Quantcast
Channel: Beyond Blogging - Kompasiana.com
Viewing all 10549 articles
Browse latest View live

Bagaimana Caramu Mengelola Kuota Internet?

$
0
0

ilustrasi: shutterstock

Publik tiba-tiba dikagetkan kabar bahwa izin penggunaan frekuensi radio 2,3 Ghz milik PT First Media Tbk (KBLV) dan PT Internux (Bolt) dicabut pada Senin (19/11/2018).

Ketakutan itu, khususnya kepada para pelanggan kedua provider tersebut, mungkin muncul karena bagaimana nasib selanjutnya jika tidak lagi bisa beroperasi. Izin penggunaan frekuensi milik PT First Media Tbk (KBLV) dan PT Internux (Bolt) ini dicabut lantaran kedua perusahaan tersebut menunggak Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi radio 2,3 Ghz, senilai miliaran rupiah kepada pemerintah.

Namun, seperti yang diungkap Ferdinandus Setu, Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, pelanggan Bolt yang masih aktif akan dialihkan ke operator baru, yang mau menampung pelanggan Bolt.

Kebutuhan akses internet, barangkali, sudah menjadi kebutuhan pokok bagi banyak orang. Meski memang bagi sebagian yang lain akses terhadap internet adalah privilege.

Oleh karena itu, sebagai pengguna yang aktif terhadap internet, kita sendiri mesti bisa mengelola kuota yang digunakan. Jika boleh diceritakan, Kompasianer, kira-kira berapa biaya yang kamu keluarkan dalam satu bulan untuk kebutuhan internet? Apakah itu sudah cukup? Dan, bagaimana cara kompasianer mengelola kuota internet tersebut?

Yuk bagikan pengalamanmu dalam mengelola kuota internet, baik untuk pribadi atau keluarga, dengan menambahkan label CermatKelolaKuotaInternet (tanpa spasi) pada setiap artikel.




Baca juga:
Puisi | Flam, Abadi Pandang Tak Jemu
10 Hal yang Harus Kamu Ketahui Sebelum Kuliah di Mesir
Persahabatan Sejati Surat dan Kerbau Thong Kham

Tombol Like Bukan Lagi Sekadar "Suka"

$
0
0

Like Buttons - Sumber Ilustrasi: videoblocks.comLinimasa Facebook akan selalu penuh berisi posting teman-teman. Mulai dari selfie, wefie saat piknik, petuah, sampai berita politik ada di linimasa. Baik postingan prbadi dan teman, selalu ada saja yang memberi tanda like. Sebuah ikon jempol biru yang begitu mudah kita berikan.

Namun tahukah Anda makna tombol like di Facebook kini bukan sekadar "suka". Tombol like sudah menjelma menjadi beberapa makna, yaitu:

Pertama, tombol like diciptakan Leah Pearlman sebagai pengganti komentar. Sebagai seorang komikus dan mantan desainer di Facebook, Leah melihat masalah saat seseorang berkomentar Congratulations di posting temannya. Selain terlalu banyak, lama dibalas satu-satu, juga tak enak dipandang. 

Maka ia pun mengusulkan membuat tombol like. Dan sejak di-approve Mark Zuckerberg, di tahun 2006 tombol menjadi populer. Pengguna FB pun mulai menggunakan like dengan gempita. 

Kedua, tombol like menjadi pertanda interaksi pengguna di Facebook. Memberi dan mendapatkan like atas postingan apapun kini menjadi muscle memory. Apapun postingan teman kita di Facebook akan langsung di-like. Kadang tanpa perlu membaca tautan link atau caption foto di postingan.

Ketiga, tombol like adalah bentuk apresiasi. Kitapun kadang menunggu posting rekan yang kadang begitu, kreatif, inspratif dan aktual. Like menjadi menjadi representasi apresiasi kita atas posting rekan tadi. Kadang kita pun mengisi kolom komentar sebagai bentuk apresiasi tertulis.

Keempat, tombol like sebagai bentuk basa-basi. Seperti mahfumnya budaya Timur, like kadang menjadi basa-basi. Namun basa-basi inilah yang menjalin interaksi dunia maya dan dunia nyata tetap terjadi. 

Kelima, tombol like sebagai komoditas ekonomis. Like sempat menjadi variabel pemenangan suatu lomba. Dimana posting dengan like terbanyak biasanya menang. Setelah banyak tahu kalau banyak yang membeli like demi juara. Kini lomba seperti ini jarang ditemui.Like Buttons - Ilustrasi: forum.unity.comKeenam, tombol like sebagai ilusi dukungan politis. Mirip dengan like sebagai komoditas. Like disini lebih condong kepada kepentingan politis. Semakin banyak akun me-like maka tercipta ilusi sebuah posting itu benar. Walau mungkin like tadi dimulai dengan ribuan akun bot atau bodong.

Tak jarang pula, ratusan komentar atau ribuan share menghiasi postingan seperti ini. Jika tanpa dukungan sumber daya manusia dan materil, tentu kurang mungkin posting ini muncul teratas di linimasa.

Ketujuh, tombol like sebagai distorsi fokus sebuah aktifitas. Fokus kita kadang sibuk melihat notifikasi like, daripada mengerjakan aktifitas. Bisa jadi 30 menit dihabiskan menunggu like untuk foto makanan yang kita unggah. Sedang makanan saat dimakan sudah mulai dingin dan tidak enak.

Kedelapan, tombol like sebagai bentuk adiksi. Kita begitu gelisah dan cemas jikalau foto/posting kita tidak ada yang me-like. Padahal baru 10 menit kita posting, tapi sudah 10 kali kita bolak-balik membuka Facebook. Selain hati tak jenak, prasangka buruk kita tak disukai teman pun kadang muncul.

Kesembilan, tombol like sebagai penjara filter bubble kita. Algoritma sosmed seperti Facebook akan terus menghitung dan memunculkan posting rekan yang sering kita beri like. Postingan teman yang berbeda ideologi, preferensi politik, bahkan agama kadang tidak muncul. 

Semua karena algoritma hanya ingin adanya interaksi users. Dengan interaksi atau engagement ini, iklan bisa dimunculkan, dilihat, atau diklik. Dan bukankah dengan cara ini Facebook mendapat income.

Tombol like secara dekonstruktif bukan lagi simbol mewakili rasa ketertarikan. Di dunia sosmed, baik itu like, heart, atau retweet menjelma menjadi beragam makna. Tinggal bagaimana users yang secara baik memahami kelindan makna ini.

Karena kadang, dalam posting dengan ribuan like tersurat makna ekonomis, politis, dan algoritmatik. Pun dalam posting teman yang minim like bisa saja tersirat apresiasi tulus dan interaksi bersahabat.

Salam,

Solo, 26 November 2018

02:43 pm




Baca juga:
Perlunya Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam Berlalu Lintas di Jalan Raya
5 Alasan Kenapa Harus Bijak Membagikan Pesan WhatsApp Berbau Politik dan SARA
"The Lion King" Menghidupkan Kembali Kisah Klasik Legendaris Lintas Generasi

Mari Cari Tahu Cara Proteksi Anak pada Era Digital di Kompasianival 2018

$
0
0

Ilustrasi Gambar: kompasiana/Rizki

Hal yang tidak tertahankan bagi orangtua adalah ketika bisa melihat tumbuh dan berkembangnya buah hati. Sejalan dengan itu, tidak sedikit orang tua gemar mendokumentasikannya dan mengunggahnya ke media sosial.

Tentu ada banyak alasannya, akan tetapi mengunggah foto anak di media sosial mungkin kurang bijak dilakukan ketika menyangkut identitasnya.

Namun tidak hanya sebatas itu, permasalahan lainnya bisa timbul ketika seorang anak sudah bisa menggunakan gadget dan mengakses internet. Barangkali itu adalah pekerjaan rumah baru bagi orang tua masa kini, tentang bagaimana mesti bisa mengontrol apa saja situs-situs yang bisa diakses oleh seorang anak, misalnya.

Sebab, memberi gadget kepada anak bukanlah jalan pintas untuk para orang tua bisa tenang-tenang saja untuk menggunakan gadget mereka bermain media sosial.

Kali ini kami ingin mengajak Kompasianer untuk ikut berdiskusi dalam kelas workshop "101 Memproteksi Anak di Era Digital" bersama Roslina Verauli, Psikiater Anak di Kompasianival 2018.

Untuk bisa ikut workshop ini, peserta mesti diseleksi dengan membuat konten kreatif di Instagram. Untuk ketentuan lebih lanjut, ikuti petunjuk di bawah ini:

  • Follow instagram kompasiana (@kompasianacom) dan Roslina Verauli (@verauli.id)
  • Gunakan foto atau gambar semenarik mungkin  dan ceritakan pengalamanmu (dalam kolom caption) cara kamu memproteksi anak di era digital.
  • Sertakan tagar #Kompasianival2018 #BeyondGeneration dan #101ProteksiAnak lalu mention kompasiana dan Roslina Verauli.
  • Akun Instagram tidak private.
  • Batas unggah pada 30 November 2018. peserta terpilih yang bisa mengikuti workshop akan kami umumkan pada 1-3 desember 2018.
  • Peserta wajib datang sesuai jadwal.
  • Apabila peserta yang tidak hadir akan kami ganti dengan peserta lain.

Nantinya akan dipilih 30 peserta yang berhak mengikuti workshop "101 Memproteksi Anak di Era Digital" bersama Roslina Verauli di Kompasianival 2018, pada Sabtu 8 Desember 2018  di Avenue of The Stars, Lippo Mall Kemang (Ruang Kelas Workshop).




Baca juga:
Surat Terbuka buat Komika yang Masih Saja "Open Mic"
Perlunya Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam Berlalu Lintas di Jalan Raya
5 Alasan Kenapa Harus Bijak Membagikan Pesan WhatsApp Berbau Politik dan SARA

"Midnight Dinner" dan Narasi Kehidupan dalam Sepiring Makanan

$
0
0

Midnight Diner:Tokyo Stories | Sumber (Netflix.com)Pada tulisan sebelumnya saya mereview film asal Perancis berjudul Le Jeu yang mengisahkan pertemuan sahabat lama dalam sebuah acara makan malam yang berakhir mencekam. Sebuah film yang dengan cerdas menggunakan latar tempat minim namun dengan dialog dan pengembangan karakter yang cukup kuat selama makan malam berlangsung. 

Tentu sulit menciptakan sebuah kisah dengan latar tempat yang minim. Selain berpotensi menjadi film yang membosankan karena berada di situ-situ saja, film dengan latar minim juga memiliki tantangan untuk menciptakan sebuah cerita dengan ritme yang pas sehingga tidak ditinggalkan penontonnya.

Entah itu melalui tema yang bisa terus dikembangkan dengan lebih luas atau melalui dialog serta interaksi antar karakter yang tidak membosankan dan tentu saja mengundang rasa penasaran. 

Nah, tipikal film seperti itu kebetulan saya temui kembali. Namun kali ini bukan dalam bentuk film melainkan serial televisi yang berasal dari negeri sakura.Next-episode.netAdalah Midnight Diner:Tokyo Stories yang menyajikan serial televisi dimana setiap episodenya selalu dimulai di sebuah restoran kecil. Serial televisi yang sejatinya berasal dari manga terkenal Jepang berjudul Shinya Sokudo karangan Yaro Abe ini, memulai debut serial nya di jaringan TBS Television Jepang pada tahun 2009 hingga tahun 2014 dimana menghasilkan 30 episode dalam 3 season.

10 episode tambahan kemudian diproduksi Netflix Jepang dan dirilis secara global di tahun 2016. Semua serial dan 2 film Midnight Diner disutradarai oleh duo Joji Matsuoka dan Nobuhiro Yamashita.

Kebetulan saya menyaksikan versi 10 episode tambahannya di Netflix. Itupun tidak sengaja karena masuk dalam tab suggestion for you. Karena penasaran dan tampaknya menarik, saya pun mencoba untuk menyaksikan karena durasi tiap episodenya pun sangat sebentar yaitu hanya sekitar 25 menit. Tak terasa, episode demi episode pun mengalir begitu saja dan seketika saya pun jatuh cinta dengan serial ini.

Dari Tiap Makanan Muncul Sebuah Kisah

Midnight Diner sendiri menceritakan seorang pemilik restoran kecil yang disebut Master. Master membuka restorannya dari mulai tengah malam hingga jam 7 pagi di sebuah jalan kecil di sudut kota Tokyo yang ramai dan selalu hidup 24 jam.

Master hanya menyediakan bir dan sup miso babi sebagai standar makanan, namun pelanggannya bebas memintanya memasak apapun asalkan bahannya tersedia atau bisa juga dengan cara si pelanggan menyediakan bahan-bahan masakannya sendiri.Hollywoodreporter.comDari tiap masakan yang diminta pelanggannya itulah kemudian kisah demi kisah mengalir dengan lembut. Tiap makanan disini memang hanya dijadikan semacam batu loncatan untuk menuju sebuah kisah yang inspiratif, haru bahkan terkadang lucu.

Ada kisah haru tentang semangkuk mie tan men yang akhirnya membawa seorang penyiar Radio bertemu dengan supir taksi yang ternyata mantan aktris Super Sentai yang dikaguminya semasa kecil. Atau kisah sepiring Corn Dog yang membawa obrolan antara seorang komedian dengan asistennya yang kini jauh lebih terkenal. Dimana obrolan mereka kemudian sempat meninggi dan berakhir dengan pertarungan antara si bos dan asisten tersebut.Ham cutlet(tvtime.com)Atau contoh lainnya dari episode Ham Cutlet yang mengisahkan perpisahan saudara tiri selama berpuluh-puluh tahun, yang akhirnya dipertemukan kembali didalam restoran Master untuk kemudian bersama-sama menikmati sajian Ham Cutlet layaknya masa kecil mereka.

Intinya, dari setiap makanan tersebut muncul kisah-kisah yang cukup kuat. Entah dimulai dari nostalgia akan makanan yang dimakan ataupun dari obrolan dengan sesama tamu yang kebetulan makan makanan yang sama. Tiap kisahnya memiliki tema yang berbeda-beda seperti perpisahan, pengorbanan, cinta bertepuk sebelah tangan, bahkan pengalaman horor seperti pada episode Sour Plum.

Pelajaran Hidup dan Akhir Bahagia

Midnight Diner juga selalu memberikan pelajaran hidup di tiap episodenya yang didalamnya juga turut menyertakan isu sosial di Jepang.

Seperti orang Jepang yang takut mengalami kesendirian karena sudah berumur, atau seorang aktris porno yang takut berinteraksi karena stereotip negatif yang melekat padanya, hingga isu penggusuran apartemen terkait pembangunan stadion olimpiade.Tresspasmag.comSemua isu tersebut dirajut dalam sebuah kisah menggugah dimana selalu berakhir dengan bahagia. Ya, akhir tiap episode selalu bahagia, tidak ada yang sedih atau tragis.

