mengirim balik penyakit itu ke saudara "satu kotanya". Nogales Sorona adalah potret kota kumuh di bawah asuhan Negara ketiga, standar Amerika Latin. Kota ini terbelah pada 1848 usai perang sengit Meksiko - Amerika.

Sumber daya alam di masa lalu adalah kutukan bagi pemiliknya. Benua Amerika Selatan yang kini adalah Meksiko, Guatemala, Kolombia, Brazil, Peru dan seterusnya, 500 tahun lalu adalah bekas reruntuhan budaya Aztec, Maya dan Inca yang memiliki gunung emas. Spanyol datang untuk  menguras semuanya. Mereka menggunakan siasat menawan para raja dan menjadikan mereka tawanan, boneka, atau tameng.

Kawanan penjahat keji Spanyol adalah Gubernur Jenderal untuk provinsi baru di seberang lautan. Mereka adalah Hanan Cortes untuk Aztec dan Maya, Fransiscus Fizzaro untuk Inca, dan De Toledo yang bertugas untuk menyedot bukit perak di pegunungan Andes, setelah emas menipis. Sambil tentu saja menumpas pemiliknya.

Kaisar Aztec Atahualpa ditawan setelah Cortez membasmi 2.000 pengawalnya. Seluruh peradaban Aztec hancur dan apapun yang bernilai emas digasak. Atahualpa bernegosiasi demi kebebasannya dengan memenuhi satu bilik dengan timbunan emas, dan dua bilik lagi berisi penuh perak. 

Atahualpa berhasil, tapi dia tetap dicekik sampai tewas pada Juli 1533. Nasib sama menimpa raja lain bernama Bogota. Tak kuat disiksa, dia menyanggupi mengisi sebuah rumah dengan emas, tapi Bogota harus tewas karena target tidak terpenuhi.  

Orang - orang Spanyol datang lebih awal dan tidak menyisakan apapun. Inggris yang datang terlambat, hanya menyaksikan sisa-sisa penghancuran lalu mendirikan koloni di tanah miskin Amerika Utara, cikal bakal Amerika Serikat sekarang. Sudahlah tak punya apa-apa, Amerika Utara dipimpin oleh raja Indian yang cerdik cendikia bernama Wahunsunacock. Tidak ada perundingan, upeti bahkan makanan. Inggris datang hanya untuk mengantar nyawa mereka, sampai kemudian menemukan apa yang bisa ditanam.

Dari kesulitan demi kesulitan di wilayah koloni inilah yang melahirkan Negara Amerika Serikat yang dideklarasikan 14 Juli 1776. Adalah fakta kuat bahwa kekayaan alam adalah kutukan. 

Negeri-negeri berlimpah emas dahulu kala, kini adalah barisan negara miskin yang sibuk berkelahi sesama sendiri di bawah sistem pemerintahan yang ekstraktif. Sedangkan Amerika Serikat melesat ke puncak tertinggi peradaban dengan dua kata kunci yang berjalan konsisten: Kapitalisme dan Demokrasi.

Kita bisa diingatkan dengan bumi intan berlian di Afrika, yang hancur dan berdarah-darah. Diamuk oleh politik kekuasaan dan perang saudara, sementara para penjarahnya adalah negara - negara yang mengaku terhormat. Kalau boleh menebak, Amerika Serikat tidak akan pernah ada, jika ras Kaukasia - Anglo Saxon tidak tinggal dan menetap, melawan saudara sedarahnya sendiri yang menindas, menggerakkan revolusi, serta menjalankan Bill of Right dengan cara yang lucu: mengumpul berkapal-kapal budak dari Afrika.

Yang perlu dipahami adalah, upaya membudakkan bangsa Afrika atau Negro bukan atas tujuan kebencian ras, tapi semata demi mendapatkan biaya faktor produksi super murah ketika mesin kapitalisme sedang berkobar-kobarnya. Ingat, orang Indian yang cerdas tak kan sudi menjadi pekerja paksa.

Lalu bagaimana ceritanya, Donald Trump bisa serasis ini? Kebenciannya kepada bangsa Hispanik tak pernah turun dari  puncaknya. "Di California, seorang veteran Angkatan Udara diperkosa, dibunuh, dan dipukuli dengan palu hingga tewas oleh seorang asing ilegal dengan sejarah kriminal yang panjang," kata Trump dalam pidato pertamanya dari kantornya, Oval Office, di Gedung Putih, Selasa, 8 Januari 2019 malam waktu setempat atau Rabu pagi waktu Indonesia.

Trump berusaha menarik simpati warganya agar mendukung pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko. Ia menyebut beberapa contoh pembunuhan sadis warga Amerika yang diduga dilakukan oleh imigran ilegal. Pidato presiden itu langsung diserang oleh Juru Bicara Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi dan Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer dari Partai Demokrat.  

Sebagai perlawanan, Trump  melakukan upaya membatasi pelayanan yang dikenal sebagai government shutdown. Dia  menolak usulan anggaran dari DPR AS yang tidak mencatumkan alokasi USD 5 miliar dana untuk pembangunan tembok perbatasan yang ia minta. Kondisi tersebut menyebabkan sebagian lembaga federal AS harus tutup sejak 22 Desember lalu.  Sekitar 800.000 pekerja sejak saat itu dirumahkan atau bekerja tanpa dibayar.

Trump menciptakan paradoks. Oleh lawan politiknya Trump mungkin dituding rasis, tapi berkaca kepada trauma sejarah dan tahun-tahun tersulit demi menghadirkan utopia Amerika, xenofobia menjadi hal yang wajar. Negara-negara Latin terutama Meksiko mestinya mulai belajar fokus pada peningkatan peradaban dan kesejahteraan publik ketimbang hanya menjadi beban pikiran tetangga sebelah.  ~MNT




Baca juga:
Catatan Teror KPK, Siapa Bisa Ungkap?
Sekarang, Anda Bisa Merekomendasikan Kompasianer untuk Diverifikasi!
Pabrik Itu Bernama Sekolah

Sinar Solskjaer dan Dilema MU

$
0
0

Foto: Pelatih baru Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer (Rebecca Naden/Reuters)

Bersinar. Itulah gambaran sederhana dari kiprah Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih sementara Manchester United (MU). Hal ini setidaknya terlihat dari catatan 6 kemenangan beruntun MU sejak ditukangi Solskjaer. Terakhir, mereka sukses mengalahkan Tottenham Hotspur 1-0 di Wembley berkat gol tunggal Marcus Rashford dalam laga yang juga diwarnai dengan penampilan ciamik kiper David De Gea

Memang, bersama pelatih asal Norwegia ini MU seperti terlahir kembali. Tak ada lagi konflik di ruang ganti dan sepak bola membosankan. Di bawah arahan Solskjaer, MU menjelma menjadi satu tim yang kompak, juga cukup baik saat bertahan maupun menyerang.

Tak heran meski kini masih tertahan di posisi keenam (poin 41) mereka sudah menyamai jumlah poin Arsenal di posisi kelima dan tinggal berjarak enam poin dari posisi empat besar klasemen sementara Liga Inggris. Ini jelas sebuah kemajuan drastis untuk ukuran tim yang sebelumnya cukup akrab dengan masalah, baik di dalam maupun di luar lapangan.

Berangkat dari situasi inilah banyak Manchunian yang mulai menyuarakan agar Solskjaer dipermanenkan sebagai pelatih di Old Trafford. Karena sang supersub legendaris (sejauh ini) terbukti juga mampu menjadi sosok "supersub" di kursi pelatih MU. Legenda klub, performa bagus, dan dihormati pemain serta suporter. Kurang apa lagi?

Tapi, situasi sebenarnya ternyata tak semudah itu. Karena meski menjadi pelatih sementara MU, Solskjaer sebenarnya hanya berstatus "pelatih pinjaman" dari klub Molde (Norwegia) hingga bulan Mei 2019 mendatang. Di Molde, Solskjaer sendiri punya ikatan kontrak sampai tahun 2021 yang baru disepakati akhir 2018 silam. Solskjaer dipinjamkan ke MU karena kompetisi liga Norwegia sedang libur.

Jadi di sini Molde adalah pengambil keputusan terkait masa depan Solskjaer setelah masa peminjamannya di MU berakhir. Hanya saja, untuk kasus ini, Molde sudah memutuskan Solskjaer tetap harus pulang sebagus apapun performanya di MU nanti.

Entah kebetulan atau bukan situasi seperti ini kurang-lebih mirip juga pernah dialami MU pada pertengahan musim 2006/2007 silam kala meminjam Henrik Larsson (Swedia) dari klub Helsingborg (Swedia). Kala itu Larsson dipinjamkan ke MU selama sepuluh pekan, saat kompetisi Liga Swedia sedang libur.

Meski tampil cukup baik di MU dan masa peminjamannya ingin diperpanjang, Larsson pada akhirnya tetap harus pulang. Helsingborg tetap kukuh berpegang pada kesepakatan awal. Situasi seperti pada kasus Larsson inilah yang kemungkinan bisa terjadi pada Solskjaer di MU.

Tak bisa dipungkiri bahwa start cemerlang Solskjaer di MU memang berhasil menyalakan kembali sinar MU yang sempat redup. Tapi seperti dua sisi mata uang: sinar terang Solskjaer juga mendatangkan sebuah dilema apakah mereka akan coba melobi Molde untuk menggaet Solskjaer sebagai pelatih tetap, atau melepas Solskjaer dan mencari pelatih baru?

Situasi ini jelas dilematis karena andai akhirnya menggaet Solskjaer, Molde tentu merasa agak dirugikan. Karena mereka belum lama memperpanjang kontrak Solskjaer. Andai MU dan Solskjaer diam-diam "main mata" dibelakang Molde, ini jelas tak etis seperti pada kasus Julen Lopetegui dan Real Madrid yang diam-diam "main mata" dibelakang RFEF (PSSI-nya Spanyol) bulan Juni 2018 lalu. 

Meski akhirnya menjadi pengganti Zinedine Zidane di Bernabeu, nyatanya kiprah Lopetegui di Bernabeu hanya berlangsung singkat. Tentunya, MU dan Manchunian tentu tak ingin Solskjaer menjadi seperti Lopetegui.

Andai memilih pelatih baru, MU harus memastikan mereka tak salah pilih dan melakukan kesalahan yang sama seperti yang sudah-sudah. Selain itu, mereka harus siap untuk mulai lagi dari awal. Jika kesalahan yang sama masih terulang lagi maka mereka harus bersiap untuk kembali jadi bahan tertawaan.

Selebihnya, untuk saat ini, mereka minimal harus finis di posisi empat besar klasemen akhir untuk bisa lolos ke Liga Champions musim depan. Ini juga supaya mereka bisa menentukan: apakah akan mempermanenkan Solskjaer atau mengejar pelatih baru dengan profil tinggi macam Antonio Conte, Massimiliano Allegri, atau Zinedine Zidane --andai Solskjaer tetap harus kembali ke Molde. Bisa, MU?




Baca juga:
Debat Pertama, Mengapa Petahana Layak Unggul?
Catatan Teror KPK, Siapa Bisa Ungkap?
Sekarang, Anda Bisa Merekomendasikan Kompasianer untuk Diverifikasi!

Tiga Trik Mencari Jodoh

$
0
0

Dokumentasi Pribadi

Saya suka matanya. Jenis mata yang teduh dan meneduhkan, yang teguh dan meneguhkan. Kalaupun marah, matanya bukan bara yang menyala-nyala dan membakar apa saja yang berada di sekitarnya. Itu sebabnya saya jatuh cinta kepadanya.

