Quantcast
Channel: Beyond Blogging - Kompasiana.com
Viewing all 10549 articles
Browse latest View live

4 Kompasianer ini Berhak Mendapat Penghargaan Bulanan Kompasiana

$
0
0

Berita admin Kompasiana

Sesuai  komitmen kami setiap bulan kami akan memberikan penghargaan pada  Kompasianer. Di mana penghargaan ini khusus ditujukan untuk Kompasianer  yang paling aktif menulis dan berinteraksi di Kompasiana. Ada empat  kategori yang akan mendapat penghargaan yaitu Kompasianer Terpopuler,  Kompasianer Teraktif, Artikel Pilihan dan Karya Fiksi Pilihan. Dan  berikut ini adalah keempat pemenang yang beruntung mendapatkan apresiasi dari Kompasiana untuk bulan Februari kemarin. 

Kompasianer Teraktif
Susy Haryawan

Daftar Kompasianer teraktif bulan Februari selengkapnya


Kompasianer Terpopuler
Tjiptadinata Effendi

Daftar Kompasianer terpopuler bulan Februari selengkapnya


Karya Fiksi Pilihan
Cerpen | Retakan dan Keinginan-keinginan di Atas Meja Makan                    

Oleh Sanad


Artikel Pilihan Bulan Ini
Ingin Jadi Freelancer? Ini 5 Hal yang Harus Disiapkan                   

Oleh Dzulfikar

-------------------------------------------------------

Dalam  program Kompasiana Monthly Reward ini, masing-masing Kompasianer  mendapatkan apresiasi berupa uang tunai Rp 500 ribu dari Kompasiana.  Selamat bagi para pemenang! Bagi pemenang yang beruntung, silakan kirim  data diri Anda dengan mengirim email ke kompasiana[at]kompasiana[dot]com dan sertakan subyek "Peraih Monthly Reward Februari" dan data diri dengan format sebagai berikut:     

  • Nama lengkap    
  • Alamat     
  • No. handphone (aktif)     
  • No rekening NPWP     
  • Scan/foto KTP     
  • Scan/foto buku tabungan 

Data diri ini kami tunggu selambat-lambatnya dalam waktu dua minggu setelah pengumuman ini dipublikasi (25 Februari 2018). Kami berhak untuk membatalkan pemberian hadiah jika data diri tidak dilengkapi hingga batas waktu yang telah ditentukan. 

Selamat untuk pada para  Kompasianer yang terpilih. Kami mengucapkan terima kasih untuk para  pemenang Kompasianer Monthly Reward atas produktivitasnya di Kompasiana, karena Anda telah turut berkontribusi dalam mengedukasi masyarakat  Indonesia. Bagi Kompasianer yang belum terpilih, kami harap ini dapat memotivasi Anda ke depannya untuk terus produktif dan berpatisipasi aktif di Kompasiana.




Baca juga:
Diprediksi Ikut Pilpres 2019, AHY Sebaiknya Matangkan Diri untuk Pilpres 2024
Saatnya Ceriakan Kehangatan Keluarga di Hari Kasih Sayang
Ketika Atlet Bulutangkis Main Ketoprak, Bagaimana Jadinya?

Bebaskan Penonton Bioskop Membawa Makanan dan Minuman Sendiri!

$
0
0

Dok.21cineplex.comSeorang pembaca Kompas menulis di rubrik Surat Pembaca, Sabtu (10/3). Isinya mengeluhkan kebijakan pengelola jaringan bioskop XXI dan CGV Cinemas yang melarang penonton membawa minuman dan makanan dari luar, sementara harga minuman dan makanan di bioskop bisa empat sampai lima kali lipat dari harga di kedai kecil.

Makanya tak heran kalau harga sebotol air mineral plus sekotak popcorn, bisa sama atau bahkan lebih mahal dari harga tiket bioskop. Kebanyakan penonton menerima saja kondisi seperti itu. Bila punya uang pas-pasan untuk beli tiket, ya terpaksa puasa selama tayangan berlangsung.

Dalam bisnis penerbangan ternyata peraturannya lebih bersahabat. Maskapai berbiaya murah, yang tidak memberikan makanan dan minuman kepada penumpang, namun menjualnya dengan harga mahal, membolehkan penumpang membawa air mineral sendiri ke dalam pesawat. Demikian juga di kereta api.

Bila kita menonton pertunjukan musik, sering saat menukarkan tiket di pintu masuk, penonton mendapat sebotol minuman dan sekotak snack. Tidak jelas apakah di harga tiket telah memasukkan harga minuman dan makanan, atau minuman dan makanan bersifat gratis dari sponsor. Yang jelas dalam hal ini penonton tidak merasa dirugikan.

Di kamar hotel berbintang biasanya punya mini bar  yang antara lain berisi minuman ringan dengan harga yang sama mahalnya seperti di bioskop. Ada teman yang begitu hausnya saat baru masuk kamar, santai saja mengambil dan meminum sebotol soft drink. Lalu setelah itu ia turun ke bawah mencari warung kecil di pinggir jalan, membeli minuman bermerk sama, dan menarok kembali di mini bar,seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Kembali ke penonton bioskop, sangat bijak bila larangan membawa minuman sendiri ke dalam area bioskop dicabut saja oleh pengelola bioskop.  Atau perlukah ada instansi resmi yang meminta terlebih dahulu? Kalau begitu, mungkin Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), lembaga yang berwenang mengawasi agar tidak ada monopoli yang merugikan konsumen, perlu bertindak.

Memang akibatnya ada kemungkinan harga tiket bioskop jadi naik. Selama ini, satu layar yang berkapasitas sekitar 250 kursi, baru menuai keuntungan bila terisi lebih dari 30 persen. Padahal di luar akhir pekan dan hari libur lainnya, jumlah penonton relatif sepi, dan manajemen bioskop berharap terkompensasi dari penjualan makanan dan minuman.

Tapi itu agaknya lebih fair dari pada terjadi pemerasan terselubung bagi penonton yang kehausan. Selama ini pun penonton sudah paham kalau menonton di hari biasa tiketnya lebih murah dari pada di hari libur. Menonton di mal "pinggiran" juga lebih murah ketimbang yang di pusat kota. Jadi ada pilihan bagi calon penonton, kapan dan di mana mau menonton.




Baca juga:
Benarkah Trotoar di Jalan Sudirman-Thamrin Hanya Indah di Mata?
Diprediksi Ikut Pilpres 2019, AHY Sebaiknya Matangkan Diri untuk Pilpres 2024
Saatnya Ceriakan Kehangatan Keluarga di Hari Kasih Sayang

Program K-Rewards Tersisa 12 Hari Lagi!

$
0
0

K-Rewards, Monetisasi Artikel Anda dan Dapatkan RupiahnyaKami sudah mengumumkan rencana program ini pekan lalu. K-Rewards adalah salah satu cara monetisasi artikel yang kami tawarkan kepada Kompasianer yang masih aktif di Kompasiana. Seluruh Kompasianer berhak mengikuti program ini dengan mengikuti segala syarat dan ketentuan yang sudah disampaikan pada pengumuman sebelumnya. (K-Rewards, Cara Baru Monetisasi Artikel Anda di Kompasiana)

Agar lebih memudahkan Kompasianer untuk mengikuti program ini, berikut kami jabarkan timeline selama program perdana ini berjalan.

Periode: 23 Februari - 23 Maret 2018

Program ini akan berlangsung  selama satu bulan dan hanya menghitung total views yang didapat mulai dari awal periode program. Sistem tidak akan menghitung total views sebelumnya, dan penghitungannya akan terhenti di akhir periode. 

Pada saat periode berakhir, sistem akan menghitung total views dari seluruh artikel yang telah tayang di Kompasiana, termasuk views pada artikel yang telah ditayangkan sebelum periode dimulai. 

Batas Pengisian Nomor Mandiri e-cash (23 Februari - 1 April 2018)

Pengiriman pendapatan atau rupiah yang diperoleh akan dilakukan secara serentak menggunakan Mandiri e-Cash. Dan, mulai saat ini kami telah membuka kolom isian nomor Mandiri e-Cash di pengaturan profil Anda. 

Caranya: masuk ke laman profil Anda >> pilih menu "pengaturan" >> klik submenu "data pribadi"  >> klik "edit" >> masukkan nomor mandiri eCash Anda >> klik "simpan" di bagian paling bawah.

Field Mandiri e-cash

Kami memberikan waktu kepada seluruh Kompasianer untuk mendaftarkan nomor telepon Anda yang telah teregistrasi di Mandiri e-cash, Anda bisa download aplikasi Mandiri e-cash di Playstore bagi pengguna Andorid maupun AppStore bagi pengguna iOS. 

Jangan lupa untuk mendaftarkan data pribadi Anda melalui aplikasi. Saran kami, bagi yang tidak memiliki rekening Mandiri, Anda dapat melakukan registrasi melalui Bank Mandiri terdekat di daerah Anda.

Batas waktu Anda untuk melengkapi isian kolom ini hingga 7 hari setelah periode berakhir, setelah itu data akan kami tarik. Apabila Anda tidak melengkapi sampai batas yang kami tentukan, kami tidak dapat mengirimkan pendapatan Anda di periode perdana ini.

Pengumuman Hasil K-Rewards (24 Maret 2018)

Setelah periode berakhir, kami akan umumkan kembali berita hasil dari perhitungan seluruh Kompasianer. Kami akan urutkan berdasarkan pendapatan tertinggi hingga terendah dari seluruh Kompasianer yang telah memenuhi syarat dan ketentuan yang sudah diumumkan sebelumnya.

Pengiriman Dana Secara Serentak via Mandiri e-Cash (2-7 April 2018)

Setelah data terkumpul dan hasil sudah diumumkan, sistem Mandiri e-Cash akan mendistribusikan seluruh rewards yang Anda raih ke seluruh akun Mandiri e-cash yang telah teregistrasi.

---

Apakah Anda masih belum jelas terkait program ini? Tunggu acara sosialisasi program K-Rewards yang kami akan selenggarakan dalam waktu dekat ini.

Selamat mengeksplorasi, Kompasianer!

Info




Baca juga:
Bencana 3-11 yang Tak Akan Terlupakan
KRL-an ke Museum Multatuli di Rangkasbitung
Ketika "Fake News" Menjadi Ancaman Serius

"Zonk" di German Open, Bulu Tangkis China Bergerak Mundur?

$
0
0

(sumber gambar: twitter.com/antoagustian)

Ada apa dengan bulu tangkis China? Demikian pertanyaan yang mengemuka setelah German Open Super 300 yang berlangsung selama sepekan terakhir hingga Minggu (11/03/2018) malam WIB di Mlheim an der Ruhr. Pertanyaan tersebut patut dilontarkan mengingat Negeri Tirai Bambu pulang dengan tangan hampa meski datang dengan kekuatan terbaik.

Minus ganda campuran nomor satu dunia yang langsung fokus ke All England Super 1000, Zheng Siwei dan Huang Yaqiong, China menurunkan tunggal putra berbeda generasi, Lin Dan dan Shi Yuqi; berikut tunggal putri yang tengah naik daun, Chen Yufei; Hung Dongping/Yu Zheng hingga juara dunia ganda putri, Chen Qingchen dan Jia Yifan.

Peluang dua gelar yang bisa diraih usai meloloskan dua wakil ke partai puncak harus lepas ke tangan Jepang. Huang Dongping dan Yu Zheng kalah dari Yuki Fukushima dan Sayaka Hirota dalam perebutan gelar ganda putri. Pasangan baru yang tampil cukup impresif ini menyerah usai berjuang rubber set, 18-21 21-14 dan 21-6 dari sang juara bertahan.

Sebelum laju mereka dihentikan pasangan Negeri Sakura, Dongping/Zheng tampil meyakinkan dengan melibas tiga pasangan Korea Selatan secara beruntun, mulai dari Lee So Hee/Shin Seung Chan, Jung Kyung Eun/Chae Yoo Jung hingga Chang Ye Na/Kim Hye Rin.

Sementara itu Chen Yufei kalah dari unggulan pertama Akane Yamaguchi. Yufei masih sempat memaksa Akane bermain tiga game sebelum menyerah 21-19 6-21 dan 21-12. Baik Akane maupun Yuki/Sayaka akhirnya berhasil mempertahankan gelar, sekaligus memastikan Jepang sebagai juara umum, sama seperti tahun lalu.

Tahun lalu China meraih satu gelar melalui Zhang Nan dan Li Yinhui. Setahun sebelumnya mereka merajai kejuaraan selevel Grand Prix Gold ini dengan memborong tiga gelar juara masing-masing dari Lin Dan, Li Xuerui dan Yaqiong/Jinhua.

Situasi berbeda terjadi tahun ini. Tak ada gelar alias "zonk." Selama ini meski tidak tampil dengan amunisi terbaik, China hampir tak pernah kehilangan setidaknya satu gelar. Apalagi untuk turnamen selevel GPG seperti ini. Apakah ini menunjukkan bulu tangkis China mengalami kemunduran?

Bagaimana Indonesia?

Fajar Alfian/Rian Ardianto, runner-up German Open 2018/@INABadminton

Bila pertanyaan terhadap bulu tangkis China dilayangkan ke Indonesia, bagaimana jawaban yang muncul? Berbeda dengan China, Indonesia tidak mengirim amunisi terbaik di kejuaraan ini. Indonesia tidak diperkuat tiga pasangan ganda terbaik yakni Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya di ganda putra, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di ganda putri serta Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir di ganda campuran.

Tanpa para pemain terbaik itu, Indonesia sanggup meloloskan Fajar Alfian/Rian Ardianto ke partai pamungkas. Fajar dan Rian menantang pasangan Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko yang menyingkirkan peraih medali perak Olimpiade Rio asal Malaysia, Goh V Shem/Tan Wee Kiong, 17-21, 21-18, 19-21.

Mengacu pada statistik pertemuan, pasangan Indonesia kurang diunggulkan. Keduanya selalu kalah dalam tiga pertemuan termasuk pertemuan terakhir di Japan Open 2017 yang berakhir dengan skor 21-19 dan 21-19.

Statistik pertemuan ternyata masih menggaransi pertandingan final kali ini. Pasangan nomor 12 dunia itu masih harus menunda kemenangan atas pasangan berperingkat sembilan dunia. Fajar dan Rian menyerah straight set 16-21, 18-21.

Pelatih ganda putra, Herry IP memberikan instruksi kepada Fajar Alfian/Rian Ardianto di partai final/@BadmintonTalk

Meski harus puas sebagai runner-up, Fajar dan Rian dipastikan akan masuk 10 besar dunia Kamis pekan ini. Untuk pertama kalinya keduanya masuk jajaran elite, menemani Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya di Top 10.

Kita berharap keberadaan keduanya di 10 besar dunia semakin melecut prestasinya. Sekadar mengingatkan, sebelumnya "The Minions", julukan Marcus dan Kevin tidak langsung tampil konsisten seperti sekarang ini. Ada masa naik dan turun setelah juara. Di tahun ini Fajar dan Rian sudah dua kali lolos ke final, termasuk juara Malaysia Masters Super 500.

Menariknya, Fajar/Rian melangkah ke partai final setelah memenangkan "perang saudara" menghadapi Mohamad Ahsan dan Hendra Setiawan. Pasangan berbeda generasi ini menghadirkan pertandingan menarik selama dua game dengan skor akhir 20-22 dan 20-22. Meski kalah, "The Daddies" sedikit banyak menunjukkan bahwa mereka siap menantang para pemain muda. Sebelumnya mantan juara dunia ini menginjak babak semi final India Open Super 500 yang berakhir dengan kekalahan di tangan sang juara, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya.