Bahkan saking bahagianya akhir cerita, setiap karakter di tiap episodenya pun mengarahkan obrolannya ke arah penonton sembari mengucapkan salam khas Jepang yang menandai berakhirnya episode tersebut. Ya, serial ini juga terkadang menggunakan metode breaking the 4th wall untuk bisa berinteraksi dengan penontonnya.

Restoran Sebagai Tempat Sakral

Master yang diperankan Kaoru Kobayashi menjadi semacam penjaga kesakralan restoran miliknya. Master membuat restoran kecil miliknya bukan hanya sebagai tempat makan dan minum bir, namun juga tempat dimana para pelanggannya bisa saling berhubungan dan berinteraksi. Theglorioblog.comTerlihat bagaimana Master dengan setia melayani obrolan pelanggannya, namun ketika terjadi perdebatan antar pelanggan, Master justru tidak ikut campur melainkan memilih di dapur sembari menyesap rokok dan mendengarkan perdebatan tersebut sambil sesekali memberi respon jika diminta.

Dengan tidak mengintervensi obrolan pelanggannya, maka akan tercipta dialog demi dialog yang merekatkan interaksi antar pelanggannya. Dan hal itulah yang diinginkan Master pada restoran kecilnya agar tetap hangat dan guyub.

Satu-satunya intervensi yang dilakukan Master adalah ketika terjadi perkelahian antara bos dengan asistennya yang akhirnya membuat Master menyiram mereka dengan sebotol bir agar berhenti.

Master jelas menjaga tempat tersebut agar bebas perkelahian dan tetap sakral sebagai tempat berkumpul dan merekatkan hubungan antar personal.

Visualisasi yang Hangat dan Menggugah Selera

Yang paling saya suka dari serial ini adalah kesederhanaan visual yang ditampilkan. Kamera tidak banyak bergerak, bahkan cenderung stagnan agar bisa fokus ke mimik wajah karakter yang berubah-ubah seiring bertambahnya intensitas dialog. Tone warna yang digunakan pun cenderung natural sehingga membuat kita seakan ikut ke dalam resto kecil milik Master tersebut.Netflix.comWalaupun begitu, film ini tetap bisa menginterpretasikan suasana kekeluargaan yang hangat antar karakternya. Tak lupa, tiap makanan di serial ini pun di shoot dengan cukup detail dan sempurna sehingga bisa menggugah selera makan kita selain juga memperkuat narasi kehidupan yang ditimbulkan dari makanan tersebut.

Midnight Diner Sebagai Inspirasi Acara Televisi di Indonesia

Dengan Midnight Diner yang sudah diadaptasi ke dalam bentuk film serta menjadi serial tv di China maupun di Korea, sejatinya acara ini juga bisa ditayangkan di Indonesia. Entah serial tv aslinya yang ditayangkan disini atau acara tv buatan sendiri yang mengambil inspirasi dari serial tersebut.

Terlebih saat ini acara tv nasional sedang mengalami krisis acara berkualitas karena didominasi oleh acara "alay" dan sinetron azab yang semakin hari semakin ngawur temanya.

Untuk itulah dibutuhkan sebuah acara tv yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, narasi sederhana serta membuat penontonnya sabar menunggu episode barunya setiap hari.Warteg (tribunnews.com)Apabila dijadikan inspirasi serial tv Indonesia, mungkin bisa mengganti konsep kedai kecil ala Jepang dengan warung kopi sederhana atau warteg misalnya.

Dimana dari tiap seduhan kopi atau masakan ala warteg tercipta obrolan antar pengunjung yang berbeda profesi semisal driver ojol, supir taksi, karyawan, hingga pegawai negeri sipil dengan tak lupa membawa bumbu isu sosial semisal toleransi, klaim BPJS, penggusuran di ibu kota, isu politik hingga birokrasi pemerintah yang belum maksimal.

Tentu dengan narasi sederhana seperti itu, penonton dari berbagai kalangan pun pasti bisa menikmatinya. Pesan yang kuat, membawa tren yang sedang berkembang, serta profesi karakternya yang relevan dan tidak muluk-muluk, pasti akan membuat serial seperti ini diterima khalayak luas. 

Asal, akhir bahagia dalam tiap episode tetap harus dipertahankan. Karena dengan beban hidup masyarakat yang sudah berat khususnya masyarakat ibukota, menyaksikan kisah yang sedih atau tragis tentu tidak akan menambah semangat dan harapan baru dalam hidup yang sejatinya dibutuhkan penonton dari sebuah acara hiburan di televisi. 

Tambah penat kepala ini nanti kalau disuguhi acara tragis dan sedih-sedih terus, hehe.

Penutup

Midnight Diner tentu saja menjadi serial televisi yang cukup menghibur dan bisa dinikmati oleh siapapun. Banyaknya nilai hidup dan filosofis yang terkandung dalam tiap episodenya menjadikan acara ini sebagai hiburan yang sarat akan nilai positif.

Bisa dibilang inilah contoh hiburan next-gen yang dibutuhkan berbagai generasi dari mulai generasi X, Y bahkan Z. Midnight Diner juga menjadi semacam hidden gem yang sayang untuk dilewatkan.Screenertv.comPun Midnight Diner menjadi acara televisi yang sejatinya dibutuhkan masyarakat Indonesia di tengah gempuran acara televisi nasional yang kurang berkualitas saat ini. 

Entah itu ditayangkan versi aslinya, adaptasinya atau serial lokal yang mengambil inspirasi dari serial tersebut. Karena memang sudah cukup lama kita tidak memiliki acara tv yang berkesan layaknya Si Doel dan Keluarga Cemara yang kisahnya ringan, relevan dan memiliki makna hidup yang cukup dalam di tiap episodenya.

Ya, setidaknya saya mencoba bermimpi dulu stasiun televisi Indonesia bisa menayangkan serial televisi seinspiratif Midnight Diner ini. Pun jika suatu hari akhirnya benar tercipta, saya juga bermimpi bahwa acara seperti ini tidak cepat mati karena kalah pamor dengan acara hiburan campur aduk seperti yang saat ini sedang digandrungi.

Sembari saya bermimpi, bolehlah teman-teman kompasianer mencari serial televisi ini. Entah versi Netflix nya, versi televisi TBS atau mungkin versi dwilogi filmnya. Coba tonton dan resapi tiap episodenya, pasti akan segera jatuh cinta dengan serialnya. 

Jika tidak, ya berarti anda termasuk golongan pecinta acara televisi yang nirfaedah itu heuheuheu.

Salam kompasiana.





Baca juga:
Ayo, Ceritakan Potensi UMKM di Pelosok Negeri Versi Kamu!
Surat Terbuka buat Komika yang Masih Saja "Open Mic"
Perlunya Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam Berlalu Lintas di Jalan Raya

Pengalaman saat Menjadi Guru di SMK dan Komunitas Tak Mampu

$
0
0

Suasana mengajar di Kampung Depang | Dokpri

Langkah saya untuk menjadi seorang guru kandas saat lebih mengutamakan ego muda dibanding mau berkompromi dengan situasi. Lepas dari SMA, saya sebenarnya ingin masuk ke universitas dengan jurusan arkeologi atau sejarah, namun setelah mencoba SMPTN kedua jurusan itu gagal saya raih. 

Terpaksa saya pun memilih satu kampus yang berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur yang dikenal sebagai kampus pencetak para guru, Universitas Negeri Jakarta.

Pertama kali masuk sebenarnya saya bisa saja memilih untuk mengambil jurusan sejarah, namun tekanan membuat saya pada akhirnya memilih jurusan yang sedari SMA tak pernah diminati, jurusan Administrasi Perkantoran.  

Saat itu masih sedikit yang mau masuk jurusan ini, apalagi untuk kaum laki-laki, pasalnya jurusan ini ialah S-1 nya program studi Sekretaris yang tentu saja mayoritas diisi oleh mahasiswi.

Nantinya jika lulus dari jurusan ini, mahasiwa Administrasi Perkantoran akan bergelar Sarjana Pendidikan (Spd) dan bisa mengajar di sekolah-sekolah kejuruan (SMK), utamanya SMK yang memiliki program studi sama, Administrasi Perkantoran. 

Sedari awal karena ketidakcocokan pada bidang studi yang dipilih, saya menjalani hari-hari di perkuliahan dengan perasaan gundah.

Untungnya itu hanya berlangsung sampai semester 1 karena kemudian saya mencoba untuk mencintai jurusan ini. Mata kuliah seperti teknik mengetik 10 jari, stenografi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, korespondensi dan sejumlah mata kuliah lain coba saya jalani tiap semesternya. 

Ada perasaan jatuh cinta pada akhirnya pada jurusan ini, utamanya saat beberapa kali mendapat dosen yang bisa meyakinkan bahwa menjadi seorang guru ialah capaian mulai.

Setelah melewati beberapa semester, kalau tidak salah masuklah ke sejumlah mata kuliah yang bakal menjadi bekal untuk saya menjadi seorang guru. Pertama tentu saja membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), wah bagi seorang guru ini tentu saja sudah jadi makan sehari-hari. Ibaratnya jika tidak RPP, apa senjata dari seorang guru bukan?

Membuat RPP bukan perkara mudah, seorang guru harus memiliki kemampuan untuk mengukur waktu secara efektif saat menyampaikan pelajaran di ruang kelas. 

Di RPP, guru pun akan memiliki rencana struktur yang jelas untuk menyampaikan bahan ajar kepada siswa di satu pokok pembahasan. Sederhananya dengan RPP, guru menjadi tidak asal cuap-cuap, ngomong ngalur ngidul saat mengajar di depan anak didik.

Setelah belajar membuat RPP, praktek berikutnya yang saya tak salah ingat ialah para calon guru akan mengikuti kelas microteaching. Ini jadi salah satu syarat wajib di UNJ bagi mahasiwa jurusan pendidikan jika ingin mengambil mata kuliah, Praktek Pengajaran Lapangan (PPL).

Melakukan praktek microteaching dengan sempurna bakal jadi "SIM" buat para mahasiswa pendidikan untuk bisa mengikuti PPL. 

Microteaching sendiri merupakan "real-teaching yang di-mikro-kan meliputi jumlah siswa, alokasi waktu, fokus keterampilan, kompetensi dasar, hasil belajar dan materi pokok pembelajaran yang terbatas".

Di ruangan kecil, dosen yang bertindak sebagai guru pengawas dan sejumlah mahasiwa satu kelas akan bertindak sebagai murid. Si mahasiswa yang menjalani praktek microteaching ini diberi kesempatan 10 - 20 menit untuk mengajar depan mereka semua dengan materi yang tentu saja sudah dibuat sebelumnya lewat RPP.

Setelah menjalani praktek microteaching, saya bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya yakni PPL. Saat itu karena saya sempat cuti, saya sedikit tertinggal dengan rekan-rekan satu angkatan yang sudah lebih dulu menjalani PPL, saya mendapat kloter terakhir untuk mengajar di sebuah SMK yang berlokasi di Cempaka Putih, tak juah dari ITC Cempaka Mas.

Itu sekolah swasta, mayoritas muridnya memiliki latar belakang ekonomi kurang bagus. Bagi saya ini jadi tantangan tersendiri, maklum saja sebelum menjalani praktek microteaching dan PPL, saya bersama sejumlah rekan sempat menjadi guru untuk sejumlah anak kurang mampu yang bertempat tinggal di kawasan Kampung Depang, Rawasari yang lokasinya tak jauh dari UNJ.

Sedikit bercerita tentang kampung Depang atau yang akrab disebut kampung Bulog ini dihuni oleh masyarakat yang berasal dari Indramayu, mayoritas merkea bekerja sebagai pemulung. 

Saya dan sejumlah rekan memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak di kawasan ini, tempat belajarnya di depan gudang tua bekas peninggalan Badan Urusan Logistik (BULOG). Gudang ini memang lama tak terpakai, meski secara kepemilikan, gudang ini masih milik BULOG.

Satu lagi yang menarik, di proses pembelajaran kampung Depang. Tak ada jadwal layaknya sekolah-sekolah umum. Murni apa yang diinginkan dipelajari anak-anak ini, coba diberikan pengajar.

Suasana mengajar di Kampung Depang | DokpriArtinya, pengajar mencoba memberikan pencerahan bahwa pendidikan adalah hak, bukan kewajiban. Ketika pendidikan dirasa menjadi hak, anak-anak ini pun punya keinginan kuat dan ikhlas dalam belajar, tanpa paksaan yang justru membebankan mereka.

Saya dan sejumlah rekan saat itu memang terinspirasi betul metode yang diajarkan Sosaku Kobayashi, guru dari Tetsuko Kuroyanagi/Toto Chan -- tokoh pendidikan asal Jepang yang banyak memberikan inspirasi pada dunia pendidikan-.

Sekolah yang didirikan Sosaku Kobayashi, memberikan kebebasan kepada siswanya untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan. Setiap siswa bebas memilih pelajaran apa yang ingin dipelajarinya lebih dulu pada hari itu.

Kembali saat saya PPL,  oleh Kepala Sekolah SMK, saya mendapat pos di mata studi Etika Komunikas serta mengajar di kelas 1 dan 2. Oleh guru pamong di hari pertama, saya masih ingat betul saat itu meminta saya untuk menyiapkan RPP dengan berpedoman pada materi ajar yang sebelumnya sudah ia berikan. 

Alangkah kagetnya saya saat guru pamong kemudian memberikan buku pelajaran Etika Komunikasi dengan kurikulum 1986, wah ini ketinggalan jauh sekali.

Saya mencoba untuk tidak untuk berkonfrontasi terlebih dahulu di hari pertama. Hari-hari saya jalani dengan tetap memberikan materi ajar kepada anak didik sesuai RPP yang sudah saya buat, walaupun beberapa kali saya sempat menemui kesulitan karena kebutuhan materi di sejumlah pokok pembahasan di buku yang jadi pedoman guru pamong tidak terakomodir. 

Memaksakan menggunakan buku baru dengan kurikulum berbeda juga bakal jadi masalah untuk anak didik.

Berkecamuk jadi perasaan yang saya hadapi saat menjalani PPL. Mau protes nanti dibilang sok tahu dan sok kritis, coba ngadu ke dosen pembimbing sudah pernah namun respon yang diberikan bukanlah jadi solusi bagus untuk anak didik yang saya ajar. 

Hingga pada akhirnya, setelah 2 bulan menjadi PPL, mahasiwa akan menjalani ujian dengan mengajar di depan guru pamong serta dosen pembibing. Di momen itu, saya memutuskan tidak hadir.

Ego muda saya tidak bisa diajak kompromi saat itu. Tugas saya sebagai guru PPL ialah memberikan materi ajar demi anak didik bisa mendapat nilai memuaskan saat menghadapi ujian, hal itu tuntas saya lakukan meski sejumlah anak didik tak bisa mengikuti ujian dikarenakan belum membayar SPP saat itu. Bagi saya saat itu, hal tersebut jadi pertempuran batin.

Tidak mengikuti ujian PPL artinya saya mendapat nilai D yang artinya tidak lulus mata kuliah itu. PPL yang diikuti selama 1-2 bulan itu ditentukan nilainya saat hari ujian yang hanya berlangsung kurang dari 60 menit. 

