Quantcast
Channel: Beyond Blogging - Kompasiana.com
Viewing all 10549 articles
Browse latest View live

Apakah Garis Kemiskinan BPS Masuk Akal?

$
0
0

hatma.net

Profil kemiskinan yang baru saja dirilis  Badan Pusat Statistik (BPS) menuai polemik. BPS menyebutkan bahwa tingkat kemiskinan nasional per Maret 2018 telah menyentuh satu digit, yakni sebesar 9,82 persen dari total penduduk. Angka ini terendah sepanjang Indonesia merdeka.

Banyak masyarakat mempertanyakan persoalan standar atau garis kemiskinan yang digunakan BPS. Diketahui, penduduk dianggap miskin jika memiliki pengeluaran per kapita per bulan lebih kecil dari Rp 401.220.

Menurut mereka, ukuran ini tidak realistis karena itu artinya orang dianggap tidak miskin jika memiliki pengeluran per hari minimal Rp 13.333. Padahal, harga gorengan saja bisa mencapai Rp 2 ribu per biji.

Lalu bagaimana mendudukkan persoalan ini secara obyektif dan ilmiah? Mari kita telaah dengan menggunakan angka kemiskinan periode sebelumnya dengan garis kemiskinan yang lebih rendah.

Pada Maret 2017, garis kemiskinan nasional sebesar Rp 374.478 (angka rata-rata dari garis kemiskinan setiap provinsi yang tidak seragam). Penduduk (tanpa melihat umur dan jenis kelamin) dengan pengeluaran per bulan atau lebih kecil dari nominal ini terkategori miskin.

Dengan menerapkan aturan ini, diperoleh perkiraan jumlah penduduk miskin secara nasional sebanyak 28 juta orang. Padahal, ambang batas untuk terkategori miskin hanya sebesar Rp 12.483 per hari (Rp374.478/30 hari).

Realistiskah?

Jangan hanya lihat besaran garis kemiskinannya, tapi lihatlah juga hasil perkiraan jumlah absolut penduduk miskinnya yang sebanyak 28 juta orang itu. Lalu renungkanlah apakah angka yang lebih besar dari jumlah penduduk Australia itu realistis.

Coba misalkan garis kemiskinannya kita naikkan 1.6 kali sehingga diperoleh Rp 599.165 per bulan atau Rp 19.972 per hari. Anggaplah ini sebagai ambang batas kemiskinan yang baru, yang rasa-rasanya masuk akal berdasarkan metode harga gorengan.

Ternyata, jumlah penduduk dengan pengeluaran per bulan lebih kecil dari nominal itu mencapai sekitar 93 juta jiwa. Realistiskah jumlah penduduk miskin sebanyak itu?

Angka itu lebih besar dari jumlah penduduk Malaysia dan Australia digabung menjadi satu.

Kesimpulannya, metode harga gorengan kurang tepat jika digunakan untuk menilai apakah garis kemiskinan yang digunakan BPS realistis atau tidak.

Sumber: dok pri

Catatan di balik angka

Selain itu, ketimbang mempersoalkan nominal garis kemiskinan yang digunakan, diskusi mengenai kemiskinan di Indonesia akan lebih produktif jika diarahkan pada sejumlah isu berikut. Karena di balik angka kemiskinan yang telah menyentuh satu digit itu masih banyak catatan pekerjaan rumah yang mesti dibereskan.

Pertama, meski angka kemiskinan sudah menyentuh satu digit dan terendah sejak Indonesia merdeka, secara absolut jumlahnya masih 26 juta orang. Ini bukan jumlah yang sedikit. Angka ini lebih besar dari total jumlah penduduk Australia. Bayangkan, sudah lebih dari 70 tahun merdeka, jumlah orang miskin masih puluhan juta. Ini bisa jadi karena pertumbuhan ekonomi yang gagal meroket dalam empat tahun terakhir.

Kedua, tingkat kemiskinan sebesar 9.8 persen itu angka rata-rata nasional yang tidak mencerminkan realitas kemiskinan di setiap provinsi. Faktanya, hampir 50 persen provinsi di Indonesia masih memiliki tingkat kemiskinan dua digit, lebih tinggi dari rata-rata nasional.

Ketiga, disparitas kejadian kemiskinan masih sangat tinggi. Sebagai gambaran, 28 dari setiap 100 penduduk Papua terkategori miskin, sementara di Jakarta hanya 4 dari 100 orang yg miskin. Wilayah perdesaan juga masih menjadi pusat kemiskinan. Sekitar 60 persen penduduk miskin ada di desa. Itu artinya, kemajuan pembangunan belum merata.

Keempat, proporsi penduduk rentan miskin, pengeluaran per kapita per bulan lebih besar dari garis kemiskinan tapi tidak lebih dari 1.6 kali garis kemiskinan, masih cukup besar. Data BPS mencatat jumlah penduduk rentan miskin (termasuk hampir miskin) mencapai sekitar 65 juta orang atau sekitar 25 persen dari total penduduk pada Maret 2017. Bank Dunia bahkan mengklaim hanya 30 persen penduduk Indonesia yang benar-benar aman dari kemiskinan (economically secure and middle class).

Dengan ini, semoga diskusi tentang kemiskinan bisa mencarahkan masyarakat, bukan malah menggiring orang untuk menyalah-nyalahkan pegawai BPS secara membabi buta. Karena pekerjaan mengitung orang miskin itu sejatinya merupakan sebuah rangkaian proses yang tidak gampang.

Selain kerumitan dalam mencari metodologi yang dapat mengukur aspek multidimensional kemiskinan secara memuaskan, di balik setiap angka kemiskinan yang dipublikasikan, ada cerita tentang dedikasi ribuan anak bangsa yang tanpa lelah mensurvei 300 ribu rumah tangga dengan bertatap muka langsung tak kurang dua jam lamanya, tak kenal terik dan hujan, siang dan malam, di segala medan dari Aceh hingga Papua. (*)




Baca juga:
Ayo Daftarkan Diri Anda di Indonesia Community Day 2018!
Pesona Gua Maria Kerep Ambarawa
Enak Mana, Layar Gawaimu atau Makananmu?

7 Agenda Bolang Sambut ICD 2018 di Kota Malang

$
0
0

ICD 2017 pertama kali diselenggarakan di Pasar Ngasem, Yogyakarta (Foto Dokumen Mas Yunus)

Ajang Indonesia Community Day (ICD) 2018 sesaat lagi tiba, setelah sebelumnya sukses tergelar di Yogyakarta untuk pertama kalinya (2017) dengan tema "Inspiraksi". Sementara ICD 2018 kali ini jatuh di Kota Malang dengan mengusung tema baru, "Kolaboraksi".

Sebuah komunitas saat berbagi “inspiraksi” pemanfaatan limbah botol plastik di ajang ICD 2017, Pasar Ngasem,Yogyakarta (Foto Dokumen Mas Yunus).

Pada 5 Agustus 2018 nanti, event kopdar komunitas Kompasiana terbesar di Indonesia yang akan dihadiri oleh Emil Dardak tersebut hendak digelar di sebuah bangunan berkonsep pendopo, Taman Krida Budaya.

Bangunan berstruktur Jawa itu merupakan tempat spesial untuk apresiasi seni budaya Jawa Timur yang berlokasi di Jl. Sukarno Hatta, Kota Malang.

Minggu siang itu (29/07/2018), saya dan kawan-kawan komunitas Blogger Kompasiana Malang (Bolang) merapat di Jl. Arif Margono, Kasin, Sukun, Kota Malang. Bersyukur, selain menikmati "Ayam Bawang Cak Per" berkonsep prasmanan di lokasi itu, kami membincang agenda ICD 2018.

Personalia Bolang saat Kopdar menyambut event ICD 2018 di kedai Ayam Bawang Cak Per Kasin, Kota Malang pada 29/07/2018 (Foto Dokumen Mas Richo)

Saat saya konfirmasi ke kawan-kawan Bolang, mereka membolehkan saya untuk "MEMBOCORKAN" hasil kesepakatan dalam pertemuan itu.

Saya merasakan, kawan-kawan Bolang berusaha menjadi bagian dari "tuan rumah" yang baik di ajang ICD 2018 semampunya dengan menyuguhkan layanan GRATIS berikut ini.

1. Bolang Menjamu

Layanan gratis ini berupa berbagi sarapan "NASI BAKAR" kepada 25 komunitas peserta ICD 2018 dan pengunjung terpilih. Tersedia 100 porsi nasi bakar spesial berbungkus daun pisang. Mmmmuaah :)

Untuk makan siang, Bolang akan memberikan makanan Ayam Bawang Cak Per di Jl. Sukarno Hatta. Layanan gratis ini untuk menyambut peserta ICD dari luar kota Malang (tersedia sekitar 30-an seat).

2. "Ngobar" Asyik!

Layanan ini diberikan secara cuma-cuma kepada sesama komunitas ICD 2018 berupa "Ngobar", yang berarti "Ngopi Bareng" di booth Bolang sambil "berkolaboraksi". Asyik!

Tak hanya itu, Bolang juga akan berbagi CEMILAN" khas Malang kepada pengunjung khusus tersebut sebagai pelengkap teman "Ngobar". Mau?

3. Human Interest

Bolang akan berbagi cerita lewat foto-foto di booth Bolang bertema Human Interest. Narasi foto dituturkan oleh narasumber dari Bolang yang sehari-hari mengenal kehidupan alam dan manusia di sekitar gunung Bromo, seperti "Pesona Ngadas" lereng gunung Bromo, upacara Unan-Unan, Karo, Entas-Entas, dan Kasodo. Penasaran? Sebaiknya kunjungi booth Bolang.

4. Akun Yes!

Bagi pengunjung umum yang belum memiliki akun Kompasiana dan tertarik bergabung, Bolang akan membantu membuatkan akun Kompasiana di booth Bolang. Yes!

5. Quiz Bolang Berhadiah

Quiz ini diberikan terutama untuk memperkenalkan Bolang kepada komunitas sesama peserta ICD 2018. Ada hadiah kejutan menarik!

6. Kunjungan ke Museum Mpu Purwa (optional)

Bolang akan menunjukkan akses kepada komunitas luar kota Malang yang berminat untuk mengunjungi Museum Mpu Purwa. Lokasinya mudah dijangkau, cukup jalan kaki dari lokasi ICD 2018 menuju museum modern yang baru diresmikan oleh Mendikbud RI pada 14 Juli 2018 tersebut.

7. BolangCity Tour (BCT)

Bolang menyediakan Bus Macito (Malang City Tour) terutama kepada peserta dari luar kota Malang yang berminat berwisata singkat mengelilingi kota Malang. Acara ini akan diberikan pada esok pagi usai acara ICD (Senin pagi, 6 Agustus 2018), sebelum mereka kembali ke rumah masing-masing.

Itulah tujuh agenda Bolang untuk menyambut eventICD 2018. Selamat Datang ICD 2018!

Selamat kepada 25 komunitas dari seluruh Indonesia yang akan hadir di forum ICD 2018 untuk saling berkolaborasi dan beraksi (Kolaboraksi) di kota Beautiful Malang.


Salam dari Bolang,

 

Malang, 30 Juli 2018




Baca juga:
Lebaran Betawi, Lebaran Tanpa Maaf-maafan
Ayo Daftarkan Diri Anda di Indonesia Community Day 2018!
Pesona Gua Maria Kerep Ambarawa

Serunya Naik Kereta Api Tua Ambarawa

$
0
0

Orang-orang menunggu untuk naik ke kereta api wisata di Stasiun Ambawara. (Foto: Dok.Pri.)

Suara mesin berat berderit. Perhatian semua orang di stasiun Ambarawa seketika tersita. Kepala mereka serentak menoleh ke kiri, tempat asal suara. Sebuah lokomotif D30124 berwarna kuning dengan tiga gerbong kayu mengekor di belakangnya bergerak perlahan. Kereta yang ditunggu akhirnya datang.

Orang-orang bergegas menuju pinggir rel. Seorang petugas stasiun dengan sigap memberikan arahan agar semua berdiri di batas aman. Baru ketika kereta sudah benar-benar berhenti, kami diperbolehkan naik ke dalam gerbong. Para penumpang langsung menyerbu naik ke dalam gerbong. Mengisi kursi-kursi dari kayu jati. Berebut untuk duduk di samping jendela.

 Lokomotif Diesel

Lokomotif D301 yang kami gunakan adalah lokomotif buatan pabrik Fried Krupp, Jerman. Lokomotif ini masih menggunakan tenaga diesel hidraulis yang dapat menghasilkan kecepatan maksimum 45 km/jam. Dulunya kereta ini digunakan untuk mengangkut barang mau pun penumpang.

Gerbong kereta api wisata dengan panjang 9 meter ini dibuat menggunakan kayu jati. Dioperasikan pertama kali tahun 1907 dan direnovasi kembali pada tahun 1973. (Foto: Dok.Pri.)

Di usia senjanya kini, kereta ini hanya digunakan pada setiap akhir pekan. Beralih menjadi kereta wisata. Tugasnya membawa penumpang dari Stasiun Ambarawa ke Stasiun Tuntang lalu kembali lagi.

Rute Ambarawa -- Tuntang dibangun pada tahun 1867. Namun Stasiun Ambarawa sendiri baru secara resmi dibuka tahun 1873. Melihat antusiasme orang-orang dan bisnis yang cukup menguntunkan. Kemudian tahun 1901 dibuatlah rute hingga Yogyakarta.

Perkembangan jalur transportasi darat lainnya seperti bus ternyata membawa dampak yang cukup signifikan. Terbukti orang-orang mulai meninggalkan kereta api dan beralih menggunakan bus untuk bepergian ke Yogyakarta. Akibatnya jalur ini sempat berhenti beroperasi pada tahun 1980an. Baru pada tahun 2002 rute Ambarawa-Tuntang diaktifkan kembali untuk tujuan wisata.

Padi hijau membentang sejauh pandang dengan Gunung Telomoyo, Merbabu dan Kelir sebagai latar belakang. (Foto: Dok.Pri.)

Decit roda besi yang bergesek dengan rel terdengar lagi. Senyum dan mimik gembira tergambar di wajah para penumpang. Terlebih anak-anak. Kereta api akhirnya mulai bergerak.

"Aku baru kali ini lho, Pak, naik kereta api diesel," seru teman saya dengan mata berbinar dan senyum merekah. Sama sepertinya, ini pun kali pertama saya menaiki kereta api yang sudah mulai beroperasi sejak 1962.

Hamparan padi hijau seperti permadani menjadi pembuka. Diikuti Gunung Telomoyo, Gunung Merbabu dan Gunung Kelir yang berdiri gagah di ujung horison. Biru langit terpantul di permukaan air Rawa Pening. Semua kepala melongok ke jendela tanpa kaca di kanan dan kiri gerbong tak mau melewatkan keindahan yang tersaji.

Anak-anak melongok ke luar jendela melihat pemandangan yang spektakular. (Foto: Dok.Pri.)

Selama perjalanan menuju Stasiun Tuntang, mata kami dimanjakan dengan pesona alam Rawa Pening dan sekitarnya. Terlebih lagi kereta berjalan cukup pelan, 4 km/jam sehingga kami benar-benar bisa menikmati panorama Rawa Pening.

Tak banyak kereta api di Indonesia yang melewati danau atau rawa seperti ini. Bahkan mungkin kereta wisata Ambarawa ini menjadi satu-satunya yang masih aktif.

Kereta api di Sumatra Barat dengan rute Solok-Sawahlunto-Batutabal yang melewati Danau Singkarak pun saat ini sedang mati suri. Hal ini bisa dimengerti karena biaya pengoprasiannya yang cukup mahal. Apalagi untuk kereta bertenaga uap.

Kami tiba di Stasiun Tuntang setengah jam kemudian. Para penumpang diperbolehkan untuk turun dan melihat-lihat area Stasiun Tuntang selama sepuluh menit.

Beberapa foto lama beserta informasinya dipajang. Para penumpang bisa mengorek informasi tentang stasiun ini sementara masinis bersendagurau di sela istirahatnya dengan rekannya.

Masinis beserta petugas stasiun bersendagurau di sela istirahatnya ketika sampai di Stasiun Tuntang. (Foto: Dok.Pri.)

Masinis kembali naik ke kereta. Petugas stasiun memberi instruksi agar penumpang kembali ke dalam gerbong. Kereta bergerak. Rel berdecit akibat gesekan dengan roda besi. Gerbong bergoyang pelan.

Sensasi menaiki kereta api tua memang terasa berbeda. Persis seperti kutipan yang tertera di dekat pintu gerbong, "It takes only one hour, but the memory of your Railway Mountain Tour will last forever." Dan kami pun kembali ke Stasiun Ambarawa.




Baca juga:
Hentikan Membawa Anak Anda ke Bioskop!
"A Quarter Life Crisis", Lebih dari Sekadar Perkara Menikah
Tangis Santa Rosa di Rimba Asmat

Bijaklah sebagai Pengguna Klakson di Jalan Raya

$
0
0

ilustrasi pasangan muda-mudi berboncengan motor/http://zoonakepo.blogspot.com

Mana lebih mengagetkan: dapat kabar kalau si dia akan menikah, atau diklakson kendaraan di jalan? Keduanya sama-sama polusi, (1) polusi terhadap pikiran dan (2) polusi suara.

Namun untuk yang pertama, rasa-rasanya, bisa kita kendalikan meski ada sakit yang tidak terbantahkan. Sedangkan yang kedua, barangkali, paling menjengkelkan: Karena suara klakson tidak hanya bising, melainkan memekakan telinga.