Hanya saja, matanya bukan satu-satunya alasan mengapa saya ingin menghabiskan sisa hidup bersamanya. Sungguh. Ada hal lain yang tiada tertakar, yakni caranya mencambuk semangat saya: sesekali datar dan hambar; sesekali melecut dan membakar.

Amel Widya namanya. Rasa-rasanya saya tidak akan segesit ini menulis jikalau bukan dia yang berada di sisi saya. Ini bukan perkara tulang rusuk yang tersua, bukan. Ini perihal bagaimana seseorang dapat membuat hidup saya berasa semakin hidup. Begitulah mestinya kalian mencari pasangan. Bukan hanya rela seranjang sepedihan, melainkan juga berani sepandang sepikiran. 

Namun, bukan itu yang hendak saya udar lewat tulisan ini. Bukan pula bagaimana kami berjodoh atau apa saja yang telah kami lalui bersama, bukan. Saya ingin bercerita tentang bagaimana trik mencari jodoh. Bila di antara kalian ada yang masih menjomlo, silakan membeliak supaya tidak melewatkan barang sekata saja.

Baiklah. Kita mulai saja trik luar biasa dan sangat penting ini.

Testimoni Seno Gumira Ajidarma atas novel. Dokpri

Pada pertengahan Juni 2015, seseorang mendatangi saya. Kami berteman akrab. Bukan cuma berkawan secara maya, melainkan sekaligus berteman di dunia nyata. Teman saya ini bekerja selaku penyunting di sebuah penerbitan.

Tunggu, kita mundur dulu ke tahun 2011, tahun ketika saya menjadi warga Negeri Twitter. Di negeri para juru kicau itulah saya bertemu dengan teman saya yang penyunting di sebuah penerbitan itu. Bahasa Indonesia gara-garanya. Saya memang demam berkicau tentang bahasa Indonesia di Negeri Twitter. Naga-naganya teman saya itu mencium aroma pasar dari cuitan-cuitan saya.

Sekarang kita balik lagi ke tahun 2015. Setelah berbasa-basi, teman saya menanyakan apakah cuitan saya tentang bahasa Indonesia bisa dikumpulkan dan disusun menjadi sebuah buku. Sebagai seorang penulis, pasti saya mengangguk. Apa susahnya menulis sesuatu yang kita sukai? Tidak ada. Saya selalu yakin bahwa menulis sesuatu yang kita cintai akan menghasilkan cinta tiada tara. Kenapa? Karena segala-gala yang tumpah dari belanga imajinasi sejatinya adalah cinta.

Lantaran kehadiran pepuja hati, buku yang saya tulis rampung nyaris sebelum satu bulan terlewati. Meski begitu, karena buku itu terkait bahasa Indonesia, saya membacanya berkali-kali. Bahkan Amel juga turut memeriksa. Buku itu saya namai Pernak-pernik Bahasa Indonesia.

Nahasnya, naskah yang sudah rampung itu kehilangan jodoh. Pinangan yang telah diterima malah tidak ketahuan ujung pangkalnya. Pernikahan antara buku dan penerbit urung begitu saja. Selaku "orangtua ideologis", saya hampir putus asa. Bahkan pernah berniat menghapus dan membuang naskah tersebut andai kata tidak dicegah oleh si pepuja hati.

Sudahlah. Kita tinggalkan saja kisah naskah yang kehilangan jodoh itu. 

Saya ajak kalian bertamasya dulu ke tahun 2016. Kala itu, blog pribadi saya meninggal. Akibat terlalu serius menggarap buku, blog saya sekarat dan tewas. Nasib baik tiba. Seseorang mengajak saya bergabung ke Kompasiana. Persis seperti sebatang rokok penghabisan bertemu korek api. Klik dan klop.

Saya orangnya panasan. Lantaran saya menganggap naskah, kita kembali lagi ke naskah tadi, yang saya garap sepenuh cinta itu penting menemui pembacanya, akhirnya satu-dua bagian saya kerat dan tata ulang. Kemudian, saya tayangkan di Kompasiana. Benar saja. Tulisan-tulisan saya tentang bahasa Indonesia itu menemukan jodoh, dalam wujud pembaca, di blog keroyokan ini.

Dari sanalah lahir trik mencari jodoh yang pertama: jangan lekas menyerah.

Tiga kata itu saya dengar dari bibir mungil si pepuja hati. "Sayang kalau isi buku sebagus itu tidak sampai ke tangan pembaca," tutur Amel. 

Dokpri

Memang sayang, sih. Coba kalian bayangkan. Ada 2049 kata salah kaprah yang saya kupas tuntas. Belum lagi 40 kata pengimbuhan "ber-" dan "ter-". Juga 324 bentuk terikat dan 622 varian kata. Apalagi, seperti testimoni Mas Seno Gumira Ajidarma, menulis buku ini butuh upaya luar biasa. Alur cerita harus utuh, pernik bahasa mesti padu. Tidak mudah. 

Mendadak pikiran saya morat-marit. Pikiran saya tiba-tiba memajang sebuah novel dengan halaman-halaman yang dipenuhi deskripsi Remba dan Tami. Nah, kalau kalian pernah membaca tulisan saya di Kompasiana, kalian pasti sudah berkenalan dengan Remba dan Tami.

Menjelang Juli 2017, kami menghubungi sebuah penerbit. Harapan kami, setidaknya jika disetujui berarti ada peluang "naskah perih itu" bisa terbit pada Bulan Bahasa 2017. 

Ternyata harapan kami ambyar. Novel itu mengalami nasib perih: pinangan ditolak mentah-mentah. Alasannya sepele: Remba dan Tami berasal dari orangtua yang bukan berlatar pendidikan Bahasa Indonesia.

Lagi-lagi si pepuja hati yang menguatkan tekad saya, sungguhpun saya sudah patah arang. Dua penerbit berikutnya bahkan tidak memberikan jawaban. "Barangkali 'naskah perih itu' tidak cocok dengan visi buku yang mereka terbitkan," ujar Amel. Meneduhkan dan meneguhkan.

Maka, lahirlah trik mencari jodoh yang kedua: jangan rendahkan naskahmu hanya karena belum bersua jodoh. Mungkin penerbit punya visi berbeda. Mungkin naskah yang kita ajukan tidak sesuai visi penerbit. 

Dokpri

Tiada angin tiada awan mendadak turun hujan. Seorang sahabat di Negeri Twitter menyapa saya dan meminta naskah novel. Kontan saya tawarkan "naskah perih-pedih itu". Namun, saya butuh dua-tiga minggu untuk meramu ulang agar ada perbedaan dari naskah sebelumnya.

Perubahan yang paling mencolok adalah pada penamaan tokoh. Semula Remba dan Tami, menjadi Sabda dan Kana. Keduanya bermakna "kata". Bedanya hanya dari asal kata. Sabda dari bahasa Indonesia, Kana dari bahasa Makassar.

Selang dua hari setelah naskah saya ajukan ke penerbit, jawaban sudah tiba. Sabda dan Kana akhirnya bertemu jodoh. Persiapan kelahiran sudah matang. Kover pun sudah ada. Sederhana dan berbau milenial. Ini lagi-lagi usulan Amel yang menginginkan kover berwarna pastel. Saya sendiri memilih oranye. Jadi, kami bersatu dalam oranye pastel. Tukang bikin sampulnya juga keren karena dapat mewujudkan apa yang kami bayang-bayangkan.

Jadi, trik mencari jodoh yang ketiga adalah akan indah pada waktunya.

Kover depan. Dokpri

Barangkali ada di antara kalian yang berpikir bahwa saya benar-benar akan menyuguhkan siasat mencari jodoh. Maaf kalau ada yang merasa kecele. Meski begitu, kita hanya beda penafsiran saja. 

Saya bermaksud "mencari jodoh buat tulisan", kalian mungkin mengira jodoh berupa pasangan. Aduh, itu mah saya juga tidak tahu bagaimana triknya. Sungguhpun rencana kelahiran buku ini memang perlu saya kabarkan, seperti ungkap Andi Karman--akademisi Bahasa dan Sastra Indonesia, buku ini penting untuk menakar keindonesiaan kita. 

Pada dasarnya, saya hanya ingin berbagi pengalaman. Kadang apa yang kita hajatkan berlangsung tidak semulus dengan yang inginkan. Ada keberhasilan ada kegagalan, ada keuntungan ada kerugian. Yang pernah gagal atau rugi tidak boleh lekas menyerah. Selama kita yakin dan mau bangkit, jalan pasti terbentang lapang.

Akhirnya, izinkan saya berterima kasih apabila kalian sembuh dari rasa kecewa. Sekali lagi, saya tidak bermaksud mengibul atau melagak. Di luar sana banyak orang yang punya naskah bagus dan layak baca, tetapi kurang nyali untuk mengangsurkan naskahnya ke penerbit.

Ada juga yang punya naskah bagus dan patah arang hanya karena pernah ditolak satu kali. Jangan cemen, dong. Berpikir positif saja. Jangankan kita, kalian dan saya, J.K. Rowling saja pernah mengalami penolakan berkali-kali. Boleh jadi naskah kita tidak cocok, tidak sehaluan, atau tidak senapas dengan penerbit yang menampik itu. Sesederhana itu.

Saya juga ingin berterima kasih kepada pengelola Kompasiana yang telah memberikan ruang bagi saya untuk berbagi kabar tentang bahasa Indonesia. Tentu pula kepada teman-teman Kompasianer yang baik hati dan suka meluangkan waktu membaca tulisan saya.

Remba dan Tami, yang bersalin nama menjadi Sabda dan Kana, akhirnya pindah ke buku. Mungkin kalian akan bertemu tokoh baru, entah Jaro entah Aldo, selama kalian masih senang membaca tulisan-tulisan sederhana saya.

Bagaimana dengan Amel? Dia baik-baik saja. Dia tetap sebagai perempuan Sunda bermata sendu yang selalu meneduhkan dan meneguhkan batin saya.

Bagaimana dengan kalian yang masih jomlo? Jangan lekas menyerah! []




Baca juga:
Hidup Tak Selamanya Asin Meski Selalu Produksi Telur Asin
Debat Pertama, Mengapa Petahana Layak Unggul?
Catatan Teror KPK, Siapa Bisa Ungkap?

[Foto] Pencarian 5 Santri Tenggelam di Sungai Tempuran Brotonegaran, Ponorogo

$
0
0

Proses evakuasi korban tenggelam (Foto: Nanang Diyanto)

Masih dalam pencarian atas hilangnya 5 anak santri dari Pondok Darul Muna yang hilang sejak siang kemarin, Senin (14/1/2019). Pagi ini sekitar pukul 08.53 WIB Kompasianer Nanang Diyanto yang berada di lokasi pencarian, melaporkan melalui K-Report kronologi upaya pencarian tersebut. 

Kelima santri diduga tenggelam di DAS sungai Tempuran Brotonegaran, Kecamatan Kota, Ponorogo. Sampai saat ini masih ada 2 santri yang belum ditemukan.

Menurut warga yang ikut dalam pencarian tersebut, seorang santri  diduga tenggelam saat mandi di sungai pada Senin siang sekitar pukul 13.30 WIB. Keempat teman lainnya ingin membantu justru ikut terbawa arus dan tenggelam.

"Kondisi air (sungai) tidak banjir, namun di lokasi tempat tenggelam merupakan pertemuan 2 sungai kecil (Sungai Paju dan Sungai Jenes) sehingga air berputar," lanjutnya.

Proses evakuasi korban tenggelam (Foto: Nanang Diyanto)

Proses evakuasi korban tenggelam (Foto: Nanang Diyanto)

Proses evakuasi korban tenggelam (Foto: Nanang Diyanto)

Sebenarnya sungai Tempuran merupakan sungai yang cukup dalam sehingga berbahaya bagi yang tidak bisa berenang.