Mau si guru PPL itu selama mengikuti PPL kurang cakap mengajar, tapi jika saat ujian PPL dilihat dosen pembimbing dan guru pamong bagus maka nilai yang didapat bisa berkisar B atau A. Tidak semua praktek PPL seperti itu, namun realitas yang saya dapatkan saat menjalaninya seperti itu.

Meski pada akhirnya saya tak menjadi seorang guru, bagi saya pernah mengikuti proses untuk menjadi seorang guru ialah pengalaman yang sangat berharga. Benar bahwa guru ialah pahlawan tanpa tanda jasa, benar bahwa profesi seorang guru bukanlah profesi sembarangan, ada tanggung jawab moral yang harus dipenuhi.

Saya jadi ingat tak kala masih mengajar di Kampung Depang, ketika ada yang bertanya ke anak-anak ini, siapa yang mau kalian ucapakan terima kasih kelak jika kalian menjadi orang sukses, mereka serentak maju ke depan, menunjuk dan memeluk saya. 

Saya meneteskan air mata. Meski begitu, hal tersebut bukanlah yang saya cari atau impikan ketika mengajar.

Suasana mengajar di Kampung Depang | Dokpri




Baca juga:
Apa yang Tersisa Usai Peringatan Hari Guru?
Ayo, Ceritakan Potensi UMKM di Pelosok Negeri Versi Kamu!
Surat Terbuka buat Komika yang Masih Saja "Open Mic"

Puisi | Metafora Fatamorgana

$
0
0

ilustrasi: pixabay/By_Jo

Menipu diri di depan altar
Membuat mereka merasa lurus
Lupa tidur selalu mendengkur
Kentut pun tak pernah diurus

Kursi-kursi tumbuh kepala
Mengantar hidup dalam fana
Tercengang tanpa aba-aba
Pada jalan tak ada ujungnya

Mencari-cari awal kembali
Kebenaran tampak dan berarti
Dalam hening mereka sendiri
Menjerit sakit dalam sunyi

Tergeletak tak pernah bangkit
Terbelalak kenyataan pahit
Hidup dalam lubang sempit
Serasa tak mau mati terhimpit

Habis ruang demi harta
Habis waktu untuk dunia
Dihisap metafora
Terbias fatamorgana

Surabaya, 25 November 2018




Baca juga:
Bu Wiwin dan Terang Bulan Jadul di Yogyakarta
Apa yang Tersisa Usai Peringatan Hari Guru?
Ayo, Ceritakan Potensi UMKM di Pelosok Negeri Versi Kamu!

Ayo, Ceritakan Potensi UMKM di Pelosok Negeri Versi Kamu!

$
0
0

image-berita-admin-alt-2-rev1211-1-5be8f3636ddcae2dfa444552.jpg

Keberadaan UMKM memegang peranan penting sebagai penggerak roda perekonomian nasional. Tercatat, UMKM mampu menyumbang ke Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 60,34 persen, sekaligus menyerap tenaga kerja hingga 97 persen.

Dengan luasnya wilayah Indonesia dengan karakteristiknya masing-masing, setiap daerah berpotensi memiliki keunggulan produk UMKM-nya tersendiri. Dalam perkembangannya, UMKM diharapkan bisa membawa dampak positif terhadap perekonomian ataupun sosial.

JNE sebagai perusahaan jasa kurir ekspres dan logistik sangat mendukung perkembangan UMKM hingga ke pelosok negeri. Saat ini, JNE memiliki 8 wilayah regional yaitu Sumatera, Jakarta, Bodetabekcil (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cilegon), Jabar, DIY-Jateng, JTBNN (Jawa Timur, Bali, NTT,NTB), Kalimantan, Sulampapua (Sulawesi, Ambon, Papua) yang terus berkomitmen menghadirkan layanan bagi penggunanya.

Apakah Kompasianer punya cerita unik dan menarik seputar pelaku pelaku usaha UMKM yang ada di daerah atau lingkungan sekitarmu? Ayo ceritakan keunikan tersebut dalam blog competition "Melihat Potensi UMKM di Pelosok Negeri" yang diadakan oleh JNE bersama dengan Kompasiana. Sebelum ikutan nulis, pastikan kamu simak informasi syarat dan mekanismenya berikut ini ya.

SYARAT & KETENTUAN

  • Peserta telah terdaftar sebagai anggota Kompasiana. Jika belum terdaftar, silakan registrasi terlebih dahulu di Kompasiana.com
  • Tulisan bersifat baru, orisinal (bukan karya orang lain atau hasil plagiat), dan tidak sedang dilombakan di tempat lain)
  • Konten tulisan tidak melanggar Tata Tertib Kompasiana

MEKANISME

  • Tema besar: Melihat Potensi UMKM di Pelosok Negeri
  • Kompasianer diminta untuk menuliskan cerita atau profil pelaku usaha UMKM di daerah atau lingkungan sekitar Kompasianer. Selain itu juga mengulas tentang dukungan JNE sebagai industri logistik dalam menumbuhkan potensi pelaku usaha dengan menghadirkan layanan ke seluruh wilayah Indonesia
  • Periode: 12 November -- 8 Desember 2018
  • Tulisan tidak lebih dari 1.500 kata
  • Peserta wajib mencantumkan label potensiUMKMIndonesia dan JNE28Tahun dalam setiap tulisan, serta label regional yaitu:
    • Label UMKMSumatera untuk wilayah Sumatera
    • Label UMKMJakarta untuk wilayah Jakarta
    • Label UMKMBodetabekcil untuk wilayah Bodetabekcil (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cilegon)
    • Label UMKMJabar untuk wilayah Jawa Barat
    • Label UMKMDIYJateng untuk wilayah Jabar, DIY-Jateng
    • Label UMKMJTBNN untuk wilayah JTBNN (Jawa Timur, Bali, NTT,NTB)
    • Label UMKMKalimantan untuk wilayah Kalimantan
    • Label UMKMSulamPapua untuk wilayah Sulampapua (Sulawesi, Ambon, Papua)
  • Tulisan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan tema lomba tidak bisa diikutkan lomba
  • Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat
  • Pemenang akan diumumkan setelah 14 hari kerja periode lomba usai

Note: Blog competition ini dibuka untuk umum, dan nantinya akan dipilih 8 pemenang artikel regional dari masing-masing 8 regional JNE. Dari delapan artikel pilihan itu kemudian akan dipilih 3 artikel favorit yang berkesempatan mendapatkan hadiah paket wisata ke Labuan Bajo dan uang tunai. 

HADIAH 

  • 8 pemenang dari 8 regional: hadiah uang tunai @ Rp 2.000.000,-
  • Grand prize 3 artikel dari 8 regional: hadiah paket wisata ke Labuan Bajo + uang saku

Note:

  • Keberangkatan ke Labuan Bajo, meeting point di Jakarta 
  • Transport tiket pesawat dari wilayah regional masing-masing pemenang ke Jakarta akan ditanggung oleh JNE

Bagi tiga pemenang artikel favorit diharapkan untuk menuliskan 1 artikel yang menceritakan pengalaman saat pergi liburan ke Labuan Bajo bersama JNE.

Seru, ya! Ayo, segera kirimkan cerita terbaik Anda dan menangkan hadiahnya! Untuk mengikuti event Kompasiana lainnya, silakan kunjungi halaman ini. (GIL)




Baca juga:
Ketika Aku Membayangkan Sebuah Rumah Denganmu
Teror Pinjaman Daring, Bukti Penyalahgunaan Data Pengguna Aplikasi?
Gelar Turnamen Global 2019, PUBG Makin Serius Garap Esports

Tiga Kisah Unik Penderita Gangguan Jiwa yang Patut Direnungkan

$
0
0

Ilustrasi: www.republika.co.id

Kalau ada orang bertanya, "Siapakah insan yang paling berbahagia di muka bumi ini?" Mungkin jawabnya adalah "orang sakit jiwa."

Loh, Kok begitu, Nek? 

Ya, iyalah. Karena mereka tak banyak pikiran. Tidak pengen punya pacar atau isteri cantik maupun suami ganteng, tidak pengen beli mobil, tidak pengen punya rumah, tidak pengen menyekolahkan anak dan segala keinginan yang bersifat duniawi lainnya. Di otaknya hanya ada dua, yaitu makan apabila lapar dan tidur ketika mengantuk. Mungkin tersebab itu kaum ini jarang sakit karena jauh dari stres. Bahkan ada yang puluhan tahun berkeliaran dengan kedekilannya, raganya masih sehat. Padahal, mereka tak mengenal kebersihan. Baik pakaian, maupun makanan.

Argumen di atas bukan tanpa alasan. Salah satu kepala dokter rumah sakit paling penting yang tidak disebutkan namanya mengatakan, "Jika saja saya bisa mengusir kegilaannya saya tidak akan melakukannya. Dia (pasien) jauh lebih bahagia dalam kondisinya sekarang, jika dibandingkan dengan kenyataan hidupnya yang sebenarnya. 

"Dokter yang berpengetahuan tinggi di bidang penyakit menta  itu menambahkan, "Sebagai suatu kelompok, orang gila lebih berbahagia daripada Anda dan saya. Banyak mereka yang menikmati kegilaannya. Mengapa tidak? dalam dunia khayal, mereka telah berhasil menciptakan perasaan penting yang amat dirindukannya  dalam dunia nyata yang telah mereka tinggalkan." (Dale Carnegie).ODMK nongkrong di pertigaan tengah kota. Seingat saya, dia adalah penderita ODMK terlama menggelandang di kota S (kurang lebih 30 tahun). Dokumen Pribadi.Saya tidak mengupas konteks ini lebih detil. Takutnya salah ulas. Pada kesempatan ini saya ingin berbagi pengalaman tentang fenomena unik yang pernah saya lihat dan dengar tentang tingkah-polah orang dengan masalah kejiwaan yang akhir-akhir ini dikenal dengan singkatan ODMK.

Tahun 1978 saya punya kenalan seorang gadis cantik, siswa SMP di sebelah rumah saya. Sebutkan namanya A. Dia sering berinteraksi dengan saya dalam banyak hal. Sebab, selain berteman dengan adik ipar saya A adalah salah satu pelanggan saya dalam menjahit pakaian, dan memotong rambut.

Dua puluh tahun lebih dia tak pernah muncul, terdengar kabar bahwa A menderita gangguan jiwa. Suatu hari saya bertemu dia di kediaman orangtuanya di desa K. Saat itu saya sedang di dalam Angkutan Desa. Kebetulan ada penumpang yang turun pas di depan rumahnya. Dia tersenyum, " Eh...Ibuk Nur," ujarnya. 

Saya kaget. Orang yang mengalami gangguan ingatan ternyata masih mampu mengingat nama saya. Padahal telah puluhan tahun saya dan dia tak pernah berjumpa. Kondisinya sangat memprihatinkan. Pakaian dan badannya kumal. Ceritanya, dia sering keluar rumah untuk beberapa hari tanpa tujuan yang jelas. 

ODMK sedang Istirahat dan ngantuk-ngantuk ayam di emperan toko kota S. Dia adalah penderita baru. (kurang lebih 7 tahun). orangnya tidak suka mengganggu. Dokumen Pribadi.Pemandangan lain yang menarik, sekitar awal tahun 2000-an, ada ODMK ibu dan anak gadisnya, yang biasa mundar mandir di ibu kota kabupaten. Keduanya sama-sama level akut. Anehnya, jika si ibu memperoleh rezeki,  ia berbagi kepada anaknya, meskipun mereka saling diam, tidak terlibat percakapan seperti orang normal. Saya tercengang. Begitu mulianya hati seorang ibu. Dalam kondisi sakit jiwa pun masih tersisa rasa cinta dan kasih sayang untuk dicurahkan kepada buah hatinya.

Rekan kerja saya punya kisah lain. Dia tinggal di kawasan kota yang padat penduduk. Di samping rumahnya terdapat sebuah bangkai mobil. Suatu senja, dia melihat perempuan muda pengidap ODMK membawa kardus masuk ke bangkai mobil tersebut. Tak lama kemudian menyusul seorang pria, terus nyusup dan mengendap di te ka pe. Si cowok juga penyandang penyakit yang sama. Kondisinya, maaf, sama-sama kumal dan super jorok. "Saya berpikir positif saja. Mungkin mereka pasangan suami isteri," jelas rekan kerja saya tadi.

Mencermati tiga kisah di atas, selaku orang awam saya berpikir, andaikan mendapat penanganan serius, ada harapan mereka bisa sembuh. Meskipun hari-hari kerjanya menggelandang masih tersisa sedikit kewarasan. Buktinya, mereka mampu mengingat nama kenalannya, menyayangi anak, dan mencari tempat aman buat istirahat dan membutuhkan rasa saling melindungi antar lawan jenis.

Sayangnya, mungkin karena keterbatasan ekonomi, ditambah belum maksimumnya campur tangan pemerintah, kebanyakan pihak keluarga memilih jalan aman. Apabila mengganggu lingkungan, si penderita diisolasi dengan cara yang kurang manusiawi. Kalau tidak, mereka dibiarkan berkeliaran semaunya. Tak bisa diingkari, kalau individunya perempuan muda rentan pula terhadap kekerasan seksual oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Sebenarnya para ODMK itu tidak mau jadi orang gila. Tetapi Tuhan telah mentakdirnya mau bagaimana lagi. Oleh sebab itu, selaku umat beragama mari kita jadikan diri masing-masing sebagai pribadi yang pandai bersyukur agar jiwa menjadi tenang.

Untuk renungan bersama, “Ukurlah bayang-bayang sepanjang badan!” Maksudnya, jangan terlalu haus terhadap hal yang berbau duniawi. Pikirkan sesuatu yang terjangkau oleh kemampuan, eksekusikan dalam kerja nyata. Terakhir iringi dengan doa. Soal hasil Allah yang mengatur. Bukankah manusia lahir membawa janji dan suratan masing-masing. Apakah kelak dia akan sukses meraih segala keinginannya dalam kehidupan atau sebaliknya. Wallahualam bissawab.

Referensi: 

Bagaimana Menikmati Hidup dan Mengatur Pekerjaan Anda, Dale Carnegi, Pioner Jaya, Bandung, tanpa tahun.




Baca juga:
Kenaikan Surat Muatan Udara (SMU) Beratkan Pelaku Industri Pengiriman Logistik
Ketika Aku Membayangkan Sebuah Rumah Denganmu
Teror Pinjaman Daring, Bukti Penyalahgunaan Data Pengguna Aplikasi?

Keajaiban Inspirasi dalam Menulis Fiksi

$
0
0

sumber foto: www.vebma.comTulisan ini hanya dimaksudkan untuk berbagi. Tepat di jam sarapan pagi.

Sebuah tulisan yang tidak untuk mengenyangkan tentu saja. Hanya cukup untuk mengisi rongga perut sebelah kanan. Sebelah kiri? Itu jatahnya nasi.