Mungkin terdengar remeh. Tapi, polusi suara juga erat kaitannya dengan kesehatan manusia--atau makhluk hidup secara umum. Dampak paling nyata dari polusi suara adalah banyaknya orang yang mengalami tekanan darah tinggi dan gangguan pada sistem pendengaran.

Bayangkan saja jika polusi suara ini terjadi dalam intensitas tinggi, seperti melebihi jumlah normal, berada pada waktu yang tidak tepat, dan tempat yang tidak tepat juga. Sebab banyaknya kendaraan bermotor yang setiap hari melintas itu akan berbanding lurus dengan tingkat polusi suara yang diterima.

Mengutip dari laporan yang dibuat Eva Lauw, polusi suara yang dirasakan paling menganggu ialah yang berasal dari transportasi. Suara kendaraan biasanya antara 60 hingga 75 dB.

"Sedangkan suara mulai tidak nyaman didengar berada pada tingkat 65 dB dan mulai mengganggu ketika mencapai 85 dB. Pada tingkat 95 dB sudah sangat mengganggu dan dapat merusak pendengaran," tulisnya.

Klakson memang pada umumnya digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama pengguna kendaraan di jalan. Jika mulut pada akhirnya ikut juga digunakan untuk mengumpat karena ulah pengendara lain itu beda soal.

Menariknya, Giri Lumakto sampai mengamati dan memaknai dari cara pengendara menggunakan klakson. Ada 4 (empat) ciri menurutnya:

1. Klakson sekali dan perlahan

Menekan klakson harus cepat dengan sedikit tenaga. Sehingga suara yang timbul akan tidak nyaring.

Dalam suara dan gaya klakson seperti ini, ada makna menyapa. Biasanya dilakukan jika pengendara mengenal pengendara atau pengguna jalan. Bisa saja yang berpapasan adalah teman, saudara, kenalan, atau bahkan atasan.

2. Klakson cepat satu atau dua kali dan sedikit dalam

Bunyinya akan sedikit nyaring karena klakson ditekan cukup bertenaga. Bunyinya nyaring namun wajar.

Dalam suara dan gaya klakson ini, ada pesan menyampaikan hati-hati. Misalnya, saat ada pengemudi lain yang berjalannya agak terlalu mepet dengan kendaraan Anda, klakson dibunyikan seperti ini.

3. Klakson diulang-ulang dan sedikit dalam

Bunyinya berulang, bisa cepat atau dengan interval tertentu. Dengan bunyi dan gaya seperti ini, ada makna tergesa atau darurat.

Fungsinya tentu saja untuk mendapat perhatian pengendara lain, gaya berklakson seperti ini menjadi simbol agar pengendara lain segera minggir atau menepi.

4. Klakson sekali dan ditekan dalam

Dilakukan sekali sudah cukup, karena akan mengeluarkan suara yang nyaring. Durasinya bisa sampai 5 detik.

Dengan suara dan gaya mengklakson seperti ini tersirat makna kemarahan. Jika pengendara membunyikan klakson seperti ini memang karena marah dan mungkin saja ada ancaman keselamatan mereka.

Biasa juga dengan menandakan kalau akan mengalami atau terjadi kecelakaan antar pengguna kendaraan. Intinya untuk pengingat atau kewaspadaan.

Dari catatan TB. Salanke di Malaysia, katanya, hampir jarang terdengar bunyi klakson di jalan raya.

Orang Malaysia, tulisnya, kalau membunyikan klakson itu artinya dia sedang marah atau kesal dengan pengendara lain. 'Hon' istilah yang digunakan orang Malaysia untuk menunjukkan ketidaksukaan di jalan raya.

Sedangkan di Jerman beda lagi. Menurut Gaganawati, di Jerman itu ada tiga jenis suara klakson yang sering terdengar. Pertama, untuk menandakan pengendaran lain tidak melamun dan cepat untuk maju.

"Biasanya di lampu merah yang lampunya sudah hijau tapi mobil di depan kita masih saja nongkrong," katanya.

Kedua, untuk menandakan sedang ada yang menikah. Ini biasanya pada pawai kendaraan mobil yang tidak saja di jalan raya namun sampai gang-gang kecil.

Ketiga, bunyi klakson pasca tim sepakbola menang. Konvoi suporter ini akan mengiasi jalan raya dengan rombongan mobil yang lengkap dengan bunyi klakson. Orang-orang Jerman tidak heran dan bahkan mungkin memaklumi hal semacam ini.

Lantas, bagiamana dengan di Indonesia?

Setiap orang pasti pernah merasakannya. Baik itu sebagai pengguna klakson yang aktif, maupun yang pasif; diklakson.

Listhia HR, misalnya, sebagai pengguna motor ia termasuk yang pelit menggunakan klakson motornya.

"Selama berkendara paling gak sampai lima kali, tiga kali juga jarang sih. Seringnya malah nol alias tidak pernah membunyikannya sama sekali. Menekan klakson yang paling sering dilakukan justru  ketika sudah sampai di rumah, dengan tujuan agar segera di bukakan garasi. Itu juga sekali aja. Haha. Kode-kode orang rumah gitu!"

Listhia HR sadar, meski sederhana penggunaan klakson yang tidak sesuai fungsi bisa membuat pengendara lain jadi malah panik, jadi tergesa-gesa pun dikhawatirkan justru malah membuat celaka.

Menggunakan klakson, bagi Listhia HR, adalah soal prinsip berkendara.

"Di mana tiap di jalan tidak akan pernah menggunakan klakson kalau memang dirasa tidak perlu-perlu amat," tulisnya.

***

Untuk menjadi bijak, rasa-rasanya, tidak perlu terlebih dulu menjadi filsuf. Berbuat bijak bisa dimulai dari kesadaran akan hidup bersama-sama. Membunyikan dan/atau menggunakan klakson adalah satu di antara banyak cara untuk itu tentu saja.

Tapi, tahukah kamu, ternyata ada yang lebih mengagetkan dari kabar kalau si dia menikah atau diklakson kendaran ketika di jalan? Yaitu, diklakson saat sedang membaca kabar kalau si dia menikah di jalan dan ketika hendak marah, ternyata si dia sedang dibonceng oleh pasangan barunya, yang akan menikah itu. Duuuuh!

(HAY)




Baca juga:
Tentang Rebutan Kebenaran
Hentikan Membawa Anak Anda ke Bioskop!
"A Quarter Life Crisis", Lebih dari Sekadar Perkara Menikah

Enaknya Nelayan Danau Kerinci, Sambil Tiduran Dapat Ikan

$
0
0

Dokumen pribadi

Berbicara tentang  nelayan, yang terlukis di benak kita adalah kapal ikan yang sedang berlayar mengharungi laut  menantang  gelombang. Mending rezeki lagi berpihak, hasil tangkapan melimpah ruah. Apabila nasib sedang tak mujur tersebab ombak yang tiada bersahabat, tidak ada pilihan selain menganggur.

Begitulah nasib anak pantai dari zaman ketumbar sampai zaman merica, menggantungkan suap pada ikan di laut. Sebanyak apapun perolehannya, predikat kaya tetap disandang laut, yang sejahtera pedagang ikannya.

Lumayan nelayan era sekarang, munggunakan peralatan serba canggih semua pekerjaan serba mesin.  Zaman ayah saya dahulu, untuk menggerakkan jukung menunggu belas kasihan dari alam. Berangkat tengah malam saat angin darat bertiup, pulang  siang  tatkala angin laut berhembus. Belum lagi getirnya pinggang menghela pukat di atas  pasir yang panas memanggang.

Dokumen pribadi

Apa yang dialamai nelayan di laut lepas, berbanding  terbalik dengan nelayan Danau Kerinci. Mereka melaut tanpa gelombang. Tiada pula terpapar oleh trik matahari. Sambil tiduran pun ikan mendekat. Sungguh aneh, tapi nyata.

Kemudahan ini telah mereka nikmati sepuluh tahun terakhir, berkat peralatan yang disebutnya psap. Yaitu seperangkat alat tangkap ikan yang terbuat dari jaringan berkerangka besi.

Dokumen pribadi

Konon, psap ini diadopsi dari daerah Aceh oleh seorang pria bernama Ali, asal Desa Tanjung Tanah. Sayangnya, sampai saat ini saya belum berhasil menemui beliau. Bagaimana sejarah psap ini sampai berkembang  di Danau Kerinci. Apa pula nama asli benda ini dari negeri asalnya.

Kita tinggalkan sejenak masalah psap. Mari, ikut saya mengunjungi pantai dan danaunya sambil menikmati pemandangan alam yang cantik, indah, dan menawan.

Semenjak psap populer di  kalangan nelayan setempat, Danau Kerinci seakan menjelma menjadi negeri terapung. Tak jauh dari bibir pantai, ratusan pondok kecil bercongkol di sana-sani. Dalam bahasa Kerinci disebut sudung.  Di sekitar itulah perangkat tersebut dipasang. Dengan cara menenggelamkannya ke dasar danau, pada kedalaman dan posisi tertentu.

Dokumen pribadi

Usai pesap terpasang rapi, pemiliknya tidak perlu melakukan apa-apa. Cukup menunggu di sudung sambil tiduran, ikan akan datang menghampiri. Mereka hanya bekerja ketika diketahui ikan masuk perangkap. Mengangkat, memindahkan ikannya,  dan menenggelamkan kembali psap untuk mengintai mangsa berikutnya.

Minggu kemarin, saya dan suami  menyambangi sebuah pondok nelayan di pantai Pidung. Di sana nongkrong dua pria nelayan, plus tiga wanita muda. Pada kesempatan tersebut  saya sempat berbincang dengan salah satu nelayan. Ketika ditanya apakah malam hari mereka nginap di sudung.

Pria itu menjawab, "Di sini aman, Bu. Ada daerah tertentu yang rentan pencurian. Tapi biar tidak kecolongan sebaiknya ditunggu malam," jawabnya.

Bapak Farel. Dokumen pribadi

Lebih jauh pria yang mengaku disapa Bapak Farel itu menceritakan suka dukanya selama melaut. "Nasib nelayan tidak menentu. Saat ikan lagi susah, sehari semalam  belum tentu dapat sekilo. Bahkan sering kosong. Normalnya seperti sekarang paling tinggi dua puluh kilo. Tetapi  kalau lagi musim, bisa mencapai  lima puluh kilo lebih."

Ikan barau (kiri), macekak (kanan atas), mujair (kanan bawah). Dokumen pribadi

Saya geleng-geleng kepala. Membayangkan tingginya harga ikan danau saat ini. Ikan mujair dan barau, empat puluh dan tujuh puluh ribu perkilo. Saya berseloroh, "Enak, ya. Sambil tiduran uang datang. Anggaplah rata-rata kali tiga puluh ribu harga jual ke pengecer. Per harinya sejuta lebih."

"Jika ikan musim banjir, harganya turun, Bu. Mujair bisa terhempas  ke lima belas ribu, barau ditawar dua puluh lima ribu pun belum tentu orang mau beli." 

Ikan barau. Dokumen pribadi.

"Jika angin lagi kencang, ombak tinggi. Kami tak bisa melaut sampai beberapa minggu," sela pria di hadapan Bapak Parel. Seperti  sejawatnya yang lain, lelaki minta disapa Bapak Kaesya ini begitu menikamati jalan hidupnya sebagai nelayan. Saat saya minta izin memotret Bapak Farel, dengan riang dia mengenakan topi koboy. Terus duduk santai di pintu pondoknya sambil main Hendphone. "Tolong difoto saya, Bu," pintanya.

Dengan senang hati saya membidik wajahnya menggunakan kamera HP.

Bapak Kaesya. Dokumen pribadi

Dengan menjamurnya psap,  bukan berarti alat tangkap tradisional tersingkir.  Silakan berdiri di tepi Danau Kerinci. Tidak jauh dari pantai, di dalamnya terlihat tiang-tiang kayu dan bambu terpancang tidak beraturan, tempat nelayan mengikat jaring ikan.  Begitu juga alat tangkap lukah. Hanya wujudnya lebih modern. Dahulu lukah terbuat dari rautan bambu. Kini bergeser ke jaringan berkerangka besi. Bentuknya seperti kubus dengan panjang rusuk kurang lebih satu meter. Nelayan kelas ini juga punya gubuk tempat menginap. Tetapi dibangun di daratan pinggir danau.

Dokumen pribadi

Hal ini dapat dimaklumi, untuk memiliki sebuah psap sekalian sudungnya perlu dana minimal sepuluh juta. Belum termasuk harga sampan sebagai sarana untuk mendatangi lokasi.

Tiada terasa suara azan sayup terdengar, menandakan masuk waktu zuhur. Saya dan suami mohon pamit. Terakhir saya memberitahukan mereka, bahwa  hasil wawancara ini akan dijadikan bahan menulis artikel untuk kompasiana.

Tiba-tiba salah seorang wanita tadi menjawab, "Ibuk, tolong promosikan warung nasi saya. Namanya Rumah Makan Pidung."  

 Saya kaget. Ternyata ibu-ibu kampung juga butuh media untuk berpromosi. Saya bertanya balik. "Insyaallah. Alamatnya di mana?"

"Itu, di Simpang Pidung,"  balasnya menunjuk ke alamat yang dia maksud.

Dalam hati saya agak Ge er. Serasa berprofesi sebagai wartawan keren. He he .... Wartawan nenek-nenek.

***

Simpang Empat Danau Kerinci, 31072018 




Baca juga:
Yang Belum Kita Lihat dari Sebuah Industri "Buzzer"
Tentang Rebutan Kebenaran
Hentikan Membawa Anak Anda ke Bioskop!

Memotret Indahnya Bekas Pabrik Gula "De Tjolomadoe"

$
0
0

Siapa yang tidak senang bekas Pabrik Gula (PG) Colomadu, di Kabupaten Karanganyar, Surakarta, sudah tampil elegan ketimbang sebelumnya? Siapa yang tidak tertarik bekas pabrik gula itu (sekarang) bisa menjadi tempat untuk mengedukasi generasi zaman now? Siapa yang tidak terpikat, "De Tjolomadoe" adalah rumah yang berfungsi sebagai pelestarian seni dan budaya Jawa?

Pertanyaan itu muncul begitu saja setelah saya melihat dengan mata kepala sendiri hasil "revitalisasi" yang dikerjakan oleh Kementerian BUMN, beberapa bulan yang lalu (30/6) sembari mengisi liburan sekolah.

Berangkat dari Salatiga sudah siang. Sepanjang perjalanan menuju Solo langit tampak cerah dan beradu dengan teriknya panas matahari. Tak ada hambatan untuk sampai di "De Tjolomadoe".  Meski suasana masih libur, lalu lintas ruas Salatiga menuju Solo tetap lancar.

Seluruh penumpang mobil Avanza, berwisata ke bekas pabrik gula, hanya berbekal penasaran saja. Cerita dari mulut ke mulut, bahwa bekas pabrik gula sekarang ini "apik banget" (benar-benar mempesona), membuat kami bergegas meluncur ke destinasi wisata baru di sekitar Solo itu.

Pintu masuk warna merah (dokpri)

Area Parkir (dokpri)

Sebelum memasuki area parkir "De Tjolomadu" mobil berhenti untuk mendapatkan karcis parkir dengan pencet tombol pada mesin parkir elektronik. Palang pintu akan terbuka setelah mencabut karcis yang keluar dari mesin parkir itu.

Meski terik matahari terasa panas di badan, tetapi banyaknya mobil yang parkir, menandakan antusias wisatawan yang berkunjung di bekas pabrik gula ini, cukup tinggi.  

Alih fungsi jadi Cafe (dokpri)

Foto Jadul (dokpri)

Begitu melihat gedung-gedung bekas pabrik gula berukuran besar dan cerobong yang berdiri tegak menjulang ke langit, ingatan saya tertuju pada "warisan" zaman Hindia Belanda yang  memang "gemar" meninggalkan bangunan-bangunan yang kokoh setelah hengkang dari bumi pertiwi.

"Menanam tebu dan mendirikan pabrik gula, merupakan bagian dari strategi perekonomian saat itu, kurun waktu 1857-1877, untuk tanaman komoditas ekspor. Pada masa Mangkunegara IV, dibangun dua pabrik gula yaitu Colomadu dan Tasikmadu di wilayah Karanganyar. Jadi yang mendirikan pabrik gula ini pada tahun 1861, adalah Mangkunegara IV dengan persetujuan Residen Belanda di Surakarta" cerita petugas saat saya mendekati untuk mencari informasi tentang pabrik gula ini.

Roda Ukuran besar (dokpri)

Masih tegak bediri (dokpri)

Meski disebutkan Mangkunegara yang mendirikan tetapi desain dan pembangunan pabrik gula Colomadu ini dikerjakan oleh seorang warga Jerman yang bernama R. Kampf, seorang administratur yang memimpin pabrik. Pada era 1860-an, gula menjadi komoditas yang sangat bernilai ekonomi tinggi karena dibutuhkan oleh pasar dalam dan luar negeri.

"Pabrik Colomadu mampu menghasilkan 3.700 kwintal gula berkualitas yang diambil dari perkebunan tebu seluas 95 ha di atas tanah lungguh milik Mangkunegaran. Kejayaan gula Colomadu terhenti ketika Jepang (1942) masuk ke Indonesia untuk menggantikan Belanda. Entah kenapa, pabrik gula ini meredup hasilnya sejak Jepang campur tangan dalam menangani produksi gula" lanjut cerita petugas dan tak hanya saya saja yang mendengarkan tetapi ada beberapa wisatawan menghentikan langkahnya untuk mendengar kisah itu.