Prestasi terbaik sektor lain ditorehkan Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting. Pasangan tunggal putra ini sama-sama terhenti di delapan besar, masing-masing takluk dari Kenta Nishimoto dan Shi Yuqi, yang kemudian kompak menyerah di semi final dari Chou Tien Chen dan NG Ka Long Angus. Gelar juara German Open tahun ini akhirnya menjadi milik Chou Tien Chen. Unggulan empat asal Taiwan itu memenangkan persaingan atas tunggal Hong Kong dengan skor 21-19 18-21 21-18

Dibanding sektor lain, apalagi tunggal putri, pencapaian Ginting dan Jojo, sapaan Jonatan terbilang baik. Meski sama-sama gagal meraih gelar juara, setidaknya dari nomor ini, Indonesia sudah bisa banyak berharap. Jojo dan Ginting semakin baik.

Meski Jojo belum juga meraih gelar juara, di nomor ini Indonesia sudah bisa menempatkan satu wakil di lingkaran 10 besar dunia. Kesuksesan Ginting menjuarai Indonesia Open Super 500, setelah sebelumnya Korea Super Series, akhirnya mengantarnya ke jajaran elite dunia, seperti pernah ditorehkan Taufik Hidayat, Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso dan Tommy Sugiarto. Keberhasilan mempertahankan gelar juara Asia beregu putra tidak lepas dari andil sektor tunggal putra.

Sementara sektor putri, alih-alih menunjukkan perkembangan, justru makin tertinggal. Tengok saja di daftar tabel rangking BWF, posisi Fitriani dan kawan-kawan perlahan tetapi pasti makin menjauh dari para pemain Jepang, Thailand, China, India, Taiwan dan Spanyol.

Seperti Taiwan yang membawa pulang satu gelar, begitu juga Malaysia. Negeri Jiran menggondol gelar ganda campuran melalui pasangan Goh Soon Huat dan Shevon Jemie Lai. Unggulan tiga ini menang dua game langsung, 21-14 dan 22-20 atas Niclas Nohr/Sara Thygesen. Sebagaimana diketahui, wakil Denmark itu "membunuh" harapan Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di delapan besar.

Kegagalan Fajar dan Rian kali ini membuat Indonesia terus puasa gelar di German Open. Terakhir kali Indonesia meraih gelar juara pada 2003 silam melalui Flandy Limpele dan Eng Hian. Masa penantian yang panjang memang, namun patut diakui para pemain Jepang tampil mengesankan kali ini.

Tambahan tiga gelar membuat Jepang menyamai Indonesia dalam perolehan gelar BWF World Tour sepanjang tahun ini. Kedua negara sudah sama-sama mengemas enam gelar, diikuti Denmark dan Thailand dengan empat gelar.

Pertarungan sesungguhnya akan terjadi di Birmingham, Inggris, 14-18 Maret pekan ini. All England, yang masuk dalam kategori BWF World Tour Super 1000 bersama Indonesia Open dan China Open, akan menjadi panggung pembuktian. Apakah bulu tangkis China memang sedang mengalami kemunduran, Jepang semakin menakutkan, dan Indonesia masih harus bekerja keras?

N.B

Hasil final #GermanOpenSuper300:

Sumber: www.tournamentsoftware.com




Baca juga:
Mau Jadi Penulis tapi Malas Baca? Hoaks!
Bencana 3-11 yang Tak Akan Terlupakan
KRL-an ke Museum Multatuli di Rangkasbitung

Partai Demokrat Dukung Jokowi, Jalan Pendek tapi Sulit

$
0
0

Gambar : Presiden RI Joko Widodo berjabat tangan dengan Susilo Bambang Yudhoyono usai meresmikan pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat tahun 2018. Sumber: https://nasional.kompas.com/read/2018/03/11/06444991/syarief-hasan-demokrat-sangat-terbuka-berkoalisi-dukung-jokowi

Rapimnas partai Demokrat 2018 yang dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Sentul International Convention Center jadi pembicaraan hangat setelah dikaitkan dengan Pilpres 2019. Pernyataan SBY kepada Jokowi bahwa partai Demokrat tidak menutup kemungkinan 'berjuang bersama Jokowi' bila Tuhan mentakdirkannya. Tak lupa SBY "memamerkan" kehebatannya memenangkan Pilpres 2004 dan 2009 lalu. Konteks "berjuang bersama Jokowi" bisa dilakukan dengan kerangka kebersamaan yang tepat, saling percaya dan saling permanen serta adanya respect dalam koalisi, (kompas.com, Sabtu,10/3/2018).

Dalam politik, koalisi partai pada pemeritahan tidak ada yang tidak mungkin. Asal saling menguntungkan secara politis maka koalisi sangat mudah terjadi. Pada masa SBY jadi presiden, Partai Demokrat yang memiliki warna politik berbeda dengan PKS bisa bersatu dalam pemerintahan SBY. Persoalan beda ideologi  partai yang bagai bumi dan langit sekalipun bisa dibicarakan demi mencapai tujuan bersama. Ibarat para penumpang mobil travel dengan pengelola travel, bila cocok harga dan sesuai muatan, maka sopir travel pun akan membawa para penumpangnya.

Walau urusan kepentingan dan perbedaaan dokrin partai tak jadi persoalan, namun ada satu hal penting dan tak bisa dilupakan yakni relasi personal para pemimpin partai.  Ini soal non-teknis dan sangat private--yang tadinya bukan milik publik kemudian menjadi milik publik.

Bukan rahasia umum lagi sejarah hubungan pribadi Megawati ketua PDIP dengan SBY ketua Demokrat tak begitu harmonis. Persoalan intrik politik SBY di masa lalu (Pilpres 2004) menjadi luka batin Megawati  yang bagai belum terobati hingga sekarang. SBY pada masa itu jadi menteri era pemerintahan Megawati 1999-2004 menjadi orang kepercayaan dan 'anak kesayangan' Megawati. 

Konon Pak SBY pernah berjanji mendukung penuh Megawati untuk maju jadi Presiden periode ke dua 2004-2009, namun di tengah jalan mengundurkan diri dari kabinet Megawati kemudian Pak SBY mendirikan partai Demokrat untuk jadi capres di Pilpres 2004. Dan ternyata Pak SBY jadi pemenang mengalahkan Ibu Megawati! Ini menjadi luka batin (catatan pribadi) tak terhapuskan bagi Ibu Megawati yang berpengaruh pada kepemimpinannya dalam berelasi dengan Pak SBY selaku ketua partai Demokrat hingga sekarang.

Secara ideologi partai, antara PDIP dan Demokrat relatif sewarna dan sejalan, yakni sama-sama menganut faham Demokrasi dan Nasionalis. Namun demikian, walau sama-sama menganut demokrasi dan mengaku partai modern, model kepemimpinan kedua partai juga sama konvensionalnya dan tidak (belum) demokratis.  

Muncul opini publik bahwa PDIP dan Demokrat layaknya perusahaan (partai) keluarga. Semua keputusan penting, kaderisasi atau suksesi tergantung pada otoritas penuh SBY di Demokrat dan Megawati di PDIP. Selain itu adanya faktor trah keluarga. Ini menjadi persoalan yang rumit ketika kepentingan kedua partai bertemu di tingkat elit nasional. Bandingkan model keduanya itu dengan partai Golkar yang juga menganut demokrasi, nasionalis dan modern.  

Ibu megawati dan pak SBY dalam suatu acara resmi. sumber gambar :https://www.merdeka.com/politik/setiap-salaman-dengan-megawati-sby-terima-banyak-sms.html

Dalam partai Golkar, kepemimpinan kolektif benar-benar diterapkan. Suksesi dilakukan murni pada kemampuan kader yang plural, bukan pada sang ketua atau trah keluarga. Sosok yang jadi ketua partai saat ini tidak berarti yang kelak  suksesi ketua atau petinggi partai jatuh pada anak, istri, keluarga dekat  si mantan Ketua tersebut. Pengaruh ketua partai akan sangat kecil bila tidak lagi menjabat ketua. Suksesi dilakukan berdasarkan aturan periode terbatas di mana tak ada ketua partai Golkar menjabat seumur hidup! Hal ini yang tidak ada di tubuh PDIP dan Demokrat sampai saat ini.

Model "partai keluarga" seperti PDIP dan Demokrat merupakan sesuatu yang sah-sah saja. Hal itu sudah disadari dan diterima internal kader partai berdasarkan "sejarah internal" pula. Selain itu tidak ada undang-undang yang melarang, atau dilanggar kedua partai tersebut. Namun menjadi penghalang ketika dinamika politik harus bergerak dengan cepat yang membutuhkan cara berpikir baru dalam mensikapi banyak hal, termasuk koalisi dengan partai lain tanpa penghalang faktor non-teknis atau urusan konflik pribadi menahun antar ketua partai.

Asumsi bahwa luka batin politis Ibu Megawati yang dalam begitu terlihat ketika di banyak kesempatan formil dan non-formil kenegaraaan dimana kedua tokoh penting itu diundang. Salah satu--Pak SBY atau bu Mega--sering tidak hadir dengan berbagai alasan. Kalau pun kedua tokoh itu pernah "kepentok" hadir dan bersalaman lebih pada kehendak protokoler dan basa-basi politik di ruang publik, bukan sebuah interaksi personal humanistik layaknya kawan lama dalam satu perjuangan di masa lalu. 

Padahal, untuk menepis anggapan luka bain dan tak harmonisnya relasi personal Megawati-SBY publik awam dan politisi butuh hal tersebut;  menyaksikan keduanya bercakap-cakap dalam waktu lama, saling tertawa, minum teh bersama atau hadir dibanyak agenda politik dan kenegaraan sebagai tamu yang ditunggu-tunggu kebersamaan dan kemesraannya.

Momen penting teranyar adalah pencabutan nomor urut partai untuk pemilu 2019 bulan lalu tak juga memunculkan hal tersebut. Megawati hadir, tapi Pak SBY absen. Hilang lagi momentum politis yang bisa mengoalisikan PDIP dengan Demokrat.

Kerja sama koalisi dalam pilpres antara Demokrat dengan PDIP hanya akan terjadi bila: pertama, telah terjadi rekonsiliasi pribadi antara Ibu Megawati dengan Pak SBY. Kedua, bila rekonsiliasi itu tak bisa dicapai, maka koalisi hanya bisa tercapai bila salah satu tidak lagi menjabat ketua partai atau tidak lagi memiliki pengaruh pada keputusan partai. Ketiga, bila salah satu atau keduanya sudah dalam takdir Tuhan sehingga para kader dan elit politik PDIP-Demokrat bisa membentuk  habitus baru dalam berelasi politis.

Rekonsiliasi pribadi Ibu Megawati dan Pak SBY bisa terwujud bila kedua pihak mau melakukannya atas dasar kepentingan nasional dan sejarah anak-cucu kelak. Rekonsiliasi pribadi tidak bisa hanya satu pihak saja. Pak SBY tak mungkin datang ke rumah Ibu Megawati dengan membawa bunga dengan konsep "say it with flower" atau dia bawa gitar untuk menyanyikan lagu karangannya "Harmoni yang Indah" untuk melunakkan hati Ibu Megawati bila tidak ada kode Ibu Megawati "buka pagar" rumahnya. Demikian sebaliknya, Ibu Megawati tak mungkin bikinin nasi pecel untuk Pak SBY (seperti dilakukannya pada Gus Dur dahulu) bila rumah dan dapurnya tak dibuka.  Heu heuheu...

Melihat karakteristik kedua partai yang konvensional tersebut, hal yang paling mungkin saat ini melakukan rekonsiliasi pribadi antara Ibu Megawati dengan Pak SBY terlebih dahulu bila Agus Yudhoyono akan mendampingi Jokowi dalam Pilpres 2019. Jika mengharapkan faktor Pak SBY atau Ibu Megawati tak menjabat ketua partai dalam waktu dekat rasanya hampir mustahil. Pun jika mengharapkan pada faktor ketiga, yakni Takdir, itu bukan urusan manusia, melainkan Tuhan. Dan kedua faktor terakhir tersebut berkaitan dengan nasib dan Takdir yang pada setelahnya butuh waktu panjang untuk  konsolidasi dan reposisi pada masing-masing internal partai Demokrat maupun PDIP.

Pernyataan Pak SBY pada pembukaan Rapimnas 2018 partai Demokrat bahwa "kemungkinan berjuang bersama Jokowi bila Tuhan mentakdirkannya dapat diartikan dua hal.

Pertama,  sebagai basa-basi politik tingkat tinggi untuk menyenangkan dan menenangkan para kader dan pendukungnya saat ini. Di mana kelak akan ada manuver yang jauh dari pernyataan tadi. Dengan pernyataan itu, sejak awal SBY dan demokrat ingin mengambil simpati publik massa mengambang atau pemilih baru bahwa dia dan Demokrat "baik-baik saja", punya empati, etika, sopan-santun selaku tuan rumah acara dimana Jokowi sebagai tamu kehormatan merupakan lawan politiknya hadir secara terhormat.

Kedua, sebagai sebuah "kode' awal rekonsiliasi pribadi Pak SBY untuk  Ibu Megawati.  Tinggal menunggu apakah Ibu Megawati mau buka pagar rumahnya. Pak SBY tak bisa hanya sebatas mengirim "kode" namun juga perlu pro aktif dengan punya nyali besar dan jiwa gentleman mewujudkannya dalam langkah lebih lanjut.

Bisa tidaknya AHY menjadi cawapres Jokowi saat ini;  untuk tahap pertama bukan ditentukan oleh takdir, tapi oleh nasib. Nasib itu harus diusahakan SBY dan Megawati.

Nasib tak akan berubah kalau individu dan kebersamaam tidak diusahakan secara tepat. Nasib tak akan berubah kalau hanya sekedar lips service politik. Bila kemudian segala upaya mengubah nasib tak juga berbuah hasil, maka itu adalah ruang takdir. Dan konteks 'takdir' adalah otoritas Tuhan, bukan sekedar lips service politis.

Tuhan mungkin paham dinamika politik kontemporer Indonesia. Kerapkali Tuhan diseret-seret dalam kancah dinamika politik negeri ini. Kalau rekonsiliasi pribadi Ibu Megawati- Pak SBY bisa terwujud, maka Tuhan akan tersenyum tanpa lebih jauh dilibatkan dalam politik. Tuhan  tersenyum pada usaha perbaikan nasib yang dilakukan SBY-Megawati, bukan ketergantungan mereka pada takdir.  

Seorang Agus H. Yudhoyono (AHY) saat ini memiliki kapasitas, popularitas dan kapabilitas menjadi pemimpin. Dia aset negara yang mumpuni saat ini dan masa depan. Sebaiknya dia tidak terlibat dalam keberpihakan lebih jauh dalam konflik pribadi Pak SBY dengan Ibu Megawati. Bahkan kalau perlu secara formil dan non-formil membangun komunikasi dengan Ibu Megawati lewat berbagai agenda. 

Dia datang sebagai orang muda atau anak yang independen sebagai sosok kader politik umumnya. Bagi AHY,  menjadi calon wakil presiden hanya masalah waktu dan nasib,  yang kali iini ditentukan usaha Pak SBY dan Ibu Megawati  membangun rekonsiliasi pribadi. Bisa jadi setelah era orang tua, dia akan lebih punya peluang lebih besar lagi. 

Saat ini jalan menjadi wapres Jokowi  sebenarnya pendek tapi medannya sulit, Gus...