Setelah dievakuasi, Muhdarullah Habib (kelas 3) korban santri yang selamat menambahkan, ketika berenang pun dasar sungai tidak terjangkau oleh kaki.

Warga yang hadir ketika proses evakuasi di sungai Tempuran (Foto: Nanang Diyanto)

Warga yang hadir ketika proses evakuasi di sungai Tempuran (Foto: Nanang Diyanto)

Dari keterangan awal yang didapat Tim TRC BPBD Ponorogo yang juga dibantu Kepolisian Polres Ponorogo bahwa korban tenggelam berasal dari 2 warga Pacitan dan 2 warga Slahung. Setelah itu barulah melakukan survei dan pemetaan dengan menurunkan perahu karet guna menyisir sungai dan melakukan pencarian. Hadir pula tim Basarnas cabang Trenggalek ke lokasi untuk membantu.

Baca juga: Penemuan Mayat dan Mitos Sungai Sekayu, Ponorogo

Berikut santri yang sudah ditemukan tewas dalam pencarian pagi tadi: Muhammad Anshori dan Miftahul Huda. Sedangkan dua lainnya sampai saat berita ini ditayangkan masih dalam proses pencarian.





Baca juga:
Antara Karbo, Lemak, dan Lambung
Hidup Tak Selamanya Asin Meski Selalu Produksi Telur Asin
Debat Pertama, Mengapa Petahana Layak Unggul?

Mari Berlayar di Alam Imajinasi dengan Film Animasi Fantasi

$
0
0

ilustrasi: https://www.shutterstock.com

Apa yang akan kamu katakan ketika mendengar kata "fantasi"? Khayalan? Dongeng? Imagination overload? Tidak ada yang salah memang dari definisi-definisi tersebut. Yang salah adalah ketika kamu mengaitkan fantasi dengan anak kecil, lantas alergi dengan semua itu.

Saya sendiri mengkategorikan fantasi sebagai genre favorit ketika menonton film. Menurut saya, fantasi dapat membuat saya terbang sejenak dari kejenuhan hidup, lalu bernapas lebih lega. Fantasi juga memberitahu saya bahwa dunia itu lebih luas dari apa yang kita bayangkan. 

Merujuk Wikipedia, fantasi dalam genre fiksi sains dibedakan menjadi dua yaitu lebih bertema ilmiah atau horor. Fiksi ilmiah atau yang biasa disebut sebagai science-fiction atau sci-fi adalah genre fantasi yang melibatkan teknologi dan sains. Sci-fi biasanya membahas tentang mesin waktu, pesawat luar angkasa, atau robot-robot canggih.

Film sci-fi yang cukup terkenal antara lain Star Wars, Star Trek, Interstellar, Transformers, atau Doraemon di lingkup animasi. Film sci-fi umumnya lebih bisa dinikmati karena penggambaran yang tidak terlalu berbeda dengan realitas yang ada. Beberapa benda canggih seperti robot bahkan tidak lagi mustahil untuk diwujudkan di masa kini, sehingga daya khayal yang diperlukan untuk mencerna film-film tersebut tidak terlalu tinggi.

Tidak kalah dengan sci-fi, film fantasi yang kental dengan kekuatan supranatural atau sihir juga sama populernya. Beberapa film tersebut antara lain Harry Potter, Alice in Wonderland, dan Maleficient. Berbeda dengan sci-fi, film fantasi ini mungkin akan melenceng dari logika dan hukum alam, seperti tongkat yang bisa menyihir, hewan yang bisa berbicara dan lain hal.

Tapi, bukankah semua itu membuat dunia lebih menyenangkan? Di alam fantasi-lah kita bisa terbang seperti burung dan menyentuh awan. Seperti mantra abakadabra, seolah-olah fantasi mengubah kata tidak mungkin menjadi sangat mungkin untuk diwujudkan.

Sama seperti film-film fantasi di bawah ini yang tampak mustahil, tapi menjadi menyenangkan ketika diwujudkan dan membuat kita melayang sejenak dari padatnya urusan. Apa saja film-film tersebut? Berikut daftarnya...

1. Kimi no Na wa - Your Name

ilustrasi: http://game4v.com

Kimi no Na wa adalah film animasi Jepang, keluaran CoMix Wave Film yang diproduksi pada 2016 lalu. Tidak hanya di negara asalnya, Jepang, Kimi no Na wa juga meraih kesuksesan di negara lain seperti Tiongkok, Thailand, Taiwan, Hongkong, dan juga Indonesia.

Per 30 Juli 2017, Kimi no Nawa berhasil meraih pendapatan kotor sebesar US$355 juta, yang menjadikan film ini digadang-gadang sebagai film anime dengan pendapatan kotor terbesar sepanjang waktu di seluruh dunia.

Jika kamu menyukai fantasi dengan sisi humanis yang kental, mungkin Kimi no Na wa adalah jawabannya. Film ini meramu time-turner, petualangan dan drama menjadi satu sehingga kamu mungkin tidak menyadari bahwa Kimi no Na wa memiliki sisi fantasi.

Plot

Film ini berkisah tentang Mitsuha yang merupakan siswi SMA yang tinggal di sebuah kuil pedesaan dan Taki seorang siswa SMA yang tinggal di kota Metropolitan, Tokyo. Merasa ada yang aneh dari diri masing-masing, akhirnya mereka menyadari, bahwa mereka saling bertukar tubuh!

Mitsuha dan Taki saling meninggalkan catatan untuk mengontrol kehidupan mereka. Mitsuha belajar bagaimana menjadi siswa SMA metropolitan yang juga bekerja paruh waktu. Sedangkan Taki belajar hidup di desa dan menjalani berbagai tradisi yang dibawa nenek Mitsuha. Hingga suatu hari, ketika tubuh mereka tidak pernah bertukar lagi.

Taki yang menyadari hal ini, langsung mencoba menghubungi Mitsuha. Namun nomor handphone yang ditinggalkan Mitsuha tidak aktif. Taki pun nekat mengunjungi langsung desa Mitsuha berbekal sketsa pedesaan yang ia buat.

Dalam perjalanan, seseorang memberitahu bahwa desa itu adalah desa Itomori. Namun, sketsa itu jelas gambaran desa Itomori yang dulu, karena Itomori sekarang tidak lagi berpenghuni akibat jatuhnya komet tiga tahun lalu.

ilustrasi: http://www.101zap.com

Taki pun langsung mencari dokumen tentang Itomori dan menemukan Mitsuha sebagai salah satu nama di daftar korban. Namun Taki tidak percaya, dan memilih melanjutkan perjalanan ke kuil yang dulu pernah ia kunjungi sewaktu masih bertukar tubuh menjadi Mitsuha dan meminum sejenis sake yang dipercaya sebagai bagian dari diri Mitsuha.

Cara itu pun berhasil membawanya kembali ke diri Mitsuha, tepat di waktu sebelum komet itu jatuh. Taki pun bergegas menyusun rencana evakuasi warga ke tempat aman supaya tidak menjadi korban dari jatuhnya komet. Setelah itu, ia kembali ke kuil dan menemui Mitsuha yang berada dalam wujud dirinya.

Saat matahari terbenam, saat batas makhluk hidup dan tak hidup menjadi kabur, Taki dan Mitsuha akhirnya bertemu. Mereka berjanji untuk mengingat nama masing-masing.

Namun tidak sampai berapa lama, waktu menggerus ingatan mereka sampai mereka tidak ingat apa-apa. 8 tahun kemudian, Mitsuha dan Taki bertemu tapi tidak saling mengingat, mereka saling menanyakan nama seperti dejavu.

Visualisasi yang Megah

Film ini cocok bagi kamu yang suka dengan kemegahan visual animasi. Kimi no Na wa menyajikan design yang luar biasa dengan warna-warna apik dan menarik. Saya sendiri sangat suka momen ketika komet jatuh, langit seperti sedang menumpahkan sejuta warnanya. Sangat menawan! Jika kamu tertarik, kamu juga dapat menonton filmnya  di sini.

2. Ibara no Ou - King of Thorn

ilustrasi: https://www.jposter.net

King of Thorn adalah sebuah film yang diangkat dari manga yang ditulis oleh Yuji Iwahara. Film ini dirilis pada tahun 2010 melalui rumah produksi Sunrise. Berbeda dengan Kimi no Na wa yang sisi fantasinya tidak terlalu terlihat, King of Thorn termasuk film dengan fantasi yang cukup kental, bahkan dikategorikan sebagai dark fantasy. 

Plot

Seluruh dunia tiba-tiba diserang dengan virus mematikan yang dapat menjadikan seseorang menjadi batu, bernama Medusa. Berdasarkan hal tersebut, sebuah organisasi bernama Venus Gate menginisiasi untuk membangun kastil dan membuat kapsul untuk menidurkan orang-orang yang terjangkit virus Medusa hingga obatnya ditemukan. 

Dari sekian banyak yang mendaftar, Venus Gate hanya memilih 160 orang yang cukup kaya dan beruntung untuk masuk kapsul. Salah satu yang terpilih adalah Kasumi, seorang anak kembar berusia remaja yang didiagnosis memiliki virus Medusa. Saudari kembarnya, Shizuku, yang juga menderita Medusa tidak terpilih dan hanya menemani Kasumi menuju kastil.

Namun belum lama Kasumi tertidur dalam kapsul, ia sudah terbangun karena duri yang menjulur di kastil tersebut. Semua orang di kapsul akhirnya terbangun, dan menemukan bahwa tidak hanya dipenuhi duri, tapi kastil tersebut sudah menjadi sarang dari hewan buas yang lebih tepat disebut monster.

ilustrasi: http://momoandcream.com

Kasumi dan beberapa orang yang selamat dari terkaman hewan tersebut, berusaha menyelamatkan diri untuk keluar dari kastil. Dalam perjalanan, mereka menemukan berbagai kenyataan, salah satunya adalah kebohongan Venus Gate yang hanya ingin mengendalikan mimpi dari setiap orang untuk mendapatkan calon yang ideal untuk dikorbankan demi mendapat obat penyembuhan.

 Di akhir cerita, rahasia besar terungkap, bahwa penyebab kastil menjadi full of thorn adalah akibat dari luapan emosi Shizuku yang berusaha menghidupkan kembali seseorang yang telah mati, yang tak lain adalah Kasumi.

Alur Balik

Salah satu keistimewaan film ini adalah karena alurnya yang maju-mundur, sehingga penonton terpaksa menebak-nebak untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Walau tidak sepopuler Kimi no Na wa atau Spirited Away, King of Thorn termasuk salah satu anime favorit saya karena mempunyai alur dan makna cerita yang kuat.

Di film ini kita bisa melihat perjuangan sebuah tim yang saling menyelamatkan untuk bertahan hidup. Selain itu, kita juga bisa melihat kekuatan kasih sayang seorang saudara kandung 

Dari segi musik pengiring, King of Thorn sangat menjuarainya. Jika di animasi lain musik hanya sebagai pengiring ketika awal film, maka King of Thorn menampilkan musik pengiring hampir di sepanjang film. Saya sendiri sangat menyukai musik dalam film tersebut yang seolah ikut memperkuat makna kehororan dalam cerita.

Untuk kamu yang menyukai cerita misteri dan thriller,  King of Thorn mungkin sangat cocok sebagai tontonan di akhir pekan. 