Saya berterimakasih kepada petugas tadi. Tanpa cerita itu saya tak bisa membayangkan mengapa mesin pengolah tebu menjadi gula, yang ada di depan mata, berukuran besar-besar. Saya kemudian melangkah menuju ke Stasiun Gilingan. Mesin gilingannya, meski sudah tidak berjalan, masih terlihat kokoh dan besar. Hanya sayang, stasiun gilingan kini menjadi museum.

Cafe dan Resto (dokpri)

Ruang duduk samping Cafe (dokpri)

Melangkah lebih dalam lagi, saya mendekati ruangan yang tertera tulisan Stasiun Ketelan. Karena revitalisasi stasiun ini dijadikan "cafe restoran" yang elegan menurut pandangan mata saya. Di sebelahnya, Stasiun Penguapan, kini dipakai untuk menjual kain batik khas Solo. Stasiun yang lain seperti Stasiun Karbonasi, ruangannya untuk pusat kerajian handmade.

Pengunjung yang lelah berkeliling tak perlu kuatir kalau haus dan lapar. Stasiun Besalen telah beralih fungsi sebagai kafe. Fasilitas toiletnya sangat modern dan jauh dari kesan jorok. Nampaknya, kemegahan gedung berbanding lurus dengan kebersihan toilet. Sudah jamannya, kita semua harus memiliki budaya bersih saat menggunakan fasilitas umum.

"Justru revitalisasi cagar budaya akan menjadi destrukksi" kritik pedas budayawan dan seniman Sardono Wahyu Kusumo sebagaimana dilansir oleh media detik.com (5/4/2018). Kegundahan hati Sardono disebabkan karena menghilangkan keaslian warisan budaya dan dialihfungsikan yang cenderung berbau bisnis berupa restoran, cafe, kios butik dan oleh-oleh.

Kios Butik (dokpri)

Stasiun Penguapan (dokpri)

Dua gedung yang menjadi andalan "De Tjolomadu" untuk konser berkelas internasional diberi nama Tjolomadoe Hall dan gedung pertemuan dan pernikahan diberi nama Sakara Hall. Kapasitas gedung Tjolomadoe Hall bisa menampung 2.500 orang, sedangkan Sakara Hall muat 1.200 orang.

Kemegahan "indoor" gedung memang patut diacungi jempol. Kesan "retro" masih melekat di hati wisatawan yang mampu membayangkan kilas balik sejarah PG Colomadu ini. Sebanding dengan ruangan dalam dalam gedung yang "wah", landskap "outdoor" gedung tak kalah indahnya.

Taman luar (dokpri)

Taman Rindang (dokpri)

Penataan taman dan lahan parkir sungguh bagus dan tertata rapi. Wisatawan bisa duduk leluasa sembari menikmati semilir angin dan mengamati bangunan raksasa bekas pabrik gula peninggalan zaman Belanda. Di muka gedung atau dekat jalan raya, terdapat amphiteatre mini, kata Satpam, dipakai untuk performance art.

Tiba-tiba hape saya berdering. Adik saya yang di Semarang telpon saya. Intinya dia ingin mengatakan bahwa pada waktu malam "De Tjolomadoe" tampak anggun dan menawan karena dihiasi oleh lampu-lampu yang warna-warni dan menimbulkan kesan romantis di hati.

Poster Noah, di depan pintu masuk (dokpri)

Hall Konser (dokpri)

"Yah, kok nggak bilang sebelum berangkat, kalau saya tahu, pasti kedatangan di Colomadu ini, bisa saya tunda saat malam tiba" balas saya menghibur diri. Apalagi nanti jam tujuh malam, NOAH akan menggelar eklusif konser bagi warga Surakarta.

Salam Kotekasiana. Salam traveling.





Baca juga:
Buktikan Khasiat Lebih Tolak Angin dan Bagikan Pengalamanmu di Kompasiana!
Yang Belum Kita Lihat dari Sebuah Industri "Buzzer"
Tentang Rebutan Kebenaran

Seberapa Pentingkah Rapat Diadakan?

$
0
0

Ilustrasi (Pexels)

Rapat adalah kegiatan yang sangat dikenal dalam pelaksanaan manajemen operasional berbagai organisasi di Indonesia. Sebab itu rapat menjadi hal yang tidak terpisahkan dari aktivitas perusahaan atau perkantoran. 

Bahkan bukan hanya pada organisasi formal, pada tataran perkumpulan masyarakat biasa pun sering mengadakan rapat dalam menjalankan kegiatan kelompok mereka. 

Dalam hubungan sebuah keluarga rapat juga sering dilakukan terutama ketika ingin memecahkan suatu masalah. Rapat diperlukan untuk melakukan curah pendapat atau dalam rangka mengumpulkan berbagai ide (brainstorming), koordinasi, perencanaan, sosialisasi, dan berbagai tujuan lainnya. Biasanya sebelum rapat dimulai berbagai persiapan pun dilakukan. 

Para pakar manajemen modern telah melakukan penelitian terkait dengan efektivitas rapat tersebut. Menurut sebuah riset terungkap bahwa meeting dalam intensitas tinggi juga mempengaruhi produktivitas kerja. Artinya jika rapat dilakukan terlalu sering dapat membuat produktivitas kerja menurun. 

Selain variabel frekuensi rapat yang diadakan, penentuan waktu dan lamanya rapat (durasi) juga mempengaruhi efektivitas rapat. Efektivitas sebuah rapat yang diadakan dapat diukur dengan tingkat ketercapaian hasil yang diinginkan. Bukan hanya itu, juga rapat tersebut tidak menjadi beban bagi peserta rapat yang akan hadir. Hal ini mungkin terjadi karena akibat dari tidak efektifnya rapat rapat yang dijalankan. 

Mengutip KOMPAS.com (24/04/2014) disebutkan dengan masa kerja 40 jam seminggu dengan rata-rata 8 jam setiap hari, meeting atau rapat kerja 7,5 jam seminggu dianggap membuang-buang waktu. Lebih lanjut ditemukan bahwa sebanyak empat dari lima pekerja (79 persen) mengatakan, akan lebih baik jika waktu itu mereka gunakan untuk meningkatkan produktivitas. 

Mengenai berapa lama durasi rapat ideal dilakukan, dalam buku Meeting Excellence 33 Tools to Lead Meetings That Get Results (2006), Glen Parker sebagaimana dilansir apb-group.com, seorang konsultan pengembangan kelompok (building team) menyatakan bahwa rapat sebaiknya dilakukan dalam waktu satu jam atau maksimum satu setengah jam. 

Satu kajian yang dilakukan oleh When is Good (2009), rapat sebaiknya dilakukan pada hari Selasa pukul 15.00, sehingga rapat tidak dianjurkan untuk dilakukan pada pagi awal karena pada saat tersebut biasanya orang mengalokasikan waktunya untuk melakukan tugas-tugas mereka, sedangkan jika mendekati waktu pulang kantor juga bisa mempengaruhi minat dan motivasi, karena saat-saat itu orang sudah memikirkan waktu pulang. 

Agar kualitas rapat lebih baik, maka perlu juga kegiatan tersebut dikelola dengan baik, memberikan kesempatan merata kepada seluruh peserta rapat untuk menyampaikan pendapat mereka. Jangan sekali-sekali memotong jika salah seorang peserta rapat sedang berbicara. Hal ini merupakan salah satu teknik mengelola rapat yang harus diperhatikan. 

Begitulah sekilas tentang rapat, bahwa penting untuk melakukan meeting atau rapat pada sebuah organisasi atau atapun perusahaan, namun agar efektif, rapat dapat dilaksanakan secara tepat. Sehingga dari kegiatan tersebut diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. 




Baca juga:
Berkat Kompasiana, Saya Diundang Pembukaan Asian Games 2018
Buktikan Khasiat Lebih Tolak Angin dan Bagikan Pengalamanmu di Kompasiana!
Yang Belum Kita Lihat dari Sebuah Industri "Buzzer"

Apakah Perhelatan Asian Games 2018 Bakal Ramah Disabilitas?

$
0
0

Ilustrasi dari jadiBerita.com

Apakah mungkin kaum disabilitas bisa melihat dari dekat penyelenggaraan Asian Games 2018? Apakah mereka yang memiliki keterbatasan diri bisa merayakan pesta olahraga antarbangsa Asia?

Kedua pertanyaan di atas bisa dijawab setelah menuntaskan pertanyaan ini. Apakah sarana dan fasilitas olahraga Asian Games 2018 cukup ramah disabilitas?

Secara apriori bisa kita katakan Asian Games 2018 cukup berpihak pada kaum difabel. Alasannya sederhana. Setelah Asian Games berakhir, agenda olahraga di tanah air tidak berakhir sepenuhnya. 

Jakarta akan kembali menjadi tuan rumah perhelatan Asian Para Games. Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno (GBK)  akan menjadi lokasi utama penyelenggaraan pesta olahraga untuk kaum disabilitas tingkat Asia.

Dalam tiga edisi terakhir Asian Para Games selalu berjalan berbarengan dengan Asian Games. Ia mengambil format yang sama dengan level yang lebih tinggi yakni Olimpiade dan Pralimpiade. Tuan rumah Olimpiade dengan sendirinya

Begitu pula Asian Games dan Asian Para Games. Bedanya, bila Asian Games sudah berjalan sejak 1951 di New Delhi, India, edisi pertama Asian Para Games dimulai jauh kemudian. Edisi pertama Asian Para Games baru terselenggara ketika Asian Games memasuki edisi ke-16 pada 2010 di Guangzhou, China.

Meski pesta olahraga kaum difabel tingkat Asia terlambat dimulai, perjalanan dua edisi terakhir sungguh menggembirakan. Setidaknya sudah menjadi awal yang baik. Kesuksesan dua edisi perdana itu memberikan angin segar pada aspek kesetaraan di tingkat Asia.

Semua atlet di Asia memiliki kesempatan yang sama untuk mengaktualisasikan diri. Keterbatasan fisik tidak menjadi alasan untuk berprestasi. Para atlet memiliki ruang untuk mendapat pengakuan, tidak hanya di tingkat nasional, regional, tetapi juga Asia dan dunia. Harapannya, kehadiran pesta olahraga ini membuat dunia umumnya dan warga Asia khususnya semakin egaliter.

Harapan itu pun semakin membuncah menjelang perhelatan Asian Para Games ketiga yang dihelat pada 6 hingga 13 Oktober mendatang. Sebanyak 42 negara akan ambil bagian. Kurang lebih 17 cabang olahraga akan dipertandingkan.

Apakah Jakarta sudah siap menyambut kaum disabilitas? Jangan sampai fokus kita hanya tercurah sepenuhnya untuk penyelenggaraan Asian Games!

Keraguan dan kecurigaan tersebut terbantahkan secara telak bila kita bertandang ke kompleks GBK. Kompleks olahraga yang mulai dibangun pada Februari 1960 itu terlihat semakin cantik. Venue-venue hampir seluruhnya tuntas dipugar. Sarana pendukung pun mendapat sentuhan kebaruan.

Tidak hanya di dalam, di luar gelanggang olahraga pun mendapat pembaharuan. Tengok saja trotoar yang mengitari kompleks gelanggang olahraga tersebut. Tidak hanya diperlebar, langkah para pejalan kaki pun bisa lebih riang karena lapang dan eloknya trotoar tersebut. Warna hijau, abu-abu, dan hitam menghiasi trotoar dengan lebar sekitar 12 meter.

Menariknya, pewarnaan itu mengacu pada fungsi tertentu. Warna hijau diperuntukan bagi para pesepeda. Sementara para pejalan kaki hanya diperbolehkan melewati sisi yang berwarna gelap. 

Ketersediaan bangku di sejumlah titik memungkinkan siapa saja menikmati keindahan kompleks GBK dari luar atau sekadar bersantai ria. Tumbuhan hijau yang ditanam di sisi kiri dan kanan membuat para pejalan kaki mendapatkan tambahan kenikmatan.

Trotoar di sekitar GBK sudah dipercantik/foto dokpri

Lebih menarik lagi, trotoar tersebut pun ramah disabilitas. Ketersediaan "guiding block" atau jalan pemandu misalnya, memungkinkan kaum tunanetra bisa melintasi pedestrian tersebut. Begitu juga para pengguna kursi roda bisa leluasa menggunakan trotoar tersebut. Dengan demikian semua pejalan kaki berhak menikmati fasilitas yang tersedia.

Bila kita melihat venue-venue yang ada dari dekat, kesan yang sama akan kita dapatkan. Sebagai tuan rumah, kita tidak hanya menghadirkan layanan kelas satu kepada para peserta Asian Games. 

Para penonton, termasuk kaum disabilitas pun mendapat tempat tersendiri. Sebagaimana penonton umumnya, kaum difabel mendapat akses dan ruang untuk menyaksikan para atlet bertanding.

Patut dicatat, renovasi dan pembangunan venue Asian Games disesuaikan dengan standar internasional. Di dalamnya juga disertakan kepentingan para penyandang disabilitas. Semuanya tertuang jelas dalam Peraturan Menteri PUPR No.14tahun 2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan.

Salah satu ketentuan umum dalam peraturan tersebut berbunyi, "Kelengkapan Prasarana dan Sarana Pemanfaatan Bangunan Gedung adalah penyediaan fasilitas pada bangunan gedung dan lingkungan yang sesuai kebutuhan seluruh kelompok usia dan kondisi keterbatasan fisik, mental, dan intelektual, atau sensorik berdasarkan fungsi bangunan gedung untuk memberikan kemudahan bagi pengguna dan pengunjung dalam beraktivitas pada bangunan gedung."

Prinsip peraturan tersebut pun mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan penyandang disabilitas, anak-anak, lanjut usia, dan ibu hamil. Berbagai aspek menjadi pertimbangan utama antara lain kesetaraan penggunaan ruang, keselamatan dan keamanan bagi semua, kemudahan akses tanpa hambatan, kemudahan akses informasi, kemandirian penggunaan ruang, efisiensi upaya pengguna, dan kesesuaian ukuran dan ruang secara ergonomis.

Dengan demikian semua pengguna dan pengunjung bangunan benar-benar dicukupkan kebutuhannya sebagaimana digariskan dalam persyaratan kemudahan "yang meliputi kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan bangunan gedung." 

Manifestasinya seperti apa? Di satu sisi penataan kawasan Kompleks GBK tidak hanya dimaksudkan untuk kelancaran perhelatan Asian Games, tetapi juga Asian Para Games yang akan berlangsung tak lama berselang. Jelas, segala fasilitas olahraga pun memenuhi standar dan kebutuhan untuk kedua event tersebut.

Di sisi lain, mengingat tidak semua cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Games juga dilombakan di Asian Para Games, maka hanya sarana-sarana tertentu saja yang disesuaikan. Namun demikian semua fasilitas yang ada tetap mengakomodasi kebutuhan para penonton dari kaum disabilitas.

Seperti dilansir dari www.pu.go.id berikut beberapa perubahan dan penyesuain di Kompleks GBK. Pertama, tersedia akses berupa "ramp" yang bisa dilalui kursi roda dengan lebar dan tingkat kemiringan yang sesuai pedoman teknis di Stadion Utama GBK.

"Ramp" merupakan bidang berupa jalur landai untuk mengakomodasi aksesibiltas bagi kaum difabel. Mobilitas berupa keluar masuknya kursi roda lebih mudah karena "ramp" tersebut dibuat lebar dan dengan perhitungan tingkat kemiringan yang cermat.

Selain itu, bidang landai ini juga diperuntukan sebagai jalur evakuasi penonton manakala terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Proses evakuasi bisa dilakukan lebih cepat manakala bencana menerjang.

Ramp di Stadion GBK yang lebar dengan tingkat elevasi yang ramah disabilitas/foto dari www.pu.go.id

Tidak hanya itu, para penonton disabilitas pun mendapat tempat istimewa di dalam stadion megah tersebut. Pemugaran GBK juga memungkinkan kaum disabilitas bisa leluasa menyaksikan pertandingan sepak bola termasuk upacara pembukaan dan penutupan Asian Games. Tersedia sedikitnya 264 kursi khusus kaum disabilitas berikut pendamping di tribun penonton. 

Bagaimana dengan urusan ke "kamar belakang"? Tak perlu khawatir di sekitar stadion GBK juga dilengkapi enam toilet khusus disabilitas. Ketersediaan tanda dan penunjuk arah memastikan mereka tak akan tersesat atau mengalami kesulitan.

Kedua, tersedia pula "training facility" yang meliputi berbagai fasilitas untuk kaum difabel mulai dari parkir bagi pengunjung dan atlet, lokasi "drop-off" yang langsung terkoneksi dengan "ramp", tolitet, lift dan tempat penonton. Fasilitas ini juga termasuk jalur pemandu pada trotoar yang berada di depan setiap bangunan atau venue.

Ketiga, perubahan mencolok juga terjadi di stadion aquatic. Berbeda dengan sebelumnya, kini stadion renang sudah berubah dari outdoor menjadi indoor. Tersedia empat kolam renang dengan berbagai ukuran dan peruntukan.

Kolam utama berukuran 51,2 meter X 25 meter, dengan kedalaman tiga meter digunakan untuk pertandingan renang. Sementara tiga kolam lainnya digunakan untuk pertandingan cabang polo air, loncak indah dan senam artistik.

Stadion Aquatic di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan/Gambar dari wartakota.tribunnews.com

Dari antara 8.000 kursi penonton tersedia 100 kursi khusus penyandang disabilitas. Tidak hanya itu, ada dua pintu akses bagi penyandang disabilitas masing-masing di sisi Timur dan Barat. Ada juga jalur "ramp" yang membentang dari loket tiket hingga tribun.

