Kampung di pinggiran Sungai Bengawan Solo itu tampak berbeda. Puluhan bendera dari berbagai negara berkibar di depan gapura masuk kampung. Gapuranya berlapis warna merah dan putih. Ketika melongok ke dalam semakin banyak warna yang terlihat. Mural-mural dalam aneka warna terpampang di dinding-dinding rumah dan deretan tembok bangunan.
Di antaranya mural para mantan atlet dan legenda olahraga Indonesia. Sabtu (14/7/2018) siang itu Hafiz dan Petra antusias memandangi mural-mural tersebut. Terdengar suara mereka mengeja kalimat demi kalimat yang menyertai beberapa mural. Selesai satu mural, dua bocah itu kemudian mengayuh pelan sepedanya dan beralih ke mural lainnya.
Swadaya
Kampung Pucangsawit di Jebres, Solo, Jawa Tengah memang istimewa. Bukan karena di kampung ini terdapat kediaman pribadi Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Melainkan lebih dari itu karena Pucangsawit sejak sebulan terakhir bersolek dan merias penampilannya. Asian Games 2018 menginspirasi warga setempat untuk membuat tempat tinggalnya menjadi lebih menarik dan bermakna. Kini kampung mereka menjadi Kampung Asian Games.
Salah satu warga bernama Tri yang siang itu baru saja ikut memasang bendera 45 negara peserta dan umbul-umbul Asian Games 2018, mengatakan bahwa upaya membuat kampung Asian Games di Pucangsawit dilakukan secara swadaya oleh warga sejak bulan Juni 2018.
Warga bergotong royong membersihkan tembok, jalan, trotoar, hingga memasang umbul-umbul dan bendera. Pengecatan lukisan mural juga dilakukan bersama-sama dengan dibantu oleh sejumlah seniman Solo. Beberapa mural dibuat tiga dimensi hingga ke aspal jalan di Jalan Candi Sari dan Candi Bodro. "Sejak puasa kemarin, warga ngecatnya sampai malam dibantu lampu sorot", kata Tri.
Dari Susi Susanti hingga Jokowi
Begitu melewati gapura terpampang mural Susi Susanti yang tampak menangis sambil memegang bunga. Mural ini sangat ikonik karena mengabadikan momen saat Susi berada di atas podium tertinggi pada Olimpiade 1992. Saat itu Susi Susanti meraih medail emas dari cabang bulutangkis. Kini, ia adalah duta obor Asian Games 2018.
Di seberang mural Susi Susanti pada tembok yang berbeda terdapat mural legenda basket Indonesia Liem Tjien Siong. Menyusuri kampung lebih dalam sambil menapaki trotoar yang dicat warna-warni, akan dijumpai mural-mural lainnya. Di antaranya adalah mural Richard Sambera, legenda renang Indonesia yang merajai Asean dan Asia pada zamannya.
Lalu ada Yayuk Basuki dari tenis, Pino Bahari dari tinju, dan Ika Yuliana dari panahan. Semua mural terlihat secara unik dan ikonik. Ada juga mural Presiden Jokowi yang mengenakan sarung tinju bertuliskan "KERJA". Mural Jokowi yang sedang bersiap-siap melancarkan pukulan tersebut bersanding dengan lukisan Menteri Olahraga Imam Nahrawi dan Walikota FX Hadi Rudyatmo yang sedang bertanding tenis meja.
Selain menggambarkan sosok legenda olahraga dan tokoh nasional, mural-mural di Kampung Asian Games Pucangsawit juga menggambarkan tiga maskot Asian Asian Games 2018, yaitu Bhin-bhin, Kaka, dan Atung. Tak ketinggalan logo Asian Games 2018 dan slogan "Energy of Asia".
Kebersamaan dan Keberagaman
Energi dan semangat Asian Games benar-benar terpancar di Pucangsawit. Antusiasme warga ini merupakan dukungan yang positif dan penting di tengah kekhawatiran minimnya partisipasi dan perhatian publik menyambut Asian Games 2018.
Pada Juni lalu Presiden Jokowi bahkan mengumpulkan sejumlah atlet, mantan atlet, dan artis dengan harapan para pesohor bisa ikut mempromosikan dan mengajak masyarakat agar lebih bersemangat mendukung Asian Games.