3. Howl no Ugoku Shiro - Howl's Moving Castle

ilustrasi: https://www.amazon.co.uk/

Howl's Moving Castle adalah film animasi Jepang yang dikeluarkan oleh Studio Ghibli pada 2004 lalu. Studio Ghibli sendiri adalah studio yang menjadi sumber dari animasi fantasi yang sangat menawan.

Kalian pasti mengenal film Spirited Away bukan? Walau sudah keluar sejak 2001, namun kepopuleran Spirited Away dalam dunia animasi tampak tak terkalahkan hingga kini. Alur cerita dan visualisasi yang menawan membuat orang-orang sangat menggemari Spirited Away dan berharap adanya kelanjutan dari film tersebut.

Howl's Moving Castle adalah film kedua Ghibli yang saya tonton setelah Spirited Away. Di awal film, saya tampak asing dari ciri khas Ghibli. Mungkin karena latarnya yang sangat eropa, sehingga tidak ada nuansa Jepang di dalamnya. Namun semakin ke tengah, aura Ghibli yang sering bermain pada sihir dan makhluk-makhluk aneh mulai bermunculan. Saat itulah saya merasa tidak ingin film ini cepat selesai.

Plot

Film ini mengisahkan Sophie yang merupakan seorang gadis pembuat topi. Di tengah jalan, ia dihadang oleh sekumpulan penjaga kerajaan dan diselamatkan oleh Howl. 

Howl sendiri adalah seorang penyihir yang mempunyai kastil yang bergerak alias Moving Castle. Konon gadis cantik yang datang ke kastilnya akan dimakan jantungnya, karena Howl tidak memiliki jantung.

Namun naas, setelah Sophie bertemu Howl, ia malah dihadang seorang penyihir yang sedang mengincar Howl dan menyihir Sophie menjadi seorang nenek tua berumur 90 tahun sebagai hukuman. 

Merasa tidak bisa tinggal lagi di rumahnya, Sophie memutuskan pergi untuk mencari tahu cara mematahkan mantra yang menimpanya. Dalam perjalanan, ia justru bertemu dengan kastil bergerak milik Howl dan berinisiatif untuk menjadi seorang buruh bersih-bersih di sana.

Sophie membantu asisten Howl bernama Markl dan iblis api yang menggerakan kastil bernama Calcifer. Sophie juga membantu Howl dalam peperangan dan mengetahui bahwa Howl tidak seburuk apa yang dipikirkan orang-orang. 

Howl justru tengah terjerat oleh orang-orang yang membutuhkan kekuatannya. Di akhir cerita, Sophie membantu Howl yang tengah sekarat dengan mendapatkan jantungnya kembali yang dulu ia berikan pada Calcifer.

Mistik dan Pesan Moral yang Kuat

Seperti fillm-film Ghibli yang lain, Howl's Moving Castle mempunyai sisi mistik yang sangat kuat. Mungkin kamu akan bertanya-tanya sepanjang film, karena film ini pun mengandung rahasia yang terungkap secara mundur. Garis batas antara orang baik dan buruk pun menjadi kabur di film ini, seperti orang yang menyihir Sophie justru menjadi temannya di akhir cerita.

Kekuatan Ghibli juga terdapat pada penyampaian moral yang kuat. Di film ini, kita bisa melihat tentang seseorang yang berusaha mendapatkan kepercayaan dirinya. Sophie yang disihir menjadi nenek tua, berusaha untuk kembali percaya diri bahwa dirinya tidak terlalu buruk. Howl yang dulu selalu menghindar dari perang, sekarang tidak lagi takut dan memilih berjuang di garis terdepan.

Howl's Moving Castle sangat cocok bagi kamu yang menyukai petualangan dan perjuangan, Kamu bisa menonton film itu di sini.

Fantasi terkadang membuat kita lupa sejenak dari rumitnya hidup, tapi bukan berarti kita menghindar dan memilih hidup di alam khayal. Fantasi hanya  mengingatkan kita bahwa dunia terlalu sempit untuk diisi dengan keluhan.

We need fantasy, not to escape. But survive in the reality. -Anonim

sumber: 1, 2, 3

Tutut Setyorinie, 15 Januari 2018.




Baca juga:
Mau Nonton ONE Championship GRATIS? Yuk Cari Tahu di Sini!
Antara Karbo, Lemak, dan Lambung
Hidup Tak Selamanya Asin Meski Selalu Produksi Telur Asin

Antara Kylie Jenner, Telur, dan Konvensi Kebahagiaan Netizen

$
0
0

The Egg di akun IG world_record_egg - Ilustrasi: thestar.com

Sampai saat ini (15/01/2019), foto sebuah telur di akun IG world_record_egg mendapat lebih dari 38 juta like. Diposting pada 5 Januari 2019, jumlah like foto ini kini melebihi foto Kylie Jenner ber-caption stormi webster. Foto yang dipostingnya pada 18 Februari 2018 lalu hanya mendapat 18 juta lebih like.

Mungkin banyak dari kita melihat rekor like ini fantastis, lucu, dan 'membahagiakan'. Bagaimana foto sebuah telur bisa mengalahkan popularitas Kylie Jenner. Dan 38 juta lebih like didapat hanya dalam hitungan minggu saja sejak diunggah. 

Namun dibalik fenomena ini, ada benang merah yang patut kita telisik. Karena antara foto telur ada Kylie Jenner, ada makna menarik.

Pertama, netizen sudah jenuh akan posting fame and popularity di IG. Tidak bisa disangkal, IG atau Instagram dijuluki platform sosmed pamer. Bahkan menurut sebuah riset, IG dianggap menginsinuasi persaan rendah diri dan kesendirian.

Semakin banyak kita diam dan men-scroll feed IG. Semakin kita tergoda untuk bisa seperti para selebritis, borjuis, atau para selebgram. Karena tak jarang, sisi glamor, hedonis dan jalan-jalan mewah yang ditampilkan. Sedang jarang yang menunjukkan perjuangan mencapai itu semua.

Mungkin dengan foto telur akun tersebut. Netizen mulai menunjukkan kejenuhan pada hal-hal pamer dan pansos (panjat sosial). Foto telur yang mendapat banyak like adalah petanda buruk bagi pesohor dan tokoh yang masih menggilai dan mendamba like atau komen.

Kedua, netizen mungkin ingin IG menjadi sosial media sesungguhnya. IG yang dulu menjadi platform fotografi, kini sudah berubah haluan. Lebih banyak akun IG mencari popularitas belaka. Banyak akun memplagiasi, menghilangkan credit, sampai merekayasa foto demi popularitas semata.

Bisa dibilang hilanglah sisi sosial di IG secara khusus. Yang dahulu fotografer atau pecinta fotografi bisa terkoneksi, berbagi, dan belajar via IG. Yang sering ditemui kini, IG tak lain adalah tentang personal branding, iklan, endorse dan foto viral. Tak jarang tanpa melihat sisi seni dalam fotografi.

Like pada foto telur tadi bisa jadi adalah kegundahan penikmat fotografi di IG. Puluhan juta like pada foto telur tadi adalah suara sumbang pada Kylie Jenner. Bahwa tidak selamanya foto tentang kehidupan mewah dan glamor berjaya di platform IG.

Kylie Jenner dan Si Telur - Ilustrasi: lifestyle.ng

Ketiga, netizen menuansakan gerakan hacktivism. Hacktivism sendiri adalah gerakan membela kebebasan berpendapat dan akses informasi. Di dunia maya, gerakan ini biasanya digunakan untuk membela HAM, persamaan hak, sampai kesetaraan gender. Dan foto telur tadi kiranya menyiratkan hal ini.

Melalui crowdsource like atau 'gotong royong' pengguna IG. Foto ini memang diniatkan mengalahkan like terbanyak foto Kylie. Dengan kata lain, ada gerakan yang mendukung 'pembersihan' feed IG dari hal-hal tidak berfaedah. Pengguna IG bisa jadi menyiratkan linimasa yang lebih bermanfaat.

Banalitas foto telur tadi jangan dianggap sepele. Karena ternyata foto biasa dengan daya hacktivism netizen berdampak luar biasa. Mungkin banyak pengguna IG yang bisa puas akan hal ini. Namun juga akan ada yang melihat hal ini sebagai gerakan sosial bersama. 

Foto telur dengan like terbanyak ini mendapat respon langsung dari Kylie. Pada tanggal 13/01/2019 lalu, ia memposting video bercaption 'Take that little egg'. Di video ini Kylie memecahkan sebuah telur di permukaan beton. Walau like yang didapat hanya 3 juta sekian.

Sekiranya posting video tadi dapat menggambarkan poin 1, 2, dan 3 diatas. Netizen pun bergerak 'menikmati' rasa kesal dan balas dendam Kylie pada foto sang telur. Dan tetap, kebahagiaan netizen mungkin sesederhana memberi like pada foto telur.

Namun makna yang tersirat dari fenomena ini berkata lain. Ada kejenuhan akan popularitas pengguna IG. Mencoba mengembalikan 'trah' IG sebagai platform sosmed khas fotografi. Dan menunjukkan gerakan sosial hacktivism netizen yang akan selalu ada.

Salam,

Solo, 15 Januari 2019

03:32 pm




Baca juga:
Ketuntasan Tenun yang Bernama Seriri
Mau Nonton ONE Championship GRATIS? Yuk Cari Tahu di Sini!
Antara Karbo, Lemak, dan Lambung

Tantangan Tinggal di Rumah Kontrakan

$
0
0

Ilustrasi-dokpri

Persoalan rumah atau tempat tinggal setelah menikah, adalah masalah paling jamak dihadapi oleh penganten baru. Bagi yang sudah punya atau membeli rumah sendiri, silakan abaikan karena terbebaskan dengan masalah tempat tinggal.

Mungkin ada juga yang memilih tinggal (sementara) di rumah orang tua/mertua, menemani ayah dan ibu sembari menabung untuk membeli rumah sendiri. Sementara suami istri yang keduanya perantauan, kecil kemunginan bisa tinggal di rumah orang tua, kecuali berniat pulang kampung.

Keluarga baru kebanyakan (termasuk saya), dituntut memutar otak untuk  memulai menata rumah tangga dari nol , salah satunya dengan mengontrak. Tinggal di tempat dan lingkungan baru, bertemu berinteraksi dengan orang-orang baru, pasti akan membawa konsekwensi baru,

Menjadi pendatang baru, musti pintar membawa diri, agar orang sekitar (penghuni lama kontrakan) menerima kehadiran kita dengan baik. Tidak ada salahnya, berinisiatif memperkenalkan diri lebih dulu, dengan tidak enggan menyapa dan tersenyum ramah.

Proses dijalani di awal kehidupan pernikahan, akan menjadi batu ujian pertama yang menguatkan mental pasangan baru. Secara alami, suami istri akan saling support dan membahu, mengatasi ketidakenakan demi ketidakenakan bersama, demi keteguhan rumah tangga tengah dibangun.

Menyoal tinggal di rumah kontrakan, pasti ada suka dan duka menyertai, namanya bertetangga pasti ada kerikil dan salah paham. Lika-liku tinggal di rumah kontrakan, kadang terasa lucu dan menggelikan, kadang membuat kesal dan memancing emosi, semua perasaan campur aduk.

Dokumentasi pribadi

Namun apapun situasinya, kalau sudah lama berlalu, biasanya menerbitkan senyum apabila suatu saat mengisahkan ulang. Kelak setelah bisa membeli rumah sendiri, biasanya (sesekali) datang  rasa kangen dengan suasana rumah kontrakan lama.

Rumah kontrakan sendiri terdapat beberapa tipe, ada yang satu rumah berdiri sendiri, biasanya rumah tinggal yang dikosongkan pemiliknya. Ada juga rumah petak, terdiri dari beberapa rumah berhimpitan dengan ukuran standart, biasanya memanjang. Dan apa saja tantangan tinggal di kontrakan?