Tempat ini juga akan menjadi lokasi pertandingan salah satu cabang olahraga Asian Para Games. Cabang renang tentu saja. Dengan demikian para atlet dan penonton disabilitas bisa leluasa menikmati kemewahan stadion yang telah berdiri sejak 1962 itu.

Keempat, bergeser sedikit dari stadion renang, kita akan mendapati sederet lapangan mini yang diperuntukan sebagai lapangan hoki, panahan, dan sepak bola. Tempat yang disebutkan terakhir itu dikenal sebagai lapangan sepak bola ABC. 

Hal paling menonjol di tempat-tempat tersebut adalah ketersediaan "ramp" sebagai jalan masuk bagi kaum disabilitas. Sejak pintu masuk membentang hingga tribun di sisi lapangan. Tidak sampai di situ, seperti di stadion utama GBK, tersedia juga sejumlah toilet disabilitas.

Fasilitas ramah disabilitas di stadion GBK/foto dari www.pu.go.id

Kelima, Istana Olahraga juga mengalami perubahan berarti. Sejak tahun lalu venue yang kerap mempertandingkan cabang bulu tangkis dan volley baik di tingkat nasional maupun internasional itu sudah dipercantik. 

Penambahan hingga perubahan mendasar dilakukan di sejumlah sisi. Bangku penonton sudah berubah dari bangku kayu menjadi "single seating."

Lampu yang digunakan pun memiliki kualitas terbaik yakni lampu LED yang tidak hanya menghasilkan intensitas cahaya yang lebih tetapi juga tidak memiliki efek "heating." Belum lagi pendingin ruangan raksasa di beberapa sudut membuat para penonton semakin merasa nyaman.

Di tempat megah ini pun tersedia akses "ramp" di sisi utara dan selatan stadion dengan tingkat elevasi berbeda-beda. Tersedia juga toilet disabilitas di lantai satu dan dua.

Jalur khusus untuk kursi roda/foto dari www.pu.go.id

Tempat ini tidak hanya akan menjadi venue cabang bulu tangkis Asian Games, tetapi juga Asian Para Games. Karena itu fasilitas pun telah disesuaikan dengan akses menuju arena pertandingan yang relatih mudah. Selain itu daun pintu di ruang ganti pemain dibuat lebih lebar, serta ketersediaan toilet khusus.

Keenam, para penyandang disabilitas juga mendapat tempat di stadion tenis indoor dan outdoor. Selain "ramp" dan akses khusus, tersedia juga ruang untuk 25 kursi roda di sisi barat stadion tenis indoor. Kapasitas lebih banyak di stadion outdoor yang bisa menampung 36 kursi roda di lantai dasar dan lima kursi roda di tribun VIP.

Toilet khusus baik untuk pemain maupun penonton disabilitas di kompleks GBK/gambar dari www.pu.go.id

Ketujuh, tersedia akses bagi penonton disabilitas di gedung basket, Stadion Madya, lapangan sotftball, lapangan baseball dan lapangan squash. Para penonton pun bisa leluasa menyaksikan setiap pertandingan dengan ketersediaan area lapang dan khusus seperti di lapangan squash yang mampu menampung hingga 20 kursi roda.

Memang diakui jumlah kursi dan ruang untuk kaum disabilitas masih terbatas. Namun hal ini tidak menjadi halangan bagi mereka untuk ambil bagian dan merasakan dari dekat atmosfer Asian Games 2018. Mari bersama satukan energi untukmu, Indonesiaku di Asian Games 2018!!!




Baca juga:
Ghozali Suhariyanto Hadi, Alumnus ITB dengan Karyanya di Bidang Robotics
Kegamangan di Rumah Timnas Junior
Jangan Memandang Bencana dari Agama Korbannya

Bau Badan dan Kejujuran

$
0
0


www.westbankdrycleaning.com

Salah satu kehebatan (bisa juga disebut kelemahan) manusia Jawa adalah menjaga ucapan. Artinya mereka tidak bisa benar-benar jujur, terbuka, blak-blakan membicarakan kelemahan, keburukan atau kekurangan orang lain walaupun itu bisa sangat mengganggu hubungan di lingkungan sosial.

Pernah aku kost sekamar dengan seorang penderita bau keringat akut luar biasa. Bau keringatnya bisa tercium dalam radius 100 meter. Apalagi dia orang lapangan yang tiap hari kepanasan, mobilitas tinggi, banyak mengeluarkan keringat. Kalau pulang kerja baunya nggak ketulungan. Jadilah dia kayak terasi berjalan.

Punya teman sekamar yang bermasalah dengan bau keringat memang bikin mati gaya. Selama berbulan-bulan lamanya bisaku hanya tahan nafas. 

Baru bisa ngomong terang-terangan ke doi saat sudah akrab banget, "Aku seneng koncoan karo awakmu Ndes, cuman sayange keringetmu mambu." Dan besoknya dia beli parfum. Walau itu pun nggak terlalu ngefek.

Sebenarnya kasihan sama penderita seperti itu. Kalau diomongkan gimana kalau nggak diomongkan juga gimana. Bingung, ya'opo enake. Kita nggak bisa terang-terangan ngasih tahu ke orangnya. Nggak mungkin kita pasang poster di kantor :

"Berikut ini yang keringatnya sangat bau : Maisaroh, Cempluk, Gendon, Sueb, Atim....Diharapkan dengan sangat untuk memakai wangi-wangian sebelum masuk kantor. Agar tercipta suasana harmonis dan konduksif di kantor."

Pernah aku di warung saat maksi bersebelahan dengan anak produksi yang kerjanya memang okol banget. Keringat bercucuran dimana-mana dan baunya sungguh jahanam, merusak selera makanku. 

Aku sebagai orang Jawa tentu nggak bisa blak-blakan. Aku tepuk pundaknya, "Alhamdulillah yo arek produksi nek lembur sampek bengi dike'i susu (milk)--Saat itu banyak orderan dari KPU, nyetak Surat Suara--. Tapi sayange gak onok Tunjangan Parfum."

Orang yang keringatnya bau juga nggak sadar kalau keringatnya bau. Dia rileks saja nimbrung ke sana kemari tanpa sadar kalau orang lain perutnya pada mules karena baunya. Dia juga nanya, "Opo'o kok wetengmu mules, kakean mangan sambel yo!?" Sambel Ndasmu.

Saat keluar dari toilet pun bau keringatnya tertinggal di sana. Swemprul jaya. Baru bisa hilang setelah pintu dibuka dan dikibas-kibaskan selama beberapa menit. Aku nggak paham kenapa bisa sampai seperti itu. Aku males dan nggak layak membahasnya. Tanyakan saja pada para SPG sebuah produk Deodoran.

Ada Muslimah yang sadar kalau keringatnya bau tapi karena takut dengan hadits yang menyatakan wanita yang berjalan memakai wangi-wangian tidak akan mencium bau surga, akhirnya nggak pakai parfum. Ini konyol, aturan itu kondisional. Kalau keringatmu bau, mengganggu kehidupan sosialmu, menurutku sebaiknya menyamarkan bau itu dengan parfum.

Bau keringat memang bisa merusak suasana, bikin bad mood, bahkan bisa merusak persahabatan. Kita sebagai teman seorang pengidap bau badan stadium lanjut yang dibutuhkan hanya keberanian untuk jujur mengatakan, "Ndes, keringetmu mambu." Dan semuanya akan baik-baik saja (atau malah berantakan). Coba saja.

Eh, jangan-jangan keringetku mambu badek pisan..

-Robbi Gandamana-




Baca juga:
3 Kisah "Perampasan" Hak Belajar Murid Sekolah
Ghozali Suhariyanto Hadi, Alumnus ITB dengan Karyanya di Bidang Robotics
Kegamangan di Rumah Timnas Junior

Ibu Sainah, Korban Gempa yang Jadi Juragan Bakso Tusuk dan Fakta Penurunan Angka Kemiskinan

$
0
0

Bakso tusuk bu Sainah (dok.travelingyuk.com)

Ibu Sainah awalnya tak menyangka bahwa ia akan bisa menjadi pengusaha bakso yang punya laba bersih jutaan rupiah setiap harinya. Namun karena kerja keras dan niatnya untuk mengubah hidup, ia berhasil menjadi pengusaha bakso tusuk yang punya 5 cabang dengan total karyawan 12 orang. Labanya? Laba bersih tiga juta rupiah ia dapatkan setiap hari. Kadang orang harus jatuh dulu supaya ia naik lebih tinggi dari sebelumnya.

Pada acara bincang-bincang mengenai Fakta Penurunan Angka Kemiskinan yang digelar Forum Merdeka Barat 9 di Kementrian Komunikasi dan Telekomunikasi di bilangan Merdeka Barat tanggal 30 Juli 2018 lalu, bu Sainah berkisah mengenai prosesnya menjadi seorang pengusaha bakso tusuk. Ia tinggal di Imogiri Bantul Yogyakarta. Datang ke Jakarta untuk berbagi tentang kisahnya.

Bu Sainah adalah salah seorang korban gempa besar Yogyakarta yang terjadi tahun 2006. Gempa ini bukan hanya memporakporandakan rumahnya tapi juga menghancurkan kehidupannya. 

Suami yang bekerja sebagai kuli di sebuah proyek, harus berhenti kerja gara-gara gempa. Bu Sainah yang tadinya hanyalah ibu rumah tangga harus terjun langsung mencari uang demi membantu suaminya memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Untuk rumah, ia bersyukur bahwa pemerintah memberikan bantuan renovasi rumah sebesar 15 juta rupiah. Namun untuk kehidupan sehari-hari ia hanya mengandalkan penghasilan dari kerja serabutan.

Tahun 2007 bu Sainah mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar 300 ribu rupiah. Uang sebesar itu hanya cukup untuk belanja kebutuhan pokok selama seminggu.

Bu Sainah (dok.yayat)

Bu Sainah menyambi menjual barang-barang yang ia ambil dari seorang juragan dan membawa pulang laba 15 ribu sehari. Tentu ini tak cukup untuk belanja sehari-hari. 

Kemudian tahun 2007 ia mendengar tentang PKH (Program Keluarga Harapan). PKH adalah program pemberian uang tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). Ia berusaha mencari tahu bagaimana cara bisa mendapat dana PKH.

Akhirnya setelah mencari informasi ke sana kemari mengenai PKH, bu Sainah bisa menjadi anggota PKH dan mendapat 1 pendamping. Dalam PKH memang ada pendamping yang bertugas memberi pengarahan pada penerima PKH agar bisa menggunakan uangnya dengan bijak.

Langkah pertama ia mendapatkan dana 250 ribu rupiah untuk pendidikan anaknya. Dana ini benar-benar ia gunakan untuk keperluan anaknya bersekolah.

Usaha kerasnya berbuah ketika ia mendapat modal usaha dari PKH tahun 2009 sebesar 1 juta rupiah. Karena tak ingin terus hidup susah, bu Sainah mengikuti saran pendampingnya untuk menggunakan uang ini sebagai modal usaha. 

Usaha yang tercetus dalam pikirannya adalah menjual bakso tusuk. Alasannya sederhana, semua orang suka bakso dan bakso tusuk belum ada yang menjual di lingkungan tempat tinggalnya.

Perlahan tapi pasti usaha jual bakso tusuk makin berkembang. Dari mulai menjual di rumah hingga akhirnya membuka 5 cabang dengan total 12 karyawan. 

Saat ini ia memperoleh memperoleh laba kotor 7 juta sehari dan setelah dipotong biaya operasional dan lain-lain, laba bersihnya adalah 3 juta sehari. Bu Sainah kini kerap diminta berbicara di depan orang banyak untuk menceritakan kisah manisnya ketika mendapat modal usaha dari PKH.

salah satu potret kemiskinan (dok.republika.com)

Kisah bu Sainah adalah salah satu kisah manis dari berhasilnya program PKH untuk mengurangi angka kemiskinan. Di luar sana pasti masih banyak Sainah Sainah yang lain yang belum bersuara tapi sudah merasakan manfaat program pemerintah dalam mengurangi angka kemiskinan. Meski masih banyak kekurangannya, program-program seperti ini patut kita hargai.

Saat saya share kisah bu Sainah di twitter saya, banyak yang nyinyir mengatakan bahwa orang yang hidup di bawah garis kemiskinan masih teramat banyak, bahkan ada yang sampai meninggal dunia karena kelaparan. Well.. kebanyakan netizen memang tidak mau tau soal berita positifnya tapi lebih menggali berita negiatifnya. Maha benar netizen dengan segala cuitannya.

Pada acara diskusi kemarin, bapak Suhariyanto selaku kepala BPS (Badan Pusat Statistik) bilang bahwa Indonesia per Maret 2018 memiliki angka kemiskinan di 9,82% atau sejumlah 25,95 juta orang. 

Menurun dibandingkan September 2017 di mana jumlah penduduk miskin adalah 26,58 juta orang atau sebesar 10,12 %. Indonesia pernah mencapai angka kemiskinan tertinggi yaitu di 1999 sebesar 23,43% atau sejumlah 47,97 juta orang. Inget kan yaaa 1999  itu adalah masa krisis moneter setelah kerusuhan massal 1998.

Kemiskinan adalah sebuah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar yang diukur dari pengeluaran. Meski angka kemiskinan sudah 1 digit tapi secara jumlah, memang masih banyak orang dengan kategori miskin di Indonesia. 

Jumlahnya penduduk miskin yang 25,95 juta jiwa itu penyebarannya juga tidak merata. Jumlah kemiskinan tertinggi ada di wilayah Indonesia Timur dan terutama ada di daerah pedesaan.

Bu Sainah sang juragan bakso tusuk (dok.yayat)

Faktor yang berpengaruh besar pada meningkatnya angka kemiskinan adalah meningkatnya harga bahan pokok, meningkatnya kebutuhan non pokok seperti rokok atau bensin. 

Lalu faktor lain juga bisa berasal dari terjadinya bencana alam, seperti yang dialami bu Sainah di atas. Rokok mempengaruhi kemiskinan? Iya banget. Kadang ya.. orang lebih memilih beli rokok daripada beli makan. Sampai berhutang juga dibelain tuh supaya tetep bisa merokok.Ini PR besar buat pemerintah.

Tiga hal penting dalam menurunnya angka kemiskinan

Bapak Bambang Brojonegoro Kepala Bappenas pada diskusi kemarin menjelaskan tiga hal penting yang membuat angka kemiskinan menurun. Tiga hal itu yang pertama adalah kebijakan dan program pemerintah yang didasarkan pada cita-cita kemerdekaan, amanat konstitusi dan visi misi Nawacita pemerintah.

As we know Nawacita Presiden Joko Widodo diantaranya adalah membangun Indonesia dari pinggiran, mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dan melakukan revolusi karakter bangsa. Tahu bahwa penduduk desa menyumbang angka kemiskinan yang tinggi maka program pemerintah lebih menyasar penduduk di pedesaan.

para narasumber saat diskusi (dok.yayat)

Hal kedua adalah sinergitas antara pemerintah dan lembaga-lembaga negara, sinergitas antar kementrian dan antar lembaga pemerintah, serta sinergitas pemerintah dengan berbagai elemen masyarakat termasuk di dalamnya adalah kalangan perusahaan swasta. 

Keliatan sik kalangan perusahaan swasta kali ini emang makin dirangkul oleh pemerintah dan kalangan swasta makin menyadari pentingnya berkiprah ke masyarakat umum dengan terbentuknya program CSR di kalangan perusahaan swasta.

Hal ketiga adalah kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang langsung turun ke lapangan memastikan bahwa seluruh kebijakan dan program pembangunan nasional berjalan secara baik dan efektif guna mempertahankan prestasi pembangunan dam memastikan target penurunan angka kemiskinan akan tercapai. 

Memang sudah seharusnya Presiden turun langsung ke masyarakat biar langsung melihat kondisi di masyarakat.

Meski banyak yang menganggapnya pencitraan, tapi saya bersyukur pak Jokowi nggak mendengar suara-suara negatif di luar sana tentang kiprahnya yang hobi blusukan karena hasil terjun langsung ini membuat Pak Jokowi tau mana program yang berhasil dan mana yang tidak. 

Beliau juga tau masalah apa yang ada di masyarakat yang penting banget untuk dicarikan solusinya segera. Tindakan yang cepat akan membuat masalah di masyarakat cepat tertangani. Nggak peduli capek.. yang penting kerja kerja kerja yakan Pak Jokowi.

Lalu apa kemiskinan bisa menghilang dari bumi Indonesia? Menghilang tentu tidak secara Indonesia punya banyak jumlah penduduk yang banyak tinggal di pelosok pedesaan di mana untuk mencapainya kadang memerlukan alat transportasi yang sulit di dapat di daerah tersebut. 

Namun dengan adanya program-program pemerintah untuk mengurangi kemiskinan, berharap saja bahwa jumlah penduduk miskin maskin berkurang. Positif thinking sajalah.