 -----  




Baca juga:
[3 Hari Lagi] Saatnya Ceriakan Kehangatan Keluarga di Hari Kasih Sayang
Mau Jadi Penulis tapi Malas Baca? Hoaks!
Bencana 3-11 yang Tak Akan Terlupakan

Kejelasan Cakupan dan Kecepatan Klaim, Kunci Sukses Penjaminan Simpanan

$
0
0

Sumber: www.modina.co.ukPada September 2007, media Internasional ramai memberitakan antrean nasabah di depan kantor Northern Rock di Inggris. Nasabah beramai-ramai menarik dananya setelah menyeruak kabar bank tersebut meminta bantuan likuiditas darurat (emergency liquidity assistance) dari Bank of England (BoE). 

Mengapa nasabah bank tersebut melakukan rush atau bank runs, bukankah Inggris telah memiliki sistem penjaminan simpanan yang dilaksanakan The Financial Services Compensation Scheme(FSCS) sejak 2001?

Dorongan untuk melakukan rush/bank runs lazimnya dimiliki nasabah yang berpikiran akan mengalami kerugian akibat kegagalan bank. Nasabah yang memiliki simpanan diatas jumlah yang dijamin (nasabah besar) wajar memiliki kekhawatiran simpanannya tidak akan kembali sepenuhnya, sehingga terdorong melakukan penarikan awal (early withdrawl). Namun jika nasabah kecil yang berbondong-bondong menarik dananya, patut diduga sistem penjaminan simpanan dipandang tidak kredibel; atau nasabah panik karena tidak memahami cakupan dan mekanisme penjaminan simpanan.

Beberapa studi setelah kejadian tersebut menyimpulkan bahwa ketidak pahaman nasabah terhadap cakupan dan mekanisme penjaminan simpanan menjadi faktor yang ikut memberi dorongan (contributory factor) kepada nasabah untuk melakukan rush/bank runs. Cakupan dan mekanisme penjaminan FSCS yang dipandang kurang dipahami nasabah, diantaranya: koasuransi, set-off atau netting, dan jangka waktu pembayaran klaim.

Koasuransi

Dalam penjaminan simpanan, koasuransi merupakan bentuk pembagian risiko antara penjamin simpanan dan nasabah penyimpan. Metode ini dimaksudkan untuk mengurangi moral hazard bagi nasabah penyimpan dengan cara membebankan sebagian risiko atas penempatan dananya pada bank tertentu.

Koasuransi dapat diterapkan dalam satu tingkat seperti pernah diterapkan di Republik Ceko, yakni jumlah yang dijamin maksimal sebesar 90% untuk simpanan sampai €25.000. Sedangkan koasuransi yang diterapkan di Inggris pada saat Northern Rock tersebut menggunakan dua tingkat, yakni jumlah yang dijamin sebesar 100% untuk £2.000 pertama dan 90% untuk £33.000 berikutnya, sehingga simpanan yang dijamin untuk seorang nasabah pada satu bank paling tinggi sebesar £31.700. Pemberlakuan koasuransi tersebut menyebabkan nasabah tidak secara mudah dapat mengetahui jumlah simpanannya yang dijamin tanpa melakukan perhitungan terlebih dahulu.

Sebagai misal, seorang nasabah memiliki simpanan pada Northern Rock sebesar £25.000, maka jumlah simpanannya yang dijamin sebesar £2.000 ditambah £20.700 (90% x £23.000) atau sebesar £22.700. 

Sisanya sebesar £2.300 tidak dijamin dan dipandang sebagai risiko yang harus ditanggung nasabah karena menempatkan dananya pada Northern Rock. Dalam Core Principles, koasuransi direkomendasikan untuk tidak diterapkan karena dipandang tidak efektif mencegah moral hazard, bahkan dapat membingungkan bagi nasabah sehingga berpotensi memicu rush/bank runs.

Setelah peristiwa Northern Rock tersebut, FSCS menghilangkan koasuransi dan menetapkan jumlah yang dijamin paling tinggi sebesar £35.000. Saat krisis tahun 2008, jumlah yang dijamin dinaikkan menjadi £50,000 dan tahun 2010 dinaikkan lagi menjadi £85,000 menyelaraskan dengan EU Directive yang menghendaki jumlah yang dijamin di negara anggota Uni Eropa setara dengan €100,000. 

Pada saat euro melemah terhadap poundsterling, jumlah simpanan yang dijamin diturunkan menjadi £75,000 yang mulai berlaku 1 Januari 2016. Sebaliknya, ketika poundsterling melemah terhadap euro setelah hasil pemungutan suara Brexit diumumkan, jumlah simpanan yang dijamin dinaikkan kembali menjadi £85,000 yang mulai berlaku 30 Januari 2017. 

Setelah menyatakan keluar dari Uni Eropa, belum ada keputusan apakah jumlah simpanan yang dijamin di Inggris masih akan terus diselaraskan dengan negara Uni Eropa lainnya.

www.theguardian.com

Set-off atau Netting

Dalam penjaminan simpanan dan likuidasi bank, istilah set-off merujuk pada upaya memperhitungkan simpanan yang dimiliki nasabah pada suatu bank dengan kewajiban yang dimilikinya pada bank yang sama. 

Dengan memperhitungkan simpanan dan kewajiban tersebut, nasabah penyimpan atau debitur pada akhirnya hanya akan memiliki saldo pada salah satu diantara simpanan atau kewajibannya, atau bahkan tidak memiliki saldo pada keduanya. 

Set-off atau sering juga disebut “netting” ditujukan untuk mengurangi jumlah nasabah penyimpan atau debitur yang harus diurusi/diadministrasikan sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya dalam proses pembayaran klaim atau likuidasi bank.

Kebijakan set-off dapat berpengaruh terhadap jumlah simpanan yang dibayar penjamin simpanan dan yang akan diterima nasabah penyimpan. Oleh karena itu, detail kebijakan set-off perlu dikaji dan disimulasikan untuk menilai dampaknya pada nasabah penyimpan atau debitur. 

Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam penerapan set-off antara lain: kriteria kewajiban yang akan di-set-off dan waktu pelaksanaan set-off.

Kewajiban yang digunakan untuk set-off dapat meliputi seluruh kewajiban tanpa melihat kolektabilitasnya, atau hanya kewajiban yang sudah jatuh tempo atau macet saja. 

Set-off terhadap kewajiban yang kolektabilitasnya lancar sebaiknya dihindari karena dapat mengganggu keberlangsungan usaha yang dibiayai kewajiban tersebut, bahkan dapat menyebabkan kewajiban yang awalnya lancar menjadi macet. Oleh karena itu, set-off umumnya hanya diberlakukan terhadap kredit yang macet atau angsuran yang telah jatuh tempo.

“Set-off against a performing loan could result in a “call” on the loan to a viable business. As a result, many countries restrict set-off to cases where the loan is in default or has matured. If a liquidator is permitted or required, to set the failed institution’s obligations off against loans due to the institution that are in good standing, the result may be to diminish the value of that portfolio of loans as a realisable asset.”

Penerapan set-off dapat dilakukan sebelum atau sesudah perhitungan simpanan layak dibayar, sehingga pembayaran klaim penjaminan dapat didasarkan pada jumlah simpanan sebelum dilakukan set-off (Gross Basis) atau jumlah simpanan setelah dilakukan set-off (Net Basis). 

Secara operasional, pelaksanaan set-off memerlukan waktu dan sumber daya sehingga dapat menunda proses pembayaran klaim. Dengan menggunakan teknologi atau sistem informasi yang handal, serta data simpanan/kewajiban nasabah diperoleh sebelum bank gagal, kendala tersebut sebagian akan dapat teratasi.

Namun terdapat hal lain yang perlu menjadi pertimbangan dalam penerapan set-off, yakni adanya potensi menimbulkan kebingungan atau ketidakpastian bagi nasabah mengenai jumlah simpanannya yang dijamin. 

Meskipun jumlah simpanan yang dijamin telah tersosialisasikan dan dipahami, nasabah penyimpan yang sekaligus menjadi debitur tidak akan mudah mengetahui jumlah simpanannya yang dijamin sampai proses set-off selesai. Ketidak-pahaman terhadap penerapan set-off tersebut menjadi faktor yang berkontribusi mendorong nasabah melakukan rush/bank runs terhadap Northern Rock.

Berkaca pada hal tersebut, FSCS tidak lagi menerapkan set-off terhadap simpanan sampai jumlah yang dijamin. Sehingga pembayaran klaim penjaminan yang sebelumnya menggunakan Net Basis diubah menjadi Gross Basis. Bahkan negative balances seperti overdraft dan tagihan kartu kredit nasabah juga tidak dikurangkan dalam penghitungan jumlah simpanan yang dijamin. Sedangkan saldo simpanan di atas jumlah yang dijamin, sesuai insolvency law akan dilakukan set-off dengan kewajiban nasabah.

Kecepatan Klaim

Ketidakpastian jangka waktu nasabah memperoleh kembali akses atau pembayaran simpanannya dapat menjadi faktor yang mendorong nasabah melakukan rush/bank runs. Di Inggris kegagalan bank relatif jarang terjadi, sehingga banyak nasabah tidak memahami mekanisme dari sistem penjaminan simpanan. 

Nasabah sering mempersamakan proses penutupan/penanganan bank gagal dengan likuidasi/kepailitan perusahaan pada umumnya yang memerlukan beberapa bulan bagi tim likuidasi/kurator untuk mulai membagikan hasil pencairan aset kepada para kreditur.

Belajar dari pengalaman tersebut, FSCS mulai gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai cakupan dan mekanisme sistem penjaminan simpanan, serta berupaya mempercepat proses pembayaran klaim penjaminan. Percepatan tersebut sejalan dengan Core Principles dan EU Directive yang menghendaki agar penjamin simpanan dapat melakukan pembayaran klaim penjaminan kepada mayoritas nasabah dalam waktu 7 hari dan kepada seluruh nasabah dalam waktu 20 hari.

Sebagai salah satu upayanya, FSCS meminta bank menyampaikan data simpanan yang terinci untuk setiap nasabah yang akan digunakan FSCS sebagai dasar dalam pembayaran klaim penjaminan, yang disebut Single Customer View (SCV). Setiap bank diwajibkan menyampaikan SCV File setelah 3 bulan beroperasi; berdasarkan permintaan dari Prudential Regulation Authority (PRA) atau FSCS; atau apabila ada perubahan signifikan (merger, acquisition of a deposit book, or a new IT system)

Bank secara periodik juga harus melakukan update SCV File tersebut setiap tahun sekali. PRA dan FSCS sewaktu-waktu dapat melakukan verifikasi terhadap SCV File yang disampaikan bank. 

Untuk keperluan verifikasi, bank harus dapat menyiapkan dan menyampaikan SCV File dalam waktu 24 jam sejak diminta oleh PRA atau FSCS. Dalam hal bank dicabut izinnya, Komite Likuidasi yang beranggotakan BoE, Financial Conduct Authority (FCA), PRA, dan FSCS akan menunjuk tim likuidasi yang tugas pertamanya melakukan update SCV File bank tersebut dan menyampaikannya kepada FSCS dalam waktu 24 jam untuk digunakan sebagai dasar pembayaran klaim penjaminan.

Penyampaikan SCV File tersebut menuntut bank memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap skim/program penjaminan simpanan agar dapat memilah antara simpanan yang eligible dan ineligible. Selain itu, bank juga didorong memperbaiki administrasi dan dokumentasinya, termasuk melengkapi dan mengkinikan informasi terkait data nasabah penyimpan.

FSCS melakukan pembayaran klaim berdasarkan SCV File, sehingga bank bertanggung-jawab memastikan data dalam SCV File valid dan terverifikasi. Apabila terdapat simpanan tidak tercatat dalam SCV File sehingga nasabah tidak mendapat pembayaran klaim penjaminan, nasabah tersebut dapat menuntut bank yang bersangkutan. 

Penyampian SCV File juga dapat mengeser puncak beban pekerjaan bagi penjamin simpanan dalam proses pembayaran klaim penjaminan dari sebelumnya terjadi setelah bank dicabut izinnya bergeser menjadi sebelum bank dicabut izinnya.  

Saat ini, FSCS menggunakan sarana utama pembayaran klaim melalui pengiriman cek kepada nasabah atau meminta nasabah mencairkan simpanannya di kantor pos untuk jumlah klaim penjaminan yang kecil. 

Indikator sukses pembayaran klaim tersebut jika dalam waktu 7 hari sejak bank gagal/dicabut izinnya, mayoritas nasabah layak bayar telah menerima cek tersebut. Untuk mempermudah akses nasabah, FSCS sedang menjajaki penggunaan sarana pembayaran lainnya, misalnya melalui penerbitan kartu debit (ATM) atau pemanfaatan Fintech.

Sistem penjaminan simpanan harus dirancang sedemikian hingga agar pengaturan cakupan penjaminan dibuat jelas, sederhana, dan mudah dipahami nasabah. Selain itu, mekanisme penyelesaian bank gagal dan jangka waktu (timeframe) nasabah memperoleh kembali akses terhadap simpanannya perlu pula ditetapkan lebih jelas. 

Untuk menunjang hal-hal tersebut, penjamin simpanan harus melakukan penyuluhan secara berkesinambungan agar masyarakat dapat memahami cakupan dan mekanisme, termasuk manfaat dan sekaligus keterbatasan dari sistem penjaminan simpanan.

“A deposit insurance system is like a nuclear power plant. If you build it without safety precautions, you know it’s going to blow you off the face of the earth. And even if you do, you can’t be sure it won’t.” (William Seidman, FDIC Chairman 1985-1991). 




Baca juga:
Catatan Terakhir Perjalanan ke Asmat
[3 Hari Lagi] Saatnya Ceriakan Kehangatan Keluarga di Hari Kasih Sayang
Mau Jadi Penulis tapi Malas Baca? Hoaks!

"Basmati Blues", Mengangkat Masalah Kedaulatan Pangan Lewat Cara Kreatif

$
0
0

Sumber: Youtube/Shout! Factory

Sudah tonton Basmati Blues belum? Kalau belum sebaiknya Om-Tante buruan cari. Kebetulan film yang dirilis terbatas pada akhir Januari ini akan tersedia berupa video on demand (VOD). Om-Tante bisa streaming atau unduh dari gawai di layanan daring yang berelasi dengan Shout Factory, pemegang hak distribusinya.

Basmati Blues adalah film musikal romantis berbumbu komedi. Wajar sih, meski penulis, sutradara, dan produsernya orang-orang Amerika, film ini bersetting India. Film India ya musik dan tari. India ya cinta yang norak dan lucu.

Jangan berharap Basmati Blues menampilkan akting memukau. Om-Tante akan kecewa. Sepertinya suami istri Om Dan Baron (sutradara dan penulis script) dan Tante Monique Caulfield (produser) memang ingin membuat film indie berbiaya murah yang menekankan pada pesannya. Apalagi suami-istri ini dibantu Om Jeffrey Dorchen (penulis script), orang nyeleneh dengan beragam profesi, mulai dari penulis esai dan fiksi, komposer lagu untuk teater, hingga pemain musik. Jadi kehadiran aktris cantik, muda, cerdas, dan berbakat, Brie Larson sebagai pemeran tokoh utama Dr. Linda Watt tidak membuat film ini mengundang keplak-keplok dari sisi kelihaian akting.

Bukannya Larson tidak bermain sebagus di Room (2015) yang diganjar segudang penghargaan aktris utama terbaik, termasuk OscarDi Basmati Blues, Larson berperan sangat baik sebagai doktor muda jomblo yang cantik, serius, antusias, obsesif pada ilmunya dan lugu itu. Yaaah, sebagaimana anak kutu buku biasanya. Tetapi lawan main Larson, Utkarsh Ambudkar (sebagai Rajit, bakal cowok Dr. Linda) berperan sebagaimana 'lelaki muda dalam film India.'