Menghadapi Pemilik Kontrakan
Pengontrak, biasanya jarang bertemu dengan empunya rumah. Hanya sebulan sekali, atau menjelang jatuh tempo membayar uang sewa (itupun kalau tidak diwakilkan orang lain). Selama pengontrak tidak bermasalah dengan perilaku dan (apalagi) pembayaran, biasanya hubungan dengan tuan rumah relatif baik-baik saja.

Sangat penting menjaga sikap dengan tuan rumah, hal ini berpengaruh pada kelanjutan penghuni masih bisa tinggal atau terpaksa hengkang. Meskipun kita tidak pernah nunggak membayar, kalau sikap kita dianggap meresahkan, bukan tidak mungkin diusir pemilik rumah kontarakn.

Menjaga Sikap ke Sesama Penghuni Kontrakan
Penghuni kontrakan (rumah petak), berasal dari latar belakang adat kebiasaan yang berbeda, otomatis memiliki karakter aneka rupa. Ada yang mudah tersulut amarah, ada yang tidak peka dengan situasi atau keadaan sekitar, ada yang terlalu perasa mudah tersinggung dan lain sebagainya.

Koleksi pribadi

Dulu saat kami hendak mengontrak, ibu saya mewanti-wanti, sebaiknya bersikap sewajarnya saja dengan sesama penghuni kontrakan. Jangan terlalu akrab dan jangan terlalu menjaga jarak, memilih bersikap biasa-biasa saja, untuk meminimalisir terjadi konflik dengan sesama penghuni kontrakan.

"kalau ada apa-apa, utamakan keluargamu dulu" pesan ibu. Petuah ini saya pegang dan nyatanya manjur, selama ngontrak kami tidak pernah punya konflik.

Menyikapi Tamu
Bisa saja kita berada pada situasi mengesalkan, kalau ada penghuni lain yang kerap mengajak teman dan atau saudara berkunjung dan menginap.

Tempat parkir menjadi penuh sesak, suasana menjadi lebih ramai dan berisik (karena kelamaan ngobrol), yang paling kasihan bagi penghuni yang mempunyai bayi.

Kalau si penghuni (yang suka berisik) segera sadar tidak masalah, tapi kalau bersikap cuek dan tidak peduli sikap keberatan penghuni lain, masalah bisa bertambah panjang. Kalau ada yang berniat menegur, sebaiknya  jangan sendirian. ajak satu dua penghuni lain, sampaikan keberatan secara bersama dengan baik-baik.

Kalau tanggapan penghuni (yang berisik) masih saja membandel, tidak ada cara lain kecuali melibatkan tuan rumah, untuk turun tangan secara langsung.

Mengelola Pikiran Sendiri
Kalau ada yang bilang, bahwa musuh paling berat adalah diri sendiri, itu benar adanya. Karena yang menentukan setiap keputusan dan tindakan, adalah diri sendiri adalah pikiran sendiri.

Tinggal di rumah kontrakan, dengan segenap tantangan dan kondisi tidak mengenakkan, setiap orang akan memiliki output berbeda. Ada yang menanggapi masalah dengan serius dan memicu stres, ada pula yang menguatkan mental dan menumbuhkan sikap dewasa.

Menghadapi perilaku orang di sekitar, kita dituntut bisa mengelola pikiran, agar menyikapi setiap keadaan dengan baik, sehingga bisa memetik benefit dari setiap persoalan.

----0o0o0----

Sudah kodratnya, manusia tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimiliki. Selalu saja kurang  dan kurang, karena selain ruh manusia juga memiliki hawa nafsu.

Tinggal di rumah kontrakan dengan tantangannya, apabila disikapi dengan sewajarnya, akan melatih kesabaran, memacu diri untuk menabung agar bisa membeli rumah sendiri.

Tidak hanya tinggal di kontrakan lo, tinggal di rumah mertua, atau tinggal di rumah sendiri-pun, pasti ada tantangan dan cobaannya sendiri.




Baca juga:
Xenofobia Trump dan Utopia Amerika
Ketuntasan Tenun yang Bernama Seriri
Mau Nonton ONE Championship GRATIS? Yuk Cari Tahu di Sini!

Kenapa Tiket Pesawat ke Luar Negeri Lebih Murah?

$
0
0

tribunnews.com

Media diramaikan dengan issue tiket pesawat yang naik gila-gilaan. Apalagi tahun 2019 apa-apa dikaitkan dengan isu politik. Duit cepek dibuat lodeh. Capek deh.

Pendapat jika tiket ke luar negeri lebih murah daripada rute domestik ada benarnya. Tapi juga ada biasnya.

Bias karena yang murah biasanya hanya Kuala Lumpur (KL) atau Singapura. Sedangkan yang dibandingkan biasanya rute-rute domestik padat wisatawan seperti Bali, Lombok, atau daerah Indonesia Timur.

Btw, kenapa sih tiket Jakarta - Singapura/KL biasanya lebih murah dibandingkan Jakarta- Bali/Lombok? Sebenarnya nggak selamanya lebih murah. Kebetulan aja banyak airline yang promo (terutama si Merah). Tapi setidaknya ada beberapa alasan kenapa rute itu sering banget banting harga.

#1 Harga Avtur Lebih Murah

avtur - sindonews

Ini bocoran waktu saya masih belajar di salah satu airline di Malaysia. Harga avtur lebih murah di sana. Karena itulah banyak pesawat yang di-setting untuk punya rute gabungan domestik dan internasional.

Ada banyak Istilah. Yang sering dipakai adalah Double U.

Misal ada satu pesawat start Jakarta. Dia akan ke KL dulu. Di sana ngisi full tank, lalu balik ke Jakarta. Dari Jakarta baru ambil rute domestik ke Jogja. Dari Jogja diarahin lagi ke KL (ngisi avtur lagi). Balik ke Jogja. Terus malem balik ke Jakarta.

Lebih murahnya di harga berapa? Oh tidak semudah itu, Ferguso. Itu rahasia perusahaan hehe.

Kenapa avtur di Indo lebih mahal? Mungkin pejabat-pejabat di Pertamina lebih kompeten untuk menjawab.

#2 Persaingan Ketat
(erasmusu.com)

Rute-rute ke Singapura dan Kuala Lumpur adalah jalur gemuk dengan banyak pemain. Jarak tempuh gak terlalu jauh, dan juga permintaan tinggi.

Ibarat kolam pancing, isinya cuma sekelas ikan lele tapi buanyaakkk. Banyak supply otomatis hukum permintaan berlaku. Daripada terbang dengan pesawat kosong, para airlines sering menjual dengan tiket murah. Karena airlines bukan angkot yang bisa ngetem nunggu penumpang penuh (ya kali pramugari jadi kernet).

Apalagi low cost carrier mencari pendapatan bukan hanya dari tiket. Masih ada bagasi, makanan, dan berbagai servis yang bisa dijual.

Prinsipnya: pesawat kosong nyaring bunyinya. Daripada kosong, yang penting harus ada penumpangnya! Berapa pun harga tiketnya.

#3 Hub-spoke/Feeder Strategy
www.tribunnews.com

Banyak airlines yang menempatkan KL/Singapore sebagai hub transit. Tempat berkumpulnya penumpang untuk diangkut ke rute yang lebih jauh. Karena itulah penumpang harus transit di bandara itu.

Dan anehnya, mereka terkadang rela mengorbankan harga rute pendek, untuk membuat orang tertarik terbang ke rute yang lebih jauh.

Misal KLM, full service carrier dari Belanda. Harga Jakarta-KL mereka terkadang mirip-mirip dengan harga promo AirAsia. Mereka rela men-dumping harga CGK-KUL karena pendapatan terbesar didapatkan dari rute KL ke Eropa.

#4 Tarif Batas Bawah
(tribunnews.com)

Penyakit utama "mahalnya" tiket domestik kita.

Adanya tarif batas bawah yang membuat airlines tidak boleh memberikan harga promo di bawah harga itu. Mulai berlaku sekitar tahun 2014. Tujuan utamanya mulia: untuk menciptakan iklim persaingan yang sehat dan tidak ada perang harga antarmaskapai.

Tapi kebijakan ini "merugikan konsumen" karena mereka takkan pernah menikmati promo super gila seperti "kursi gratis". Logikanya sih, klo keluar negeri aja airlines boleh promo edan-edanan, kenapa rute domestik gak boleh?

#5 Infrastructure yang LCC friendly(malaysiatrack.com)

Salah satu alasan si Merah bisa merajai penerbangan internasional di ASEAN adalah dukungan infastruktur yang ramah kepada LCC (low cost carrier).

Tarif airport tax KLIA2 misalnya, hanya 35 RM atau 100rb-an. Berbeda dengan Soetta yang ada di angka 230rb. Kenapa koq lebih murah?

Karena otoritas bandara Malaysia tahu jika LCC gak butuh bandara yang mewah. Yang penting mendukung operasional airlines dan tidak memberatkan wisatawan.

Bandara bagi LCC ga perlu punya lounge dari marmer. Yang penting bisa untuk transit dengan murmer. Murah meriah hehehe.

__________________________________

Begitulah bosku, beberapa alasan kenapa penerbangan keluar negeri bisa lebih murah daripada kedalam negeri. Seperti pepetah: hujan emas di negeri orang, hujan deras di negeri sendiri. Banjir bro. Hehehe.




Baca juga:
Sinar Solskjaer dan Dilema MU
Xenofobia Trump dan Utopia Amerika
Ketuntasan Tenun yang Bernama Seriri

Punya Berita Penting yang Anda Temukan? Segera Laporkan ke WhatsApp Kompasiana!

$
0
0

Ilustrasi: Dokumentasi Kompasiana.com

Ketidakhadiran wartawan profesional di tiap titik lokasi terjadinya peristiwa bukan hanya disebabkan perihal kuantitas, tetapi bisa jadi jangkauannya yang terbatas. Sejak masifnya praktik jurnalisme warga atau jurnalisme partisipatoris yang diiringi dengan merebaknya platform user generated content, peran masyarakat atau warga begitu penting dalam siklus penciptaan dan penyebaran konten informasi dan berita.

Terlebih, keberadaan teknologi canggih sudah dapat dijangkau dengan harga yang murah seperti telepon pintar yang multifungsi. Ribuan atau mungkin jutaan konten dari seluruh dunia yang berisi laporan warga wara-wiri di linimasa jejaring sosial atau di banyak platform blog sosial. Begitu dengan www.kompasiana.com.

Sejak pendiriannya di tahun 2008, Kompasiana diciptakan bukan saja sebagai medium blogging bagi jurnalis dan karyawan Kompas Gramedia, tetapi juga bagian dari 'tanggung jawab sosial perusahaan' kepada masyarakat Indonesia dalam memfasilitasi melalui medium yang dapat digunakan untuk melaporkan segala peristiwa yang luput dari pena dan kamera wartawan profesional.

Demi memudahkan proses penciptaan, penayangan dan peyebaran laporan warga yang sejak dulu menjadi salah satu ciri khas Kompasiana, kami membuka jalur pelaporan yang lebih praktis. Jika dulu kategori reportase warga di Kompasiana harus sudah dikemas dan siap baca, kini Anda dapat mengirimkan laporan singkat yang akan kami tidaklanjuti sampai menjadi kesatuan konten yang layak baca.