Baca juga:
Televisi Indonesia yang Kian Membosankan dan Banal
3 Kisah "Perampasan" Hak Belajar Murid Sekolah
Ghozali Suhariyanto Hadi, Alumnus ITB dengan Karyanya di Bidang Robotics

Inilah 10 Pemenang Blogcomp Kacang Garuda

$
0
0

Kompasiana Blog Competition bersama Kacang Garuda

Gelaran pesta bola terbesar dunia sudah berakhir. Prancis berhasil keluar menjadi juara. Dan selama satu bulan pula Kompasianer telah meramaikan pesta bola dunia di Kompasiana. Setelah ratusan artikel mengenai piala dunia kami terima, akhirnya terpilih 5 artikel terbaik dan 5 artikel favorit yang berhak mendapatkan apresiasi. Inilah daftar pemenangnya:

  • 5 pemenang utama: uang tunai @ Rp 3.000.000

Luka Modric yang Bangkit dari Luka Masa Lalu oleh Arnold Adoe

Kroasia Juara Dunia, Pembawa Kritik Arogansi "Renaissance Sepak Bola" Eropa Barat oleh Pebrianov

Meneladani Mereka yang Pergi ke Rusia dengan Cara Berbeda oleh Taslim Buldani

Kopi "Klotok" dan Euforia Piala Dunia di Desa oleh Himam Miladi

Seperti Falcao, Mari Belajar Move on dari Keputusasaan oleh Hadi Santoso

  • 5 pemenang favorit: uang tunai @ Rp 1.000.000

Nyanyian Cinta Suporter Iran oleh Khrisna Pabichara

Sejumlah Tesis terhadap Akhir "La Furia Roja" oleh S Aji

Awalnya Hanya Tukang Cat Jalan, Kini Ia Berlaga di Piala Dunia 2018 oleh Moch Marsa

Ketika Kami Menikmati Piala Dunia Lewat Radio oleh R A Kurniasih

Kemilau Lucas Torreira di Antara Sihir Cavani dan Suarez oleh Charles Emmanuel

Selamat kepada para pemenang! Segera konfirmasikan data diri Anda melalui email ke care[at]kompasiana[dot]com dan sertakan subyek "Pemenang Blog Competition Kacang Garuda", dengan format data diri sebagai berikut:

  • Nama lengkap
  • Alamat
  • No. Handphone (aktif)
  • Scan/foto KTP
  • Scan/foto NPWP
  • Scan/foto Buku tabungan halaman depan

Pemenang diharapkan melakukan konfirmasi data diri dalam batas waktu maksimal 5 hari setelah pengumuman ini ditayangkan. Segala bentuk keterlambatan pengonfirmasian data diri bisa menyebabkan keterlambatan proses pencairan hadiah kepada para pemenang lainnya.

Kompasiana dan Kacang Garuda mengucapkan terima kasih atas partisipasi seluruh peserta. Bagi yang belum beruntung, masih ada berbagai kompetisi di halaman event Kompasiana yang bisa kamu ikuti! [DIN]




Baca juga:
Abarat, "Masterpiece" yang Tidak Populer
Televisi Indonesia yang Kian Membosankan dan Banal
3 Kisah "Perampasan" Hak Belajar Murid Sekolah

Menikmati Legitnya Durian dengan Nasi Ketan Khas Aceh

$
0
0

Durian pilihan bercita rasa manis jenis Durian Aceh. (Dokumentasi Pribadi)

Bagi masyarakat Indonesia buah Durian bukanlah buah yang asing, durian sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas bahkan bukan hanya di Indonesia tetapi juga masyarakat Malaysia, Thailand, Brunai dan Singapura. 

Bahkan buah dari pohon tropis ini juga sangat akrab dengan orang-orang dari negara yang tidak memiliki pohon durian di negara mereka. Misalnya warga Amerika, Eropa dan beberapa negara lain di dunia. 

Buah durian banyak jenisnya, dan cita rasanya pun berbeda satu sama lainnya, sangat tergantung jenis dan daerah penghasil buah durian itu sendiri. Pada daerah tertentu menghasilkan buah durian yang sangat manis dan legit. 

Beberapa daerah lainnya, meskipun jenis pohon duriannya sama namun cita rasa yang dihasilkan bisa tidak semanis daerah pertama tadi disebutkan diatas. Ternyata hal tersebut dipengaruhi oleh kesuburan tanah di mana durian itu tumbuh. 

Di Aceh sendiri masing-masing daerah mempunyai jenis durian tertentu, rasanya pun sangat variasi, ada yang manis legit, ada yang standar saja, sampai ada buah durian yang rasanya sangat tawar dan tidak manis sama sekali. 

Dikalangan masyarakat Aceh, buah durian menjadi buah yang sangat digemari karena selain rasa khasnya, buah durian ini memiliki aroma yang menggugah selera orang untuk mencicipinya. Sehingga warga Aceh dan buah durian bisa diibaratkan seperti sendok dan garpu, begitulah umpama kata yang mengartikan 'tidak dapat dipisahkan.'

Selain dapat dimakan langsung, buah atau daging durian juga dapat diolah menjadi berbagai macam bentuk makanan lain, baik sebagai pelengkap sampai menjadi olahan utama. Sebagai pelengkap misalnya durian dapat dimakan dengan roti tawar, roti canai, atau dengan pulut bakar ataupun dengan dipadu dengan makanan lainnya sesuai selera. 

Sebagai menu utama olahan durian, biasanya masyarakat Aceh sering mengolahnya dengan nasi ketan (beras ketan/pulut yang rebus seperti memasak nasi), dan durian tersebut dibuat seperti kuah yang nanti disiram nasi ketan yang sudah siap dimasak. 

Durian yang sudah menjadi kuah, siap melumuri nasi ketan (Dokumentasi Pribadi)

Untuk membuat kuah durian yang legit dan enak sangatlah mudah dilakukan, pertama siapkanlah isi (daging) durian yang manis dan berkualitas bagus (hindari durian busuk karena bisa masam). 

Pisahkanlah biji durian tersebut dalam wadah lain yang bersih dan telah disiapkan sebelumnya. Setelah itu tambahkan air secukupnya (sesuai kebutuhan), dan sebaiknya tidak menambahkan air terlalu banyak karena kuahnya terlalu encer.

Air yang digunakan adalah air hangat untuk menghasilkan kuah durian yang aman dikonsumsi dan tidak membuat sakit perut atau diare. Jika pun perlu menggunakan air biasa atau tidak hangat, maka pakailah air mineral yang bersih. 

Nasi ketan siap konsumsi dengan kuah durian. (Dokumentasi Pribadi)

Nasi ketan durian paling enak dimakan saat pagi hari atau pun malam hari. Sebagai sarapan, nasi ketan durian sangat pas jika dimakan dengan segelas kopi panas. Namun bagi Anda yang tidak dibolehkan makan durian, harus sangat berhati-hati karena bisa membuat kesehatan memburuk. 

Pada malam hari nasi ketan durian sangat cocok juga dikonsumsi, apalagi jika cuaca dingin, durian nasi ketan dapat menambah hangat tubuh dan membikin santai suasana malam. 

Kini meskipun musim durian belum tiba, namun di Kota Banda Aceh banyak pedagang durian yang menjual buah ajaib ini disepanjang jalan Darussalam, kawasan Lampineung dan Pasar Peunayong. Harga yang ditawar pun sangat beragam, antara Rp15.000,- untuk buah yang kecil, Rp35.000,- ukuran buah yang sedang dan Rp50.000,- harga buah durian yang besar. 

Anda suka makan durian? Datanglah ke Kota Banda Aceh. Salam.




Baca juga:
Menjelajah Alam Sambil Mengintip Tradisi Budaya Suku Dayak
Abarat, "Masterpiece" yang Tidak Populer
Televisi Indonesia yang Kian Membosankan dan Banal

Inikah Alasan Anak Abai pada Orangtua?

$
0
0

(masterfile.com)

Beberapa waktu lalu saya pernah jadi saksi seorang ibu yang tersedu. Sambil menahan air mata, ibu tersebut bercerita bahwa ia sangat sedih. Alasannya anak yang beliau lahirkan, buah hati yang ia besarkan, cuek, tidak peduli. Ia mengatakan, anaknya tersebut sulit sekali dimintai tolong, bahkan untuk hal-hal kecil.

Beliau mengatakan, sejauh ini ia cukup tahu diri. Ia tidak pernah meminta tolong dalam hal finansial. Selain ia memiliki penghasilan sendiri yang lebih dari cukup, ia tidak mau merepotkan si buah hati. Namun ibu itu menuturkan, sebagai seorang yang sudah sepuh, ada kalanya ia membutuhkan bantuan si buah hati.

Lain waktu saya pernah mendengar keluh kesah dari salah satu orangtua. Setali tiga uang dengan ibu tersebut, orang tua itu mengatakan anaknya cuek, tidak peduli. Jangankan menengok secara rutin, mengirim kabar saja tidak pernah. Sang anak seolah hilang "ditelan bumi" dan hanya muncul sesekali.

Akibat Orangtua yang Tidak Peduli?

Saat pertama kali mendengar keluh-kesah tersebut saya sempat membatin dalam hati, belum aja si anak itu merasakan tidak punya orangtua lagi seperti saya. Namun belakangan saya tahu, ketidakpedulian si anak pada orangtua yang seharusnya ia cintai ternyata bukan tanpa sebab.

Berdasarkan beberapa cerita yang sengaja maupun tidak sengaja saya dengar, (beberapa) anak itu tidak lagi peduli pada orangtua mereka karena saat mereka kecil si orangtua abai. Anak-anak tersebut merasa si orangtua tidak menyayangi dan merawat mereka seperti seharusnya.

Ada anak yang merasa dibedakan perlakuannya dengan si adik/kakak. Bila si adik dikuliahkan dikampus swasta yang bonafid, si kakak hanya berkuliah di kampus swasta seadanya, saat si adik difasilitasi dengan kendaraan pribadi yang cukup mewah, si kakak harus puas hanya diberi ongkos untuk naik angkutan umum.

Begitupula sebaliknya, saat di satu keluarga si adik dianak-emaskan, di keluarga lain si adik dianak-tirikan, kala si kakak diperbolehkan kursus ini dan itu, si adik harus puas belajar sendiri di rumah tanpa ada yang mendampingi, saat si kakak di beri beragam fasilitas belajar yang "wah" si adik malah dilarang menyalakan komputer yang sudah tersedia di rumah. 

Alasannya bukan karena si adik masih terlalu kecil, tetapi karena alasan hemat. Padahal menurut si adik, keluarga mereka dikaruniai rezeki yang cukup melimpah. Wallahualam.

Ada juga orangtua yang tidak memprioritaskan si anak. Saat si anak merengek karena harus buru-buru membayar uang ujian sekolah, si ayah dengan cueknya membeli celana panjang baru yang sebenarnya saat itu tidak terlalu diperlukan. Mending katanya kalau satu, ini tiga sekaligus.

Mending juga bila mereka dari kalangan berada yang uang sekolah dan uang untuk membeli kebutuhan lain memang tersedia, nah mereka dari kalangan sederhana. Saat uang tersebut dibelanjakan untuk membeli celana panjang, otomatis uang untuk membayar keperluan sekolah harus ditunda.

Ada juga curhatan dari salah satu teman yang katanya orangtuanya seolah merasa keberatan memberi fasilitas maksimal bagi dirinya, padahal orangtua teman saya tersebut termasuk kalangan berada. Orangtuanya itu hanya memberikan fasilitas untuk keperluan-keperluan primer, sisanya harus berusaha sendiri, termasuk untuk beragam kursus yang sangat diperlukan.

Ia bilang, saat sudah SMA dan kuliah dia bisa mengupayakan pendapatan tambahan sendiri dengan mangajar les dan lain-lain ke siswa yang tingkatannya lebih bawah, apalagi ia termasuk siswa yang pintar. Namun saat SD dan SMP ia terpaksa harus memendam keingan-keinginan untuk mengembangkan diri seperti teman-teman seusianya.

Ingat, Anak Pasti Tumbuh Dewasa

Ingat, anak adalah titipan dari yang maha kuasa. Memang tidak seharusnya terlalu dimanjakan, namun juga tidak semestinya diperlakukan dengan buruk. Bila kita sebagai orangtua tidak mampu memenuhi kebutuhan anak, wajar karena rezeki setiap orang kan berbeda, tetapi setidaknya kita berusaha memberi yang terbaik.

Sangat tidak wajar bila kita diberi kelebihan harta, namun sangat perhitungan untuk anak (kandung) sendiri, atau membeda-bedakan fasilitas antara anak yang satu dengan anak yang lain. Sebagai orang dewasa kita pasti sudah tahu mana yang menjadi prioritas, mana yang bukan, mana yang baik untuk anak kita dan seharusnya difasilitasi, mana yang sebaiknya dihindari.

Ingat, suatu hari nanti anak yang kita buai akan menjadi dewasa, dan kita perlahan akan menjadi seseorang yang renta. Bila kita tidak menyayangi mereka sewaktu kecil, bagaimana menuntut mereka peduli saat kita beranjak tua? Jangan sampai saat kita tua mengeluh kalau anak tak peduli, padahal saat anak kecil, kita begitu abai.

Saya pernah mendengar salah satu orangtua yang gembar-gembor, asal kita baik sama semua orang, pasti nanti ada yang mau merawat kita, walaupun bukan anak sendiri. Kalau tidak menghormati usia orangtua tersebut, saya ingin sekali membalikan kata-kata orangtua tersebut. 

Bila kita bisa baik sama semua orang, mengapa kita tidak bisa baik sama anak sendiri? Bukan kah lebih bahagia bila anak kita yang sayang dan merawat kita saat usia kita mulai uzur?

Ah, saya percaya diluar sana pasti lebih banyak orangtua yang sayang dan peduli dengan anaknya, begitu juga sebaliknya. Saya menuliskan ini juga sebagai pengingat untuk diri sendiri agar tidak membedakan anak dan tidak abai dengan kebutuhan mereka, selama ada rezekinya. Amien. Salam Kompasiana! (*)




Baca juga:
Selamat Pekan Menyusui Sedunia, Ayah ASI
Apa Kabar Pemain Naturalisasi Jhon van Beukering?
Belajar dari Penyerangan Warga Seleman ke Pendung Talang Genting

Zaman Berubah, Pebisnis dan Korporasi Perlu Berbenah

$
0
0

Baru-baru ini saya membaca kolom Refleksi di tabloid Kontan cetak edisi 16-22 Juli 2018 berjudul "Business 101" yang ditulis oleh Ekuslie Goestiandi. 

Artikel itu semacam pengantar bisnis yang membahas tentang situasi bisnis dewasa ini yang semakin kompetitif, khususnya pada bisnis yang bermain di "kolam yang besar" dimana produk-produknya senantiasa dibutuhkan banyak orang, yaitu bisnis pangan, sandang, kesehatan, papan dan belakangan adalah leisure atau wisata. 

Versi digital artikel itu bisa Anda baca di sini.

ilustrasi. sumber: news.abs-cbn.com

Bisnis di kolam yang besar menjanjikan keuntungan yang lebih besar dan berkelanjutan. Namun di sisi lain kompetisi bisnis juga semakin intens. Bagaimana pebisnis atau korporasi menghadapinya? 

Dalam artikel tersebut, dinukil konsep teori korporasi dari Todd Zenger, seorang professor strategi bisnis dari St. Louis's Olin Business School -- Washington University.

Zenger, dalam artikelnya yang berjudul "What is the Theory of Your Firm?" yang dimuat dalam Harvard Business Review edisi Juni 2013, berpendapat agar bisnis semakin membesar dan berkelanjutan, seorang pengusaha atau korporasi mesti punya "teori"nya sendiri dengan merangkum tiga sudut cakrawala pandang atau strategic sight yaitu cakrawala ke depan (foresight), cakrawala ke dalam (insight) dan cakrawala ke samping (cross-sight).

Foresight adalah kemampuan menerawang kemungkinan dinamika yang bakal terjadi di masa depan, insight merupakan pemahaman terhadap kemampuan internal yang dimiliki, sedangkan cross-sight adalah kesanggupan pebisnis atau perusahaan untuk belajar dari kondisi disekelilingnya.

Semua kemampuan yang membentuk strategic insight itu bisa dimiliki jika pebisnis atau korporasi memiliki mindset belajar. Ya, karena belajar adalah kunci dari segala hal termasuk dalam menghadapi tantangan-tantangan bisnis. Apalagi saat ini fenomena disrupsi juga merambah dunia bisnis.

Jika ditarik lebih jauh, pendapat Zenger ini sejalan dengan konsep learning organization atau organisasi pembelajar yang digagas oleh Peter M. Senge sebagaimana dijelaskan dalam bukunya "The Fifth Discipline: The Art & Practice of The Learning Organization" (Currency/Doubleday, 2006. Link)

Pendapat Zenger juga selaras dengan konsep knowledge management (KM) atau manajemen pengetahuan, yang studi awalnya diawali oleh Ikujiro Nonaka dan Hirotaka Takeuchi dari Hitotsubashi University (Oxford University Press, 1995. Link) Thomas H. Davenport dari Babson College (Harvard Business School Press, 1998. Link) dan Baruch Lev dari New York University (The Brookings Institution, 2001. Link), di mana KM membantu langkah suatu organisasi atau korporasi menjadi organisasi pembelajar.

Dalam suatu perusahaan atau korporasi, sumber daya manusia atau SDM ibarat sebuah sel dimana setiap SDM adalah bagian terkecil dari korporasi yang saling berkolaborasi menjalankan misi korporasi. Proses yang terjadi didalamnya sering kompleks dan dinamis. Apalagi jika suatu korporasi menetapkan visi menjadi yang terdepan, yang terbaik dan yang ter- lainnya di antara para kompetitor.

Nah, merujuk pada pendapat Zenger di atas, kemampuan perusahaan dalam merangkum strategic sight secara langsung bersandar pada kondisi sumber daya manusianya. Dalam menghadapai situasi bisnis yang semakin kompetitif dan disruptif, salah satu tantangannya adalah tingkat turnover atau perpindahan karyawan yang tinggi. 

Tidak mudah menjaganya agar tetap stabil atau sebisa mungkin rendah.