Mungkin karena soal jam terbang, Ambudkar yang punya latar belakang aktor komedi dan VJ MTV memang kebanting berhadapan dengan Larson. Atau juga karena tuntutan script dan arahan sutradara yang demikian, agar --sekali lagi---jadi benar-benar 'film India' dan satir. Om, Tante tahulah maksud saya. Marah, sedih, gembira tetap terlihat sama, lucu.

Kehadiran actor kawakan Om Scott Stewart Bakula  yang banyak dapat penghargaan oleh perannya dalam drama seri Quantum Leap juga tak banyak membantu. Bakula berperan sebagai ayah Linda (Erik) yang jarang muncul dalam film.

Plot ringkas film ini kira-kira begini:

Dr. Linda adalah ahli genetik padi yang bekerja bersama bapaknya di perusahaan Mogil Corp. Ini adalah perusahaan penjual benih dan obat-obat pertanian yang bermarkas di Amerika. India adalah salah satu wilayah pasar utama.

Ketika terjadi penurunan penjualan Mogil Corp di India, Dr. Linda dikirim ke sana sebagai pemimpin cabang yang bertugas meyakinkan petani India untuk menggunakan benih Rice 9 milik Mogil. Sebagai ilmuwan yang percaya bahwa ilmu pengetahuan berguna untuk meningkatkan produktivitas, feeding the planet --slogan Mogil Corp, Dr. Linda tentu saja menerima tugas itu dan berangkat ke India.

Di India ia bertemu dan kemudian terlibat persaingan dengan Rajit, pemuda putus kuliah dari fakultas pertanian di luar negeri. Berbeda dengan Linda yang mengunggulkan benih hibrida introdusir, Rajit lebih suka pertanian organik yang memanfaatkan daya dukung lokal.

Adu pengaruh antara Linda dan Rajit terhadap petani menyeret keduanya dalam hubungan yang aneh. Saling tertarik tetapi juga saling kesal. Sekali lagi seperti lazimnya film India. Sebagai bumbu agar penonton gemas-gemas cemas, William (Saahil Sehgal), manajer lokal Mogil Corp diskenariokan juga tepe-tepein Linda. Bukan karena cinta tetapi demi memantapkan karirnya di Mogil.

Para petani mendorong Linda dan Rajit berkompetisi untuk membuktikan bibit dan teknik siapa lebih unggul, lebih produktif. Linda menang.

Namun yang tidak diketahui Linda dan para petani adalah dengan menanam Rice 9, petani akan bergantung pada bibit dari Mogil. Mereka akan kehilangan tradisi dan kemampuan membenih sendiri. Mogil sengaja menyembunyikan konsekuensi itu dari kontrak. Rajit yang tanpa sengaja tahu dan coba membocorkannya diseret ke penjara oleh polisi yang sudah disogok.

Selanjutnya film menjadi 'sangat India.' Setelah Rajit bebas, ada adegan ia coba hentikan kereta api yang melaju kencang untuk mencegah pengiriman beras India ke jejaring pemasaran Mogil; William yang tiba-tiba insyaf dan membantu Rajit; serta Rajit dan Linda yang akhirnya resmi jadi kekasih.

Mungkin karena terlalu ingin membangun komedi berbasis karakter India, film ini dituduh rasis dan sterotypical. Terlepas dari itu, Basmati Blues menghadirkan pesan tentang problem penting industri pangan terutama terkait isu kedaulatan pangan.

Sekarang kita keluar dari script. Pertemuan penggiat isu kedaulatan pandan se-dunia di Nyleni, Mali, Februari 2007 menghasilkan deklarasi yang salah satunya menyatakan bahwa "Kedaulatan pangan mengutamakan orang-orang yang memproduksi, mendistribusi dan mengkonsumsi pangan sebagai inti dari sistem dan kebijakan pangan, dan bukannya tuntutan pasar dan perusahaan-perusahaan besar menjamin hak untuk menggunakan dan mengelola tanah, wilayah, air, bibit, ternak dan keanekaragaman hayati pada tangan-tangan yang bekerja memproduksi pangan."

Deklarasi itu juga menyatakan perlawanan terhadap dominasi sistem pangan dan produksinya oleh perusahaan yang mengutamakan keuntungan dibandingkan rakyat, kesehatan dan lingkungan; dan terhadap privatisasi dan komodifikasi bahan pangan, termasuk bibit.

Bagi penggiat isu kedaulatan pangan, ketergantungan petani terhadap benih introdusir pabrikan adalah masalah. Bukan saja dengan itu petani kehilangan kemandirian menghasilkan benih, tetapi juga karena benih pabrikan sering dijajakan sepaket dengan pupuk dan obat-obatan yang diatur close-list. Menggunakan benih A berarti juga harus membeli pupuk A dan pestisida A.

Pesan ini yang tampaknya coba dihadirkan Basmati Blues melalui satir telanjang atas kelicikan Mogil Corp.

Praktik memanfaatkan segala cara untuk menguasai pasar input pertanian pernah terjadi di Indonesia. Jika Om-Tante rajin melacak jejak digital, saya pikir masih cukup banyak laman tetang kasus suap PT Monagro Kimia, anak perusahaan Mosanto terhadap 140 pejabat tinggi Indonesia agar meloloskan sejumlah produk input pertaniannya.

Produk senilai lebih dari Rp 6 milyar itu antara lain benih kapas GMO, pestisida Roundup, Polaris, dan Spark yang dipasarkan di Indonesia selama 1997-2003. Kasus ini baru mencuat di tanah air pada 2005 setelah US Securities and Exchange Commission (SEC) menerbitkan hasil putusan Pengadilan Distrik Columbia yang menangani pemeriksaan hasil penyelidikan Bapepam AS.

Masih di tahun yang sama, mungkin Om-Tante masih ingat vonis pengadilan terhadap Pak Tukirin, petani Indonesia berusia 62 tahun yang didakwa melanggar UU No 12/1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.

Pak Tukirin dihukum kurungan 6 bulan, tak boleh menamam Jagung selama 1 tahun dan membayar denda Rp 200 ribu. Pengadilan menilai ia melakukan sertifikasi liar paten benih jagung milik PT BISI.

Padahal Pak Tukirin menemukan bibit unggul dengan melakukan kawin silang berdasarkan pengetahuannya sendiri. Ia tidak pernah tahu jika metode itu telah dipantenkan PT BISI, anak perusahaan Charoen Pokphand group Thailand.

Nah, karena itu setelah menonton film ini, saya langsung mengontak sejumlah penggiat isu kedaulatan pangan dan sineas dokumenter. "Coba kalian tonton Basmati Blues. Harusnya penyadaran rakyat terhadap problem kedaulatan pangan bisa dilakukan sekreatif ini."

Sekarang, coba Om-Tante tonton.

***

Tilaria Padika

Timor, 11/03/2018




Baca juga:
Politikus, Snob, dan Gejala Gangguan Kejiwaan
Catatan Terakhir Perjalanan ke Asmat
[3 Hari Lagi] Saatnya Ceriakan Kehangatan Keluarga di Hari Kasih Sayang

Laporkan Berita Penting yang Anda Temukan Lewat Whatsapp Kompasiana!

$
0
0

K-Report

Ketidakhadiran wartawan profesional di tiap titik lokasi terjadinya peristiwa bukan hanya disebabkan perihal kuantitas, tetapi bisa jadi jangkauannya yang terbatas. Sejak masifnya praktik jurnalisme warga atau jurnalisme partisipatoris yang diiringi dengan merebaknya platform user generated content, peran masyarakat atau warga begitu penting dalam siklus penciptaan dan penyebaran konten informasi dan berita.

Terlebih, keberadaan teknologi canggih sudah dapat dijangkau dengan harga yang murah seperti telepon pintar yang multifungsi. Ribuan atau mungkin jutaan kon

ten dari seluruh dunia yang berisi laporan warga wara-wiri di linimasa jejaring sosial atau di banyak platform blog sosial. Begitu dengan www.kompasiana.com.

Sejak pendiriannya di tahun 2008, Kompasiana diciptakan bukan saja sebagai medium blogging bagi jurnalis dan karyawan Kompas Gramedia, tetapi juga bagian dari 'tanggung jawab sosial perusahaan' kepada masyarakat Indonesia dalam memfasilitasi melalui medium yang dapat digunakan untuk melaporkan segala peristiwa yang luput dari pena dan kamera wartawan profesional.

Demi memudahkan proses penciptaan, penayangan dan peyebaran laporan warga yang sejak dulu menjadi salah satu ciri khas Kompasiana, kami membuka jalur pelaporan yang lebih praktis. Jika dulu kategori reportase warga di Kompasiana harus sudah dikemas dan siap baca, kini Anda dapat mengirimkan laporan singkat yang akan kami tidaklanjuti sampai menjadi kesatuan konten yang layak baca.

Kami menamankannya K-Report! Memanfaatkan jejaring percakapan sosial Whatsapp sebagai jalur pelaporan warga yang cepat dan efisien. Tiap laporan singkat yang masuk ke dalam nomor Whatsapp Kompasiana akan diproses lebih lanjut untuk memastikan validitas dan keakuratan dari tiap laporan yang masuk. Setelah memenuhi kriteria pembuatan konten berita, kami akan mempublikasikannya melalui akun Kompasiana News, tentunya disertakan juga nama atau akun pelapor.

Namun, tidak semua laporan dapat kami tindaklanjuti atau ditayangkan. Ada aturan main yang harus dicatat sebelum mengirimkan laporan singkat ke nomor Whatsapp Kompasiana. Simak beberapa poin di bawah ini:

KETENTUAN

  • Kompasianer atau warga umum dapat melaporkan melalui layanan K-Report
  • Laporan yang dikirim merupakan peristiwa dan mengandung nilai berita
  • Memiliki urgensi untuk segera ditayangkan
  • Laporan dalam bentuk; teks, foto dan video
  • Pelapor wajib menyebutkan identitas lengkap dan jelas
  • Pelapor bersedia dihubungi redaksi Kompasiana untuk proses validasi dan kebutuhan pembuatan berita lainnya
  • Pelapor bersedia diikutsertakan dalam sebuah grup Whatsapp K-Report berdasarkan kategori domisili atau minat

MEKANISME

Mekanisme pelaporan berita untuk K-Report adalah sebagai berikut:

Mekanisme K-Report

  • Pertama,Kompasianer/warga mengirimkan laporan kejadian ke Whatsapp K-Report pada nomor 0813-8184-9362.
  • Kedua, pihak Kompasiana akan menyeleksi laporan yang masuk dan melakukan validasi laporan. 
  • Ketiga, setelah menentukan laporan yang tervalidasi, Kompasiana akan menghubungi pelapor untuk kelengkapan berita. 
  • Keempat, laporan akan ditayangkan di akun Kompasiana News.

FORMAT

Format laporannya adalah sebagai berikut:

  • NAMA PELAPOR
  • TEMPAT  PERISTIWA
  • WAKTU PERISTIWA
  • KONTEN LAPORAN; TEKS/FOTO/VIDEO
  • Kirimkan ke Whatsapp kami di nomor:0813-8184-9362

Ingat, kami hanya menerima laporan peristiwa yang memiliki urgensi untuk segera ditayangkan dan nomor ini tidak menerima panggilan telepon, hanya khusus jalur Whatsapp. Di luar laporan seperti itu, Anda dapat membuat konten komprehensif melalui akun personal di Kompasiana. 

Jika Anda memiliki kendala atau keluhan baik segi teknis maupun non-teknis di Kompasiana, Anda bisa melaporkannya melalui fitur bantuan pada tautan berikut ini.




Baca juga:
Belajar dari 8 Poin Kesalahan Teknis Vlog Sri Mulyani Indrawati
Misterius, Nasabah Bank BRI Kediri Kehilangan Uang di Rekening Tabungannya
Inilah Pengalaman Menegangkan dengan "Customs and Border Protection" Negeri Paman Sam

Menilai Tiga Syarat SBY Dukung Jokowi

$
0
0

Sumber: Cahyo/presidenri.go.id/Kompas.com

Pendukung Pak Jokowi dan orang-orang Partai Demokrat mungkin senyam-senyum terus 3 hari ini. Sinyal dukungan PD kepada Pak Jokowi sudah dipancarkan Pak Susilo dalam Rapimdas PD. Melihat orang senang, sudah pasti saya ikut senang meski tidak harus mendukung keduanya. Kegembiraan itu menular, Saudara-saudara. Jika tidak ikut tertular, Anda mungkin sakit.

Dukungan PD bukan tanpa syarat. Pak Susilo sudah sampaikan tiga syaratnya. Inilah yang membuat saya senang. Demikianlah berpolitik itu. Begitu seharusnya koalisi dibangun. Dukungan yang tanpa syarat adalah tidak mungkin. Ketika ada yang menyampaikan demikian, kita perlu curiga, ada persetujuan apa di bawah kolong meja. Saya senang, untuk kasus ini, Pak Susilo memberi contoh bagaimana seharusnya berpolitik itu.

Tetapi seperti biasa, namanya juga orang nyinyir, saya merasa gatal untuk mengomentari tiga syarat yang disampaikan Pak Susilo.

Sebagai warga negara di era demokrasi ini tiada salah jika orang biasa seperti saya ikut nimbrung ocehkan peristiwa ini. Sebagai warga negara, kebebasan berpendapat sudah sepaket dalam KTP saya. Juga tak perlu Saudara-saudari menilai saya berlagak sok tahu. Tiap-tiap penulis melekat dalam dirinya sikap sok tahu. Jika tidak sok tahu, bagaimana dia menulis? Bukankah menulis itu menyampaikan apa yang dia anggap tahu?

Baiklah, lupakan soal barusan. Kita masuk ke pokok, tiga syarat Pak Susilo sebagai mahar dukungan terhadap Pak Jokowi.

Situs warta melaporkan, ketiga syarat itu adalah: 1) Jokowi bisa membangun kebersamaan yang tepat; 2) Partai Demokrat ikut diajak dalam perumusan agenda; dan 3) koalisi yang dibangun harus berjalan harmonis, saling percaya dan menghargai sehingga terbentuk kepercayaan bersama.(1)

Saya ingin membahasnya mulai dari syarat kedua, sebab ini yang saya nilai paling konkrit dan wajib.

"Visi dan misi platform pemerintahan Indonesia di 2019-2024 juga tepat jika disusun secara bersama. Tentu partai Demokrat ikut menjadi bagian dalam menyusun agenda dan platform ke depan," kata Pak Susilo.(2)

Syarat ini sungguh baik. Bukankah demikian koalisi partai politik itu? Koalisi harusnya dibangun di atas kesamaan platform, cara pandang parpol terhadap problem bangsa, arah dan jalan keluar yang tepat. Inilah seharusnya fondasi koalisi itu. Tanpa hal ini sebagai fondasi, koalisi pemerintahan akan sekedar dagang sapi saja.

Tentu PD tidak bisa dan tidak boleh memaksakan semua proposal politik (arah dan program pembangunan atau kebijakan-kebijakan) diterima oleh koalisi. Ada adu argumentasi, tawar-menawar, sehingga platform koalisi adalah simpul platform partai-partai pembentuknya.

Syarat kedua, membangun kebersaman yang tepat. Redaksional syarat ini seperti sama saja dengan yang terakhir. Karena itu lebih baik saya menduga yang tersirat di balik syarat ini. Kebersamaan yang tepat mungkin dimaksudkan sebagai komposisi kabinet adil sesuai besarnya kursi partai di DPR. Kursi menteri dihargai menurut kursi di DPR. Kursi adalah kurs.