Kesuksesan Asian Games 2018 memang hanya akan terwujud melalui kebersamaan. Meskipun arena pertandingannya ada di Jakarta, Palembang, dan beberapa tempat di Jawa Barat, tapi tuan rumah Asian Games 2018 adalah bangsa Indonesia. Pesta olahraga Asia ini adalah pesta kita.
Kampung Asian Games di Pucangsawit adalah wujud kesadaran akan makna kebersamaan tersebut. Kebersamaan dalam mensukseskan Asian Games 2018 yang juga diringi dengan nafas keberagaman. Siapa saja dan di mana saja tanpa memandang latar belakangnya perlu berperan mendukung Asian Games. Kebersamaan dalam keberagaman tidak hanya dimiliki oleh warga kampung Pucangsawit.
Namun, juga ditunjukkan oleh para atlet yang bertanding mewakili bangsa dan negara. Oleh karena itu, pemilihan mural di Kampung Asian Games Pucangsawit pun mencerminkan keberagaman.
Kejayaan
Mural-mural serta hiasan Asian Games di Pucangsawit berhasil menarik perhatian warga. Setiap sore terutama akhir pekan para orang tua berkumpul dan bersantai di tempat itu. Sementara anak-anak seperti Hafiz dan Petra memanfaatkannya sebagai tempat bermain sepeda, sepatu roda, dan sepakbola.
Namun, ada harapan lebih yang tersirat dari Kampung Asian Games ini. Manakala menatap lukisan mural Susi Susanti, ingatan akan dituntun agar tidak melupakan perjuangan atlet dalam mengharumkan Indonesia.
Momen di mana Susi meraih emas olimpiade merupakan bagian dari sejarah kejayaan bulutangkis sekaligus salah satu tonggak penting bagi olahraga Indonesia. Demikian pula saat melihat lukisan Pino Bahari, Yayuk Basuki, dan lain-lain. Keringat dan pengorbanan para atlet adalah wujud perjuangan untuk mewujudkan kejayaan Indonesia melalui olahraga.
Asian Games memang arena sekaligus jembatan untuk mewujudkan kejayaan sebuah bangsa. Indonesia pernah menggapainya saat sukses menjadi tuan rumah Asian Games 1962 dan meraih posisi kedua. Memori 1962 itu pun berusaha dihadirkan lagi di Kampung Asian Games Pucangsawit melalui sebuah lukisan mural yang sangat menggetarkan hati. Di sebuah dinding bangunan tinggi ditampilkan sosok Presiden Soekarno yang sedang duduk sambil memegang payung berwarna hitam.
Dengan latar kemegahan Stadion Gelora Bung Karno, mural tersebut seakan ingin membangkitkan semangat perjuangan dan kerja keras bangsa Indonesia saat menjadi tuan rumah Asian Games 1962.
Saat itu Presiden Soekarno memimpin langsung persiapan Asian Games, termasuk menginisiasi pembangunan berbagai arena olahraga yang sampai sekarang masih tegak berdiri dan terus digunakan.
Kini, 56 tahun berselang asa berjaya kembali di pentas olahraga terbesar se-Asia kembali dilambungkan. Ketika melihat dan mengingat nama-nama pahlawan olahraga pada lukisan mural di Pucangsawit, perhatian pun segera diarahkan pada para atlet dan semua pihak yang akan berjuang di Asian Games 2018 nanti. Ini lebih dari sekadar pesta olahraga, melainkan juga menjadi jembatan untuk mewujudkan kejayaan.
Pemerintah telah mengerahkan segenap kemampuan untuk mempersiapkan dan menyelenggarakan Asian Games 2018. Para atlet pun tak perlu diragukan semangat dan perjuangannya demi mengharumkan nama negara. Selanjutnya dukungan maksimal dibutuhkan dari segenap bangsa Indonesia. Dukungan apapun bentuknya akan menjadi energi untuk para atlet, energi untuk Asian Games, dan energi untuk kejayaan olahraga Indonesia. Dari tepi Bengawan Solo, Pucangsawit telah menyumbang energi yang sangat berharga.
Baca juga:
Artis dan "Jalan Tol" Menjadi Caleg Parpol
Selayang Pandang Sistem Pendidikan di Jerman
Minim Informasi di Situs Asian Games, Pertanda Panitia Kurang Serius Promosi?