Kami menamankannya K-Report! Memanfaatkan jejaring percakapan sosial Whatsapp sebagai jalur pelaporan warga yang cepat dan efisien. Tiap laporan singkat yang masuk ke dalam nomor Whatsapp Kompasiana akan diproses lebih lanjut untuk memastikan validitas dan keakuratan dari tiap laporan yang masuk. Setelah memenuhi kriteria pembuatan konten berita, kami akan mempublikasikannya melalui akun Kompasiana News, tentunya disertakan juga nama atau akun pelapor.

Namun, tidak semua laporan dapat kami tindaklanjuti atau ditayangkan. Ada aturan main yang harus dicatat sebelum mengirimkan laporan singkat ke nomor Whatsapp Kompasiana. Simak beberapa poin di bawah ini:

KETENTUAN

  • Kompasianer atau warga umum dapat melaporkan melalui layanan K-Report
  • Laporan yang dikirim merupakan peristiwa dan mengandung nilai berita
  • Memiliki urgensi untuk segera ditayangkan
  • Laporan dalam bentuk; teks, foto dan video
  • Pelapor wajib menyebutkan identitas lengkap dan jelas
  • Pelapor bersedia dihubungi redaksi Kompasiana untuk proses validasi dan kebutuhan pembuatan berita lainnya
  • Pelapor bersedia diikutsertakan dalam sebuah grup Whatsapp K-Report berdasarkan kategori domisili atau minat

MEKANISME

Mekanisme pelaporan berita untuk K-Report adalah sebagai berikut:

Mekanisme K-Report

  • Pertama,Kompasianer/warga mengirimkan laporan kejadian ke Whatsapp K-Report pada nomor 0813-8184-9362.
  • Kedua, pihak Kompasiana akan menyeleksi laporan yang masuk dan melakukan validasi laporan. 
  • Ketiga, setelah menentukan laporan yang tervalidasi, Kompasiana akan menghubungi pelapor untuk kelengkapan berita. 
  • Keempat, laporan akan ditayangkan di akun Kompasiana News.

FORMAT

Format laporannya adalah sebagai berikut:

  • NAMA PELAPOR
  • TEMPAT  PERISTIWA
  • WAKTU PERISTIWA
  • KONTEN LAPORAN; TEKS/FOTO/VIDEO
  • Kirimkan ke Whatsapp kami di nomor:0813-8184-9362

Ingat, kami hanya menerima laporan peristiwa yang memiliki urgensi untuk segera ditayangkan dan nomor ini tidak menerima panggilan telepon, hanya khusus jalur Whatsapp. Di luar laporan seperti itu, Anda dapat membuat konten komprehensif melalui akun personal di Kompasiana. 

Jika Anda memiliki kendala atau keluhan baik segi teknis maupun non-teknis di Kompasiana, Anda bisa melaporkannya melalui fitur bantuan pada tautan berikut ini.




Baca juga:
Tiga Trik Mencari Jodoh
Sinar Solskjaer dan Dilema MU
Xenofobia Trump dan Utopia Amerika

Urgensi Lahirnya Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual

$
0
0

Ilustrasi (HANDINING - kompas.com)

Tahun 2018 telah berakhir, meninggalkan rentetan catatan dalam memori kolektif kita yang isinya tidak hanya tentang sukacita, melainkan juga tentang duka. Bencana alam mungkin menjadi kata kunci utama kedukaan kita di tahun 2018, tetapi pasti bukan satu-satunya, sebab ia masih harus bersanding dengan kata kunci lain, yakni, salah satunya, bencana ketidakadilan. Berbeda dengan bencana alam yang menerpa alam fisik, bencana ketidakadilan menerpa alam sosial kita.

Tak ubahnya bencana alam yang memiliki beragam jenis, begitulah pula bencana ketidakadilan. Salah satu yang menerpa kita dengan sangat keras di tahun 2018 adalah bencana ketidakadilan gender. Meminjam terminologi khas gempa tektonik, ketidakadilan gender yang terjadi di 2018 dapat digambarkan sebagai perjumpaan antar dua lempeng, yaitu lempengan watak seksual-eksploitatif atas perempuan dan lempengan sistem hukum patriarkis.

Malangnya, pada 2018 sosok Agni dan Baiq Nuril berdiri tepat di atas episentrum perjumpaan dua lempeng tersebut, menyisakan kengerian mendalam bagi kita dalam radius tak terkira.

Bencana demikian sebenarnya bukan pertama kalinya terjadi dalam sejarah kita. Sumaridjem (Sum Kuning), pada 1970 pernah berada pada posisi Agni dan Baiq Nuril, begitupula Ita Martadinata dan ratusan perempuan etnis Tionghoa pada 1998. Kisah mereka bahkan lebih tragis. 

Yang mengherankan, sejarah itu relatif tidak kita pernah kita jadikan pelajaran guna mengantisipasi bencana serupa, seolah dengan kesalehan luar biasa, kita menerima itu mutlak sebagai takdir yang tidak mungkin diantisipasi, apalagi dilawan. Hanya sedikit dari kita yang rutin menyuarakan pertanyaan skeptis: apakah kita akan terus berdiam diri dan menyaksikan korban berjatuhan?

Belakangan ini mungkin adalah suatu kekecualian, dimana kita selangkah lebih maju dalam mengupayakan antisipasi yang efektif terhadap bencana ketidakadilan gender. Kita menggantungkan harapan pada orang-orang terpercaya di parlemen untuk melakukan pekerjaan luar biasa, yaitu menghasilkan Undang-Undang tentang Penghapusan Kekerasan Seksual. 

Pekerjaan itu sebenarnya merupakan sebuah abstraksi dari kehendak kita menyubsider lempengan sistem hukum patriarkis dengan lempengan sistem hukum protektif-universal (melindungi semua pihak). Dulu, kita mengharapkan pekerjaan itu rampung dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, antara 2014-2019. 

Sekarang, tampaknya kita tidak akan terlalu terkejut jika harapan itu masih tetap menggantung dalam rentang waktu 2019-2024. Yang jelas, harus selalu diingat bahwa setiap penundaan dalam konteks ini adalah berbahaya, dan barangkali kita hanya perlu rutin menyimak berita di media mainstream untuk mulai menyadarinya.

Media mainstream menunjukan bahwa secara kuantitas bencana yang sedang kita bicarakan semakin sering terjadi. Korban bukan hanya perempuan dewasa, melainkan juga perempuan yang berada di usia belia atau senja; bukan saja perempuan berpakaian terbuka, melainkan juga perempuan berpakaian tertutup; dan bukan saja perempuan yang secara ekonomi lemah, melainkan juga perempuan yang secara ekonomi mampu. 

Artinya, bencana ini telah sedemikian masif, sehingga tidak tepat lagi memahami ini sebatas nasib sial individu per individu, melainkan harus dipahami sebagai ancaman terhadap masa depan bangsa dan Negara Indonesia.

Bukanlah hal berlebihan, jika kita memposisikan bencana ketidakadilan gender (khususnya menyangkut seksualitas) sebagai ancaman terhadap masa depan bangsa dan Negara Indonesia. Bagaimanapun, kita tidak mungkin bisa melupakan bahwa salah satu janji berdirinya negara ini adalah untuk melindungi segenap bangsanya. 

Karena itu, keberhasilan / kegagalan negara mestinya selalu bisa diukur melalui kadar keamanan yang diterima oleh setiap rakyatnya. Belum lagi jika kita bicarakan jaminan akan hak asasi manusia dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang di antaranya menjamin terbebasnya setiap orang (termasuk perempuan) dari kekerasan, penyiksaan, dan ancaman apapun. Pada titik ini, nyaris mustahil bagi kita untuk menarik kesimpulan bahwa bencana ketidakadilan gender bukan ancaman bagi negara.

Di lain tempat, kita digadang-gadang akan memasuki bonus demografi pada 2045, yaitu kondisi dimana penduduk usia produktif akan berjumlah jauh lebih besar dibanding penduduk usia non-produktif. Prediksi ini umumnya diikuti prediksi-prediksi kegemilangan lain, terutama tentang melesatnya pertumbuhan ekonomi, memasuki era industri 4.0. 

Namun, semua itu berangkat dari asumsi bahwa seluruh penduduk usia produktif (yang hampir 50% di antaranya adalah perempuan), berhasil diwadahi dalam lapangan kerja, dan tentu saja, berada dalam kondisi relatif sehat serta sepenuhnya mampu mengembangkan diri secara optimal. 

Mari bayangkan, bisakah prediksi gemilang bonus demografi menjadi nyata, jika masifnya bencana ketidakadilan gender seperti sekarang terus berlangsung? Dalam batas penalaran yang wajar, itu akan sangat sulit, kalau bukan tidak mungkin.

Hampir semua perempuan korban bencana ketidakadilan gender yang menyangkut seksualitas, mengalami trauma berat dan berkepanjangan, depresi, stres, dan bahkan merasakan dorongan kuat untuk bunuh diri. Alih-alih mereka dapat mempersiapkan diri untuk memasuki era kegemilangan ekonomi, sekedar membangun rumah tangga-pun mereka akan mengalami kesulitan luar biasa. 

Sementara para perempuan yang bukan korban, akan terus menjalani hidup sebagai yang terancam, penuh kegelisahan. Padahal, mereka semua adalah modal berharga yang seharusnya terlindungi demi kemajuan bangsa dan negara.

Urgensi lahirnya Undang-Undang tentang Penghapusan Kekerasan Seksual barangkali mulai tampak pada titik ini. Dengan rumusan yang jelas tentang apa-apa yang dilarang serta ancaman sanksi yang tegas, yang pertama diharapkan adalah para perempuan menjadi mengerti hak atas tubuh dan diri mereka serta meyakini bahwa segala pencederaan terhadapnya dapat ditindak secara hukum. Sementara itu, setiap orang juga akan berpikir sekian kali sebelum melakukan tindakan-tindakan yang dilarang.

Undang-Undang tentang Penghapusan Kekerasan Seksual jelaslah memiliki arti penting dalam skenario menekan bencana ketidakadilan gender, terutama dalam kaitannya dengan seksualitas. Kendati begitu, kita juga tak boleh terlalu naf, sekedar mengandalkan Undang-Undang tanpa melakukan usaha lainnya. 

Karena itu, adanya Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual perlu diikuti dengan pembangunan kultur saling menghormati dan menghargai tanpa memandang identitas, termasuk jenis kelamin. Pendidikan berperan penting di sini.

Kita tentu berharap, ibu kita, saudari perempuan kita, istri kita, putri kita, dan seluruh perempuan di Indonesia bisa hidup dalam rasa aman. Mereka dihargai dan dihormati sebagai makhluk Tuhan, dan tidak ada makhluk Tuhan lainnya yang menyakiti mereka, sehingga mereka bisa ikut berkontribusi membangun bangsa dan negeri ini. Para Ibu haruslah aman di Ibu Pertiwi.




Baca juga:
Takut Digempur Tsunami, Masyarakat Pasir Ganting Minta Pak Jokowi Merenovasi Shelter
Menilik Ketajaman Argumen Jokowi-Prabowo
Klaim Prabowo tentang Gaji Dokter di Bawah Gaji Tukang Parkir

K-Rewards Akan Berlanjut di Tahun 2019, Semakin Variatif, Semakin Banyak!

$
0
0

K-Rewards Akan Berlanjut di Tahun 2019, Semakin Variatif, Semakin Banyak!Di bulan Desember kami pernah bertanya kepada Kompasianer, apakah K-Rewards akan tetap dilanjutkan atau tidak. Sesungguhnya pertanyaan itu memang hanya sekadar basa-basi, biar drama seperti netizen pada umumnya. Karena K-Rewards akan tetap berjalan selama tahun 2019, dengan nominal yang lebih besar!