Perusahaan atau korporasi sudah melakukan berbagai upaya employee retention (retensi karyawan) agar SDM terbaiknya tidak mudah pindah ke lain hati. Perbaikan compensation and benefits dalam konteks rupiah sudah pasti. Tetapi retensi karyawan tidak melulu dipahami demikian.

Sudah saatnya korporasi memandang non-monetary benefits yang tidak selalu berkaitan dengan uang. Membuat karyawan semakin pintar, semakin berpengetahuan adalah salah satunya. 

Tidak hanya dari sisi karyawan saja, dari sisi perusahaan - sebagaimana dikatakan Zenger - benefits ini secara tidak langsung akan membuat perusahaan akan punya formula manjur dalam merumuskan strategi dalam menghadapi kompetisi bisnis.

Apalagi kini adalah era knowledge economy yang didominasi oleh knowledge worker atau pekerja pengetahuan. Oleh karena itu knowledge capital atau aset pengetahuan menjadi salah satu aset penting korporasi.

Di sebuah organisasi pembelajar, para SDM didalamnya punya semangat yang sama untuk menimba ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya tidak peduli apakah ia karyawan benerasi X atau generasi Y. Korporasi memfasilitasinya dengan sejumlah cara, misalnya mengikutkan karyawan ke sejumlah seminar, workshop (lokakarya) atau training (pelatihan).

Selain itu mengadakan kursus baik internal maupun eksternal misalnya kursus bahasa asing, mengadakan microlearning dan sharing session, hingga membangun perpustakaan perusahaan ataupun learning center. Lebih jauh, membangun Corporate University adalah yang paling ideal, terutama dilakukan oleh korporasi yang telah mapan dalam bisnisnya.

Seminar, workshop, training mengasah skill dan pengetahuan karyawan

Karyawan perlu diikutkan pada seminar, workshop atau training yang minimal sesuai dengan bidang pekerjaannya. Hal ini penting agar kemampuan karyawan tetap terasah seiring dengan perkembangan di berbagai bidang termasuk pekerjaan yang ia lakukan sehari-hari.

Pelatihan yang bersertifikat sangat diperlukan agar karyawan tersebut menjadi salah satu "aset perusahaan" yang punya keahlian di bidang tertentu. Misalnya sertifikat green belt Six Sigma khususnya untuk karyawan industri manufaktur dan sertifikat auditor ISO 9001:2015 agar perusahaan memiliki internal auditor ISO bersertifikat.

Tetapi seminar juga tidak selalu yang berkaitan dengan keahlian seorang karyawan. Misalnya seminar awam tentang kesehatan. Seminar ini perlu dihadiri oleh karyawan agar mampu menjaga atau meningkatkan kesehatannya. Kini banyak rumah sakit mengadakan seminar awam bagi masyarakat dengan narasumber dokter rumah sakit. Biasanya gratis.

Kursus bahasa asing agar karyawan mampu menghadapi tantangan global   

Perusahaan yang kompetitif, apalagi jika perusahaan tersebut adalah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) atau perusahaan yang sudah memiliki atau sedang menjajaki pasar luar negeri, memerlukan SDM yang mampu berbahasa asing secara aktif, misalnya Bahasa Inggris atau Bahasa Mandarin. 

Tetapi sayangnya tidak semua karyawan di perusahaan memiliki kemampuan tersebut. Jika perusahaan menghendaki para karyawan punya kemampuan berbahasa asing secara merata, perusahaan dapat memberikan semacam kursus bahasa asing bekerja sama dengan suatu lembaga kursus bahasa asing setempat.

Pilihannya bisa menugaskan karyawan datang ke lokasi lembaga kursus tersebut atau mengundang para mentor / guru bahasa asing di lokasi perusahaan. Tim HRD perusahaan dapat memonitor perkembangan kemampuan kursus bahasa asing tersebut lewat berbagai indikator, misalnya dari nilai tes.

Penggunaan bahasa asing secara langsung pada aktivitas kantor sehari-hari juga bisa dijadikan tolok ukur penilaian. Misalnya mewajibkan penggunaan bahasa asing dalam suatu rapat / meeting, atau menetapkan salah satu hari kerja dimana pada hari itu semua karyawan wajib berkomunikasi dalam bahasa asing.

Microlearning, praktis dan sarat manfaat

Microlearning adalah salah satu "cara praktis" membuat karyawan makin pintar karena durasinya singkat. Biasanya narasumber dari luar perusahaan. Topik microlearning umumnya berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari, misalnya tentang menulis email formal yang baik karena tidak setiap karyawan memiliki kemampuan ini.

Microlearning singkat tentang public speaking bisa diadakan demi meningkatkan kemampuan karyawan berbicara di depan umum. 

Begitu pula microlearning yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja dengan topik khusus misalnya pengenalan tentang pertolongan pertama pada pasien stroke akan lebih meningkatkan pengetahuan karyawan yang dapat diterapkan baik di tempat kerja atau di rumah.

Sharing session, berbagi pengetahuan dari karyawan untuk karyawan

Kegiatan sharing session mirip dengan microlearning. Bedanya sharing session tidak membahas hal-hal praktis sebagaimana microlearning. Sharing session dapat dihadiri karyawan departemen tertentu atau semua departemen. Apakah Anda pernah melihat tayangan video atau mendengarkan podcast TEDTalks? Seperti itulah kegiatan sharing session.

Sharing session bisa dirancang dengan melibatkan karyawan sebagai narasumber tapi sebenarnya bisa juga menghadirkan narasumber eksternal.

Misalnya seorang karyawan senior dapat membagikan pengalamannya dalam menangani problem tugas tertentu yang paling menantang ataupun membagikan tips-tips tertentu. 

Bisa juga tentang kepemimpinan atau motivasi semangat bekerja karyawan.

Topik sharing session bebas asal memberikan cara pandang / wawasan baru untuk karyawan. Karena pada dasarnya kegiatan ini dirancang dari karyawan untuk karyawan, maka usulan hingga penentuan topik setiap sesi dilakukan oleh karyawan.

Perpustakaan perusahaan, karena membaca buku itu penting

Perpustakaan perusahaan bisa menjadi satu opsi untuk membuat karyawan semakin berpengetahuan. Lokasinya bisa menggunakan salah satu ruangan yang telah lama tidak difungsikan ataupun sudut ruangan kantor. Idealnya perpustakaan perusahaan memiliki ruangan sendiri yang representatif dan memiliki petugas atau pustakawan untuk mengelolanya.

Jika penyediaan fasilitas perpustakaan di lingkungan perusahaan tidak memungkinkan, perusahaan dapat mendaftarkan karyawannya ke satu atau beberapa perpustakaan di kota dimana perusahaan berdomisili. 

Kadang perpustakaan membuka layanan keanggotaan untuk karyawan perusahaan dengan persyaratan tertentu. Informasi tentang hal ini bisa ditelusur lewat internet.

Oh ya, minggu lalu saya mengunjungi salah satu toko buku Gramedia di kota Surabaya. Ketika membaca informasi di papan informasi, saya melihat sebuah banner yang menginformasikan tentang layanan perpustakaan digital yang diberi nama ePerpus. Layanan ini merupakan kerjasama Gramedia Digital dan Kompas Gramedia.

Dari informasi di situsnya, sepertinya layanan ePerpus ini menyasar klien perusahaan yang ingin memberikan fasilitas perpustakaan kepada karyawannya. Lewat aplikasinya, karyawan perusahaan dapat meminjam buku yang tersedia secara mandiri. Sepertinya mudah dan praktis. Koleksi ePerpus mencapai ribuan item meliputi ebooks, enewspapers dan emagazines. (Sumber).

Learning center tawarkan banyak pilihan buat karyawan

Fasilitas learning center di sebuah perusahaan menawarkan banyak pilihan bagi karyawan untuk mengasah pengetahuannya. Didalamnya bisa saja ada program training atau diklat internal, mentoring dan lain-lain. Perancangan program disesuaikan dengan kebutuhan korporasi.

Fasilitas ini kadang memerlukan ruangan khusus seperti perpustakaan tetapi dapat juga hanya berupa program semacam silabus ataupun portal web internal perusahaan. Sama dengan perpustakaan, learning center perlu tim khusus untuk mengelolanya. 

Tim HRD perusahaan punya peran dalam fasilitas ini terutama dalam hal mengidentifikasi program yang diperlukan untuk karyawan.

Portal learning center bisa menjadi opsi jika korporasi memiliki sejumlah kantor cabang di berbagai kota. Tapi bisa juga diaplikasikan di perusahaan yang berdomisili di satu tempat saja. Selain memberikan konten informasi terbaru dunia bisnis dalam lingkup nasional dan internasional, portal tersebut perlu menyediakan sejumlah konten bervariasi baik konten internal atau dari sumber eksternal baik yang gratisan ataupun berbayar.

Untuk yang gratisan misalnya menyediakan link ke sumber-sumber informasi yang tersedia di internet yang berkaitan dengan bisnis korporasi. Atau melanggan channel dengan konten webinar di YouTube. Untuk yang berbayar atau premium content, perusahaan bisa melanggan sejumlah media digital misalnya Harvard Business Review. Bisa juga melanggan layanan ringkasan buku seperti getAbstract dan Business Book Summaries atau melanggan database misalnya ScienceDirect dan EBSCO Host.

Sebagai informasi, Perpustakan Nasional Republik Indonesia (PNRI) memiliki layanan e-Resources dimana PNRI melanggan sejumlah database internasional terkemuka antara lain: ProQuest, EBSCO Host, ScienceDirect, SAGE Knowledge dan LexisNexis. Ada puluhan database dalam layanan ini untuk mengakses jutaan artikel. Database tersebut ibarat tambang pengetahuan mencakup berbagai disiplin ilmu.

Layanan ini dapat digunakan oleh seluruh warga negara Indonesia dengan terlebih dahulu mendaftarkan diri menjadi anggota PNRI. Informasi detail ada di tautan ini. Perusahaan bisa mendorong karyawannya untuk menjadi anggota PNRI agar dapat mengakses sumber informasi yang sangat sangat luas ini.

Corporate University, Fasilitas Idaman Buat Korporasi Mapan

Fasilitas corporate university (CorpU) atau universitas perusahaan kini mulai tumbuh di banyak perusahaan yang telah settled atau mapan. CorpU ini bukanlah universitas yang berada di dalam perusahaan, melainkan istilah yang dipakai untuk suatu program perusahaan yang menyediakan banyak sumber-sumber pengetahuan bagi para karyawannya yang dipresentasikan melalui berbagai metode pembelajaran.

CorpU dibentuk oleh perusahaan dimana manajemen puncak terlibat langsung didalamnya. Secara kelembagaan, CorpU adalah unit yang berdiri sendiri yang mengelola banyak hal antara lain: KM, Perpustakaan, Penelitian dan Pengembangan (R&D), Coaching dan lain-lain. Selain itu, CorpU juga memiliki portal khusus yang dapat diakses setiap karyawan dari mana saja selama 24 jam.

Korporasi yang telah memiliki CorpU meyakini manfaat besarnya dalam pemerataan pengetahuan bagi setiap karyawannya lewat program-program yang disusun. CorpU juga bersifat strategis karena salah satu programnya yaitu succession planning bertujuan menyiapkan generasi berikutnya yang bakal menerima tongkat estafet kepemimpinan korporasi.   

Sejumlah perusahaan multinasional mapan telah menerapkan CorpU di perusahaannya, misalnya General Electric (GE), Disney dan McDonald's yang terkenal dengan Hamburger University-nya. 

Sementara itu sejumlah perusahaan nasional juga telah mengimplementasikan CorpU antara lain Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang memiliki PLN Corporate University, Pertamina dan Telkom.  

Nah, ternyata ada begitu banyak cara yang dilakukan perusahaan atau korporasi untuk berbenah diri dalam menghadapi zaman now yang semakin kompetitif dan disruptif. 

Fokus pada pembelajaran yang berkelanjutan penting agar karyawannya semakin berpengetahuan (baca: semakin pintar). Masing-masing gagasan perlu ditimbang-timbang dengan melihat situasi dan kondisi perusahaan. Ada banyak sumber-sumber informasi yang bisa diperoleh lewat buku dan internet.

Jadi, korporasi perlu menetapkan hati mengelola sumber dayanya secara optimal, terutama SDM-nya, agar mampu merumuskan formula ampuh sesuai hasil terawang strategic sight yang diperoleh lewat proses pembelajaran. 

Semua ini bertujuan agar korporasi mampu menghadapi tantangan bisnis yang semakin hebat sekaligus mampu tumbuh semakin besar dan berkelanjutan.




Baca juga:
Seberapa Sering Kita Menghakimi Orang Lain?
Selamat Pekan Menyusui Sedunia, Ayah ASI
Apa Kabar Pemain Naturalisasi Jhon van Beukering?

Ikut Ramaikan Asian Games di Kompasiana Bisa Dapat Total Hadiah Rp 32,5 Juta!

$
0
0

Blog competition APP Sinarmas

Gelaran pesta olahraga Asian Games 2018 semakin dekat.Tak hanya tuan rumah Jakarta dan Palembang saja yang bersiap, namun seluruh masyarakat Indonesia pun sudah menunjukkan antusiasme menyambut pesta olahraga terbesar kedua di dunia ini. Para atlet nasional yang akan bertanding pun tak kalah semangat berlatih untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia.

Nah bagaimana denganmu, Kompasianer? Pastinya kamu tidak sabar menantikan Asian Games 2018. Sembari menunggu opening ceremony Asian Games 2018, yuk bagikan antusiasme kamu dalam Kompasiana Blog Competition bersama APP Sinar Mas! Sebelum mulai menulis, simak rincian kompetisi di bawah ini dulu yuk:

SYARAT & KETENTUAN

  1. Peserta telah terdaftar sebagai anggota Kompasiana. Jika belum terdaftar, silakan registrasi terlebih dahulu di Kompasiana.com
  2. Tulisan bersifat baru, orisinal (bukan karya orang lain atau hasil plagiat), dan tidak sedang dilombakan di tempat lain).
  3. Konten tulisan tidak melanggar Tata Tertib Kompasiana.
  4. Peserta wajib like Facebook Fan Page APP Sinar Mas
  5. Peserta wajib membagikan artikel blog competition di media sosial Facebook dan/atau Twitter

MEKANISME

  • Tema: Bersama Satukan Energi Untukmu, Indonesiaku di Asian Games 2018
  • Tulisan mengenai ajang perhelatan olahraga Asian Games 2018 sebagai momen kebanggaan bagi Indonesia. Tulisan dapat meliputi kesiapan infrastruktur, cabang olahraga, atlet nasional, dan antusiasme masyarakat Indonesia menyambut Asian Games 2018.
  • Periode: 1 Juli - 15 Agustus 2018
  • Tulisan tidak lebih dari 1500 kata
  • Peserta wajib mencantumkan label UntukmuIndonesiaku dan AsianGames2018 dalam setiap tulisan
  1. Tulisan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan tema lomba tidak bisa diikutkan lomba.
  2. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
  3. Pemenang akan diumumkan setelah 14 hari kerja periode lomba usai.

HADIAH

  • Juara 1: uang tunai sebesar Rp 10 juta
  • Juara 2: uang tunai sebesar Rp 7,5 juta
  • Juara 3: uang tunai sebesar Rp 5 juta
  • 10 Artikel favorit: uang tunai masing-masing sebesar Rp 1 juta

Ayo, segera kirimkan karya tulis terbaik Anda dan menangkan hadiahnya! Untuk mengetahui event Kompasiana lainnya, silakan kunjungi halaman ini. (DIN)




Baca juga:
Kitab Ajaran Ivan Lanin
Seberapa Sering Kita Menghakimi Orang Lain?
Selamat Pekan Menyusui Sedunia, Ayah ASI

Garuda Muda, Singkirkan Vietnam dengan Sportif

$
0
0

Timnas Indonesia U-16 sudah menjalani dua pertandingan di fase grup. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Tim-tim unggulan dalam kancah sepakbola mancanegara, selain berupaya menang melalui pertandingan dengan cara sportif, intrik dan taktik licik pun kini membudaya. Dalam Piala Dunia Rusia, Neymar menjadi aktor terbaik menyoal aksi intriknya.

Tak terkecuali, dalam duel Piala AFF U-19, Indonesiapun terkena getah dari permainan Malaysia yang lebih dominan memancing mental ketimbang bermain dengan sportif demi menggapai kemenangan.

Mudahnya timnas Indonesia dipancing dari segi emosional oleh lawan-lawannya selama ini, pun menyasar ke timnas U-16. Hasilnya, hanya dengan memperdaya tingkat emosional pemain, dalam laga kedua Piala AFF U-16, Myanmar dapat mengambil keuntungan 1 gol. Berawal dari tindakan pemain Myanmar yang mencoba menggangngu kiper Garuda, justru wasit menghadiahi pinalti untuk Myanmar. Lucu untuk sikap wasit, ironis buat penggawa muda kita yang selalu mudah dipancing emosinya oleh lawan.

Petang nanti, David Maulana akan kembali ditantang oleh musuh yang seimbang. Tentu, Vietnam sebagai calon lawan Garuda, sudah mempersiapkan segalanya demi memenangi pertandingan.

Segi teknik, speed, dan taktik termasuk penyutradaraan bagaimana menarik dan memancing emosi pemain Indonesia, tentu sudah dirancang Vietnam demi menjungkalkan pasukan Fakhri. Tinggal apakah pemain muda kita, dapat mengendalikan diri dan tetap konsentrasi pada pertandingan yang menjunjung sportivitas.