Katakanlah dugaan saya benar. PD mengharapkan jatah kursi menteri yang diperoleh parpol koalisi sebanding kursi DPR Parpol-parpol itu. Parpol yang memilki kursi banyak di DPR, banyak pula jatah menterinya. Kursi di DPR sebagai bantal pengaman untuk meloloskan program dan kebijakan pemerintah dan kursi di kabinet sebagai balasannya adalah harga riil dari pasar koalisi.

Ini adalah syarat yang wajar meski tampak kurang ajar. Politik adalah irisan kebijakan dan kekuasaan. Tanpa kekuasaan, kebijakan tidak akan manifest. Tanpa kebijakan, kekuasaan mau diapakan?

Maka jatah menteri sebagai bentuk konkret kekuasaan mutlak dibutuhkan parpol yang berkoalisi untuk memastikan platform parpol yang diadopsi koalisi kelak dapat sungguh-sungguh dilaksanakan.

Hanya saja, saya punya sedikit catatan soal ini, soal formula tepat jatah menteri yang didasarkan pada proporsi kursi parpol di DPR. Formula ini berbahaya sebab berpotensi tidak klop dengan prinsip bokong tepat di kursi yang tepat.

Formula kursi adalah kurs bisa berdampak pada penempatan menteri yang tidak sesuai dengan latar belakang kepakaran dan rekam jejaknya. Ini pernah terjadi dalam susunan kabinet pertama pemerintahan Pak Jokowi, juga dalam kabinet presiden-presiden sebelumnya.

Sebaiknya kursi menteri dibagi menurut concern masing-masing parpol.

Misalnya begini. Jika platform koalisi soal pembangungan desa paling banyak mengambil platform Parpol A, maka Menteri Desa berasal dari Parpol A, baik kader aktif atau kalangan professional yang dinilai berhaluan sama dalam soal pembangunan desa.

Jika urusan reformasi birokrasi merupakan trademark Parpol B dan resep-resep program reformasi birokrasi yang dipakai koalisi mayoritas diadopsi dari usulan Parpol B, maka MenPAN sebaiknya pula dari Parpol B.

Dengan cara yang demikian, kita dapat berharap menteri-menteri paham tugas, berlaku professional, juga taat platform, sekalipun mereka adalah kalangan professional yang berpolitik praktis.

Tentu saja hal ini hanya akan berjalan jika dan hanya jika berlaku asumsi bahwa platform Parpol --juga koalisi---adalah sungguh-sungguh cara pandang dan jalan keluar atas problem bangsa yang mereka yakini dan perjuangkan. Jadi bukan sekedar rumusan manis demi kesan orang-orang parpol memfungsikan otak mereka. Tanpa asumsi ini, apa yang kita bicarakan sia-sia belaka.

Syarat terakhir adalah soal koalisi harmonis, saling percaya dan saling menghargai. Saya yakin dugaan saya tepat, yang Pak Susilo maksud adalah model sekretariat bersama parpol koalisi di masanya.

Ketika itu, sebelum mengeluarkan kebijakan strategis (termasuk mengajukan rancangan produk perundang-undangan ke DPR), pemerintah terlebih dahulu membahasnya bersama parpol-parpol koalisi di dalam sekber.

Bagi saya, usulan ini juga logis. Pemerintahan adalah pemerintahan koalisi, koalisi dari parpol-parpol. Ini sah-sah saja dan demikialah etisnya, sekalipun sistem kita presidensial.

Catatannya, sekber akan salah dimanfaatkan jika setiap pertemuan membahas kebijakan sensitif di sekber dijadikan momentum tawar-menawar reshuffle kabinet. Ini kesan saya pada Sekber masa Pak Susilo. Dalam beberapa kesempatan -- tidak selalu---tampaknya diskusi di sekber bukan merumuskan apa yang terbaik bagi rakyat. Parpol bersedia menukar dukungannya terhadap usulan pemerintah di DPR dengan jatah menteri hasil perombakan. Jika ini yang terjadi, Sekber serupa saja dengan balai lelang.

Diskusi kebijakan di sekber harusnya tetap mengacu kepada platform (visi-misi, program, dll) yang diusung koalisi saat pemilu dan disampaikan kepada rakyat. Jangan menyimpang dari itu sebab itu merupakan proposal politik yang disampaikan kepada rakyat. Ketika rakyat memilih, sah sudah kontrak politik antara koalisi dan rakyat.

Pemerintah memerintah berdasarkan kontrak itu. Berbasis kontrak itu rakyat menagih janji-janji. Lancung terhadap kontrak adalah wanprestasi. Sanksi bagi wanprestasi adalah delegitimasi, meski de facto saja, tidak de jure sebab setahu saya tak ada ketentuan perundangan untuk menjatuhkan pemerintah oleh sebab gagal penuhi janji kampanye. Beginilah kelemahan demokrasi prosedural. Mau bagaimana lagi?

Baiklah. Demikian kiranya sumbang saran saya. Syarat yang disampaikan Pak Susilo pada dasarnya normatif saja, sudah sewajarnya. Tentu dengan asumsi dan syarat dalam catatan ringkas ini. Semoga koalisi ini benar terwujud sehingga dengan itu urusan 'lebaran kuda' pudar sudah dari percakapan publik.

Tabik.

***

Tilaria Padika

Timor, 12/03/2018




Baca juga:
Mengapa Rencana BPKH perihal Investasi Menuai Protes Rakyat Aceh?
Belajar dari 8 Poin Kesalahan Teknis Vlog Sri Mulyani Indrawati
Misterius, Nasabah Bank BRI Kediri Kehilangan Uang di Rekening Tabungannya

Geliat Ekonomi Mandiri di Pondok Pesantren yang Kerap Disebut "Masjid Tiban" (Bagian 2)

$
0
0

Beberapa toko yang berada di lantai 7. Dok pribadi

Tulisan pada bagian pertama sebelumnya lebih menyajikan keunikan ponpes "Masjid Tiban' dari segi bangunan dan pengajaran santri. Untuk tulisan kali ini lebih menyoroti aspek kegiatan ekonominya, baik di luar dan (terutama) di dalam pondok yang berada di Sananrejo Turen ini. Begitu banyaknya pengunjung terutama rombongan luar kota membuat geliat ekonomi bergulir di masyarakat sekitar pondok.

Bus ukuran besar atau sedang biasa dipakai oleh rombongan dengan kapasitas besar kerap berdatangan. Keberadaan beberapa lahan parkir yang luas berada di sepanjang jalur utama menjadi nilai ekonomis bagi warga sekitar. Demikian pula dengan dibukanya aneka kios yang berjualan makanan, buah-buahan, ataupun oleh-oleh ringan lainnya. Walaupun tak berhubungan langsung dengan pihak pondok, warga begitu "kreatif" dalam mengambil peluang ekonomi yang berjalan secara alami.

Beberapa kios dan lahan parkir yang berada di luar pondok yang dikelola warga setempat. Dok pribadi

Aneka toko dan kios di lantai 7 dan 8

Di dalam gedung utama pondok bisa dikunjungi dengan bebas oleh para tamu. Akan ditemui eksterior dan interior yang unik dan mencolok, dan bisa juga disebut instagramable. Akan juga dijumpai kolam renang kecil serta kebun binatang mini yang berada di sisi luar bangunan. Ada sekitar sembilan lantai yang bisa dikelilingi oleh para pengunjung. Petunjuk arah cukup jelas hendak ke mana beberapa ruangan untuk dituju.

Yang menarik adalah yang berada di lantai 7 dan 8, yang mana ada geliat perekonomian di sana. Pada lantai 7 berisi beberapa toko yang menjual aneka busana, souvenir, makanan, serta swalayan mini. Isinya pun cukup lengkap dan tertata rapi dengan lantai yang bersih, pengunjung pun diharapkan melepas alas kakinya. Dan pada sisi sampingnya tersedia toilet dan jajaran tempat duduk bagi pengunjung yang ingin nongkrong.

Toko busana untuk laki laki dan perempuan. Dok pribadi

Swalayan oleh-oleh panganan dan minuman. Dok pribadi

Untuk masalah harga barang yang dijual cukup standar, hampir sama dengan toko yang lain. Dan dari sekian banyak pengunjung tentu juga tidak ingin pulang dengan tangan kosong. Maka beberapa toko ini ramai pembelinya. Untuk yang di lantai 7, semua toko milik pondok yang kemudian dikelola dan dijalankan oleh para santri baik laki-laki dan perempuan. Dan beberapa toko ada yang tenaga kerjanya diperbantukan dari unsur warga (non santri).

Di lantai 8 juga ada kegiatan ekonomi dengan sedikit perbedaan seperti dari lantai 7. Di lantai 8 tidak terlampau luas yang berisi beberapa kios yang berukuran lebih kecil. Dan untuk pengelolaannya lebih diserahkan ke warga, dengan skema bagi hasil dengan pihak pondok. Untuk barang yang dijual hampir sama seperti yang berada di lantai 8.  Di lantai ini juga ramai pengunjung baik sebagai pembeli ataupun sekadar melihat-lihat ataupun numpang lewat menuju lantai 9.

Ada yang perlu diperhatikan dalam kegiatan ekonomi di lantai 7 dan 8 ini. Yaitu segala aktivitas akan dihentikan ketika adzan mulai masuk sampai kegiatan sholat itu selesai. Suasana semacam ini mirip yang terjadi di kota suci Makkah dan Madinah, yang membagi dengan tegas kapan waktu ibadah (ritual) dan aktivitas lainnya.

Beberapa kios yang di kelola warga yang berada di lantai 8. Dok pribadi

Tersedia warung makanan dan pujasera

Berkeliling bangunan dan kompleks pondok tentu menguras energi. Dan tidak perlu khawatir kelaparan ataupun kehausan. Di kompleks pondok ini tersedia beberapa warung makanan. Dan di sudut lebih ke dalam kompleks pondok juga tersedia pujasera. Menu yang disuguhkan pun hampir sama dengan yang ada di luar pondok. Seperti bakso, mie, tahu telur, ataupun rujak. Untuk harganya pun juga standar tidak jauh berbeda yang ada di luar, dan pengunjung pun tak perlu khawatir untuk mampir.

Untuk pengelolaannya, warung makanan dan pujasera ini ditangani oleh para santri. Dari beberapa kios di pujasera juga terlihat menu yang sama. Namun itu bukan merupakan bentuk persaingan. Suatu bentuk kesadaran bahwa semua ada rezekinya masing-masing untuk dikunjungi. Jika mengacu pada tujuan untuk menjadi santri tentu bukanlah materi yang dicari, kegiatan berjualan merupakan "bonus" tersendiri daripada menghabiskan waktu luang untuk urusan yang tidak berguna. 

Pujasera yang berada di dalam area pondok. Dok pribadi

Pengelolaan mandiri dan kreatif

Tidak semua kegiatan atau pun potensi bisa diarahkan menjadi uang (monetisasi). Sengaja pengunjung pun tidak dikenakan biaya demikian pula parkir. Namun untuk urusan jual-beli di beri ruang sehingga kegiatan ekonomi di dalam pondok dapat berputar. Dan tentu saja dalam transaksi "suka sama suka" yang dikedepankan, tetap masalah harga dan kualitas barang masih diperhatikan.

Geliat ekonomi di dalam pondok ini cukup menarik bahkan boleh dibilang "canggih". Suatu kegiatan ekonomi yang bukan sekadar mengejar keuntungan belaka. Dengan berbekal kemandirian untuk mengelola barang dagangan sehingga dapat berputar setiap hari. Suatu kegiatan yang sama-sama menguntungkan baik penjual (dari pihak pondok dan santri) serta pembeli (pengunjung).

Suatu tempat yang dikunjungi, kerap menyediakan sovenir yang berlabel tempat tersebut. Dok pribadi

Jika dikaitkan dengan apa yang dilakukan --walau tidak apple to apple- Google, Facebook, ataupun perusahaan market place dalam memperoleh keuntungan, apa yang dilakukan di pondok ini bisa menjadi perhatian. Market yang besar mampu didatangkan dalam hal ini pengunjung. Pondok pun diberi daya tarik dengan bangunan yang cantik dan Instagramable yang semua dapat diakses secara gratis.

Dengan banyaknya pengunjung tentu potensi dalam aktivitas jual beli dengan perantaraan berupa toko dan warung makanan. Dengan dikelola secara benar (jujur, transparan) dan baik (kualitas dan pelayanan) maka pengunjung (pembeli) tidak segan untuk membeli. Semakin banyak transaksi maka semakin banyak pula profit yang didapat. Dan itu akan mampu menghidupi para santri dan juga berkontribusi kepada pondok. Di sela-sela keindahan bangunan pondok yang unik itu juga terselip kegiatan ekonomi dengan kecerdasan finansial yang tidak dapat dianggap remeh.     




Baca juga:
Program K-Rewards Tersisa 11 Hari Lagi!
Mengapa Rencana BPKH perihal Investasi Menuai Protes Rakyat Aceh?
Belajar dari 8 Poin Kesalahan Teknis Vlog Sri Mulyani Indrawati

Perempuan Diimbau untuk Deteksi Dini Kanker

$
0
0

Ilustrasi. TheCheatSheet

Kanker menjadi momok menakutkan. Pasalnya penyakit ini membawa risiko kematian paling besar di dunia. Kanker itu sendiri merupakan sel tubuh yang mengalami perubahan secara genetik dan karena perubahan itu, pertumbuhannya menjadi tidak terkendali dan bermutasi lebih cepat dibandingkan sel normal, sehingga sel normal itu mati dan tidak berfungsi.

Pada tahun 2012 lalu, WHO/ICO Information Center of HPV & Cervical Cancre merilis data GLOBOCAN (Global Burden Cancer), 1 tahun terjadi 14 kasus terbaru diseluruh dunia dan separuhnya, sekitar 8,2 juta orang meninggal karena kanker.

Umumya kanker yang sering diderita oleh perempuan, meliputi kanker payudara, paru, kloretal (pencernaan bawah), dan serviks. Di Indonesia kanker yang paling banyak diderita adalah kanker payudara dan kanker leher Rahim, kedua jenis kanker tersebut merupakan jenis kanker yang paling berbahaya. Bahkan berdasarkan data dari Kemenkes, setiap satu jam ada satu wanita meninggal dunia karena kanker serviks ini. 

Banyak faktor yang mempengaruhi resiko terkena kanker, seperti faktor perilaku dan faktor paparan. Faktor perilaku dapat berupa pola makan yang salah, indeks masa tubuh tinggi, kurangnya konsumsi sayur dan buah serta konsumsi rokok serta alkohl yang berlebihan, sedangkan faktor paparan meliputi linkungan yang terkena zat zat yang bersifat kansinogen seperti ultraviolet dan radiasi.

Dr.dr.Raditya Wratsangka Sp.og, selaku dokter spesialis Obygin di Prodia Woman Health Center mengatakan bahwa kanker dapat dicegah dengan tiga cara, yaitu primary prevention -- pencegahan kanker dengan melakukan promosi kesehatan, artinya tenaga medis melakukan eduasi dan memberikan vaksinasi AVP. Secondary prevention -- upaya deteksi dini penyakit kanker dan bisa dikatakan tahap ini sudah ada kemungkinan awal stasium kanker itu ditemukan dan terkahir tertiary prevention -- penderita yang sudah terkena kanker menjalani rehabilitasi.

Dokumentasi Kompasiana

Perlunya perempuan menedeteksi kanker sejak dini

Seperti yang dijelaskan bawa kanker merupakan penyakit yang cukup banyak terjadi dan termasuk penyakit yang berkembang cukup lama, dimana virus AVP itu sendiri masuk ke dalam tubuh hingga terjadi kanker butuh waktu 15-20 tahun, sehingga mendeteksi virus AVP pada tahap belum menjadi kanker, tentu memberikan kemudahan dalam penangannya.