Dari mana sebenarnya sebuah inspirasi itu hadir bagi seorang penulis? jawabannya sederhana; dari mana saja, dari apa saja, dari siapa saja. Jangan lupa juga, pada waktu yang tak pernah diduga, kapan saja.

Ada yang pernah mengatakan, tulisanmu akan menjadi kaya jika kamu rajin berkelana seperti lagunya Rhoma Irama. Itu ada benarnya. Berkelana di sini tidak harus jauh. Paling penting adalah tempat yang berbeda dari keseharian. Kamu yang biasa nongkrong di cafe atau mal, cobalah berkeliaran di pinggiran kampung atau sungai. 

Tak usah mencari kampung wisata atau sungai yang jernih. Kampung yang apa adanya dan sungai yang kotor, keruh dan dipenuhi sampah pun bisa membangkitkan inspirasi. Nilai-nilai humanisme dan kepedulian terhadap lingkungan barangkali akan disentuh secara kuat di sini.

Syukur-syukur kalau kamu sempat berkelana keluar kota, ke tempat-tempat yang eksotis dan romantis. Niscaya inspirasi akan berhamburan seperti gula. Inspirasi yang manis tentunya. Kamu akan disodori banyak sekali kemungkinan untuk mendapatkan inspirasi. 

Tapi ada syaratnya, jangan pernah lepaskan pandangan mata ke sekitarmu. Lupakan gawai. Simpan di tempat paling susah ditemukan dalam tas, silent mode, kalau perlu matikan saja lah sementara. Toh kamu bisa bilang ke pacarmu kalau tempat itu tak bersinyal. Nantinya.

Nah, berikutnya apa saja yang bisa membangkitkan inspirasi. Banyak! suasana hati, sebuah percakapan, sebuah penglihatan, tulisan orang. Semua bisa mendatangimu dalam bentuk inspirasi. Ada yang pernah bilang, jika kau ingin tulisanmu istimewa, pilihlah 2 suasana hati terbaik berikut ini; jatuh cinta atau patah hati.

Memang banyak benarnya. Orang yang sedang jatuh cinta dan patah hati, adrenalinnya melonjak sangat tinggi. Adrenalin yang tinggi bisa memicu kegilaan dalam menulis. Termasuk juga kualitas tulisannya. Tapi tentunya janganlah kemudian memaksakan diri untuk jatuh cinta atau patah hati. Biarkan itu terjadi secara alami. Sesuatu yang alamiah adalah trigger paling kuat untuk menulis fiksi.

Dari sebuah percakapan kamu juga bisa terinspirasi. Mungkin saja percakapan yang demikian panjang dengan seorang tokoh. Atau bisa juga hanya sebaris kalimat pendek yang mencuat dalam perbincangan yang tiba-tiba saja membuatmu menemukan kata kunci bagi sebuah puisi. 

Kamu tinggal mengembangkannya secara brutal dan tak perlu berbasa basi. Basa basi hanya akan membuat tulisanmu berhenti. Di sebuah titik normatif. Dan saya yakin itu tidaklah menyenangkan.

Melihat gunung yang tersaput kabut, sungai yang meliuk-liuk, perempuan cantik melintas, lelaki renta memikul kayu bakar, atau malah setelah menonton film horor yang membuat jantungmu berloncatan, itu semua sanggup melahirkan inspirasi di otakmu. Jadi biarkan saja matamu jelalatan. Yang penting bukan membuat matamu sebesar keranjang.

Jangan salah. Kita juga mudah terinspirasi setelah membaca tulisan orang. Tidak semua tulisan. Tapi tulisan yang bisa merangsang otakmu untuk berkreasi. Mungkin kamu terangsang untuk membalas puisi orang juga dengan puisi. Atau kamu ingin menulis sebuah cerpen setelah membaca sebuah cerpen. 

Atau bisa juga kamu terinspirasi dari caranya bertutur dan beralur, lalu kamu menuliskan hal yang berbeda dengan tutur yang kurang lebih sama. Untuk yang satu ini, rajinlah membuat lelah matamu dengan membaca tulisan orang lain. Akan banyak manfaatnya.

Yang terakhir, kapan kamu bisa mendapatkan keajaiban inspirasi? kapan saja! paling penting jangan sampai lengah. Inspirasi itu biasanya datang dengan cara tak biasa dan seringnya tiba-tiba. Bisa saja ketika kamu sedang mengendarai kendaraan, sebuah lintasan kalimat atau kata-kata mendadak menyerbu otakmu tanpa peringatan sebelumnya. 

Berhenti! Tuliskan sebentar di buku catatan atau di gawai. Jika kamu tidak mau berhenti, hampir 100 persen inspirasi itu dipastikan lenyap tak berbekas.

Bisa juga saat kamu sedang duduk manis di kereta api. Menikmati kegaduhan para penumpang, tiba-tiba saja kamu terinspirasi oleh sebuah pertengkaran atau kemesraan. Kala menunggu jemputan ojek online, mengantar anak ke sekolah, mengantri tiket, menyiram bunga, memetik sayuran, atau bahkan saat nongkrong menyelesaikan hajat, inspirasi bisa hadir begitu saja. Tanpa aba-aba.

Satu catatan kecil untuk mengakhiri tulisan ini. Jangan pernah memaksakan diri untuk menghadirkan inspirasi. Inspirasi akan mendatangi. Kapan saja, di mana saja, dari dan oleh apa saja.

Mirip Jailangkung, inspirasi itu tidak diundang. Bedanya, inspirasi selalu diantar pulang. Dalam bentuk tulisan.

Wassalam.

Bogor, 25 Nopember 2018




Baca juga:
Kekerasan di Laga Superclasico Memang Tipikal Sepak Bola Negara Berkembang
Kenaikan Surat Muatan Udara (SMU) Beratkan Pelaku Industri Pengiriman Logistik
Ketika Aku Membayangkan Sebuah Rumah Denganmu

Asa Menjadi PNS di Ibu Kota

$
0
0

Para peserta CPNS sedang menunggu waktu tes.- Dokpri

Para pemudi dan pemuda memenuhi trotoar jalan sambil membaca sebuah buku atau kertas fotokopian.

Mereka menggunakan atasan putih dan bawahan hitam. Perpaduan khas yang menjadi pemandangan jamak di kota-kota di Indonesia. Khusyuk menatap buku dan gawai, mereka seolah tak mau melewatkan waktu barang sebentar untuk tidak membaca. Hingga, ada satu dua orang yang berada di sebelah mereka dan mengajak berbicara. 

Sambil menunggu waktu giliran untuk mengerjakan soal tiba, mereka masih berharap bisa menjadi salah satu pemegang jabatan paling bergengsi di Indonesia, PNS.

Sesekali, beberapa di antara mereka mencoba melihat seksama denah ruangan yang akan mereka gunakan. Memastikan bahwa tak ada hal lain yang perlu dikhawatirkan, para pejuang PNS itu juga kerap menanyakan perihal teknis pelaksanaan CPNS yang akan mereka hadapi. 

Walau sebenarnya segala bentuk jenis informasi telah terpampang dengan jelas, namun rasa was-was tetap ada jika tak menanyakan langsung kepada petugas di tempat ujian berlangsung.

Di suatu pagi yang cukup mendung, saya mencoba menjelajah Jakarta Selatan seorang diri. Jeffry, rekan saya sedang ada janji dengan teman yang tidak bisa ditinggalkan. 

Melihat beberapa tempat wisata yang menarik di sekitar penginapan, saya akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan ke Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan. Pusat pemerintahan salah satu kota di Jakarta yang belakangan terkenal dengan olok-olok bahasa gaulnya.

Maksud hati ingin menjelajah lebih ke dalam sambil memotret susasan Kantor Wali Kota, niat ini harus saya urungkan. Tes CPNS sedang dilakukan di sana. 

Bangku-bangku taman penuh dengan para pemuda yang asyik bersiap dengan tes yang akan diselenggarakan. Berpakaian rapi jali, mereka sungguh kontras dengan apa yang saya pakai. Kaos oblong, celana pendek, dan bersandal jepit.

Jangan ditanya mengapa saya tidak mengenakan baju khas tersebut pada tahun penerimaan PNS secara besar-besaran. Berat, tak akan sanggup menjawab.

Jika boleh mengutip perkataan dari Dilan pada Milea, tentu kalimat itu akan keluar. Ada beberapa alasan yang membuat saya harus menggunakan baju sekedarnya di Kantor Wali kota Administrasi Jakarta Selatan. Alasan-alasan yang bermuara kepada ketidakingingan saya menjadi PNS.

Para peserta tes CPNS menanyakan ruangan ujian ke panitia. - Dokumen Pribadi.Walau saya tak memiliki niat sedikit pun menjadi abdi negara, bukan lantas saya memandang para pemuda yang sedang berjuang tersebut sebelah mata. Saya sungguh salut. 

Di hari Minggu yang sangat tepat digunakan untuk bermalas-malasan tersebut, mereka malah dengan penuh semangat mencoba peruntungan. Berharap lebih bisa membuat orangtua bangga, mendapatkan pekerjaan yang mapan, hingga sederet alasan lain untuk bisa menyandang status sebagai seorang PNS.

Segudang alasan juga yang membuat jalan yang ingin mereka tempuh berbeda dengan saya. Walau begitu, mereka memiliki tujuan yang sama dengan saya kala itu. 

Apalagi kalau bukan Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan. Kami bertujuan sama ternyata. Beberapa di antaranya bahkan menggunakan kendaraan yang sama dengan apa yang saya gunakan, ojek daring. Lantas, apa yang berbeda?

Kalau kita merenung, sebenarnya di antara ketidaksamaan di antara kita dengan orang lain masih banyak persamaan yang menyertainya. Kadang perbedaan itu membuat apa yang ada di benak kita menjadi perbedaan tajam yang mengarah kepada konflik. 

Di Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan tersebut, saya sejenak mengabadikan momen langka tersebut. Menikmati kehangatan para pemuda yang saling berkenalan, bertanya asal-usul, hingga pembicaraan remeh temeh. Bahkan, di antaranya mereka gunakan sebagai ajang reuni.

Ada beberapa peserta tes yang merupakan teman SMA, SMP, bahkan SD. Mereka bertemu kembali dalam suatu tes meski bukan ulangan harian atau penilaian semester. 

Kadang kala, beberapa di antaranya pernah bertemu dalam tes-tes sebelumnya. Kegagalan-kegagalan untuk menjadi PNS malah membuat jalinan silaturahmi menjadi lebih erat. Sama halnya dengan job fair, tes CPNS juga menjadi ajang mulia tersebut. 

Jadi, apa yang saya saksikan di pagi itu bukan semata bayang-bayang cemas akan kegagalan menjadi PNS. Lebih dari itu, tes CPNS juga sebagai ajang untuk saling mengenal ataupun bernostalgia dengan kawan lama. Walau, persaingan di antara mereka tetaplah terjadi.

Dari beberapa informasi yang beredar di situs daring, sedikitnya terdapat 3.244 formasi PNS di lingkup Pemprov DKI Jakarta yang diperebutkan oleh sekitar 25.906 pelamar yang dinyatakan lulus administrasi. 

Jika dirasiokan, maka satu orang pelamar akan bersaing dengan 8 pelamar lainnya. Sebuah pertarungan sengit. Namun, jikalau nanti apa yang mereka inginkan tak tercapai, tidak mesti segalanya akan berakhir.

Sudah sejak pagi mereka bersiap. - Dokumen Pribadi.Siapa tahu, dari percakapan perkenalan di antara mereka atau nostalgia bertemu rekan lama ketika menunggu tes CPNS, terjalin sebuah komunikasi lebih intens lagi. 

Bukan masalah percintaan semata, namun bisa jadi mereka bisa saling memiliki ide untuk merintis usaha baru, semisal mendirikan start up dari apa yang sedang laris pada masa kini. Kala mereka gagal dalam tes CPNS, mereka masih memiliki jejaring untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan selanjutnya. 

Rintisan untuk menuju keberhasilan pun akan terbuka lebar. Ada adagium bahwa beberapa orang gagal akan jauh lebih sukses jika bersatu membangun masa depan dibandingkan satu orang sukses. Benar tidaknya adagium itu, yang penting optimisme tinggi harus tetap dijunjung tinggi. 


Semangat kawan!


Sumber bacaan : (1)




Baca juga:
Kasasi Ditolak, Buni Yani Dilarang Lari
Kekerasan di Laga Superclasico Memang Tipikal Sepak Bola Negara Berkembang
Kenaikan Surat Muatan Udara (SMU) Beratkan Pelaku Industri Pengiriman Logistik

Tauge Goreng, Hidangan Vegetarian yang Naik Kelas

$
0
0

Tauge goreng di pesta pernikahan. Foto | Dokpri

Tauge Goreng tidak lagi dapat dipandang sebelah mata, karena sebagai hidangan vegetarian kini jauh dari kesan "rendahan", sudah naik kelas dan dapat dinikmati para orang-orang berkelas pada pesta-pesta pernikahan di kalangan orang berstrata sosial atas.

Wuih, keren. Sekarang touge dapat hadir di pesta pernikahan orang kelas atas.

Padahal, jika diingat masa lalu, kala penulis masih banyak mengenakan celana pendek, menyaksikan para pedagang tauge (toge) terasa menyedihkan. Mengapa?  Ya karena tampilannya itu "kumel".  Si abang penjualnya itu tampil mengenakan pakaian seadanya. Ia hadir hanya di tepi jalan perkampungan.

Dokpri

Duku, si abang penjual tauge goreng tampil mengenakan pakaian serba hitam, topi dan cincin batu besar ditambahi gelang bahar. Ketika memikul dagangan, si abang berjalan perlahan karena api menyala kecil. Bila tersenggol pemotor, ya resikonya bara api bisa berjatuhan. Karenanya si abang penjual tauge ini harus ekstra hati-hati mengingat materi dagangan harus terangkut bersamaan.

Terlihat kotor disebabkan si abang harus menghadapi asap dari tungku,  tempat masaknya yang menggunakan kayu bakar. Asap mengepul ketika si abang memasak tauge. Tentu saja si abang tak bisa menghindar dari paparan asap ketika beraktivitas.

Meski begitu, sekarang pedagang tauge pikulan sudah banyak berpenampilan rapi. Bahkan ada di antara pedagang ini dilakoni para ibu rumah tangga. Para ibu menjual tauge gorengan dengan menggunakan gerobak. Mereka mangkal di tepi persimpangan jalan.

Sampai saat ini cara memasak tauge goreng tak berubah. Tauge dimasak langsung di hadapan pembeli menggunakan tungku yang sederhana. Meski disebut tauge goreng, tapi tidak digoreng menggunakan minyak, tapi direbus dengan sedikit air panas.

Dokpri

Lantas irisan tahu, mi kuning, dan irisan ketupat atau lontong ditambahkan, ditumis dengan air dan dipanaskan bersama-sama. Ketika bahan-bahan tadi sudah masak, lantas disirami kuah kental bercitarasa asin-gurih yang terbuat dari oncom.