Bukan tidak mungkin, bila Vietnam kesulitan menciptakan gol ke gawang Indonesia, tentu berbagai cara, seperti bermain keras dan kasar, memancing emosi, tentu akan menjadi bagian dari strategi mereka. Sebaliknya, bila Vietnam mampu unggul dari Indonesia, maka cara-cara mempertahankan kemenangan tentu akan dengan berbagai model. Mengulur waktu, pura-pura cidera, dan sebagianya tentu akan menjadi drama.

Untuk itu, sebagai bekal menghadapi Vietnam yang telah tampil dalam 11 edisi Piala AFF, dan menjadi tim yang paling banyak meraih juara, yaitu tiga kali seperti Thailand, meski timnas U-16 sudah menorehkan catatan apik dengan menang dalam dua laga awal penyisihan Grup A, laga ini menjadi penting bagi kedua tim. Sebab, keduanya sama-sama mengantongi kemenangan dalam dua laga awal. Vietnam memiliki penampilan yang cukup impresif dengan belum pernah kebobolan.

Dari segi permainan, gaya main Vietnam hampir sama dengan Myanmar. Dari segi intelegensi dan personaliti, Vietnam dan Myanmarpun sama-sama tim yang mampu memancing emosi lawan demi menggenggam kemenangan.

Dalam sejarah Piala AFF U-16, kedua tim sudah dua kali bertemu. Hasilnya, Indonesia menang satu kali dan sekali imbang. Dalam pertemuan sore nanti, timnas memiliki produkvitas gol lebih banyak dengan mencetak 10 gol (Vietnam lima gol). Permainan ofensif yang ditunjukkan David Maulana dan kawan-kawan dapat menjadi modal penting.

Keuntungan lain, kehadiran suporter sebagai pemain ke duabelas, tentu akan menambah daya gedor ujung tombak Bagus dan Zico. Yang pasti, pemenang di laga ini bakal menduduki posisi puncak klasemen sementara Grup A.

Persoalannya, dengan penampilan apik dalam dua laga dan dukungan suporter, mampukan para penggawa muda kita meninakkan diri bermain dengan tidak mudah terpancing emosinya akibat provokasi dan startegi lawan yang memang disengaja demi memenangi laga?

Suskesnya pemain Myanmar mengelabui wasit, bahkan sandiwaranya pun tersorot kamera dengan memberikan tanda ke arah timnya bahwa upayanya berhasil membuat wasit percaya dan menghadiahi pinalti, harus menjadi perhatian serius pasukan Fakhri ini.

Namun, saya percaya, dengan bermain sportif karena cerdas intelegnsi dan mumpuni dalam teknik serta speed, maka timnas tidak perlu bermain licik demi memenangi pertandingan. Ayo U-16, bisa libas Filipina dan Myanmar, kini singkirkan Vietnam. Jangan egosi, jangan individualis, jangan terpancing provokasi, pikirkan kemenangan tim. Amin.




Baca juga:
Bubur Ase yang Semakin Langka di Tanah Asalnya
Kitab Ajaran Ivan Lanin
Seberapa Sering Kita Menghakimi Orang Lain?

Puisi│Tak Ada Lagi

$
0
0

Ilustrasi: Pixabay

Aku ingin menulis tentang apapun
sebagai bekal merindukanmu.

Seperti doa yang pernah kulihat di matamu saat aku pamit mencari diriku sendiri.

Namun pagi ini, seperti kemarin, seperti bertahun yang sudah pergi,  
telah memecah pikiran dan menggugurkan kata-kata.

Waktu seperti ingin memaksakan segalanya menjadi kabur.
Aku kini juga lebih sering gagu dan gugup, bahkan sekadar menghargai pagiku sendiri.

Aku tidak tahu lagi caranya menulis.
Apa yang tersisa kini tidak sederhana,
tidak terang benderang. Tidak lagi bisa ku ceritakan!

Semuanya hanya ingin mendesak-desak
ke dalam sesak.

Dengan aku yang terus terbenam ke dasarnya.


2018

***




Baca juga:
Mari Belajar Fotografi bersama Pakar, National Geographic Indonesia dan @exploremalang Siap Hadir di ICD 2018!
Bubur Ase yang Semakin Langka di Tanah Asalnya
Kitab Ajaran Ivan Lanin

Mengapa Orang Italia Setiap Tahun Beramai-ramai Mandi di Laut?

$
0
0


dokumentasi pribadi

Mandi di laut Memberikan Manfaat Ganda

Di mana saja ada laut, pasti akan tampak aneka ragam payung di sana. Dan setelah dikunjungi, ternyata bukan hanya pajangan dekorasi, melainkan payung penuh berisi dengan  warga setempat dan para wisatawan yang ikut menikmati liburan musim panas di Italia. 

Terdorong oleh rasa heran, mengapa seakan satu satunya tempat melalui masa liburan panjang bagi orang italia, cuma hanya laut? Ternyata inilah jawabannya.

Sudah sejak turun temurun, orang Italia memanfaatkan masa liburan musim panas di pantai. Bahkan bagi yang bertinggal jauh dari pantai dengan senang  hati mengunci rumah mereka dan ramai ramai berlibur ke tempat yang memang memiliki fasiitas berenang di laut.

Dalam hal ini, mungkin Italia termasuk negara yang paling kaya dengan tempat-tempat berenang di laut. Apalagi, di sini, tidak usah takut ada hiu seperti halnya di Australia. 

Bila membandingkan fasilitas yang disediakan untuk umum yang ingin memanfaatkan libur musim panas di laut, maka Australia kalah jauh dari Italia. 

Kami sudah mengelilingi hampir seluruh benua Australia, tapi belum pernah menyaksikan kelengkapan fasilitas berenang di laut seperti di Italia. 

dokumentasi pribadi

Bebas Biaya Masuk

Tidak ada pintu  gerbang masuk untuk menuju ke tepi pantai. Pengunjung, bisa datang dari berbagai arah dan tidak ada yang menjual tiket masuk, karena semua warga dan wisatawan bisa dengan bebas untuk datang dan pergi. 

Bagi yang malas repot-repot membawa kelengkapan, seperti payung dan kursi pantai, tidak usah kuatir, karena di sini cukup banyak disediakan. Namun tentu ada syarat untuk dapat menggunakannya, yakni memesan makanan ataupun minuman, maka orang sudah boleh menikmati fasilitas payung dan kursi pantai untuk menikmati keindahan pantai atau sehabis mandi, memanfaatkannya untuk tempat tidur tiduran.

Sedangkan bagi yang memlih membawa kelengkapan dari rumah, tidak ada halangan sama sekali termasuk membawa makanan dan minuman sendiri selama tidak membuang sampah disembarangan tempat, tidak bakalan ada yang melarang.

dokumentasi pribadi

Kembali Ketopik

Menurut adik kami yang sudah menetap di sini sejak lebih dari 40 tahun lamanya bersama sang suami, Sandro, orang Italia meyakini berenang di laut banyak manfaatnya.

Bukan hanya sebagai sarana olahraga, tapi juga memberikan manfaat multiguna bagi kesehatan. Bagi yang tidak bisa berenang, cukup memanfaatkan air laut dengan duduk di pasir dan berendam di laut.

dokumentasi pribadi

Pasangan ini bahkan berenang dua kali sehari, yakni pagi dan sore. Tapi kami memilih cukup di waktu pagi saja sedangkan sorenya kami istirahat di rumah. Nah, sudah tidak terhitung testimoni yang sudah turun temurun tentang manfaat mandi air laut. 

fiqi-dindia-6-5b61e0d3ab12ae19f9715436.jpg

Jadi dapat dikatakan bahwa manfaat mandi air laut ini sudah terbukti secara empiris dan  dan mudah-mudahan akan ada juga pembuktian secara postulate karena dalam berbagai peneliitian disebutkan bahwa mandi air laut sangat bermanfaat bagi kebugaran jasmani dan rohani, antara lain: menghilangkan stress, menyembuhkan berbagai penyakit kulit, menyembuhkan asma, mengatasi insomnia, dan mengatasi asma.

dokumentasi pribadi

Setiap Hari Kepantai

Kami setiap hari ke pantai, sejak berada di Briatico ini. Pasalnya rumah keluarga Sandro sangat dekat dengan laut. Mandi sepuasnya di laut dan kemudian duduk-duduk di bawah naungan payung sambil menikamati minuman dingin sungguh terasa sangat nikmat.

Apalagi sikap rata-rata orang Italia yang sangat hangat dalam berinteraksi. Jauh berbeda dengan apa yang dulu saya tonton di film mafia, di mana orang begitu gampang membunuh orang.

Ternyata  apa yang ditampilkan di film-film mafia sama sekali tidak kami temui dalam kehidupan nyata orang-orang italia. Mereka sangat hangat dan menyapa, "Buongiorno!", walaupun wajah  kami berdua berbeda dengan mereka.

Selama di sini, belum sekali juga bertemu dengan orang Indonesia. Bahkan sudah berkeliling supermarket mencari Indomie belum sekali juga bertemu, termasuk restoran Indonesia. Berbeda di Austalia, di mana ada banya orang Indonesia yang saya temui. Bahkan sudah berkeliling supermarket saya mencari Indomie belum sekali juga bertemu apalagi restoran Indonesia.

Maklum sudah hampir dua minggu di sini, tidak pernah makan nasi dan Indomie, rasanya gimana gitu.




Baca juga:
Ingat Deteksi Dini Hepatitis, Ingat Generasi Masa Depan
Warga Jakarta Susah Diatur?
Begini Pengalaman Saya Membuat SKCK di Polresta Depok

Pengalaman Anakku Terserang Penyakit Kawasaki

$
0
0

My Little Family

"Anak saya kena Penyakit Kawasaki", "Apa? Kawasaki? Penyakit apaan tuh? Bukannya merek motor? Penyakit dari Jepang ya? Apa dari Korea? Sekarang banyak penyakit yg aneh-aneh ya". Begitu kira-kira respons orang-orang ketika saya menceritakan tentang penyakit ini. Belum banyak yg tahu soal penyakit berbahaya ini. Penyebabnya juga tidak jelas, gejalanya mirip-mirip dengan penyakit lain. Bahkan banyak dokter yang kebingungan dan tak jarang malah salah dalam mendiagnosis. Yang membahayakan adalah komplikasi dari penyakit ini dapat menyerang jantung. Ngeri kan …!!!

Demam yang Tak Kunjung Mereda

Cerita anak kami dimulai hari sabtu tanggal 2 Juni 2018. Anak kami, Diarka, hidungnya meler dan badannya sedikit hangat. Sorenya, kami ada acara buka bersama keluarga di Mall GM. Saat itu Arka masih kelihatan sehat, masih riang, dan masih main ke sana-mari sama kakak-kakak sepupunya. Malamnya, ketika mau tidur, suhu badan Arka meningkat hingga 39° C. Kami pikir ini karena efek pileknya karena biasanya Arka kalau pilek memang sering demam. Besoknya, minggu 3 Juni 2018, Arka kami bawa ke klinik dekat rumah. Oleh dokternya, Arka dibilang pilek biasa dan demamnya karena mau tumbuh gigi. Pas dicek memang ada gigi yang baru tumbuh. 

Arka saat bukber di Mall GM

Saat itu kami tidak terlalu khawatir karena kami pikir memang demam pilek biasa dan biasanya kalau sudah kena obat dokter juga langsung mereda. Sayangnya hingga hari selasa 5 Juni 2018, sampai obatnya habis, demamnya tak kunjung hilang. Dari situ saya menduga ada sesuatu, saya pikir mungkin tifus, DBD, atau mungkin campak karena ada semacam ruam di pangkal lengannya. Besoknya, Rabu 6 Juni 2018, saya tidak masuk kerja. Sedari pagi Arka sudah kami bawa berobat ke RS Harapan Kita. Oleh dokternya, Arka di diagnosa kena infeksi bakteri, terindikasi dari bibirnya yang memerah. Dokter memberikan resep antibiotik dan parasetamol, serta memberikan rujukan untuk cek darah jika sampai besok demam Arka masih belum mereda.

Sayangnya sampai keesokan harinya, Kamis 7 Juni 2018, lagi-lagi demam masih belum mereda. Siang harinya Arka memang sudah tidak panas, tetapi menjelang malam demamnya kembali kumat. Tanpa pikir panjang, kembali kami bawa Arka ke Rumah Sakit Harapan Kita (Harkit). Kali ini langsung masuk ke UGD karena kami sudah khawatir dan kami pikir supaya bisa langsung segera ditangani. Di UGD di cek darah dan hasilnya Leukosit sedikit tinggi dan kadar CRP sangat tinggi yaitu 86mg/l dari normalnya hanya 3mg/l. Dokter jaga menjelaskan bahwa CRP tinggi mengindikasikan adanya infeksi bakteri di dalam tubuh dan karena CRP Arka sangat tinggi, dokter memutuskan agar Arka dirawat inap. Kami penasaran sebenarnya bakteri apa atau penyakit apa yg menyerang Arka, tetapi dokter jaga bilang nanti akan dicek lagi oleh dokter spesialis yang akan merawat Arka. Yang jelas berdasarkan hasil cek darahnya, Arka harus diopname.

Singkat cerita akhirnya Arka dirawat di Harkit. Setelah dua hari di rumah sakit, kondisi Arka dapat dikatakan membaik. Sabtu 9 Juni 2018, demamnya sudah hilang. Secara fisik Arka juga sudah kelihatan lebih sehat. Makannya pun sudah mulai lumayan banyak. Hanya saja Arka sekarang batuk dan pilek, sebelumnya hanya pilek saja. Malamnya Arka kembali diambil darahnya untuk dicek dan hasilnya CRP sudah turun, tetapi masih di atas ambang. Sayangnya dokter masih belum bisa menyimpulkan penyakit yang ada di tubuh Arka. Dokter hanya bisa bilang bacterial infection tanpa tahu bakteri dan penyakit apa yang sedang dialami Arka. Sejauh ini pun Arka hanya diinfus diselingi dengan pemberian antibiotik melalui infusnya serta diberikan obat pilek.

Arka saat dirawat di Harkit

Mulai Berpikir Tentang Kawasaki

Esoknya, minggu 10 Juni 2018, ada pegelupasan kulit di jari tangan Arka. Awalnya hanya di satu jari, namun hari-hari berikutnya pegelupasan kulit menyebar bertahap ke hampir semua jari tangan dan kaki. Di awal, ketika pegelupasan kulit masih di satu jari, kami langsung menanyakan gejala tersebut kepada dokter yang merawat anak kami. Dokter pun sempat curiga bahwa jangan-jangan Arka terkena Kawasaki. Namun setelah mengecek mulut anak kami, dokter bilang sepertinya bukan, karena kalau Kawasaki mulut dan tenggorokannya merah, juga ada bercak seperti strawberry di lidah (strawberry tongue). Sedangkan pada mulut Arka tidak ada tanda-tanda tersebut, hanya bibirnya saja yang terlihat merah. Sebenarnya saya juga sudah googling cari tahu penyakit dengan tanda-tanda seperti yang dialami Arka. Dari yang saya baca, beberapa yang mirip di antaranya tifus, DBD, campak, rubella, flu singapur, sepsis, dan kawasaki. Namun setelah mendengar penjelasan bahwa dokter menaruh curiga pada Kawasaki, saya langsung googling cari tahu A sampai Z tentang penyakit kawasaki.

Semalaman saya tak tidur mencari tau apa itu Kawasaki. Informasi-informasi yang saya dapat benar-benar membuat saya bergidik ngeri. Namun saya tetap ragu kalo Arka kena Kawasaki, sebab hanya sedikit gejala Kawasaki yang dialami Arka. Dari gejala-gejala Kawasaki seperti demam, mata merah, ruam, bibir merah, lidah strawberry, pembengkakan kelenjar leher, pembengkakan tangan kaki, dan pengelupasan kulit, praktis hanya demam dan bibir merah yang dialami anak kamu. Itu pun sebenarnya kan gejala umum yang juga ada pada penyakit lain. Soal pengelupasan kulit, saat itu saya belum yakin karena baru satu jari yang mengelupas, itupun hanya sedikit di dekat kuku. Saya pikir itu karena digigitin oleh Arka. Namun yang membuat saya mulai yakin kalau Arka kena kawasaki adalah ketika saya menemukan informasi bahwa perubahan kulit pada bekas suntikan BCG ternyata juga merupakan gejala dari penyakit kawasaki.

Justru itu adalah pertanyaan saya yang sampai saat itu belum terjawab. Memang sekitar hari ketiga atau keempat demam ada semacam bercak di pangkal lengan tepatnya di sekitar bekas suntikan BCG, dan itu sebenarnya sudah saya tanyakan ke dokter yang memeriksa Arka saat periksa di Harkit. Namun dokter bilang kalau itu bukan apa-apa, hanya alergi atau semacamnya. Tentu sebagai orang awam ya saya percaya saja, namanya dokter kan ahli, tetapi dalam hati kecil saya masih kurang puas. Dalam hati saya "ah masa iya cuma alergi, pasti ada penjelasan yg lebih menjawab soal itu". Dan itu terjawab sudah ketika saya terus googling cari tahu tentang kawasaki.

Pengelupasan kulit jari Arka pada hari ke-11

Saya seperti sedang merangkai kepingan puzzle. Puzzle yang mulai kelihatan ini semakin membuat saya khawatir. Saya mulai membayangkan bahaya-bahaya yg akan muncul kalau Arka sampai benar-benar kena kawasaki. Selasa, 12 Juni 2018, dini hari sebelum sahur saya sempatkan sholat malam berdoa memohon kepada Allah agar jangan sampe Arka kena yang macam-macam. Barangkali saya termasuk yang jarang bangun malam untuk salat, tetapi malam itu saya sudah benar-benar takut. Feeling saya Arka kena Kawasaki, tapi saya tetap berdoa ,"Ya Allah semoga saja bukan", seraya memohon kesembuhan.