Meskipun penyakit kanker ini tergolong berbahaya, namun masih banyak perempuan yang tdiak mau memeriksa sejak dini karena beberapa hal, seperti biaya pemeriksaan yang terlalu mahal, takut diagnose kanker itu benar terjadi kepada orang tersebut, dan perasaan malu terhadap kelainan yang ada di dalam tubuh.

Dalam diskusi yang diselenggarakan di Prodia Woman Health Center pada hari Kamis (8/2/2018) Dr.dr.Raditya Wratsangka Sp.og juga mengatakan, "Ada beberapa gejala umum kanker yang harus diwaspadai, seperti susah buang air besar, terdapat masalah dalam pencernaan, batuk yang tidak kunjung sembuh, adanya benjolan di payudara, tahi lalat yang berubah dari kecil menjadi besar dalam waktu singkat, keluar darah yang tidak pada waktunya, hingga ada bekas luka yang tak kunjung sembuh.

Ia juga menambahkan pula bahwa ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk melihat apakah seorang perempuan benar menderita kanker atau tidak, di antaranya, pertama tes skrining yang mana tes ini dapat dilakukan pada usia berapa pun dengan mulai untuk mengubah pola makan. Kedua, pemerikasaan ultrasonografi untuk menemukan adanya benjolan atau tidak dan biasanya pemeriksaan ini terbilang efektif bagi mereka yang berusia kurang dari 35 tahum sebab kelenjar payudaranya masih mudah dilihat. Ketiga pemerikaanan Mamogram yang mana pemerikasan ini efektif dilakukan pada perempuan berusia lebih dari 35 tahun, di mana periksaan ini menggunakan sinar rontgen untuk menemukan sel kanker.

Ia pun mengimbau agar perempuan jangan menunggu untuk berobat ketika sudah merasakan sakit, ada baiknya kanker di deteksi sejak dini, sebab deteksi awal sejak dini dapat mencegah penyakit kanker agar tidak berkembang semakin parah. Selain itu, diutamakan pemerikasaan secara medis daripada melakukan tindakan pengobatan alternative.

(fin/yud)




Baca juga:
Jangan Kirim Undangan Nikah lewat Medsos atau Grup Percakapan!
Program K-Rewards Tersisa 11 Hari Lagi!
Mengapa Rencana BPKH perihal Investasi Menuai Protes Rakyat Aceh?

Alasan Tidak Perlu Minta Traktir Saat Teman Ulang Tahun

$
0
0

Sumber : Shutterstock.com

Kecuali yang lahir di tanggal 29 Februari, setiap tahun kita akan bertemu dengan tanggal dan bulan tepat kita dilahirkan, dan untuk yang lahir di keluarga mampu, peringatan hari ulang tahun akan dirayakan bersama keluarga, teman dan saudara sejak tahun pertama. Sedangkan untuk yang tidak mampu atau memiliki orang tua yang sederhana, cenderung akan memilih merayakan hanya bersama keluarga atau sama sekali tidak ada perayaan.

Ketika beranjak remaja hingga dewasa, merayakan ulang tahun akan identik dengan mentraktir teman, baik dilakukan dengan sukarela ataupun terpaksa karena adanya permintaan traktir dari teman-teman atau tidak enak karena  sudah ditraktir ketika teman lain ulang tahun.

Pengalaman saat bekerja di sebuah kantor, jelang ulang tahun bukan menjadi momen untuk merenung apa yang sudah dilakukan selama beberapa tahun sebelumnya namun harus berpikir, mau beli apa untuk traktir teman-teman sekantor, karena harus disesuaikan dengan anggaran dan pertimbangan siapa saja yang akan ditraktir.

Kemampuan seseorang untuk menyikapi permintaan traktir saat ulang tahun akan berbeda-beda, ada yang cuek namun ada juga yang menjadikan sebuah beban, baik karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan untuk merayakan ulang tahun, ataupun karena kesibukan atau waktu yang tidak memungkinkan untuk mengadakan acara.

Dengan demikian, berikut adalah alasan untuk kita tidak perlu minta traktir saat teman berulang tahun.

Doa dan Ucapan Lebih Tulus

Ucapan selamat ulang tahun biasanya disertai dengan doa yang baik untuk ulang tahun, namun doa dan ucapan tersebut akan terkesan menjadi tidak tulus saat tambahan kalimat permintaan diakhir ucapan tersebut, contohnya: "Selamat ulang tahun, semoga panjang umur, sehat, murah rezeki, jangan lupa traktir yaa..." Tanpa embel-embel permintaan traktir atau pertanyaan kapan makan-makannya, doa dan ucapan ulang tahun lebih terkesan bagi yang berulang tahun, karena tidak perlu terbeban untuk menjawab pertanyaan atas permintaan kapan akan mentraktir atau makan-makan, hanya perlu menjawab terima kasih disertai doa yang sama untuk yang mengucapkan.

Tidak Perlu Memberi Beban Kepada yang Berulang Tahun

Seperti yang saya sebutkan di atas, tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama untuk menjawab permintaan traktir, baik kemampuan menolak secara halus, atau kemampuan untuk mewujudkan permintaan tersebut, baik karena alasan finansial atau karena kesibukan mengatur waktu.

Untuk menghindari permintaan traktir, ada orang yang menyembunyikan tanggal lahirnya, sehingga tidak ada satu orang temannya yang mengucapkan selamat ulang tahun, dan dengan demikian tidak ada seorangpun yang memberikan ucapan dan doa saat dirinya berulang tahun.

Saya pernah berdiskusi dengan seorang teman mengenai perlu atau tidaknya membuka tanggal lahir di media sosial, karena ketika tanggal lahir dibuka di media sosial, maka selain ucapan juga akan hadir permintaan-permintaan traktir yang disampaikan baik secara bercanda ataupun serius.

Namun teman saya berpendapat, ketika tanggal ulang tahun dibuka di media sosial, akan ada banyak ucapan dan doa yang disampaikan untuk kita, dan permintaan-permintaan traktir akan lebih sedikit karena dunia maya dan kita terpisah jarak, dan abaikan saja. Tetapi, semua kembali lagi kepada kemampuan yang berulang, untuk merespon dan menyikapi bila ada permintaan tersebut, sehingga dari pada memberi beban, sebaiknya ucapan ulang tahun tidak perlu diberi embel-embel permintaan makan-makan atau traktir.

Lebih Seru bila Ditraktir tanpa Diminta

Bila seseorang yang sedang berulang tahun ingin berbagi kebahagiaan untuk merayakan hari ulang tahunnya tentu akan dengan sendirinya mengirim undangan untuk makan-makan tanpa harus ada permintaan traktir. Karena didasari keikhlasan untuk berbagi kebahagiaan tentu suasana perayaan ulang tahun akan lebih santai dan berkesan, dan sebagai undangan pun kita akan merasa lebih menikmati undangan tersebut karena tidak ada kesan  bahwa perayaan ulang tahun diadakan akibat dari desakan atau permintaan traktiran.




Baca juga:
Kenali "Musuh" Utama Para Pelancong
Jangan Kirim Undangan Nikah lewat Medsos atau Grup Percakapan!
Program K-Rewards Tersisa 11 Hari Lagi!

Perilaku Berbohong, Tanda Anak Mengembangkan Kecerdasannya

$
0
0

Ilustrasi gambar diambil dari fabic.com

Tidak ada satu pun manusia suka mendapatkan kebohongan. Entah itu terkait hal sepele ataupun serius. Semua budaya, agama dan bangunan moral lainnya menempatkan bohong sebagai musuh utama meraka. Setiap masyarakat memiliki kisah, dongeng sampai mitos sendiri untuk membentengi bangunan moral dari gerogotan kebohongan. Lihat saja kisah para Nabi, dongeng Pinokio, dan juga penggembala serta serigala, kesemuanya mendidik generasi manusia untuk menjauhi perilaku bohong.

Tapi penelitian menunjukkan hal yang lain tentang berbohong. Dalam beberapa hal, berbohong dianggap sebagai indikator valid untuk melihat kecerdasan pada anak. Studi ilmiah telah menemukan bahwa manusia mulai berbohong saat usia mereka 2 tahun.

Ilmuan psikologi Michael Lewis telah melakukan penelitian jangka panjang terkait perilaku berbohong anak pada tahun 1980-an. Eksperimen dilakukan dengan menempatkan anak pada ruangan di mana terdapat mainan yang disembunyikan dalam ruangan tersebut. Perintahya sederhana, anak-anak diminta untuk tidak mengintip mainan tersebut saat peneliti keluar dari ruangan. Beberapa menit kemudian, peneliti kembali dalam ruangan dan bertanya apakah mereka mengintip mainan tersebut?

Terdapat dua temuan yang konsisten dari percobaan tersebut. Pertama, sebagian besar anak-anak melanggar perintah dan mengintip mainan tersebut saat mereka sendiri dalam ruangan. Kedua adalah sebagian besar dari anak yang melanggar berbohong atas pelanggarannya. Rentang usia anak yang berbohong dalam penelitian tersebut adalah anak berusia 2, 3 dan 4 tahun. Terlepas dari jenis kelamin, ras dan agama (orang tua) mereka.

Penelitian lain dipublikasikan di Jurnal Child Development tahun 2008 oleh Victoria Talwar dan Kang Lee sampai menyebutkan bahwa anak-anak yang berbohong pada usia 2,3 dan 4 tahun perlu dirayakan oleh orang tuanya. Alasannya?

Berbohong dan potensinya bagi anak

Menurut serangkaian penelitian, berbohong merupakan salah satu indikator yang baik bagi potensi kecerdasan anak usia dini. Penelitian di atas menyebutkan bahwa anak-anak yang berbohong memiliki skor IQ verbal lebih baik 10 poin dibandingkan dengan anak-anak yang tidak berbohong. Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa dengan berbohong, anak-anak menunjukkan potensi yang kuat dalam excecutive functioning skill (EFS) dan theory of mind (TM). EFS merupakan kemampuan yang memungkinkan anak dapat menahan dorongan dan tetap fokus pada sebuah (tugas) tindakan, sedangkan TM merupakan untuk melihat dunia dari perspektif orang lain.

Berbohong merupakan tindakan sengaja membuat pernyataan salah dengan maksud untuk menanamkan kepercayaan salah ke dalam pikiran penerima pernyataan tersebut. Untuk sukses berbohong, seseorang harus dapat memiliki penilaian yang tepat atas keadaan mental mereka sendiri dan keadaan mental penerima (misalnya, apakah penerima tidak tahu tentang keadaan sebenarnya yang diketahui oleh para pembohong itu sendiri). 

Setalah itu, pembohong juga harus membuat dan menghasilkan pernyataan palsu yang berbeda dari kepercayaan sejati mereka tentang keadaan. Pembuatan pernyataan palsu harus disusun dengan hati-hati sehingga tidak menimbulkan kecurigaan. Inilah susahnya berbohong. Mengapa susah, karena dengan berbohong kita dituntut untuk konsisten pada perilaku dan pernyataan yang salah sembari menyembunyikan perilaku dan pernyataan yang sebenarnya.

Jadi, dengan memeriksa perilaku bohong pada anak-anak, kita dapat memperoleh wawasan penting tentang bagaimana anak belajar menggunakan teori pikiran mereka dalam situasi kehidupan sehari-hari untuk tujuan adaptif (atau maladaptif). Keterangan di atas menggambarkan bahwa berbohong pada usia dini sangatlah baik bagi perkembangan kognitif mereka.

Apakah berbohong mengkhawatirkan?

Temuan-temuan tersebut ibarat sebuah paradoks bagi kebanyakan orang tua. Semua orang tua menginginkan anak-anak mereka menjadi manusia jujur, namun bukti empiris menunjukkan bahwa berbohong memiliki manfaat bagi perkembangan kognitif mereka. Kejujuran dibutuhkan anak-anak bukan hanya bagi bangunan moral mereka, namun juga dalam kasus-kasus khusus seperti kasus kriminal dan pelecehan seksual. Pertanyaannya adalah bagaimana kita dapat memastikan perilaku berbohong tersebut tidak bertahan sampai tahapan usia selanjutnya?

Sudah sejak lama, psikologi menyepakati penguat perilaku positif daripada hukuman untuk mengubah perilaku ke arah yang lebih positif. Salah satunya adalah melatih anak-anak kita untuk berkomitmen, bahasa orang dewasa adalah melatih menepati janji. Psikolog Angela Evans menemukan bahwa anak-anak cenderung tidak mengintip mainan (saat eksperimen dilakukan) jika sebelumnya mereka diajak untuk bersepakat tidak melakukan hal tersebut. 

Ini aneh, mengingat anak usia dini belum mampu memahami istilah "janji". Itu artinya anak usia dini mampu memahami pentngnya menjaga komitmen yang telah dibangun. Temuan tersebut membuka perspektif baru bagi kita semua bahwa pada usia dini, pesan kebaikan yang menanamkan manfaat perilaku jujur lebih bermanfaat daripada memberikan pesan ancaman berupa akibat buruk sebuah kebohongan.

Bagaimana bila tidak?

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana jika anak kita tidak melewati fase berbohong pada tahapan anak usia dini? Talwar dan kolegannya menyebut bahwa fungsi eksekutif dan teori pikiran dapat saja dilatihkan dengan stimulasi yang lain. Misalnya lewat permainan interaktif dan bermain peran. 

Dengan bermain peran misalnya, anak-anak diajarkan untuk meninggalkan identitas aslinya sementara. Hal tersebut memberikan kesempatan pada mereka untuk menjalankan teori pikiran, yaitu melihat dunia dari perspektif orang lain (peran). Artinya, jangan kaget jika anak kita pada usia dini (sampai 6 tahun) mulai bisa berbohong, justru kita harus merayakannya. Namun, berbohong bukanlah satu-satunya jalan untuk meningkatkan kapasitas intelektual anak.




Baca juga:
Menghadirkan Capres Alternatif
[KIK] Mencari Potensi Energi Baru Terbarukan yang Ada di Pelosok Indonesia
Puisi ǀ Bak Kacang Lupa Kulitnya

Rakyat Bak "Membeli Kucing dalam Karung" pada Pilkada 2018

$
0
0

Sumber gambar: YouTube Havid RidhoMinggu-minggu ini berita diramaikan dengan pernyataan Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Agus Rahardjo, pada Rakernis Polri di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara (6/3-2018), bahwa akan ada beberapa calon peserta pilkada yang hampir menjadi tersangka.

Pro dan kontra pun tidak terelakkan. Padahal, penetapan KPK berdasarkan asas hukum formal setelah melalui penyelidikan yang ditingkatkan ke penyidikan selanjutnya gelar perkara yang memutuskan status sebagai tersangka. Juga dengan dukungan data dari PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) terkait dengan transaksi keuangan melalui perbankan.

Mungkin karena riuh-rendah yang muncul, akhirnya Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan, pemerintah meminta agar KPK menunda pengumuman penetapan tersangka tersebut (Kompas.com, 12/3-2018).

Tapi, di pihak lain menurut Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, hal tersebut (menunda penetapan tersangka-pen.) akan berdampak besar ke depan. Terutama bagi masyarakat yang terbuka peluang memilih calon bermasalah. Itulah sebabnya Titi menyayangkan sikap pemerintah yang meminta KPK menunda proses hukum terhadap calon kepala daerah (kompas.com, 13/3-2018).