Pakar kuliner menyebut, kuah oncom kental ini dibuat dengan cara menumis oncom yang sudah dilumatkan menggunakan ulekan atau penumbuk, ditumis dengan memakai sedikit minyak goreng, dan ditambahi bumbu dapur, termasuk lengkuas, bawang merah, daun salam, irisan tomat, daun bawang, kucai, dan tauco (pasta fermentasi kacang kedelai), kecap manis, air jeruk nipis, dan garam. Ya, tentu saja masakan ini makin gurih rasanya.

Belum lama ini penulis menghadiri pesta pernikahan Imam Firmansyah dengan Resta Radita Dwi Cahya. Imam adalah putera dari Haji Naih Riyadi, seorang pemuka di Kampung Cikuda, Kecamatan Gunung Puteri, Kabupaten Bogor. Lokasi kampung ini tak jauh dari Jakarta, ya sekitar 20 km.

Perhelatan pesta digelar di Jalan Pancasila, Cikuda. Ketika penulis perhatikan, jalannya pesta pernikahan di kampung ini tak berubah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Seluruh anggota keluarga dilibatkan, ada yang menjadi among tamu dan melayani para tamu dari kampung sebelah hingga luar kota.

Dokpri

Yang menarik adalah kehadiran pedagang tauge di tengah meja-meja bundar tamu. Pedagang tauge goreng ditempatkan pada posisi yang mudah dijangkau pandangan mata, sehingga para tamu tertarik untuk menikmati masakan khas Sunda dan Betawi ini.

Loh, kok disebut masakan khas Betawi dan Sunda?

Ya, karena sampai saat ini tauge goreng diklaim sebagai masakan khas Sunda dan Betawi. Belum ada penelitian asal-usul tentang dari mana masakan itu berasal. Tapi, terpenting, siapa pun yang mengaku menyukai masakan ini tak perlu merasa jumawa. Terpenting tauge goreng rasanya memang enak dan pantas tampil dan disuguhkan kepada para tamu berkelas. Apalagi disuguhkan dalam kondisi panas.

Tauge goreng kini bukan lagi makanan kampungan. Berbagai laman menyebut bahwa tauge goreng adalah hidangan vegetarian bercitarasa gurih yang dibuat dengan cara menumis tauge dengan sedikit air panas, ditambah irisan tahu, ketupat atau lontong serta mi kuning, disirami saus atau kuah kental gurih yang terbuat dari oncom.

Jadi, jika anda tengah menghadiri pesta pernikahan dan melihat tauge goreng, tak perlu ragu untuk mencicipinya. Tentu, pasti sedap.




Baca juga:
Pesona Sanur
Kasasi Ditolak, Buni Yani Dilarang Lari
Kekerasan di Laga Superclasico Memang Tipikal Sepak Bola Negara Berkembang

Guru, Sebaiknya Didatangi atau Didatangkan?

$
0
0

Ilustrasi: www.iran-daily.comSistem belajar homeschooling dengan cara guru mengunjungi siswa di rumah mereka sudah semakin banyak. Les privat dengan mengundang pengajar ke rumah pelajar, sudah sangat lama dipraktikkan. Bahkan di era terkini, sangat gampang mendatangkan ilmu ke rumah tanpa terlihat seorang pun yang mengantarkannya. Mereka menyusup melalui serat-serat optik dan muncul di layar monitor berbagai bentuk dan ukuran. 

Bukankah sejatinya, salah satu prinsip atau adab mencari ilmu seperti yang diterapkan di sekolah-sekolah konvensional adalah murid yang harus mendatangi guru? bagaimana fenomena guru mendatangi murid terjadi dan semakin meresap di masyarakat? lantas, apa dampak yang akan ditimbulkannya?

Saya kira ada berbagai pertimbangan yang mendasari orangtua dalam menentukan model pendidikan macam apa yang akan diberikan kepada anak-anak.

Praktis, barangkali itulah salah satu kata yang bisa mewakili alasan orang suka mendatangkan guru ke rumah. Saya pernah menyekolahkan anak di sekolah konvensional dan pernah pula memberikan pendidikan anak dengan sistem semi homeschooling.

Di tempat pendidikan dengan sistem homeshooling yang tidak sepenuhnya semacam itu, ada waktunya anak harus datang dan belajar di sekolah. Pada waktu yang lain, ada jadwal guru mendatangi rumah siswa untuk memberikan pelajaran, istilahnya tutor visit.

Saya juga pernah beberapa kali mendatangkan guru les ke rumah untuk memberikan beberapa pelajaran tambahan bagi anak-anak. Ada guru mengaji, ada guru les matematika, termasuk beberapa pengajar mata pelajaran lain.

Dengan mendatangkan guru ke rumah, kami tidak perlu memikirkan transportasi atau antar jemput anak-anak. Tunggu saja di rumah, guru yang akan datang. Itu salah satu bentuk kepraktisan model pengajaran seperti ini.

Keuntungan lain dengan mendatangkan guru ke rumah bisa diperoleh pada sisi pengawasan. Anak-anak yang belajar di rumah tentu sangat memudahkan kontrol yang dilakukan oleh orangtua.

Zaman sudah sedemikian mengkhawatirkan. Cerita tentang perundungan anak, tawuran, anak merokok bahkan ngeganja sudah sering kita dengar. Berita tentang pemerkosaan dan penyimpangan seksual kerap pula kita saksikan. Cukup sering kita menerima warta tentang kejadian-kejadian yang bertolak belakang dengan tujuan pendidikan justru berlangsung di tempat diselenggarakannya pendidikan. Mengingat hal-hal itu, adakalanya terasa berat melepas anak-anak keluar rumah.

Ada juga yang berpikir dari sisi kualitas ilmu atau keterampilan yang akan diperoleh anak. Dengan model pengajaran privat di rumah, orangtua dan anak dapat memilih di beberapa bidang pelajaran tertentu saja yang dibutuhkan, termasuk level mutu yang diharapkan.

Namun demikian, "mengurung" anak dalam rumah juga bukan solusi yang akan menyelesaikan segala problema. Tak sedikit dampak kurang baik yang akan menyertainya.

Imbas buruk yang pertama, tingkat keseriusan anak yang belajar di rumah mungkin tidak akan setinggi jika mereka belajar dalam suatu komunitas di sebuah tempat yang memang dirancang untuk belajar. Suasana rumah sebagai tempat berbagai aktivitas non belajar seperti bermain, bersantai bahkan tidur bisa mempengaruhi psikologis anak.

Yang kedua, anak akan sulit menjaga konsentrasi karena potensi gangguan yang terjadi pada anak yang belajar di rumah secara umum akan lebih besar. Sebagai contoh, ketika anak sedang belajar, pada saat yang berbarengan orangtua tengah menonton televisi, atau adik yang sedang bermain-main, ada tamu yang berkunjung, atau bahkan debt collector yang mencak-mencak.

Ketiga, kesempatan untuk bersosialisasi secara nyata dengan sesama teman menjadi berkurang. Interaksi sosial menjadi pengalaman amat berharga yang semakin jarang didapatkan generasi milenial yang kehidupan sehari-harinya sudah didominasi oleh hubungan semu dengan layar gawai.

Tentu dalam memilih suatu metode belajar, dalam hal ini mendatangkan guru ke rumah atau anak didik yang mendatangi guru, beberapa hal tersebut perlu mendapatkan porsi untuk dipertimbangkan.




Baca juga:
Seberapa Besar Antusias Masyarakat Indonesia dalam Berbelanja pada Momen "Black Friday"?
Ketika Pembeli Menentukan Harga Barang
Ternyata Ide Menulis Itu Teramat Dekat

Angkot Depok, Nasibmu Kini

$
0
0

dokpri

Jangan pernah menyebut-nyebut kata "online", "ojek online", "Gojek" maupun "Grab" di depan sopir angkot Depok. Bisa jadi emosinya akan naik mendengar kata-kata tersebut.

Sebut saja namanya Ferguso (bukan nama sebenarnya), seorang pengemudi angkot senior di Kota Depok, Jawa Barat. Wajahnya seketika memerah dan nada bicaranya meninggi ketika saya mengarahkan perbincangan tentang penetrasi angkutan online di Depok.

"Ya itulah! Anak-anak SMP, anak sekolah masih pitik saja sekarang naik ojol berangkat sekolah, cuma bayar lima ribu sudah enak, nggak beda jauh harganya sama naik angkot gini, tapi kan mereka dijemput di depan rumah," cerocos Ferguso.

Kami bicara tentang makin sepinya penumpang angkot. Lalu tentang makin tuanya armada angkot. Ujung-ujungnya sampai pada kesimpulan bahwa ojol telah merenggut para penumpang angkot.

"Wajar sih wajar, Depok makin macet begini, paling enak ya naik ojek. Tapi kan kami juga harus makan," ujarnya.

Nah, kalau sudah bicara ke ranah "perut" saya pun hanya manggut-manggut. Mencoba membayangkan dan merasakan dari sisi sopir angkot ini, dan hanya menarik nafas yang bisa saya lakukan.

Rata-rata angkot di Depok sudah berusia tua. Bahkan tak jarang pintu depan untuk penumpang di samping sopir hanya bisa dibuka dengan merogohkan tangan ke dalam. Belum lagi "printilan" di dashboard dan area kemudi sudah banyak yang lenyap, dan ini lazim terjadi pada rata-rata angkot. Fantastis sekali kawan.

"Jangan tanya soal KIR, pasti sudah lewat semua, kalau ada razia ya tiarap, berhenti dulu nariknya. Kan nggak tiap hari ada razia," ucap Ferguso.

Fakta yang membelalakkan mata. Ini angkot apa odong-odong? Lagipula buat apa ada razia kalau "peserta" razia sudah tahu dan sengaja menghilang?

Tak hanya tua angkotnya, banyak sopir angkot di Depok yang usianya juga sudah tua. Sopir jenis ini biasanya sekaligus sebagai pemilik angkot. Jelas susah untuk beralih ke jenis pekerjaan lain jika angkot benar-benar punah. Angkot adalah andalan utama untuk mencari nafkah keluarganya.

Kalau sopir yang muda dan terlihat "alay" biasanya adalah sopir tembak. Apalagi yang di sampingnya duduk seorang nona entah siapa itu tapi betah banget bolak-balik menemani sopir menyusuri trayek. Sopir jenis ini mempunyai dua tujuan, cari uang dan cari jodoh.

Lalu kenapa di Depok masih banyak angkot dan masih saja bikin macet jalanan?

Ya, karena kehidupan Kota Depok memang sangat dinamis. Setidaknya ada 6 stasiun KRL dari mulai Lenteng Agung, Universitas Pancasila, Universitas Indonesia, Pondok Cina, Depok Baru dan Depok yang jaraknya berdekatan dan limpahan penumpangnya masih membutuhkan jasa angkot.

Belum lagi banyaknya mal dan pasar di tengah kota yang juga perlu angkot untuk menyambungkan ke kawasan perumahan yang jumlahnya tak terhitung.

"Tapi nggak seramai dulu sebelum ada ojol, sekarang kalau mau penuh ya harus antre lama ngetem. Kalau nggak ngetem ya gini, palingan sekali jalan nggak bisa penuh, ada tiga orang naik aja sudah bagus," cetus Ferguso.

Saya tidak berani ngomong "rejeki sudah ada jatahnya masing-masing" ke dia. Lha kalau malah emosi bisa-bisa saya diturunin di jalan kan repot. Hanya saja saya merasa lega karena dia kemudian menceritakan ladang rejeki dari sistem borongan angkot.

"Lumayan kalau ada yang borongan nyewa angkot buat pengajian, jenguk orang sakit, kawinan gitu, saya sudah ada langganan, kalau ada yang butuh bisa langsung telpon aja," ceritanya.

Ya, angkot memang bisa jadi alternatif kendaraan sewa untuk kegiatan-kegiatan itu, bahkan rombongan TK atau SD pun bisa menyewa angkot untuk pergi ke taman tertentu, atau museum misalnya. Selain lebih murah, kapasitas angkot pun lumayan. So, inilah celah atau peluang yang harus pintar dilihat oleh sopir angkot di Depok untuk bisa bertahan.




Baca juga:
Di Balik Teka-teki Masa Depan Ousmane Dembele
Seberapa Besar Antusias Masyarakat Indonesia dalam Berbelanja pada Momen "Black Friday"?
Ketika Pembeli Menentukan Harga Barang

Pengalaman Menikmati Soto Banjar Ayam Bapukah/Bapulas Khas Haji Anang

$
0
0

Susunan Piring Soto Banjar Bapukah Siap dikuahi (Foto : Aditya Firmansyah)Kalau minggu lalu saya mengulas tentang sensasi menikmati kuliner Soto Banjar yang termasuk varian Soto Banjar "klasik" dan sajian Musik Panting yang ikonik di satu tempat yang eksotis di tepian Sungai Martapura, Banjarmasin bernama Kedai Soto Bang Amat, termasuk sedikit mengulas Banjarmasin sebagai Kota Soto karena keunikan Soto Banjar-nya yang mempunyai 4 ragam varian yaitu Soto Banjar Klasik, Soto Kuin, Soto Bapukah dan Soto Kuning (Soto Banjar Kotabaru), maka sekarang giliran varian Soto Banjar lainnya yang akan naik ulas! Yaitu Soto Banjar Ayam Bapukah. 

Baca Juga Yuk : Menikmati Musik Panting & Soto Banjar di Tepian Sungai Martapura Banjarmasin

Apa sih Soto Banjar Ayam Bapukah itu? Apa bedanya dengan varian Soto Banjar lainnya? Yuuk, simak ulasannya sambil menyediakan camilan atau makanan kesukaan kamu lainnya agar tidak menelan ludah jika kebetulan ketemu dengan bagian-bagian tulisan yang menggiurkan he...he...he...

Soto H. Anang Ayam Bapukah menjelang tutup (Foto : @kaekaha)Di Banjarmasin dan kota-kota satelit di sekitarnya yang diproyeksikan menjadi Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Banjar Bakula atau disebut juga Metropolitan Banjarmasin Raya, banyak sekali rumah makan, warung atau kedai yang menawarkan sajian kuliner Soto Banjar Bapukah.

Di antara puluhan atau mungkin ratusan kedai Soto Banjar Bapukah yang bertebaran di Kota Banjarmasin, bagi saya tetap saja Soto Banjar Bapukah/Bapulas H. Anang yang lokasinya di gang kecil jalan Pekapuran A RT. 8 RW. 02 Banjarmasin ini juaranya. 

Baca Juga : Sarapan Lontong Tampusing Ma Haji, Kuliner "Bahari" Khas Banjarmasin

Kedai Soto Banjar Ayam Bapukah H. Anang ini konon telah melewati tiga generasi atau kira-kira sudah ada sejak 50 tahunan yang lalu dan dikenal sebagai kedai yang pertama kali mempopulerkan salah satu varian Soto Banjar dengan "inovasi" pada tampilan saji, kelengkapan isian dan cita rasa yang berbeda dengan kebanyakan Soto Banjar yang lain dan varian Soto Banjar itu sekarang begitu terkenal dengan sebutan Soto Banjar Bapukah.