Mencari Second Opinion

Paginya saya masuk kerja. Saya baru masuk lagi setelah beberapa hari sebelumnya saya izin tidak masuk. Tidak enak juga kalau kelamaan tidak masuk, lagipula hari itu hari terakhir masuk sebelum libur lebaran, biasanya ada maaf-maafan sebelum lebaran. Pagi itu, Arka juga kembali dicek darah. Kata dokter kalau hasilnya sudah bagus Arka boleh pulang. Siangnya, istri saya telpon mengabarkan kalau CRP dan Leukosit Arka sudah normal, tapi trombositnya malah naik jadi 764ribu/µl. Oleh dokter Arka akan dikonsultasikan ke dokter jantung karena khawatir terkena Kawasaki. Deg, kabar itu bagi saya bagaikan petir di siang bolong. Dari yang saya baca, trombosit naik (trombositosis) juga merupakan ciri Penyakit Kawasaki. Saya semakin yakin kalau Arka memang terkena Kawasaki. Saya langsung terpikir untuk mencari second opinion untuk memastikan kondisi Diarka. Dari yg saya baca, hampir semua menunjuk ke satu nama, Dr. dr. Najib Advani SpA(K). MMed (Paed)

Dr. dr. Najib Advani SpA(K). MMed (Paed)

Bingung mau cari ke mana, akhirnya saya googling lagi segala yg berhubungan dengan dr. Najib. Alhamdulillah ketemu nomor teleponnya. Langsung saya telepon nomor handphonenya, ternyata tidak aktif. Tak putus asa saya coba nomor telepon rumahnya, nyambung tetapi yang mengangkat (asistennya) bilang kalau dr. Najib sedang berada Jepang. Waduh, sudah bingung saya mau tanya ke siapa lagi. Lantas asistennya bilang "kebetulan ini ada istrinya, coba bapak bicara sama beliau karena istrinya dr. Najib juga dokter". Akhirnya bicara lah saya dengan istrinya. Panjang lebar saya ceritakan kronologis anak saya. Saya juga cerita kalau dokter Harkit seperti ragu dan kebingungan dalam mendiagnosa anak saya. Beliau bilang untuk kasus kasawaki memang tidak semua dokter bisa mendiagnosanya, dan kalau dari tanda-tanda yg diceritakan ada kemungkinan memang Kawasaki. Kalau memang ingin memastikan beliau menyarankan diperiksakan di RS Omni, di sana ada Kawasaki Center yang sudah terbiasa menangani pasien Kawasaki. dr. Najib sendiri baru akan pulang ke Indonesia dalam 2 hari.

Lumayan lega saya mendengar penjelasan tersebut. Tidak lama berselang istri saya juga mengabarkan bahwa dari pemeriksaan Echocardiography kondisi jantung Arka bagus. Dari situ dokter Harkit bilang kalau Arka bukan kena Kawasaki dan boleh pulang. Saya tidak langsung percaya begitu saja, saya instruksikan istri saya agar tidak pulang ke rumah, tetapi langsung bawa Arka ke RS Omni Alam Sutera. Saya sendiri langsung ke Omni karena tidak jauh dari tempat kerja. Singkat cerita, Arka diperiksa di Omni. Dicek dari mulai tes darah, rontgen dada, EKG, hingga foto wajah tangan dan kaki untuk dikirimkan via WhatsApp ke dr. Najib. Sambil menunggu hasil diagnosa, Arka kembali diopname.

Vonis Kawasaki

Malamnya saya pulang ke rumah untuk mengambil pakaian dan perlengkapan lainnya. Sekitar pukul 23.00, istri saya telepon. Sesegukan ia menangis mengabarkan kalau Arka dinyatakan positif kawasaki. Dokter yakin Arka positif Kawasaki karena selain dari tanda-tanda fisik, trombosit Arka juga kembali meningkat. Malam itu trombosit sudah mencapai 945ribu/µl. Naik hampir 200ribu/µl dalam waktu kurang dari sehari. Sedih sekali rasanya, tak karuan suasana hati saya saat itu. Tapi di luar itu semua terus terang saya lega. Paling tidak terang sudah apa yang selama ini samar. Kebingungan dan ketidakjelasan selama seminggu ini akhirnya menemukan titik terang. Paling tidak kami sudah dalam trek yang benar dalam ikhtiar pengobatan Arka.

Setelah dinyatakan positif Kawasaki, Arka langsung diberikan obat Immune Globulin (IVIg) lewat infusnya. Jujur, bagi kami harga obat ini sangat mahal. Satu vial merek Gammaraas (2,5 gr) harganya 3,7 juta sedangkan anak kami dengan berat 9 kg membutuhkan 7 vial. Berarti total hampir 26 juta untuk obat itu saja, belum biaya-biaya lain yang berkaitan dengan rumah sakit. Kalau ditotal-total semuanya mencapai 50 juta. Memang, kami menggunakan asuransi dari kantor, tetapi jumlah ini jauh dari limit yg ditanggung. Untuk BPJS pun ternyata tidak bisa menanggung penyakit ini. Tetapi tentu bagi orangtua, demi anak apapun akan dilakukan. Ibaratnya "kaki jadi kepala, kepala jadi kaki juga dilakonin demi anak".

Arka saat diberikan IVIg di Omni

Pelebaran Arteri Koroner

Kamis, 14 Juni 2018 H-1 lebaran, dr. Najib sudah kembali dari Jepang. Hari itu pertama kalinya anak kami diperiksa oleh dr. Najib. Selain memeriksa kondisi fisik, dr. Najib juga melakukan pemeriksaan Echocardiography. Hasilnya, ada pelebaran pada pembuluh darah jantung anak kami. Untuk kasus Arka tergolong tidak berat, RCA 3,4mm LCA 3,2mm dari normalnya 2mm. Tapi tetap saja saya merasa khawatir, sebab yang namanya jantung kan organ vital. Saya khawatir Arka akan kenapa-kenapa. Alhamdulillah-nya dr. Najib bilang bisa disembuhkan, beliau bilang beruntung Arka cepat ditangani. Bagusnya penyakit kawasaki ditangani sebelum hari ke-10 terhitung sejak mulai demam, sedangkan Arka mulai ditangani (masuk IVIg) pada hari ke-11. Sedikit terlambat memang, tetapi Alhamdulillah belum parah. Hanya masalahnya hasil observasi suhu badan Arka pasca pemberian IVIg masih belum stabil. Beberapa kali masih ada yang di atas 37°C, dokter bilang jika terus di bawah 37°C baru bisa dibilang stabil. Arka akan dipantau selama beberapa hari ke depan. Jika suhu tubuh naik sampai 38°C, Arka harus kembali diberikan Immune Globulin (IVIg) dengan dosis sama seperti sebelumnya. Wow, membayangkannya saja sudah membuat kami galau.

Besoknya, Jumat 15 Juni 2018 Hari raya Idul Fitri, kami masih di rumah sakit. Sedih sekali rasanya ber-lebaran di rumah sakit. Yang biasanya lebaran ramai banyak keluarga, kerabat, tetangga dengan suasana happy, kali ini kami ber-lebaran dengan suasana murung dan sepi. Untungnya, ketika siang banyak keluarga dan kerabat yang menengok ke Omni. Padahal lumayan jauh juga dari tempat kami ke Tangerang. Alhamdulillah juga masih bisa makan ketupat, opor, dan semur khas lebaran. Ibu saya yang membawakan ke rumah sakit. Ya jadi masih ada suasana Lebarannya lah. hehe.

Pulang dari RS dan Pasca Penyembuhan

Sabtu pagi 16 Juni 2018 Lebaran hari ke-2, dr. Najib bilang bahwa hasil tes darah terakhir sudah membaik. Trombosit juga sudah turun meski masih di atas ambang. Kondisi fisik Arka juga sudah kelihatan bagus. Hari itu juga Arka sudah dinyatakan boleh pulang. Tentu senang sekali kami mendengarnya. Arka juga kelihatan sangat senang saat selang infus sudah lepas dari tangannya. Ketika sampai rumah pun Arka terlihat sangat gembira bisa berlarian ke sana-mari. Setelah pulang dari RS, Arka masih harus minum obat Aspilet sampai kurang lebih 40 hari. 

Dua minggu setelah keluar RS, Arka kembali kontrol ke dr. Najib, dan Alhamdulillah semuanya sudah bagus. Dari hasil pemeriksaan Echocardiography, jantung Arka sudah dinyatakan normal (tidak ada lagi pelebaran pembuluh darah). Kemudian pada hari ke-40 terhitung sejak mulai demam, muncul garis putih pada kuku jari tangan sebagai tanda Penyakit Kawasaki sudah keluar dari tubuh Diarka. Senangnya bisa melihat anak sehat kembali. Terimakasih Ya Allah atas kesembuhan dan kesempatan kepada anak kami Diarka untuk bisa sehat kembali. Mudah-mudahan Diarka dan anak-anak eks PK lainnya bisa terus selalu sehat, tumbuh besar menjadi anak yg pintar, sholeh, bermanfaat bagi sesama, berbakti kepada orangtua, agama, bangsa, negara. Aamiin ...

Garis di kuku sebagai tanda Kawasaki sudah minggat


Beberapa Ciri-ciri dan Gejala Penyakit Kawasaki

Fase 1 Penyakit Kawasaki (fase akut, hari 0-10) tanda dan gejalanya antara lain :

  • Demam lebih dari 39°C lebih dari 3 hari
  • Mata merah (konjungtivitis) tanpa belek atau sekret yang keluar dari mata
  • Ruam pada bagian utama (batang) tubuh dan pada area genital
  • Bibir pecah-pecah, merah, dan kering serta bercak strawberry pada lidah (strawberry tongue)
  • Telapak tangan dan kaki bengkak dan kemerahan
  • Kelenjar getah bening leher membengkak dan bisa juga KGB di tempat lain
  • Kemerahan dan krusta pada bekas suntikan BCG.

Fase 2 Penyakit Kawasaki (fase sub-akut, hari 11-25) tanda dan gejalanya antara lain :

  • Kulit pada tangan dan kaki mengelupas, khususnya pada jari tangan dan kaki
  • Nyeri sendi
  • Diare
  • Muntah
  • Nyeri perut
  • Pelebaran arteri koroner umumnya muncul pada fase ini.

Fase 3 Penyakit Kawasaki (fase konvalesen, hari 25>) tanda dan gejalanya antara lain :

  • Muncul garis di kuku pada hari ke-40
  • Gejala dan tanda Kawasaki akan menghilang secara perlahan jika komplikasi tidak berkembang, fase ini terjadi selama 8 minggu sebelum kadar energi normal kembali.


Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Kawasaki_disease

Gejala dan tanda di atas tidak semua harus selalu muncul pada anak yg terkena Kawasaki. Ada juga kasus seperti anak kami yang hanya muncul beberapa gejala saja dari gejala yang disebutkan di atas (PK inkomplit). Yang perlu diperhatikan bagi orangtua adalah jika anak demam lebih dari 3 hari disertai dengan beberapa tanda-tanda di atas sebaiknya segera diperiksakan ke rumah sakit dan ditanyakan kemungkinan terkena Penyakit Kawasaki. Banyak kasus pasien Kawasaki baru terdeteksi pada fase sub-akut di mana biasanya sudah terjadi komplikasi pada jantung si anak. Hal inilah yg menjadi sisi berbahaya dari penyakit ini. Penanganan sedini mungkin sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi. Mudah-mudahan ke depan segera ditemukan penyebab dan vaksin pencegahan Kawasaki sehingga banyak anak yg dapat selamat dari bahaya Penyakit Kawasaki.

Sekian

Salam




Baca juga:
Jadi Kuli Konten, Mau?
Ingat Deteksi Dini Hepatitis, Ingat Generasi Masa Depan
Warga Jakarta Susah Diatur?

Tikus Berotak Manusia, Mungkinkah?

$
0
0

Tukus yang otaknya dicangkok dengan otak manusia, lebih cerdas. Photo: Getty Images: Westend61

Pertanyaan di atas bagi sebagian orang boleh jadi dianggap sebagai khayalan atau fiksi ilmiah semata, tapi bagi para perekayasa sel punca dan sel otak bukanlah sesuatu yang mustahil.

Ide menggabungkan beberapa mahluk hidup dalam satu individu sudah lama sekali berkembang.  Dalam mitos Yunani kuno hal ini dinamakan Chimera yang digambarkan sebagai perpaduan antara api dan amarah

Mahluk gabungan atara singa dan ular saat itu dipercaya ada dan untuk memusnahkan monster tersebut perlu turun tangan manusia setengah dewa dengan cara menancapkan tombak saktinya ke tenggorokan makhluk tersebut.

Mitos Chimera sudah ada sejak jaman Yunani kuno. Photo: Owlcation

Kini kisah keberhasilan pembentukan chimera berhasil dilakukan di laboratorium dengan menggunakan tikus yang otaknya dimasukkan sel otak manusia. Hal yang paling menakjubkan setelah beberapa saat sel otak manusia berhasil berkembang dan mengivasi sel otak tikus sehingga sebagian besar otak tikus tersebut adalah sel selnya adalah otak manusia.

Bagaimana hal ini terjadi?

Para peneliti yang berhasil menciptakan chimera tikus berotak manusia ini adalah para ahli otak dan sistem syaraf pusat dari the Centre for Translational Neuromedicine  di the University of Copenhagen dan the University of Rochester.

Para peneliti ini memfokuskan kerjanya pada  bagian sel otak yang dinamakan Glia yang dapat ditemukan di otak dan sistem syarat pusat.

Glia ini berperan penting untuk menjaga kesehatan fungsi sistem syaraf.  Glia ini terkait dengan kejadian penyakit degeratif seperti multiple sclerosis, Parkinson, schizophrenia serta autis.  Disamping itu sel glia seperti Astrocytes berperan penting melindungi sistem syaraf pusat karena menyediakan makanan bagi otak.

Untuk menghasilkan tikus Chimera ini para peneliti mengambil sel kulit yang sehat dari anak naka yang orangtuanya menderita schizophrenia.  Dengan mengunakan teknologi sel punca, sel ini berhasil diubah menjadi sel glial progenitor yaitu sel yang akan berubah menjadi glia dan selanjutnya dicangkokkan ke otak tikus.

Hal yang paling menakjubkan adalah setelah beberpa lama dicangkokkan, sel glial progenitor berkembang dan menginvasi serta mengambil alih sel sel otak tikus.  Ketika sel glia tikus mati ternyata sel glia tikus ini diganti dengan sel glia yang berasal dari manusia.

Hasilnya setelah beberapa lama semua sel glia otak tikus ini digantikan dengan sel glia manusia.  Dengan kata lain bahwa otak tikus ini kini telah diganti dan berubah menjadi sel sel yang berasal dari otak manusia  schizophrenia tikusnya akan menampilkan tingkah laku yang abnormal juga.

Hal lain yang juga menarik adalah tikus yang otaknya dicangkokkan dengan glia yang berasal dari orang normal ternyata performanya lebih prima dan lebih cerdas setelah dilakukan serangkaian uji kecerdasan.

Jadi walaupun neuron otak tikus ini masih memiliki ciri khas tikus, sel glia manusia yang diacangkokkan ini berhasil mengambil alih fungsi otak tikus menjadi lebih baik dan lebih cerdas.  Artinya pencangkokan ini berhasil memaksimalkan fungsi otak tikus.

Di laboratorium lain yaitu di Amerika Utara para  peneliti berhasil mengembangkan dan menumbuhkan sel otak lainnya yang dinamakan organoid di laboratorium dengan menggunakan sel punca manusia untuk mempelajari perkembangan otak dan penyakit syaraf.

Namun sayangnya seiring dengan pertumbuhan sel otak ini ternyata bagian luarnya mengalami kematian karena kekurangan pasokan darah merah.

Untuk mengatasi kematian sel ini, para peneliti mencangkokkan bagian kecil organoid yang berasal dari otak manusia ke otak tikus hidup dengan harapan akan mendapatkan pasokan makanan dan oksigen  dari tikus.

Dengan cara ini ternyata sel organoid ini tidak saja dapat hidup dan berkembang dengan baik, namun juga neuron nya  berkembang dan berinteraksi dengan neuron tikus.

Berdasarkan hasil pengamatan ternyata tingkah laku tikus normal dan tikus chimera hasil pencangkokan otak manusia ini tidak berbeda.

Keberhasilan para peneliti menghasilkan chimera dengan merekayasa sel otak ini membuat para peneliti  beripikir untuk membuat chimera dengan merekayasa  janin. Penelitian dengan menggunakan janin untuk menghasilkan makhluk  hibrida ini memang terkendala  masalah etika.

Chimera yang  sudah berkembang idenya di zaman Yunani kuno yang dianggap sebagai mitos teryata  kini dapat direalisasikan dengan menggunakan teknologi rekaya sel punca modern.  Ke depan tentunya hanya masalah etika dan moral saja yang dapat membendung percobaan lebih lanjut untuk menghasilkan makhluk hibrida baru.

Rujukan: satu, dua, tiga,empat,lima




Baca juga:
Museum Omah Munir yang Penuh Makna tentang HAM
Jadi Kuli Konten, Mau?
Ingat Deteksi Dini Hepatitis, Ingat Generasi Masa Depan
Viewing all 10549 articles
Browse latest View live