Sebelum penetapan calon peserta Pilkada Serentak 2018 ditetapkan oleh KPU, KPK sudah menciduk beberapa calon kepala daerah (gubernur, bupati dan wali kota). Ada yang tertankap melalui Operasi Tangkap Tangan (OTT) ada pula yang ditangkap melalui pengembangan kasus.

Sejak akhir tahun 2017 sampai tahun 2018 KPK berhasil menangkap beberapa calon kepala daerah, yaitu: Bupati Kutai Kertanegara (Kukar) Rita Widyasari (diproyeksikan jadi calon Gubernur Kaltim), Imas Aryumningsih (Bupati Subang), Marianus Sae (ditetapkan KPUD sebagai calon gubernu NTT yang menjabat sebagai Bupati Ngada, NTT), Abdul Latif (Bupati Hulu Sungai Tengah, Kalsel), Rudi Erawan (Bupati Halmahera), Mohammad Yahya Fuad (Bupati Kebumen), Zumi Zola Zulkifli (calon gubernur yang menjabat sebagai Gubernur Jambi), Nyono Suharli (Bupati Jombang).

Mendagri Tjahjo Kumolo pun angkat bicara. Rupanya, Tjahjo melihat pernyataan Ketua KPK itu sebagai "Kalau dari kacamata saya tentunya itu bisa menimbulkan proses yang tidak diinginkan oleh masing-masing calonnya." Tjahjo pun mengatakan: "Tapi kalau menurut saya tolong juga KPK mengedepankan asas praduga tak bersalah, sampai keputusan hukum tetap." (timesjatim.com, 11/3-2018).

Pertanyaan yang sangat mendasar kepada Mendagri adalah:

Kalau tidak ada di antara mereka (calon kepala daerah peserta Pilkada Serentak 2018) yang tidak melakukan perbuatan melawan hukum (menerima suap atau korupsi), mengapa pulalah calon-calon kepala daerah itu harus resah?

Bila informasi soal dugaan pidana korupsi valid, KPK langsung bergerak melakukan OTT. "Kita sudah diskusi, apa tidak sebaiknya kita declare(mengumumkan) saja supaya kemudian rakyat tidak salah pilih. Itu satu," sebut Agus (detiknews, 1/3-2018).

KPK bekerja berdasarkan asas hukum. Setelah ada laporan masyarakat atau data dari PPATK barulah KPK menjalankan fungsi penyelidikan, penyidikan sampai penetapan tersangka yang selanjutnya dibawa jaksa ke persidangan di Pengadilan Tipikor. Ini sesuai dengan asas hukum dan tetap pada koridor asas praduga tak bersalah.

Bagi Mendagri yang jadi soal adalah tindakan harus berdasarkan putusan hukum. Ini akan memakan waktu karena ada banding, kasasi, dan PK.

Yang jadi persoalan besar bagi bangsa ini adalah kalau KPK tunduk pada pemerintah itu artinya rakyat memilih pemimpin yang tidak bersih. Ibaratnya, rakyat "membeli kucing dalam karung", tapi tak tahu rupa dan belangnya. Pilihan hanya berdasarkan "suara yang merdu". Rakyat memilih calon pimpinan yang tidak diketahui kualitas moralnya terkait dengan suap dan korupsi. *




Baca juga:
Rodrigo Duterte Perintahkan Tentara Lemparkan Penyidik PBB ke Kandang Buaya
Menghadirkan Capres Alternatif
[KIK] Mencari Potensi Energi Baru Terbarukan yang Ada di Pelosok Indonesia

Program K-Rewards Tersisa 10 Hari Lagi!

$
0
0

K-Rewards, Monetisasi Artikel Anda dan Dapatkan RupiahnyaKami sudah mengumumkan rencana program ini pekan lalu. K-Rewards adalah salah satu cara monetisasi artikel yang kami tawarkan kepada Kompasianer yang masih aktif di Kompasiana. Seluruh Kompasianer berhak mengikuti program ini dengan mengikuti segala syarat dan ketentuan yang sudah disampaikan pada pengumuman sebelumnya. (K-Rewards, Cara Baru Monetisasi Artikel Anda di Kompasiana)

Agar lebih memudahkan Kompasianer untuk mengikuti program ini, berikut kami jabarkan timeline selama program perdana ini berjalan.

Periode: 23 Februari - 23 Maret 2018

Program ini akan berlangsung  selama satu bulan dan hanya menghitung total views yang didapat mulai dari awal periode program. Sistem tidak akan menghitung total views sebelumnya, dan penghitungannya akan terhenti di akhir periode. 

Pada saat periode berakhir, sistem akan menghitung total views dari seluruh artikel yang telah tayang di Kompasiana, termasuk views pada artikel yang telah ditayangkan sebelum periode dimulai. 

Batas Pengisian Nomor Mandiri e-cash (23 Februari - 1 April 2018)

Pengiriman pendapatan atau rupiah yang diperoleh akan dilakukan secara serentak menggunakan Mandiri e-Cash. Dan, mulai saat ini kami telah membuka kolom isian nomor Mandiri e-Cash di pengaturan profil Anda. 

Caranya: masuk ke laman profil Anda >> pilih menu "pengaturan" >> klik submenu "data pribadi"  >> klik "edit" >> masukkan nomor mandiri eCash Anda >> klik "simpan" di bagian paling bawah.

Field Mandiri e-cash

Kami memberikan waktu kepada seluruh Kompasianer untuk mendaftarkan nomor telepon Anda yang telah teregistrasi di Mandiri e-cash, Anda bisa download aplikasi Mandiri e-cash di Playstore bagi pengguna Andorid maupun AppStore bagi pengguna iOS. 

Jangan lupa untuk mendaftarkan data pribadi Anda melalui aplikasi. Saran kami, bagi yang tidak memiliki rekening Mandiri, Anda dapat melakukan registrasi melalui Bank Mandiri terdekat di daerah Anda.

Batas waktu Anda untuk melengkapi isian kolom ini hingga 7 hari setelah periode berakhir, setelah itu data akan kami tarik. Apabila Anda tidak melengkapi sampai batas yang kami tentukan, kami tidak dapat mengirimkan pendapatan Anda di periode perdana ini.

Pengumuman Hasil K-Rewards (24 Maret 2018)

Setelah periode berakhir, kami akan umumkan kembali berita hasil dari perhitungan seluruh Kompasianer. Kami akan urutkan berdasarkan pendapatan tertinggi hingga terendah dari seluruh Kompasianer yang telah memenuhi syarat dan ketentuan yang sudah diumumkan sebelumnya.

Pengiriman Dana Secara Serentak via Mandiri e-Cash (2-7 April 2018)

Setelah data terkumpul dan hasil sudah diumumkan, sistem Mandiri e-Cash akan mendistribusikan seluruh rewards yang Anda raih ke seluruh akun Mandiri e-cash yang telah teregistrasi.

---

Apakah Anda masih belum jelas terkait program ini? Tunggu acara sosialisasi program K-Rewards yang kami akan selenggarakan dalam waktu dekat ini.

Selamat mengeksplorasi, Kompasianer!

Info




Baca juga:
Cadar dan Stigma Radikal yang Perlu Ditelaah Kembali
Rodrigo Duterte Perintahkan Tentara Lemparkan Penyidik PBB ke Kandang Buaya
Menghadirkan Capres Alternatif

Uang Kertas Nomor Cantik di Mata Masyarakat Awam dan Numismatis

$
0
0

Uang kertas bernomor cantik koleksi pribadi (Dokpri)

Sejak lama dua hobi yang banyak digeluti masyakarat adalah filateli dan numismatik. Filateli mencakup prangko, sampul hari pertama, dan carik kenangan. Sementara numismatik mencakup uang kertas dan uang logam. Sebenarnya masih ada lagi bagian-bagian dari filateli dan numismatik. Namun yang paling populer tetap prangko dan mata uang.

Yang membedakan keduanya adalah prangko terbit setiap tahun, terutama dikaitkan dengan momen-momen penting. Selalu ada jadwal penerbitan prangko yang ditunggu-tunggu para filatelis. Sebaliknya mata uang tidak diterbitkan setiap tahun, bahkan dua tahun pun belum tentu. Untuk itulah para numismatis mencari jalan lain untuk menambah perbendaharaan koleksi mereka.

Nomor kembar

Jelas perbendaharaan koleksi para numismatis sulit bertambah. Kalau semula sasaran numismatis hanya uang-uang yang pernah ditarik dari peredaran---istilahnya uang lama---maka kemudian beralih ke nomor-nomor cantik. Nomor-nomor cantik pada uang kertas baru, tentu saja yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah, sejak beberapa tahun lalu banyak diburu sejumlah numismatis.

Memang banyak sebutan terhadap uang seperti itu. Sebagian numismatis menyebutnya uang fancy atau uang unik. Sebagian lagi mengatakan uang solid, uang istimewa, dan uang langka.

Uang kertas bernomor cantik ada berbagai macam, misalnya angka-angka awal atau angka kecil (000001-000009)---termasuk kebalikannya (100000-900000), angka berurutan ke atas dan ke bawah (contoh 123456 dan 987654), dan angka kembar (111111-999999). Biasanya harga jual koleksi jenis ini beberapa kali lipat dari nilai nominalnya. Yang penting, tergantung tingkat kondisi uang tersebut.

Sering kali yang diburu para numismatis adalah koleksi yang berkategori prima atau uncircullated (Unc). Istilah Unc mengacu kepada koleksi yang kaku dan belum ada cacat, seperti gepokan uang yang baru diedarkan oleh Bank Indonesia. Kalau di bawah kondisi Unc, seperti Extra Fine (EF), Fine (F), dan Good (G) tentu harganya lebih murah.

Masyarakat awam

Diliriknya koleksi bernomor cantik mendapat perhatian juga dari masyarakat awam. Lihat saja iklan-iklan di situs jual beli macam bukalapak.com. Supaya dianggap "unik" mereka menyebutnya uang kuno. Saking awamnya mereka dan juga terpengaruh iklan-iklan lain, mereka memasang harga yang di mata numismatis "gila dan gak wajar". Bayangkan, mereka memasang harga hingga puluhan juta rupiah selembar untuk yang bernomor kembar.

Dari sekian banyak angka kembar, angka 888888 dan 999999 dipandang lebih menarik. Kemungkinan dikaitkan dengan angka keberuntungan. Namun sebenarnya sama saja. Uang bernomor kecil, berurutan , atau kembar memiliki "nilai tambah" bagi numismatis. Saya lihat memang ada yang masih wajar, uang nominal Rp20.000 bernomor 888888 terjual Rp450.000. Saya yakin pemasang iklan adalah masyarakat awam yang ingin kaya mendadak. Numismatis, apalagi yang profesional, sudah memiliki situs khusus.

Iklan di bukalapak.com, rupanya terjual Rp450.000 (Foto: bukalapak.com)

Memang di mata numismatis sendiri, ada beberapa variasi harga di antara para penjual yang satu dengan penjual lain. Namun masih dianggap wajar dibandingkan harga yang "keterlaluan" yang ditawarkan masyarakat awam. Kalau harganya amat sangat luar biasa, dan kalau ada yang tertarik, tiga koleksi sebagaimana gambar di atas akan saya lepas Rp50 juta deh, hehehe...

Sekadar gambaran, saya pernah ditawarkan uang kertas baru bernomor 888888 dengan harga Rp2,5 juta. Saya lihat fotonya, ada tanda-tanda lipatan pada koleksi itu, bahkan kotor. Memang nomornya unik, namun menurut saya berdasarkan grade umum, kondisi koleksi itu Good (lumayan). Jelas menurunkan nilai jual.

Cerita "mitos", dimaharkan, dan berharga jual super sudah pasti akan "merusak" dunia numismatik. Betapa pun, maraknya dunia digital, membuat masyarakat awam mudah mengiklankan koleksinya dengan harga tinggi. Mungkin hanya satu harapannya, syukur-syukur bisa terjual tinggi. Tantangan buat para numismatis untuk memberi pemahaman kepada masyarakat awam.***




Baca juga:
Cinta Tak Harus Memiliki, Refleksi untuk Penggemar Elang
Cadar dan Stigma Radikal yang Perlu Ditelaah Kembali
Rodrigo Duterte Perintahkan Tentara Lemparkan Penyidik PBB ke Kandang Buaya

Penggemar Horor, Yuk Nobar "The Strangers: Prey at Night"

$
0
0

invitation cinemaxx

KOMiK'ers penggemar film horor, musti ikut nonton bareng KOMiK film "The Stangers: Prey at Night." Sekuel dari film "The Strangers", yang dirilis sepuluh tahun silam (2008).

Namun jangan khawatir, alur film yang disutradarai Johannes Robert ini dibuat lain dengan sekuel terdahulu.

Memasang sederet bintang Hollywood, sebut saja Bailee Madison, Christina Hendricks, Martin Hederson, Emma Belomy, Lewis Pullman, dan masih banyak nama lainnya.

Sinopsis:

Perjalanan sebuah keluarga mengunjungi kerabat menjadi berbahaya ketika mereka sampai di taman rumah terpencil dengan suasana misterius dan sepi. Setelah listrik padam memutuskan tidur di truk trailler yang dipinjamnya.

Dalam kondisi gelap, muncul tiga psikopat bertopeng yang mencoba meneror. Membuat keluarga ini bertahan dan lolos dari bahaya.


Sebelum mendaftar, pastikan siap menulis ulasannya, dengan menyertakan label "NobarPreyatnight" dan "KomikNobar."

Catat harinya ya !

  • Nama Event: KOMiK Nobar "The Strangers : Prey at Night"
  • Hari/Tanggal: Kamis 15 Maret 2018
  • Pukul: 19.00 WIB
  • Lokasi: Cinemaxx Plaza Semanggi, Kawasan Granadha 5th Floor, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 10, Jakarta Selatan.
  • Kuota: 10 seats

Cara Pendaftaran: silakan kirim Nama, Alamat, Akun Kompasiana anda, No WA Aktif, dengan Subjek (Daftar Nobar The Stangers: Prey at Night) kirim ke email komik.kompasiana@gmail.com.

Sampai ketemu, Yuk Nobar Yuk Nulis!!

Admin Komik




Baca juga:
[2 Hari Lagi] Saatnya Ceriakan Kehangatan Keluarga di Hari Kasih Sayang
Cinta Tak Harus Memiliki, Refleksi untuk Penggemar Elang
Cadar dan Stigma Radikal yang Perlu Ditelaah Kembali

Melacak Taman Kota Malang yang Kini Hilang

$
0
0

papan petunjuk jalan Taman Ungaran Malang (dok.pribadi)Sebuah papan petunjuk jalan berdiri tegak di ujung jalan Taman Ungaran. papan ini lain dari papan nama jalan biasa. Ukurannya lebih besar tiga kali lipat. Selain itu, jika papan jalan biasa hanya berisi nama jalan, papan yang satu ini mempunyai penjelasan lengkap, "Dahoeloe Ungaran Park/Taman Oengaran, sekarang Jalan Ungaran/Taman Ungaran"

Nama Oengaran Park, atau Taman Oengaran adalah salah satu dari banyak taman Kota Malang yang dibangun pemerintah Kotapraja Malang era kolonial. Ketika mendapat status sebagai geemente/kota madya, pemerintah Kota Malang merasa perlunya pemekaran dan perluasan area kota dan pemukiman untuk menampung para imigran warga Belanda. Sebagai penasehat sekaligus arsitek penata kota, ditunjuklah Ir. Herman Thomas Karsten.

Antara tahun 1914-1929, Malang sudah mempunyai 8 tahap perencanaan kota yang pasti. Masing-masing tahapan tersebut dinamakan sebagai Bouwplan I s/d VIII. Tujuan utama dari perluasan ini adalah pengendalian bentuk kota akibat dari pertambahan penduduk serta kemajuan ekonomi yang sangat cepat.