Soto Banjar Ayam Bapukah/Bapulas (Foto : @kaekaha)Uniknya, sejak sekitar4 tahun yang lalu, Kedai Soto Banjar Ayam Bapukah yang seharinya bisa menghabiskan ayam sebanyak 70-80 ekor sehari ini menambahkan ciri baru pada nama kedainya. Tidak hanya "bapukah" sekarang kedai ini memperkenalkan kata "bapulas" pada brand nama kedainya. 

Jadi nama lengkap kedai ini sekarang menjadi Soto Banjar Ayam Bapukah/Bapulas. Alasannya, agar menjadi pembeda! Karena sekarang sudah banyak kedai atau warung makan Soto Banjar baru yang bermunculan, mengekor menggunakan kata "Bapukah" sebagai identitasnya.

Baca Juga : Kegundahan di Balik Nikmatnya Nasi Kuning Dendeng Rusa, Khas Banjarmasin

Lantas apa sih maksud dari kata Bapukah dan Bapulas yang menjadi ciri khas dari Soto yang pertama kali diperkenalkan oleh H. Anang Akhmad dan istrinya Hj. Rohana di kedai sederhana yang mengambil lokasi di halaman rumah pribadinya di muara dari jembatan yang menghubungkan kampung Pekapuran A dengan Pekapuran B di Jalan Kolonel Sugiono.

Lokasi Soto Banjar Bapukah/Bapulas H. Anang (Foto : @kaekaha)Kata Bapukah dalam kamus bahasa Banjar, mempunyai kata dasar pukah yang berarti patah dan mendapatkan awalan ba. Dalam tata bahasa Banjar kosa kata yang mendapatkan awalan ba akan berubah menjadi kata keterangan, yaitu keterangan yang menyatakan menjadi seperti yang tersebut dalam bentuk kata dasarnya. Begitu pula untuk kata Bapulas yang tersusun dari kata dasar pulas yang berarti puntir dan mendapatkan awalan ba yang memberi makna menjadi seperti yang tersebut dalam bentuk dasarnya.

Makna lugas dari kata Bapukah pada kalimat frasa Soto Banjar Ayam Bapukah, berarti lauk berupa potongan bagian ayam yang telah dimasak dengan bumbu khusus yang disajikan sebagai teman makan Soto Banjar ini dalam menyajikannya tidak dipotong menggunakan alat apapun, tapi hanya dipatahkan dengan menggunakan kekuatan dan ketangkasan tangan saja. Biasanya, "prosesi"detik-detik si peracik soto mematah bagian-bagian ayam ini menjadi moment atraksi yang ditunggu oleh pengunjung. Sedangkan makna lugas dari Bapulas, sebenarnya masih satu rangkaian dengan proses bapukah atau mematah tadi. Jadi Bapulas atau memelintir bagian ayam itu sebenarnya termasuk bagian dari proses mematah bagian-bagian ayam

Sepotong Paha Ayam dalam Racikan Soto Banjar Ayam Bapukah (Foto : @kaekaha)Keberadaan potongan bagian ayam yang bisa direquest baik ukuran maupun bagian-bagiannya seperti bagian paha, dada atau yang lainnya dalam sepiring sajian Soto Banjar inilah pembeda utama dari Soto Banjar Ayam Bapukah dengan Soto Banjar varian lainnya (kalau pelanggan tidak request biasanya secara otomatis akan diberi bagian paha), karena Soto Banjar klasik dan varian yang lainnya secara umum daging ayamnya di suwir-suwir dan menjadi toping bagi sepiring racikan Soto Banjar. 

Untuk isian lainnya seporsinya kurang lebih sama saja, yaitu lontong yang diiris tipis (Soto) atau nasi (sop), soun, telur itik rebus iris tipis juga, perkedel kentang, toping bawang goreng dan daun sop/seledri. 

Meracik Soto untuk Pelanggan ( Foto : @kaekaha)Ada juga yang meminta tambahan seporsi sate ayam berbumbu saus kacang yang seporsinya berisi sepuluh tusuk. Khusus untuk sajian sate ayam di kedai Soto Banjar ini tidak dikelola sendiri, tapi pedagang lain yang sengaja diijinkan untuk ngetem di depan kedai untuk berdagang. Tapi jangan salah, karena tetap liwar banar nyamannya alias nikmat sekali rasanya!

Baca Juga : "Mie Bancir" Cita rasa Mewah Khas dari Banjarmasin

Dari segi cita rasa, ini yang saya sebut unik! dari beberapa kedai Soto Banjar Bapukah yang bertebaran di Banjarmasin hampir semuanya mempunyai cita rasa yang mirip walaupun tidak otentik.

Di antara kedai Soto Banjar Ayam Bapukah yang ada, tetap saja Soto Banjar Ayam Bapukah H. Anang yang buka mulai pukul 06.00 WITA sampai sekitar pukul 17.00 WITA ini yang menurut saya cocok untuk lidah pendatang dari Jawa Timur seperti saya atau dari daerah lain yang terbiasa dengan budaya kuliner dengan cita rasa masakan gurih asin. 

Sertifikat Sebagai Soto Banjar Favorit 2009 ( Foto : @kaekaha)

Tampilan kuah Soto Banjar Ayam Bapukah/Bapulas H. Anang yang cenderung bening dengan taste rempah yang tidak terlalu kuat/dominan relatif lebih mudah untuk diakrabi dan tentunya semakin menambah liwar nyamannya Soto Bapukah yang membuka cabang di 4 tempat sekaligus tersebut, yaitu di Jalan Pulau Laut dekat SPBU, kawasan Teluk Dalam dan di seputar Kayutangi tersebut. Semua di dalam Kota Banjarmasin.

Gambaran cita rasa Soto Bapukah H. Anang di atas, tentu sangat berbeda dengan varian Soto Banjar lainnya yang biasanya bercita rasa gurih cenderung manis dengan kuah yang keruh karena racikan dari campuran ragam rempah-rempah, susu cair dan kuning telur bebek dalam kuah.

Pajangan di Dinding yang Merakyat (Foto : @kaekaha)

Bagi saya secara pribadi, kedai Soto Banjar yang awalnya populer dengan julukan Soto Ayam Bapukah saja ini, menyimpan catatan sejarah yang tentu tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya.

Disinilah saya pertama kali mencicipi kuliner bernama "Soto Banjar", ketika pertama kali menginjakkan kaki di Bumi Antasari alias Kalimantan Selatan, sekitar 20 tahun yang lalu.

Uniknya, suasana sederhana dari kedai ini tetap terjaga sampai sekarang. Selain lokasinya yang menurut saya sangat tidak layak dan tidak masuk akal "teori marketing" untuk menjadi spot kuliner yang ikonik dan bahkan menjadi rujukan banyak pelanggan tanpa mengenal waktu. Jangan datang tepat jam sarapan pagi atau jam makan siang. Jangankan dapat tempat duduk untuk makan, bisa masuk gangnya saja harus bersyukur bro!! He..he...he...

Interior yang Sangat Sederhana Sangat

Tampilan interior berupa meja dan kursi tetap seperti dulu berbahan dari kayu dan dilapisi plastik, begitu juga dengan layout ruangan yang sama sekali tidak berubah. Pelanggan bisa mengambil tempat duduk di empat los meja panjang yang dua diantaranya menempel dinding di ruang sebelah kanan jalan masuk dan etalase tempat punggawa H. Anang meracik Soto. 

Baca Juga Yuk : Terbujuk Nostalgia, Bakwan Malang "Pikulan" Ini Sedapnya Unik

Di ruangan ini, ragam pajangan yang menghias dindingnya masih sama dengan beberapa tahun yang lalu saat terakhir kali saya berkunjung dengan beberapa sahabat blogger dari Pulau Jawa yang tengah berkunjung ke Banjarmasin.

Ada foto Guru Sekumpul, ulama kharismatik dari Martapura yang akan selalu anda temui di semua rumah makan, toko, warung, kedai dan beberapa penginapan di Banjarmasin dan sekitarnya. 

Rumah Tua milik H. Anang Ahmad dan Hj. Rohana (Foto : @kaekaha)

Ada juga foto Bung Karno, Sertifikat Soto Banjar Favorit 2009 dari Bank Kalsel. Di dinding sebelahnya ada Foto Pasar Terapung dari Banjarmasin Post, Foto salah satu bagian Masjidil Haram atau Masjidil Nabawi, Foto Syekh Muhammad Al Banjari, ulama berpengaruh kerajaan Banjar tempo dulu dan beberapa tempelan kalender masehi baru.

Bisa Melihat Aktivitas Peracik Soto (Foto : @kaekaha)

Selain di ruangan sebelah tadi, pembeli juga bisa mengambil tempat duduk di sekeliling etalase dan meja tempat para punggawa H. Anang meracik Soto, yaitu di depan etalase dan disamping meja, sehingga bisa melihat dengan jelas aktifitas meracik ubarampe Soto Banjar termasuk serunya saat paman-paman peracik soto dengan cekatan mematah bagian-bagian ayam untuk disajikan. 

Sesekali di sini ada pemusik jalanan yang unjuk kreasi dengan menyanyikan lagu-lagu Banjar bahari atau lama yang tentunya akan semakin menambah nikmat suasana.

Kalau kamu berkesempatan berkunjung ke salah satu kedai Soto Banjar legendaris dan ikonik di Banjarmasin ini, jangan harap kamu akan mendapati spot-spot foto yang instgrammable, selain spot berupa kesederhanaan sebuah ruang yang menyimpan sejuta kenangan dari ribuan bahkan mungkin jutaan penikmat soto bapukahnya yang memang benar-benar bercita rasa juara! Mau Mencoba?

Yuk jalan-jalan ke Banjarmasin.




Baca juga:
Puisi | Jatuh Cintalah Ketika Semua Terasa Mudah
Di Balik Teka-teki Masa Depan Ousmane Dembele
Seberapa Besar Antusias Masyarakat Indonesia dalam Berbelanja pada Momen "Black Friday"?

Kalah di Medsos, Serangan Darat Jokowi Terancam Gagal

$
0
0

Jokowi dan Prabowo di acara deklarasi kampanye damai. Foto: KOMPAS.com/Maulana Mahardhika

Meski awalnya diragukan, namun kini pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno mulai unjuk elektabilitas. Bukan hanya unggul di media sosial (medsos), elektabilitas pasangan yang diusung Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat ini kian mendekati pasangan petahana Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Media Survei Nasional (Median) merilis hasil sigi yang cukup mengejutkan karena pendukung pasangan Prabowo - Sandiaga unggul dari pasangan Jokowi-Ma'ruf di semua pengguna medsos utama yakni Facebook, Twitter dan Instagram. Bahkan di Twitter marginnya sangat besar yakni 58,2 persen berbanding 29,5 persen

Padahal Jokowi memiliki 10,6 juta pengikut di Twitter, sedang Prabowo hanya 3,3 juta. Selisih pengikut keduanya di Facebook juga tidak terlalu jauh di mana Prabowo unggul dengan 9,6 juta sedang Jokowi 8,7 juta.

Kekalahan pasangan Jokowi-Ma'ruf di medsos sebenarnya sudah tercoum sejak penetapan pasangan calon oleh KPU. Survei Iwan Fals bisa menjadi rujukan.  Dalam survei yang digelar di akun penyangi legendaris ini dari tanggal 9-11 Agustus 2018, Jokowi-Ma'ruf kalah telak karena hanya mengantongi dukungan 27 persen sedang Prabowo-Sandiaga 68 persen, di mana 5 persen lainnya tidak memilih alias golput.

Ternyata kemenangan di medsos memiliki korelasi dengan kenaikan elektabilitas secara signifikan setidaknya jika dilihat dari tiga lembaga survei berikut ini.

Pertama, Median. Dalam survei yang digelar 4-16 November 2018, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mencapai  47,7 persen sedang Prabowo-Sandiaga hanya 35,5 persen. Namun selisih keduanya kini tinggal 12,2 persen padahal pada Juli lalu masih 13,1 persen.

Kedua, Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Elektabilitas Prabowo-Sandiaga melesat menjadi 31,2 persen pada survei bulan November 2018, jika dibandingkan survei bulan September 2018 yang hanya 25,7 persen. Pada saat bersamaan elektabilitas Jokowi turun dari semula 57,7 persen menjadi tinggal 53,2 persen

Ketiga, Indikator Politik Indonesia. Tidak jauh berbeda dengan LSI Denny JA, hasil survei Indikator menunjukkan elektabilitas Jokowi--Ma'ruf  unggul jauh di angka 57,7 persen dibanding Prabowo-Sandiaga yang hanya 32,3 persen. Tetapi angka itu menunjukkan kenaikan tajam karena pada survei bulan Maret 2018, elektabilitas Prabowo hanya 12,1 persen.

Hasil survei-survei tersebut menjadi menarik jika dikaitkan dengan pernyataan Jokowi di Palembang, Sumatera Selatan, beberapa waktu lalu. Saat itu Jokowi mengatakan, serangan udara yakni melalui media, termasuk media sosial, sudah tidak efektif. Pengaruhnya sangat kecil. Demikian juga dengan tebaran baliho di setiap sudut daerah. Jokowi meminta kepada relawannya untuk melakukan serangan darat yakni mendatangi langsung calon pemilih.

Apakah ini sebagai respon langsung terhadap kecenderungan pemilih di medsos?  Apakah tim survei internal Jokowi- yang menyebut elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di Sumsel hanya 37 persen, juga sudah mendapat gambaran seperti yang terpetakan dari hasil survei Median?

Jika benar demikian, posisi Jokowi benar-benar tidak aman. Keunggulan elektabilitas saat ini sangat mungkin terus tergerus mengingat masa kampanye masih 4 bulan lebih yakni hingga April 2019.

Dalam kurun waktu itu, hal-hal yang awalnya hanya ramai di medsos sangat mungkin sudah menjadi realita manakala gaya kampanye dan pola pendekatan yang dilakukan tim kampanye Jokowi-Mar'uf tidak segera diubah.

Tim Jokowi-Ma'ruf harus berani masuk ke substansi yang menjadi pertanyaan publik seperti asumsi ketimpangan penegakan hukum, besaran utang yang akan menjadi beban di masa mendatang, lapangan pekerjaan dan terutama meminimalisir polarisasi masyarakat atas dasar isu-isu berbalut agama dan kesukuan.

Sebab kuatnya polarisasi dan dukung-mendukung, hingga memakan korban, bukan semata karena ketidakdewasaan masyarakat dalam berdemokrasi, namun juga bentuk kegagalan elit dalam mengemas perbedaan politik. Masing-masing kubu asyik menebar serangan pribadi ke siapa saja yang dianggap lawan, seraya melegalkan diksi dan narasi kekerasan di ruang-ruang publik.

Bagi pemilih rasional, dan milenial yang banyak mengikuti perkembangan politik baik di dalam maupun luar negeri, kondisi saat ini akan dijadikan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam menentukan pilihan. Mereka umumnya tidak mebghendaki situasi semakin tak terkendali dan mengharapkan ada perubahan secara signifikan.