Bukan hanya Dimas Kanjeng yang bisa melipat ganda nilai uang, kami juga bisa.

Ada yang sedikit berbeda dengan program K-Rewards di tahun 2019. Kami akan melipatgandakan nilai rupiah sebanyak (2x lipat) khusus artikel yang masuk dalam menu topik pilihan yang dipublish oleh tim Kompasiana setiap bulannya. Anda bisa cek deretan topik pilihan melalui menu yang ada di bagian kanan (desktop) dan paling bawah homepage (mobile), atau bisa klik link: Topik Pilihan.

Di tahun 2019, kami juga akan menginformasikan jumlah viewers yang dihasilkan masing-masing Kompasianer di tiap bulan pengumumannya. Jadi, Kompasianer dapat mengetahui seberapa besar viewers yang dihasilkan di bulan tersebut.

Bagaimana syarat dan ketentuan K-Rewards di Tahun 2019?

Tidak akan jauh berbeda, masih menggunakan metode yang sama. Berikut syarat dan ketentuannya:

  • Seluruh total views akan dihitung berdasarkan sistem validasi Google Analytics, bukan jumlah views yang ada di artikel
  • Kompasianer yang akan mendapatkan K-rewards, hanya yang mampu meraih minimal 3.000 total views dari seluruh artikel yang ditayangkan pada periode program di tiap bulannya.
  • Akun Kompasiana wajib tervalidasi (Belum tervalidasi? Ikuti petunjuknya di SINI)
  • Memiliki akun/nomor Mandiri e-Cash
  • Pengumuman hasil pendapatan akan diumumkan 7 hari kerja setelah periode berakhir
  • Perhitungan nominal harga per views dibuat menggunakan metode tertentu yang nilainya dapat berbeda antara satu periode dengan periode berikutnya


Sistem Pengiriman Dana Melalui Mandiri e-Cash

Pengiriman (transfer) pendapatan rupiah tiap Kompasianer akan diproses 7 hari kerja sejak pengumuman ditayangkan dengan menggunakan sistem Mandiri e-Cash agar dapat dikirim secara serentak. Hal ini demi mengantisipasi keterlambatan pengiriman hadiah yang seringkali dialami Kompasianer.

Oleh karena itu, kami menghimbau kepada seluruh Kompasianer untuk melengkapi satu kolom isian nomor telepon di laman pengaturan profil yang telah berhasil didaftarkan sebagai akun di Mandiri e-cash.

Jika Anda tidak melengkapi kolom tersebut hingga 7 hari setelah periode berakhir, dana tidak akan kami kirim. Begini caranya:

Masuk ke laman profil Anda >> pilih menu "pengaturan" >> klik submenu "data pribadi"  >> klik "edit" >> masukkan nomor mandiri eCash Anda >> klik "simpan" di bagian paling bawah

Seluruh nomor telepon yang didaftarkan sebagai akun Mandiri e-cash kami sarankan sudah terregistrasi di Mandiri, karena jika nomor e-cash Anda masih unregistered, Anda hanya akan menerima dana maksimal 1 juta rupiah. Apabila sistem menolak jumlah dana yang akan ditransfer, kami tidak dapat melakukan pengiriman kembali. 

Selamat bersenang-senang, Kompasianer!




Baca juga:
Menyapa Pantai "Ika Kote" di Flores Timur
Takut Digempur Tsunami, Masyarakat Pasir Ganting Minta Pak Jokowi Merenovasi Shelter
Menilik Ketajaman Argumen Jokowi-Prabowo

Pentingnya "Tenang" Saat Menjelaskan Konflik Umum kepada Anak-anak

$
0
0

Sumber : Nusantaranews.co

Tulisan ini tidak memiliki maksud untuk ini atau itu, yang akhirnya menimbulkan kegaduhan ini itu ya. Tidak sama sekali. Ini hanya sekedar tulisan yang tak perlu dipermasalahkan secara serius jika memang tak sepaham, skip aja deh kalau gitu hehee. Tapi hal ini bisa saja menjadi serius lho kalau dianggap biasa saja hehee. Gimana sih lo?

Dan saya pastikan bahwa yang sedang membaca tulisan ini pasti pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi anak-anak. Jika tidak, berarti anda memang masih anak-anak ya, heheee. 

Menjadi anak-anak adalah masa di mana ia mulai banyak bertanya ini itu "Mah, ini apa? itu apa? Kenapa kok bisa begitu? Gimana caranya sih? Kasih tau dong!!" 

Memang, salah satu tanda bahwa seseorang mulai menggunakan pikirannya adalah ketika ia mulai bertanya, dan hal itu lumrah dilakukan oleh anak-anak di usia dini. 

Kemudian tinggallah tugas orangtua memberikan jawaban-jawaban yang sederhana, dan sesuai takarannya kepada sang anak. Sebab apapun itu yang dijelaskan oleh orang dewasa, anak-anak pasti akan dengan mudah mempercayainya.

"Anak adalah ibarat mesin fotocopy orangtuanya"

Saya kurang tahu siapa orang pertama yang menciptakan perumpamaan seperti itu. Yang pasti, hal itu memang benar demikian. Beberapa kebiasaan yang dimiliki oleh orangtuanya akan diturunkan kepada anaknya, baik secara genetik atau sistem pengindraan.

Masih ingat tentang teori Tabula Rasa milik John Locke  yang pernah diajarkan saat SMA pada pelajaran sosiologi ? Atau mata kuliah psikologi awal? 

Ketika dilahirkan, pikiran manusia bagaikan kertas putih yang kosong - John Locke

Jadi, pantas apabila ada istilah kalau ngajarin anak itu yang baik-baik aja. Bahkan ada satu pertanyaan yang paling sering diajukan ketika seorang anak berkelahi, begini; "Siapa sih ini orangtuanya? kok ngajarin anaknya gak bener gini?"

Waduh, wajar, karena terima tak terima, parameternya memang selalu orangtua atau orang-orang dewasa di sekitar sang anak.

Dan hal itu pun yang menjadi patokan saya ketika dikagetkan melihat beberapa anak dengan terburu-buru menaiki mobil bak terbuka yang sengaja mereka jegat di pertengahan jalan. Dan tak main-main, anak-anak yang kisaran usinya belasan tahun ke bawah tersebut membawa bendera-bendera besar milik negara konflik.

Tidak, saya tidak mempermasalahkan bendera yang dibawa mereka, tidak juga melarang mereka membawa bendera tersebut. Apa hak saya? hehehee.

Saya hanya sedikit bertanya di dalam hati seperti ini;

 "Kok bisa ya anak-anak ini dibebaskan oleh orangtuanya malam-malam begini? kemudian mereka menaiki mobil bak terbuka yang sewaktu-waktu bisa saja angin besar datang menghantam bendera besar yang dikibarkan, kemudian tubuhnya yang kecil itu, apa bisa menahan kencangnya angin bak tiang pada layar perahu?"

Dan yang paling saya khwatirkan jika ada sebuah jawaban atas pertanyaan saya di atas, jawaban yang saya dapatkan malah begini; "Biarin aja, merekakan sedang membela yang benar, dan memperjuangkan kemeredekaan untuk negara tersebut, ini konflik dunia, dan masyarakat harus melek!"

Waduh, bingung deh mau menanggapinya bagaimana wkwk. Sejatinya, benar memang bahwa konflik umum tersebut adalah urusan bersama, dan saya anggap itu bagus ketika anak-anak di usia remaja ke bawah sudah mulai diperkenalkan dengan hal-hal seperti ini, sebab ini tentang rasa kemanusiaan. 

Namun ada yang perlu digaris bawahi bahwa anak-anak kental dengan yang namanya "Inilah yang saya lakukan!" dan bagi mereka, apa yang dianggap benar memang benar untuk dilakukan. Bahkan ketika mengibarkan bendera malam-malam di atas mobil bak terbuka yang mereka jegat, mereka anggap yang mereka lakukan itu adalah benar, demi membela dan menyuarakan kemeredakan negara yang sedang kesulitan.

Namun dalam kejadian ini, bukan tentang mempermasalahkan bendera atau konflik apa yang mereka bela, melainkan ada sebuah tindakan yang tidak bisa dibenarkan karena hal seperti itu bisa membahayakan kesalamatan anak-anak itu sendiri.

Maka inilah pentingnya "tenang" dalam menjelaskan konflik umum kepada anak-anak. Ambillah contoh lain seperti pada gambar ilustrasi di atas, yakni seorang anak yang gagah berani memegang senjata mainan.

Memang yang dipegangnya hanyalah senjata mainan, namun bukan hal tak mungkin jika input yang ada di dalam pikirannya adalah sebuah "Perang". Yakni melawan orang-orang yang dianggap musuh dengan senjata.

Lantas apa yang perlu diserang dengan senjata? sebab kita saat ini berada di Indonesia. Bukan juga bermaksud menyarankan "Kalau mau ngajarin anak perang ya langsung ke sono aja, jangan di Indonesia!" Tidak sama sekali.

Melainkan coba untuk mengenalkan konflik umum dengan lebih tenang. Maka jelaskanlah sebuah konflik menjadi lebih sederhana lagi sesuai kapasitasnya anak-anak dalam mencerna suatu kejadian, misalnya cukup pada penjelasan begini;

"Sesama manusia, jangan saling menyakiti seperti pada kejadian di TV itu ya nak, jadi mari kita berbuat baik agar tidak terjadi pertengkaran seperti itu!".

Sebab terlalu berat jika memberikan gambaran bahkan menarik anak-anak pada sebuah konflik umum misalnya pada konflik peperangan yang sedang terjadi (apalagi sambil berapi-api menjelaskannya), sementara untuk menjelaskan kenapa negara konflik tersebut berperang pun bukanlah hal yang sederhana untuk dicerna oleh daya pikir anak-anak lho. Mereka memiliki kapasitas terbatas, bahkan, bukankah kita pun tahu bahwa untuk menjelaskan "Sang Pencipta" kepada anak-anak juga harus sesuai dengan daya pikirnya? 

Dan kasus seperti ini pun sama, baik pada kasus anak-anak yang membawa bendera di mobil bak terbuka maupun yang sedang memegang senjata mainan, yakni menunjukan kalau mereka menerima penjelasan yang kurang "Tenang" mengenai sebuah konflik umum. 

Padahal anak-anak tak perlulah terlalu jauh diberikan penjelasan yang sebenarnya ia pun hanya mampu menyimpulkan mana yang benar dan yang salah, tanpa paham penyebabnya apa.

Hal semacam itu masih terlalu berat untuk mereka. Dan bukan hal yang tak mungkin jika tindakan-tindakan yang mereka lakukan dalam menanggapi konflik-konflik umum seperti itu malah membahayakan diri mereka sendiri. 

Karena baik tidaknya apa yang dilakukan oleh anak-anak pada akhirnya akan berujung pada sebuah pertanyaan "Apa aja sih yang diajarkan oleh orangtuanya?" Salam.

Tangerang, 14 Januari 2019

Diana




Baca juga:
Karena Plagiasi itu Candu, Jadi Berhati-hatilah!
Menyapa Pantai "Ika Kote" di Flores Timur
Takut Digempur Tsunami, Masyarakat Pasir Ganting Minta Pak Jokowi Merenovasi Shelter

Hai Kaum Muda, Baca Dulu Nih 8 Keseruan Jadi Agripreneur

$
0
0

Sumber: BPATP

Hallo anak muda Indonesia, apa kesibukan kalian hari ini? Sekolah, kuliah, bekerja atau masih bimbang memilih cita-cita. Ataukah kalian sibuk menyiapkan diri menjadi seorang pengusaha atau karier lainnya. Tak jadi soal. Apapun yang kalian lakukan, asal hasilnya halal dan barokah kalian tetep boleh kok melakukan apa saja.

Tapi, ngomong-ngomong soal cita cita dan karier. Pernah nggak sih kalian membayangkan jadi seorang Agripreneur, seseorang yang bekerja di bidang agribisnis, dari kegiatan hulu pertanian sampai hilirnya, bekerja di bagian pemasaran. Dari bergelut dengan tanah dan tanam, mendulang uang dengan bertani atau bekerjasama dengan petani untuk memproses dan memasarkan produk pertanian.

Memang sih pertanian atau bisnis pertanian, di sebagian kalangan anak muda yang belum paham, dianggapnya suram. Tapi apakah kamu paham negara kita yang subur makmur ini bisa saja dikalahkan oleh bisnis pertanian yang dijalankan bangsa lain, jika kita tidak peduli.

Terus apa kamu nggak nyesel dengan penghasilan di depan mata dari usaha agribisnis yang berlipat ganda tidak kamu maksimalkan potensinya?

Coba kamu simak 8 Keseruan jadi Agripreneur Muda ini:

1) Menjadi agripreneur bisa menumbuhkan jiwa sosial. Sebab biasnya anak muda lebih suka bekerja dengan banyak orang alias bersosialisasi. Nah, demikian juga dengan agripreneur. Kamu bisa bekerja secara kelompok, grup dan mencari tantangan bersama dalam bisnis pertanian.

2) Menjadi agripreneur bisa bermain langsung dengan Alam. Soalnya, di sini kamu akan mengenal banyak kegiatan pertanian yang erat kaitannya dengan alam. Anak muda yang doyan berpetualang pasti akan tertarik mengexplor pertanian yang dekat sekali dengan alamnya.

3) Menjadi agripreneur bisa jadi konglomerat. Perlu kamu ketahui, bahwa sebagian besar tokoh dan konglomerat di Indonesia sewaktu muda dan awal bisnisnya dimulai dari pertanian lho. Mereka kerja keras dan mau belajar giat soal pertanian.

4) Menjadi agripreneur memiliki risiko kecil khususnya untuk perdagangan komoditas. Risiko biasanya ditanggung bersama dengan pelaku bisnis lainnya baik petani, pengepul, ataupun bahkan ditanggung konsumen.

5) Menjadi agripreneur itu sangat menjanjikan keuntungan yang berlipat. Tapi ingat, keuntungan berlipat ini bukan dari margin perdagangan lho, melainkan dari volume komoditas yang diperdagangakan.

Seperti kita ketahui bahwa semua manusia membutuhkan pangan dan komoditas pertanian. Jadi bisa dibayangkan dong volume perdagangan komoditas ini sangat besar, dan keuntungan dibaliknya.

6) Menjadi agripreneur bisa mengatur waktu dengan sendiri. Kamu tak perlu dikejar deadline atau dimarahi atasan. Kamu cukup bekerja keras jika ingin berhasil dalam mewujudkan cita-cita. Toh kamu juga bisa mengatur sendiri di mana lokasi bertaninya. Mudah kan.

7) Menjadi agripreneur bisa menciptakan lapangan kerja lho. Soal yang satu ini, pertanian bisa kok berkembang dan menciptakan lapangan pekerjaan seperti sektor bisnis lain. Kamu bisa berbisnis dengan nyaman asal sesuai dengan aturan.

8) Terakhir, menjadi agripreneur mampu melambungkan nama baik bangsa di bidang ekpor. Kamu bisa mewujudkan cita-cita ini melalui kerja keras dengan cara menambah produksi sektor pertanian.

Untuk diketahui, Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini sedang mendorong ribuan bahkan jutaan anak muda agar mau berkontribusi melalui sektor pertanian. Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi faktor kenapa harus ada banyak anak muda yang turun ke pertanian.

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman mengatakan, pihaknya mencetuskan adanya gerakan 1 juta petani milenial pada tahun 2019 ini. Para petani tersebut diharapkan mampu produksi komoditas pertanian yang berorientasi pada ekspor.

"Petani milenial yang sudah bergabung kurang lebih 400 ribu orang. Kami targetkan 1 juta orang tahun ini," pungkasnya.

Ayo kita sambut tantangan beliau.




Baca juga:
Jatuh Bangun Kuliah Doktor dengan Biaya Mandiri, Demi Apa?
Karena Plagiasi itu Candu, Jadi Berhati-hatilah!
Menyapa Pantai "Ika Kote" di Flores Timur

Mengenal Orhan Pamuk, Peraih Nobel Sastra dari Turki

$
0
0

Orhan Pamuk (weloveist.com)

Bagi para pembaca novel dan penggemar sastra, nama Orhan Pamuk tidak asing lagi. Dia adalah pengarang dan penulis dari Turki yang telah berhasil meraih penghargaan bidang sastra beberapa tahun yang lalu. Karya-karyanya banyak diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

Orhan Pamuk, penerima Hadiah Sastra pertama dan satu-satunya dari Turki, telah menempuh jalan panjang dan unik dalam sastra. Meskipun sebagian besar novelis di Turki memulai karir mereka dengan menulis puisi atau cerita pendek, Pamuk tidak demikian.

Dia tidak pernah mencoba menjadi penyair atau penulis cerita pendek. Satu-satunya kisah Pamuk adalah dalam salah satu karya terbarunya teki Renkler yang artinya warna lain. Dalam usia 20-an, ambisi Orhan Pamuk sepenuhnya menjadi penulis novel, dia langsung fokus ke arah itu.

Namun sebagai anak muda, cinta sejatinya dalam seni justru bukan sastra. Orhan Pamuk  tumbuh besar di Nianta, distrik Istanbul yang kaya dan kebarat-baratan. Pemuda ini malah menganggap dirinya sebagai pelukis, ia belum yakin kemampuannya sebagai penulis.

Sedangkan dalam biografi resminya, Orhan Pamuk  digambarkan seperti ini; "Dari masa kecilnya hingga usia 22 tahun, ia mengabdikan dirinya sebagian besar untuk melukis dan bermimpi menjadi seorang pelukis." jadi cita-cita pertamanya adalah sebagai pelukis.

Meskipun Orhan Pamuk ingin menjadi seorang seniman, dia belajar  di konservatori setelah lulus dari Robert College. Sebagai gantinya, ia justru ada  di Departemen Arsitektur di Istanbul Technical University (T). Kemungkinan ia berada di sana karena menuruti keinginan keluarga.

Ternyata  Orhan muda bukanlah tipe pria seperti itu. Dia tidak bisa berhasil menjadi seorang arsitek dan meninggalkan sekolah itu dan pindah ke  Institut Jurnalisme di  stanbul. Pilihannya tampaknya bergantung pada kenyataan bahwa dia menyerah  dalam bidang melukis dan mulai menulis.

Bertekad dan Pekerja Keras
Orhan Pamuk selalu menjadi orang yang sangat gigih. Dia cepat mengambil keputusan dan bekerja untuk mencapai tujuannya. Bertekad untuk menjadi seorang novelis, ia bekerja selama lima tahun untuk menyelesaikan karyanya, Cevdet Bey ve Oullar  (Cevdet Bey and Sons). 

Padahal, judul awal buku itu adalah Karanlk ve Ik (Kegelapan dan Terang), di mana Pamuk dinobatkan sebagai co-pemenang Penghargaan Kontes Novel Milliyet Press pada tahun 1979. Meskipun menang, ia tidak bisa menerbitkan bukunya tersebut.

Kemudian Orhan Pamuk  menulis ulang dan mengubah judulnya sebelum dia memenangkan hadiah yang lebih signifikan, Hadiah Novel Orhan Kemal pada tahun 1983. Nama Orhan Kemal menyiratkan realisme dalam sastra, 

Dua karya pertama Orhan Pamuk, Cevdet Bey ve Oullar dan Sessiz Ev merupakan aliran realistis. Cevdet Bey ve Oullar adalah sejarah terperinci dari keluarga pedagang. Pamuk adalah seorang realis dalam novel tetapi tidak dalam arti realisme Balzacian

Cevdet Bey ve Oullar tidak memiliki plot sosiologis. Karakter jauh lebih penting daripada pengaturan dan plot, ini berlaku untuk semua karya Orhan Pamuk. Meskipun dia berusaha keras untuk menulis sejarah keluarga yang tebal, dia tidak melakukan ini dengan cara Balzacian atau Zolaian. Dia jauh lebih dekat dengan Mann dalam Cevdet Bey ve Oullar.

Realisme pribadi ini berlanjut  semakin dalam di Sessiz Ev. Novel kedua ini menggunakan sudut pandang karya William Faulkner As I Lay Dying. Penulis menceritakan kisah dari sudut pandang karakter lain di setiap bab. Ini juga menciptakan faktor kunci untuk karya Pamuk nanti, yaitu relativisme.

Orhan Pamuk terlihat seperti murid magang novelis utama dalam karya pertamanya. Di sisi lain, magang ini banyak mengajarinya. Dia belajar bahwa dia tidak boleh hanya menjadi penulis novel realis, yang tampaknya menjadi pencapaian teratas di lingkungan sastra Turki pada akhir 70-an.

Ia menyadari relativisme orang per orang. Dalam novel Orhan Pamuk, karakternya tidak statis, tetapi mereka memiliki penampilan yang berbeda sesuai dengan peran mereka sebagai pribadi. Pengaturan karakter seperti ini menyebabkan gaya Pamuk beralih dari realisme ke intertekstualitas postmodern, dari tahun 70-an ke tahun 90-an.

Dari Realisme Modern ke Relativisme Postmodern
Beyaz Kale (The White Castle) terletak di antara magang dan penguasaan. Ini adalah novel sejarah tetapi tidak dalam arti tradisional. Karakter dalam novel itu sama sekali tidak historis. Meskipun mereka diatur dalam lingkungan sejarah, tetapi berpikir, bertindak dan  berbicara seperti kita, membuat novel  seakan setengah fantasi.

Fantasi berlatar belakang sejarah, setengah realistis dasetengah lagi relativis, adalah elemen pertama yang membawa ketenaran internasional ke Orhan Pamuk. Pada tahun 1990, The New York Times Book Review memberi hormat kepada Pamuk dengan mengatakan, "Bintang baru telah bangkit dari Timur."

Tahun 1990, ketika Kara Kitap (Buku Hitam) diterbitkan, menjadi tonggak sejarah fiksi postmodern di Turki. Terlepas dari kritik keras terhadap penulis dan novel oleh kritik sosialis, buku ini secara umum diterima sebagai karya agung. Pamuk telah menemukan caranya sendiri untuk mengatakan apa pun yang ingin ia katakan.

Novel ini mengumpulkan banyak kutub: realitas sehari-hari, mimpi, persepsi artistik, pengetahuan sejarah, psikologi yang lebih dalam dari persona dan plot dari sebuah thriller. Kara Kitap menawarkan arsitektur waktu, karakter, sudut pandang, pengaturan, dan plot yang kompleks.

Setelah itu  Orhan Pamuk menjadi penulis yang jauh lebih terkenal dan menulis langsung kepada para pembacanya. Novel, esai, dan kenang-kenangannya di kemudian hari ditujukan pada kebiasaan dan harapan pembaca Orhan Pamuk.




Baca juga:
Jangan Jadikan Kongres PSSI Tempat Sandiwara!
Jatuh Bangun Kuliah Doktor dengan Biaya Mandiri, Demi Apa?
Karena Plagiasi itu Candu, Jadi Berhati-hatilah!
Viewing all 10549 articles
Browse latest View live