Salam  @yb




Baca juga:
Mengubah Kampung Kriminal Jadi Kampung Mural
Puisi | Jatuh Cintalah Ketika Semua Terasa Mudah
Di Balik Teka-teki Masa Depan Ousmane Dembele

Mengapa Generasi Milenial Mudah Terserang Diabetes?

$
0
0

Ilustrasi: DiabeteLife.comKebutuhan pokok setiap orang saat ini bukan sekadar pangan, sandang, dan papan, tetapi juga pendidikan dan kesehatan. Setelah pangan, sandang dan papan tercukupi, maka setiap orang membutuhkan pendidikan yang diyakini dapat memutus rantai kemiskinan. 

Pemerintah menganggarkan beasiswa untuk anak kurang mampu secara ekonomi tetapi cerdas intelektual dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) maupun Bidikmisi. KIP dimaksudkan agar anak-anak usia sekolah, dapat menuntaskan wajib belajar 12 tahun, dan Bidikmisi untuk menyelesaikan S1 di perguruan tinggi, selama 8 semester dibebaskan dari uang kuliah tunggal (UKT).

Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan sudah ada Kartu Menuju Sehat/Kartu Indonesia Sehat (KMS/KIS), BPJS yang dulu ASKES diperuntukkan bagi PNS, sekarang untuk semua warga negara, dengan membayar iuran tiap bulan. Artinya kebutuhan pendidikan dan kesehatan mendapat perhatian pemerintah, untuk menuju seabad Indonesia pada tahun 2045. 

Generasi Z dan Alpha yang saat ini masih batita dan balita, sudah dewasa yang menjadi pemimpin negeri ini. Oleh karena itu sejak dini harus diperhatikan pola makan, pola asuh, dan pola didik agar menjadi generasi yang siap meneruskan estafet bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.

Selain itu bonus demografi yang terjadi di Indonesia, menjadi anugerah dan modal dasar untuk pembangunan yang mensejahterakan bila mempunyai kompetensi dan daya saing tinggi. Sebaliknya  dapat menimbulkan permasalahan yang membebani, bila pemenuhan kebutuhan dasar sejak saat ini kurang mendapat perhatian serius. 

Kondisi prima menjadi modal awal untuk menjalani aktivitas keseharian yang memberi manfaat bagi keluarga, masyarakat dan lingkungan sosialnya. Aktivitas yang berlebihan dapat menguras energi sehingga organ tubuh memberi sinyal untuk istirahat. Apabila dipaksakan maka kondisi yang prima menjadi semakin lemah dan dapat terserang penyakit.

Salah satu penyakit adalah diabetes karena kandungan gula darah yang berlebihan di dalam tubuh. Walaupun diabetes karena faktor genetik, tetapi bisa juga karena gaya hidup, pola makan, dan pola hidup yang tidak sehat. Akibatnya metabolisme terganggu dan menjadi pemicu munculnya penyakit diabetes, yang saat ini sudah mulai menyerang generasi milenial. 

Hal ini terjadi karena  generasi milenial kurang memperhatikan pola makan yang tidak teratur dengan asupan gizi seimbang.  Asupan gizi seimbang dengan membatasi gula (4 sendok makan/hari), garam (1 sendok teh/hari), minyak (5 sendok makan/hari). Minum air putih 8 gelas/hari, 3-4  porsi sayuran, 2-3 porsi buah-buahan, 3-4 porsi karbohidrat. 

Perilaku hidup sehat perlu diterapkan untuk mencegah diabetes, seperti olahraga (bermain sepak bola, senam, berjalan, bersepeda dan menyapu) dan memantau berat badan. Selain itu perlu juga untuk mencegah pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minum alkohol, tidur larut malam (begadang di cafe walau untuk mengerjakan tugas/pekerjaan), pikiran tidak tenang (stres tekanan kuliah, kerja, pertemanan), malas-malasan/malas gerak (mager), atau posisi sama karena main games online, gadget, pola makan junk food

Semua itu dapat menyebabkan obesitas, hati-hati kalau berat badan dan tinggi badan sudah tidak sesuai. Mengurangi "nafsu makan", dan banyak melakukan olahraga dengan menggerakkan seluruh bagian tubuh. Diabetes juga karena disfungsi pankreas, dan infeksi virus yang merusak sel-sel tubuh.  

Lebih baik mencegah daripada mengobati untuk generasi milenial, karena penyakit ini dapat menganggu aktivitas (apalagi yang mobilitasnya tinggi). Mulai sekarang mengatur dan menata ulang dan melakukan instrospeksi dengan pola makan, pola hidup, dan gaya hidup. 

Bahwa untuk sehat, prima perlu asupan makanan bukan berdasarkan harga menu makanan mahal dan di cafe/restoran bergengsi, tetapi nilai gizi yang seimbang. Sesekali bolehlah untuk menjaga komunitas pertemanan, namun tetaplah memilih menu makan yang bergizi dan halal. Tidak perlu mempertaruhkan nilai kesehatan dan mengikuti hawa nafsu makan terus. 

Makanlah ketika merasa lapar, dan berhentilah sebelum kenyang. Tidak perlu dipaksakan untuk memasukkan semua hidangan dalam perut ketika mendapat jamuan makan siang atau makan malam bersama kolega.

Satu hal yang sering dilupakan adalah olahraga, agar lemak dapat terbakar dan tidak tertimbun di badan. Melakukan olahraga tidak harus di tempat "fitness", tetapi juga bisa dilakukan di tempat terbuka seperti di lapangan. 

Macam olahraga yang dilakukan adalah lari, jalan cepat/biasa, gowes, bulu tangkis, tenis meja, tenis lapangan, sepak bola, renang, berkuda. Dengan demikian badan sehat, kondisi prima, pikiran segar, dan dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kapasitas. Istirahat dengan tidur yang cukup, karena semua organ tubuh sudah mempunyai peran dan fungsi masing-masing. Generasi milenial yang sehat, bugar dan segar adalah harapan dan penerus cita-cita bangsa Indonesia.

Yogyakarta, 27 Nopember 2018 Pukul 17.10




Baca juga:
Masalah Psikosomatik, Masalah Manusia Modern
Puisi | Saat Merindukan
Menggambar Komik bersama Tahilalats di Workshop Kompasianival 2018

Mengembara dalam Bumbu dari Pelosok Nusantara ke Mancanegara

$
0
0

theprepperjournal.com

Perkenalan saya dengan'Rempah Nusantara' sungguh tidak disengaja. Mulanya dari icip-icip nasi goreng berbagai rasa di gerai yang nongkrong di acara "Home Coming Day" Pascasarjana/SKSG UI di Kampus Salemba pada minggu pagi, 25 November 2018 lalu.

Tidak terasa,aroma dan rasa berbagai jenis bumbu nasi goreng sangat pas di lidah. Dia juga mampu menenangkan cacing kelaparan di dalam perut. Benar kata papatah, bahwa perut tidak pernah berdusta.

Di gerai itu, hadir beberapa anak muda didampingi sobat saya, Mbak Dewi Savitri yang menjelaskan bahwa 'Rempah Nusantara' memang menjadi sponsor acara Home Coming Day ini, termasuk acara Gala Dinner sebelumnya di Hotel Kempinski.

Sejenak, saya melihat-lihat gerai ini. Berbagai jenis bumbu dengan rasa dari pelosok Nusantara berjejer rapi menantang selera.

Penasaran, saya pun kemudian melakukan wawancara dengan Michael Lesmana, sang pendiri sekaligus pemilik Rempah Nusantara yang dkenalkan oleh Mbak Dewi.

dokpri

Begini singkatan kisahnya:

Rempah Nusantara didirikan pada 2016 dan berasal dari kerinduan akan bumbu rasa Nusantara yang dialami oleh Michael Lesamana dan istrinya Caroline ketika menuntut ilmu di luar negri.

Michael melihat bahwa makanan Thailand seperti 'Pad Thai' dan sup 'Tom Yam" sudah sangat mendunia dan mudah di dapat dimana-mana bahkan dalam bentuk bumbu dalam kemasan. Sementara kuliner Indonesai seperti berbagai jenis nasi goreng dan soto ternyata sangat susah mencarinya , apalagi dalam bentuk bumbu kemasan yang praktis.

Sepulangnya ke Indonesia, Michael sempat berkarir di dunia advertising agency dan kemudian F&B sampai kemudian terjun sebagai pengusaha bumbu.

Sejak 2016, Michael dan Caroline mendirikan 'Rempah Nusantara' dan memproduksi berbagai bumbu Nusantara yang menggoyang lidah dan menggugah selera.

Bukan itu saja, jumlah produksi pabrik yang berlokasi di Bekasi Selatan dengan 46 karyawan in juga terus meningkat. Untuk 2018 ini, jumlah produksi diperkirakan sekitar 120 ton per tahun dengan harapan akan meningkat sekitar 30% tahun 2019 mendatang.

Lalu ketika ditanya apa saja produknya. Ternyata sangat beragam. Sebut saja bumbu nasi goreng dengan rasa oriental, ikan teri, ikan cakalang, dan ikan roa. Wah rasa ini sudah sempat saya cicip di gerai dan memang lezat luar biasa.

Selain bumbu nasi goreng, ada juga bumbu komplit soto seperti soto Lamongan, Kwali, Solo, Ayam Kuning, dan Daging Bening.

Bukan hanya nasi goreng dan soto, Rempah Nusantara juga menawarkan bumbu berbagai rasa sop seperti Sop Iga dan Sop Buntut.

Bumbu Nusantara juga belum lengkap tanpa kehadiran berbagai jenis sambal yaitu Sambal Mbledoss, Sambal Cocol, Ikan Teri dan Ikan Roa.

dokpri

Berbincang dengan Michael Lesman memang mengasyikan. Pria berusia 41 tahun dan sudah memiliki 2 putra ini ternyata mempunyai latar belakang pendidikan Finance dan Marketing dari sebuah Universitas di Texas, Amerika. Sementara sang istri, Carolin mendalami Fisioterapi Anak.

Rempah Nusantara juga dipasarkan melalui berbagai moda. Selain dapat dibeli di berbagai Super Market, bumbu-bumbu nan lezat ini juga dipasarkan melalui media sosial serta berbagai restoran dan kafe. Kalau mau belanja online, tinggal klik saja Tokopedia, Bukalapak, Shopee, atau Elevania.

Yang lebih mengagumkan lagi Micahel juga bercerita bahwa sebagian produk Rempah Nusantara sudah berhasil menembus pasar ekspor ke mancanegara. 

"Pada saat ini sekitar 10% produk kami diekspor ke Taiwan", ujar Michael lagi.

dokpri

Mengakhiri wawancara, lelaki yang memiliki hobby naik gunung dan nonton ini membagikan kunci rahasia untuk sukses.

'Kunci untuk sukses adalah selalu berdoa, hormat kepada orang tua, dan disiplin serta memiliki attitude yang berintegritas" demikian tambah Michael .

Masih ada satu pertanyaan yang semat menggelantung di hati yaitu di mana sih Mas Michael ini kenal dengan Mbak Dewi Savitri?

Ternyata pada suatu acara yang diselenggarakan oleh 'Asosiasi Chef Halal Indonesia'.

Jakarta, Akhir November 2018




Baca juga:
Mengenal Lebih Dekat "Digital Well-Being"
Masalah Psikosomatik, Masalah Manusia Modern
Puisi | Saat Merindukan

Pertanyaan Basi Itu Berbunyi, "Kapan Nikah?"

$
0
0

psiloveyou.xyz

Akhir-akhir ini pernikahan di usia muda menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia. Setiap bertemu dengan seseorang yang belum menikah, sapaan wajib berubah dari "apa kabar" menjadi "kapan nikah". Sekali dua kali mungkin bisa ditolerir, jika dilakukan terus-menerus mungkin kita akan terganggu. 

Bukan masalah kita yang terlalu sensitif dengan status lajang tersebut, tetapi setiap orang memiliki pandangan tersendiri pada pernikahan. Di zaman yang serba canggih seperti sekarang, pemikiran kita semakin terbuka terhadap banyak hal termasuk dalam pernikahan. 

Kita mungkin sudah memiliki kekasih, sudah memiliki pekerjaan tetap tetapi masih belum terpikir menaikkan status hubungan ke jenjang yang lebih serius. Ada banyak alasan dibalik itu semua, bukan takut pada komitmen. 

Pertanyaan "kapan nikah" adalah tekanan terbesar pada usia 20-an yang dianggap sudah waktunya menikah. Padahal menikah adalah urusan Tuhan yang tidak bisa kita paksakan dan kita tidak mengetahui kapan akan datang karena setiap orang memiliki zona waktu yang berbeda. Sama halnya dengan maut. 

Bisa saja setiap orang bertanya "kapan nikah" kemudian kita membalasnya dengan "kapan mati", tetapi itu sangat ekstrim dan tidak sopan. Sebagian besar menganggap pertanyaan seperti itu sangatlah sepele. Kenyataannya, banyak orang yang depresi karena didesak untuk menikah oleh orangtuanya, terus-menerus ditanyai kapan akan menikah oleh tetangga dan sanak saudara dan akhirnya menolak untuk pulang ke rumah dan bertahan di perantauan. 

Menikah bukan hanya untuk mendapatkan cap halal dengan pasangan. Jika semua orang memiliki prinsip agar halal dengan pasangannya, dipastikan tingkat perceraian di negeri ini akan semakin tinggi. 

Dari beberapa pengamatan yang saya lakukan di sekitar saya, banyak orang yang latah menikah karena teman-temannya sudah menikah dan tidak ingin ketinggalan, desakan orangtua terutama ibu yang selalu mementingkan omongan teman-temannya dan karena hamil diluar nikah.

Ketiga dasar menikah tersebut bisa disimpulkan bahwa menikah seakan-akan hal yang mudah untuk dilakukan. Padahal upaya untuk mempertahankan pernikahan tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Keputusan belum menikah bukanlah hal yang patut disalahkan karena menikah bukan bercanda. Sebelum menikah kita harus mempersiapkan diri terlebih dahulu, kita dan pasangan harus sama-sama cerdas.

 Kita harus melek terhadap finansial, bukan hanya mencari uang tetapi harus bisa mengelola uang, investasi seperti apa yang akan dilakukan dan sebagainya.

Selain finansial kita harus melek pada psikologi, paham dengan karakter masing-masing agar tidak menyesal pasca menikah. Keluhan seperti "dia dulu waktu pacaran ngga kasar kok, ngga cuek kok" satu persatu akan bermunculan karena tidak paham dengan pasangannya dan kurangnya komunikasi. Wanita itu ekspektasinya tingi sekali, berharap prianya mengerti apa yang ada dipikirannya dan tidak perlu diungkapkan. 

Kemudian berakhir dengan emosi dan curhat pada tetangga atau mantan kekasih. Kesal pada suami ditumpahkan semua pada anak yang jika melakukan kesalahan sedikit berujung pada kekerasan dan menimbulkan luka batin pada anak hingga menimbulkan gangguan mental. 

Oleh sebab itu, psikologi sangatlah penting terutama parenting. Ya mungkin ada yang berkilah belajar parenting setelah menikah saja. Telambat Ferguso! Dengan belajar parenting sebelum menikah kita akan paham banyak hal, termasuk pola asuh yang kita terima sejak kita kecil. Kita akan menemukan hal-hal yang seharusnya tidak terbawa hingga kita dewasa, seperti mudah marah, mudah ngambek, kasar, sulit percaya dengan orang lain, takut keramaian dan sebagainya. 

Jika sudah mengetahui sedikit banyak tentang parenting, kita akan berusaha menerapkan pola asuh yang benar sesuai kepribadian si anak kelak.

Oleh sebab itu, sebelum menikah kita perlu melakukan konseling pra nikah. Selain psikologi, agama tentu menjadi hal yang utama. Alasan inilah yang menjadi motivasi agar menjadi pribadi yang siap saat sudah menikah, membawa kapal pada tujuannya bukan berhenti di tengah lautan karena visi dan misi yang berbeda.

Orangtua, kakek, nenek mungkin menganggap mereka yang paling mengerti pernikahan seperti apa. Kenyataannya, pernikahan mereka tidak seindah itu karena kurangnya pemahaman dan kesiapan.

Sosial di Indonesia memang luarbiasa, pertanyaan kapan akan panjang sekali. Mulai dari kapan nikah, kapan punya anak, kapan anaknya nambah, hingga kapan anaknya nikah lagi. Padahal tanpa bertanya "kapan nikah" pun undangan akan datang pada waktunya.

Berhentilah bertanya "kapan nikah" dan membandingkan orang lain, menikah tidak semudah itu. 




Baca juga:
Batu Kubur Khas Adat Sumba
Mengenal Lebih Dekat "Digital Well-Being"
Masalah Psikosomatik, Masalah Manusia Modern

[Pro-Kontra] Bagaimana Jika Pajak Sepeda Motor Dihapuskan?

$
0
0

pajak-5bfee728ab12ae0d086bfd8c.jpg

Jika terpilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berjanji akan merealisasikan setidaknya 2 program: (1) Rancangan Undang-Undang Penghapusan Pajak Sepeda Motor dan (2) pemberlakuan SIM seumur hidup.

Ikhtiar tersebut disampaikan oleh Tim Pemenangan Pemilu (TPP) PKS Almuzzammil Yusuf saat konferensi pers di kantor DPP PKS, Jakarta, pada Kamis (22/11/2018).

Kedua program tersebut  dicanangkan lantaran PKS berkeinginan untuk meringankan beban hidup rakyat yang kian berat oleh segala macam biaya dan tuntutan finansial.

Tetapi apakahkedua program tersebut cukup realistis untuk dilaksanakan? Jika tidak dari pajak kendaraan, lantas dari mana sumber pendapatan daerah? Padahal selama ini pajak sepeda motor berjasa menopang sekitar 7 sampai 8 persen dari total APBD.

Sampaikan opini/pendapat Kompasianer pada laman Pro-Kontra: Bagaiamana Jika Pajak Sepeda Motor Benar Dihapuskan?




Baca juga:
"Jane" dan Upaya Mendefinisikan Ulang Manusia
Batu Kubur Khas Adat Sumba
Mengenal Lebih Dekat "Digital Well-Being"

Hal-hal Kecil yang Berpengaruh Besar Ketika Liburan

$
0
0


Sumber:www.gretastravels.com

Bagi yang belum pernah atau jarang berpergian jarak jauh dengan pesawat bahkan untuk yang sering sekalipun kadang dapat menimbulkan rasa tak nyaman. 

Ditambah apabila kalian hanya duduk dikelas ekonomi dengan ruang duduk pas-pasan, keberadaan dipesawat dalam jangka waktu panjang dapat menimbulkan stress yang akhirnya bisa mempengaruhi 'mood' kalian. 

Belum lagi 'jetlag' akibat perbedaan waktu yang 'significant' antara tempat kalian berasal dan tempat tujuan. 

Jadi jika tujuan perjalanan adalah untuk berbisnis atau dinas mungkin saja ini dapat mempengaruhi kinerja kalian atau bagi yang bertujuan plesir, disaat sampai ditempat tujuan, kalian tidak dapat menikmati suasana secara optimal.

Ada beberapa tips yang bisa dicoba untuk menghindari hal tersebut diatas, diantaranya ;

1. Tempat Duduk.

Sumber:www.uzairways.com

Ruangan tempat duduk yang sempit ditambah  penumpang yang kebetulan duduk disebelah kalian harus bolak-balik bangun ke toilet seringkali sangat mengganggu. 

Untuk mengantisipasi ini, kalau kalian naik pesawat dengan tiga baris konfigurasi didalamnya, baris kiri, tengah dan kanan, maka sebaiknya pilih tempat duduk di 'aisle' pada baris tengah. 

Ada beberapa manfaat dari tempat duduk ini. 

Pertama, kalian mendapat akses yang mudah untuk ke toilet tanpa harus mengganggu penumpang sebelah. 

Kedua, penumpang  disebelah anda mempunyai dua pilihan untuk akses ke toilet apakah ingin lewat sebelah kanannya atau sebelah kirinya. Jadi tidak melulu harus mengganggu kalian. 

Sementara bagi yang berpostur tinggi pilihlah tempat duduk di 'exit row' karena selain dekat dengan toilet, tempat duduk dibaris ini selalu mempunyai ruang yang cukup lega. 

Tapi patut diingat saat memilih duduk disini apabila ada kejadian darurat kalian harus secara fisik mampu membantu penumpang lainnya seperti membuka pintu darurat, mengarahkan penumpang dan sebagainya. 

Biasanya sebelum 'take off' hal ini juga ditanyakan oleh 'flight attendant'. Apabila kalian merasa tidak mampu mereka akan memindahkan ke tempat lain. 

Tempat duduk yang kalian inginkan biasanya dapat diminta pada saat melakukan pembelian tiket.

2. Makan

Sumber:www.justgoindonesia.com

Apabila kalian akan berada di pesawat berjarak tempuh jauh dan lama sebaiknya  makanlah makanan yang ringan atau tidak perlu makan dulu sebelum naik pesawat. Karena kalian akan merasa tidak nyaman dengan perut kekenyangan dan gerak yang terbatas. 

Jangan khawatir untuk pesawat jarak jauh airlines tidak akan membiarkan kalian kelaparan, tidak cuma memberikan makanan pokok seperti makan pagi,siang atau malam tapi mereka biasanya juga menyediakan makanan cemilan. 

Bagi yang alergi atau sedang diet khusus bisa meminta jenis makanan yang diinginkan seperti vegetarian, makanan muslim, glutten free dan lain-lain pada saat pembelian tiket pesawat.

3 Jetlag Sumber: www.quickanddirtytips.com

Ada beberapa cara untuk menghindari 'Jetlag' diantaranya yang perlu diingat biasanya lebih mudah untuk tidur agak malam ketimbang harus bangun lebih pagi. Jadi pilihlah jadwal pesawat dengan waktu tiba sore atau malam hari. 

Dengan demikian kalian tidak berlama-lama menunggu waktu tidur malam dan pada saat tiba ditempat tujuan, usahakan tetap bergerak melakukan aktivitas karena ini akan membuat lelah dan akan cepat tertidur.

Kadang berada di pesawat dalam jangka waktu lama membuat kalian cenderung ingin tidur hingga ditempat tujuan, ini justru akan merusak system waktu ditubuh kalian. 

Untuk mengetahui kapan yang tepat untuk tidur, pada saat masuk pesawat segeralah rubah jam kalian ke waktu  setempat negara yang dituju. 

Tapi biasanya 'flight attendant' memberi isyarat kapan waktu untuk beristirahat dengan mematikan lampu dalam pesawat dan menyalakannya kembali disaat waktu makan tiba.

4. Tidur


Sumber:The Hollistic Welness Centre

Pesawat Internasional biasanya memberikan minuman beralkohol secara cuma-cuma. Seringkali orang minum alkohol untuk membantu agar mereka cepat bisa tidur.

Namun sayangnya minuman beralkohol disamping dapat menyebabkan depresi juga dapat menimbulkan dehidrasi. Jadi sebaiknya hindari minuman beralkohol di pesawat terutama untuk perjalanan jarak jauh. 

Gunakan penutup mata,  bantal dan 'earplug' untuk memudahkan tidur, ini biasanya disediakan cuma-cuma pada pesawat Internasional.

Hindari pemakaian baju yang ketat, pilihlah baju yang nyaman karena ini juga  membantu kemudahan proses tidur kalian.

Cara lain yang dapat dilakukan untuk cepat tertidur dipesawat  antara lain dengan mengurangi waktu tidur kalian dan tetaplah beraktivitas sebelum hari keberangkatan. Jadi kalau anda seorang pekerja tidak perlu untuk mengambil hari libur sebelum hari keberangkatan.

Tapi jika kalian memang tipe yang susah tidur, ada baiknya berkonsultasiah kedokter agar dapat diberi resep obat tidur.

Apabila segala cara diatas masih menyulitkan kalian untuk tidur, gunakanlah waktu dipesawat untuk membaca buku atau menikmati hiburan yang tersedia cuma-cuma seperti menonton film, bermain games. Ada baiknya semua ini diselingi dengan sedikit berolah raga.

5. Olah Raga di Dalam Pesawat.

Sumber: www.justgoindonesia.com

Penting sekali menjaga lancarnya peredaran darah terutama saat harus duduk dalam jangka waktu lama. Pernah ada kejadian penumpang mengalami 'flight stroke' akibat tidak lancarnya aliran darah ke otak. 

Manfaatkan waktu saat ke toilet untuk menggerak-gerakan kaki kalian, berdirilah selama beberapa menit dibagian belakang pesawat biasanya dekat toilet ada ruangan yang sedikit lega. Atau kalian dapat juga olah raga berjalan kaki mondar-mandir di 'aisle'.

Kebanyakan orang ragu berolah raga di pesawat karena khawatir dengan keseimbangan pesawat. Untuk itu janganlah berolah raga saat 'fasten your seabelt' atau tanda untuk mengencangkan ikat pinggang tempat duduk meyala. 

Ada juga sebagian yang ragu berolah raga dipesawat karena khawatir penumpang lain melihat anda sebagai orang aneh. Untuk itu berolah ragalah pada saat penumpang lain tidur dan carilah gerakan-gerakan yang tidak begitu menyolok perhatian.

Berikut contoh olahraga kecil yang dapat dilakukan sambil duduk dan memberikan pengaruh besar terhadap tubuh kita dikutip dari website JustGoIndonesia.


Sumber www.justgoindonesia.com

Pemanasan.

Minumlah  segelas air terlebih dahulu, dengan posisi duduk tegak perlahan-lahan tarik nafas dalam-dalam melalui hidung dan posisi dagu dekat tenggorokan. Lakukan ini selama lima kali. 

Mengangkat Lutut.

Rapatkan kedua kaki lalu perlahan angkat lutut keatas kemudian turunkan kebawah tanpa kaki menyentuh kelantai. Lakukan ini sebanyak lima kali atau lebih.

'Fun Rotation'

Angkat kedua lutut hingga kedua kaki terangkat kemudian rotasikan kaki searah jarum jam. Lakukan sebanyak lima kali kemudian ulangi lagi kearah yang berlawanan dalam jumlah yang sama.

‘Tic Tac Toe’

Letakkan kedua  kaki dilantai, perlahan-lahan angkat jari-jari kaki setinggi-tingginya dengan tumit tetap menyentuh lantai. Perlahan turunkan jari-jari kaki kembali kelantai dan angkat tumit setinggi-tingginya dengan jari-jari kaki tetap dilantai. Lakukan ini selama lima kali.

Mengangkat Kaki

Letakkan pergelangan kaki kiri diatas kaki kanan. Perlahan angkat kaki kanan keatas lalu turunkan kebawah tanpa menyentuh lantai. Lakukan sebanyak lima kali. Kemudian ulangi  gerakan yang sama dengan kaki lainnya.

Menahan Lutut

Letakkan kedua tangan dilutut sebelah kanan lalu perlahan angkat lutut ke dada dan tahan selama sepuluh detik. Kemudian lakukan hal yang sama pada lutut kiri. Ulangi sebanyak dua kali 

Mencari sesuatu 

Dengan kedua kaki dilantai, tahan perut kedalam. Perlahan gerakan kedua tangan kebawah menuju betis hingga pergelangn kaki dan tahan disana selama 10 detik kemudian perlahan kembali ke posisi duduk tegak.

Memeluk

Gunakan tangan kanan untuk memeluk bahu kiri dan pegang sikut kanan dengan tangan kiri tahan posisi ini selama 10 detik. Ulangi gerakan yang sama pada tangan lainnya. Lakukan ini sebanyak dua kali.

'The roller'

Dengan kedua lengan tidak bergeming putar kedua bahu kearah depan sebanyak lima kali dan kearah belakang lima kali 

Melemaskan  Leher 

Letakkan kuping kanan diatas bahu kanan kemudian putar kepala perlahan hingga ke bahu kiri tahan selama 5 detik. Ulangi gerakan ini sebanyak sepuluh kali

Tarik Dan Keluarkan Nafas

Duduklah diujung kursi . Perlahan silangkan lutut kanan diatas lutut kiri. Letakkan tangan kanan digagang kursi dan tangan kiri diatas lutut kanan. 

Pada saat menarik nafas tegakkan punggung belakang setinggi mungkin dan keluarkan nafas sambil membelokkan punggung ke kanan. Tarik nafas dalam-dalam sebanyak lima kali.  Ulangi gerakan yang sama pada kaki lainnya dengan arah berlawanan.

‘Pit Stop’

Kedua tangan menyilang di dada, letakkan empat jari dibawah ketiak dan ibu jari menghadap keatas. Silangkan kedua kaki. Angkat kedua bahu tanpa memberi tekanan pada otot leher. Dagu menghadap kebawah dekat leher. Mulut tertutup. Tarik nafas dalam-dalam melalui hidung . Lakukan selama 3 menit.

Setelah selesai dengan olah raga ini jangan lupa minum segelas air putih.

Gerakan-gerakan kecil ini dapat memberi pengaruh besar seperti melancarkan sirkulasi darah, menjaga agar tetap tenang dan nyaman, membantu menghilangkan stress yang barangkali sudah ada sebelum keberangkatan atau selama dipesawat. Disamping kalian juga akan tetap 'fit' setelah perjalanan yang panjang. 

Berolahraga tidak hanya untuk menghabiskan waktu juga  mengusir kebosanan di dalam pesawat hingga saat tiba ditujuan kalian dapat merasakan lebih bertenaga dan 'relax' 

Selamat Mencoba!




Baca juga:
Sampai Mana Batas Sensualitas dalam Karya Sastra?
"Jane" dan Upaya Mendefinisikan Ulang Manusia
Batu Kubur Khas Adat Sumba
Viewing all 10549 articles
Browse latest View live