Bouwplan merupakan konsep city garden, serta dimaksudkan sebagai respons pemerintah kota terhadap dinamika kehidupan sosial ekonomi dan pertumbuhan demografi kota yang terus meningkat, terutama kehadiran migran menetap dari kalangan orang Eropa. Sekitar tahun 1900 generasi baru berkebangsaan Belanda berimigrasi ke Hindia Belanda, dan berhasrat merubah kota menjadi mirip dengan kota asalnya di negeri Belanda.

Karena dirancang sebagai kota taman, maka tidak heran jika Karsten dalam merancang dan menata Kota Malang akhirnya membangun banyak taman kota. Ketika itu, ada dua penyebutan bentuk taman, yakni plein (bundaran) dan park (taman). Dukut Imam Widodo dalam buku Malang Tempo Doeloe (Bayumedia, 2006) menyebutkan, tidak kurang dari 11 taman yang berhasil dibangun pemerintah Kota Malang pada era kolonial. 

Yakni Coenplein, Stoollpark, Tjeremeeplein, Smeroepark (disebut juga Beatrixpark), Slametpark, Oengaranpark, Merbaboepark, Idjenplein, Gajamplein, Edward Soesmanpark, dan Bandaplein. Sementara dalam Straatnamenlijst Malang Nederlands 1940, Indonesisch 1995 yang ditulis van Schaik, terdapat 12 taman dengan satu penambahan yakni Wilisplein.

Taman-taman kota tersebut sebagian besar berada di kawasan Bergenbuurt, atau kawasan rumpun jalan gunung-gunung. Sedangkan sisanya berada di kawasan Eilandenbuurt (kawasan rumpun jalan pulau) dan kawasan rumpun jalan buah-buahan. Satu taman yang lain, yakni Coenplein merupakan ikon Kota Malang yang sekarang bernama Bundaran Tugu Balai Kota.

Dalam perkembangannya hingga sekarang ini, taman-taman Kota Malang banyak yang bertahan dan tetap terpelihara. Namun ada juga yang hilang dan berganti wujud menjadi perumahan atau sarana umum lainnya. Untuk mengetahui taman kota mana saja yang bertahan dan tetap ada serta mana yang hilang, kita bisa melihatnya melalui perbandingan peta topografi Kota Malang seperti berikut ini:

Peta dari Survey Directorate Head Quarters ALFSEA, dipublikasikan Januari 1946. Sumber: https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/view/item/816949

Pada peta diatas, terdapat 10 taman kota yang berada di kawasan Bergenbuurt yang sesuai penomoran adalah:

1. Smeroepark
2. Gajamplein (berada di kawasan rumpun jalan buah-buahan)
3. Slametpark
4. Merbaboepark
5. Oengaranpark
6. Tjermeplein
7. Boeringplein
8. Smeroeplein
9. Wilisplein
13. Idjenplein

Dengan membandingkannya pada peta satelite Google, kita akan tahu taman kota mana yang tetap bertahan, berubah fungsi, atau hilang sama sekali. Perubahan paling mencolok tentu saja terdapat pada keberadaan Smeroepark.

peta satelit Google, diakses 13-03-2018 (dok.pribadi)

Hilangnya Beatrixpark, taman Kota Malang yang indah

Pada pertengahan tahun 1920-an, seiring dengan semakin banyaknya penduduk Belanda yang datang dan kemudian menetap, pemerintah kota praja Malang merasa perlu untuk membangun lagi sebuah kolam renang di Smeroepark

Yang pertama dibangun di taman olahraga/stadion. Setelah dilengkapi fasilitas kolam renang dan pemandian, Smeroepark kemudian berganti nama menjadi Beatrixpark pada tahun 1938. Ketika Jepang menyerbu masuk dan menduduki kota Malang, nama Beatrixpark diganti menjadi Tanaka Park. Pada masa kemerdekaan Republik Indonesia taman ini berubah nama menjadi Taman Indrakila. 

Tepatnya pada tahun 1952 pemerintah Kota Malang berencana merubah Taman Indrakila menjadi sebuah taman hiburan dengan beberapa fasilitas penunjang. Sekitar awal tahun 1970-an, air yang berada di kolam taman ini mulai mengering dan tidak ada penjelasan sebab air di taman tersebut mengering hingga akhirnya sekitar akhir tahun 1970-an mulai digunakan sebagai tempat expo dan pameran.

Pada tahun 1982, sekelompok pecinta seni Kota Malang mengajukan proposal untuk menggunakan Taman Indrakila sebagai pusat kegiatan seni. Wali Kota Malang saat itu, Soegiyono akhirnya memberikan ijin penggunaan Taman Indrokilo untuk kegiatan pengembangan seni, budaya, dan kelompok pecinta seni Kota Malang tersebut kemudian membentuk Lembaga Kesenian Indrakila (LKI). 

Keberadaan Taman Indrakila akhirnya harus berakhir. Seiring dengan perkembangan kota, ada beberapa gedung atau tempat yang menurut pemerintah Kota Malang perlu dipertimbangkan untuk perombakannya. Salah satunya adalah taman Indrakila. 

Tempat ini menurut pemerintah dinilai sudah tidak menguntungkan dan tidak bermanfaat bagi masyarakat. Dan rencananya akan di ruislag (tukar bangun) menjadi komplek perumahan dengan kompensasinya adalah dibangunnya beberapa tempat (taman) di Malang.

Era Wali Kota Soesamto memang sedang gencar-gencarnya membangun perumahan di beberapa kawasan Kota Malang. Perubahan Taman Indrakila menjadi sebuah perumahan setidaknya membawa dampak bagi kota Malang seperti dampak ekonomi, dampak ekologi dan dampak sosial baik bagi pemerintah maupun masyarakat. Sekarang, bekas lahan Smeroepark, atau taman Indrakila berubah menjadi komplek perumahan Wilis Indah yang berada tepat di belakang Museum Brawijaya.

Jika Smeroepark menghilang, taman kota lainnya di kawasan Bergenbuurt masih tetap bertahan. Bahkan cenderung semakin cantik. Merbaboepark misalnya, sekarang berubah menjadi Merbabu Family Park dan Hutan Kota Malabar.

Begitu juga dengan Slametpark yang menjadi Taman Slamet dan sering dijadikan tempat acara keluarga. Sementara Tjermeplein, saat ini menjadi taman Tjerme yang berbentuk labirin hasil kreasi Hotel Shalimar Boutique yang berada tepat di seberangnya.

Beberapa bundaran yang lain (plein) berada dijalan Besar Ijen dan berfungsi sebagai bundaran taman yang menghubungkan persilangan jalan. Idjenplein menjadi Simpang Balapan, Boeringplein menjadi Idjen Boulevard dengan monumen Pahlawan TRIP dan Smeroeplein menjadi bundaran Semeru dengan monumen Melati. Gajamplein, Wilisplein dan Oengaran Park masih tetap bertahan sebagai taman kecil penghias komplek perumahan.

Misteri Stollpark, taman Kota Malang yang hilang

Beralih ke kawasan selatan, disana terdapat tiga nama taman, seperti yang ditunjukkan pada peta di bawah ini:

Peta dari Survey Directorate Head Quarters ALFSEA, dipublikasikan Januari 1946. Sumber: https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/view/item/816949

Stollpark (nomor 10), seperti tampak pada gambar peta di atas, berada di tepat di sisi Tonganstraat. Kawasan Talun, Tongan dan Sawahan ini di era kolonial adalah kawasan pemukiman orang Eropa. Kemudian kita lihat perbandingannya pada peta satelit Google. Tongan Straat berganti nama menjadi Jalan Ade Irma Suryani, sementara lokasi yang di peta kolonial menandakan Stollpark, pada peta satelit Google bercitrakan atap-atap sebuah bangunan.

peta satelit Google, diakses pada 13-03-2018 (dok.pribadi)

Beberapa literatur sejarah kota Malang yang ditulis sejarawan Indonesia mengidentifikasi Stollpark sebagai salah satu dari taman-taman kota yang dibangun pemerintah Gemeente Malang. Dalam daftar nama jalan beserta perubahannya, van Schaik tidak menyebutkan nama apa yang menggantikan Stollpark dan juga tidak menjelaskan Stollpark itu taman atau bukan. Sementara Dukut Imam Widodo dkk juga kesulitan mengidentifikasi dimana tepatnya Stollpark berada dan kemudian berubah menjadi apa.

Jika melihat situasi terkini di lapangan, yang dulunya berpenanda Stollpark sudah berubah menjadi pertokoan. Sementara di bagian dalamnya adalah komplek perumahan. Dari jalan Ade Irma Suryani (bagian barat), di sisi selatan jalan ada 2 jalan kecil (gang). 

Pertama adalah Jalan Ade Irma Suryani gang 3. Dan yang kedua, lebih dekat pada lokasi penanda Stollpark adalah jalan Ade Irma Suryani Gang Dalam. Jika masuk ke dalamnya, yang ada di situ adalah rumah-rumah dalam satu komplek dan jalannya juga buntu.

Fakta ini membuat saya ragu jika Stollpark dulunya adalah taman kota sebagaimana yang diidentifikasi beberapa sejarawan. Selain itu, secara toponimi, nama Stollpark tidak cocok dengan lingkungan sekitarnya. 

Tongan, Talun, dan Sawahan adalah nama-nama kampung yang sudah ada sebelum pemerintah kota praja Malang membuat perluasan kota. Nama sebuah taman biasanya mengacu pada nama jalan di dekatnya, atau sesuai dengan konsep Thomas Karsten, biasanya harus terletak pada satu rumpun. Atau jika diberi nama seseorang, nama itu haruslah nama tokoh yang berjasa dan terkenal. Sebagaimana Beatrixpark yang mengambil nama putri Belanda.

Tak hanya itu, nama Stollpark juga muncul dalam beberapa iklan di surat kabar seperti De Indische Courant. Isinya tentang rumah disewakan dengan alamat Stollpark, atau Tonganstraat yang ada keterangan tambahan "masuk ke Stollpark".

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, saya menduga Stollpark bukanlah sebuah taman kota Malang. Jika mengacu pada kondisi terkini, di dalam jalan masuk Ade Irma Suryani Gang Dalam ada beberapa rumah yang saling berdekatan dan membentuk sebuah komplek tersendiri. Tidak tampak adanya bekas-bekas sebuah taman kota. Dan lagipula jalan itu buntu. Bisa jadi Stollpark adalah nama yang dulu dipakai untuk menyebut komplek perumahan tersebut. Dan entah dengan alasan apa diberi nama Stollpark.

Edward Soesmanpark, nama taman kota yang aneh

peta satelit Google, diakses pada 13-03-2018 (dok.pribadi)Seperti halnya Stollpark, nama Edward Soesmanpark (nomor 11 pada peta Gemeente) adalah sebuah anomali. Edward Soesmanpark berada di kawasan Eilandenbuurg (rumpun jalan pulau) yang menurut kaidah penamaan jalan semestinya harus mengacu pada nama jalan/kawasan terdekat. 

Nama ini memang diperuntukkan bagi sebuah taman, yang jika melihat peta satelit Google terkini, sekarang berubah menjadi jalan Taman Riau. Fakta ini juga sekaligus mengoreksi beberapa literatur sejarah yang menyebut Edward Soesmanpark berganti nama menjadi Jalan Tanimbar. 

Seharusnya, yang berganti nama menjadi Jalan Tanimbar adalah De Ridderweg. Sementara itu Bandaplein (nomor 12) masih bertahan sebagai bundaran jalan yang berada diantara jalan Banda dan jalan Obi.

Banyaknya taman dan bundaran jalan di kota Malang saat era kolonial membuat kota ini menjadi destinasi favorit para imigran Belanda. Bulletin Tourism Netherland India(1932: 5) dalam tesis Ismain bahkan memberitakan:

There has been a decided tendency in the past few years for government officials and other persons who have spents the better past of the working lives ini Netherlands India to settle in Java so that they may spend their declining years amid the peaceful scenes more familiar to them reather than amid the rush and turmoil of modern Europe. Malang has proved unusually attractive to this class of resident, the number of Europeans who have chosen this town or its environs as their permanent residence is surprising.

(Ternyata ada suatu kebiasaan saat itu bagi pegawai-pegawai pemerintahan dan pegawai-pegawai lain, yang telah menghabiskan kehidupan kerja mereka dengan baik di Hindia Belanda, untuk tinggal di Jawa, sehingga mereka bisa menghabiskan masa-masa tua mereka lebih baik di tengah-tengah suasana yang tenang, daripada kehidupan modern Eropa yang serba cepat dan banyak gangguan. Malang menjadi salah satu kota yang menjadi tempat tinggal orang Eropa, dan ini dibuktikan dengan banyaknya orang Eropa yang secara mengejutkan memilih kota ini sebagai tempat tinggal permanen mereka).

Hingga kemudian muncullah julukan Holland Tropische Stad atau Kota Tropis Belanda sebagai identitas Kota Malang.

 Referensi:

  • Arthur van Schaik. 1996. Straatnamenlijst Malang Nederlands 1940 - Indonesisch 1995 in MALANG Beeld van een stad. Purmerend Asia Maior.
  • Dukut Imam Widodo, Agus Irawan Tedjoleksono. 2006. Nama-nama Jalan Tempo Doeloe.Dalam Malang Tempo Doeloe Jilid Satoe. Malang: Bayu Media Publishing.
  • Fara Karlina. 2011. Dari Beatrix Park-Taman Indrakila (Studi Taman Kota di Malang 1931-1990). Skripsi Jurusan Sejarah Universitas Malang.
  • 1996. Perkembangan Kota Malang Pada Zaman Kolonial (1914-1940). Jurnal Dimensi 22 September 1996.
  • Kasimanuddin Ismain. Klarifikasi Nilai Pendidikan Sejarah Festival Malang Tempo Doeloe Untuk Menumbuhkan Identitas Kolektif. Tesis Pascasarjana Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.
  • Purnawan Basundoro. 2009. Dua Kota Tiga Jaman: Surabaya dan Malang sejak Kolonial sampai Kemerdekaan.Yogyakarta: Penerbit Ombak.
  • https://areklki.wordpress.com
  • https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/view/item/816949
  • De Indische courant 02-10-1926



Baca juga:
Tips dan Trik Menulis di Kompasiana via Mobile
Dari Penyadap hingga Tuak Pahit yang Fenomenal
Pesona Rate Nggaro yang Menakjubkan di Siang Hari

Siapa Berani Uji Nyali Menikmati Kulit, Daging, sampai Biji Buah Cempedak?

$
0
0

Buah Cempedak I almendah.com

Maka nikmat mana lagi yang kau dustakan, Bro? Ahh.. maaf ungkapan itu bisa saja meluncur spontan, selepas kalian menyantap sajian olahan buah khas Kalimantan ini. Ya sebagai rasa syukur kita akan apa yang berikan Tuhan YME kepada kita.

"Fabiayyi 'aalaa'i Rabbikumaa Tukadzdzibaan"

Jika sekarang kalian ada di Kota Samarinda, dan bertemu saya. Kita benar benar akan melihat surga yang banyak orang cari. Apalagi kalau bukan surga buah cempedak bisa menggoda ketika kita selama berada di dalam perjalanan di kota ini.

Sekilas bentuk buah ini hanya menyerupai buah nangka. Namun lebih kecil sedikit, berbentuk bulat panjang. Harumnya yang khas, seperti khas durian yang menandakan buahnya mulai masak dan siap disantap.

Apa sih nikmatnya buah ini? Secara umum sama dengan kebanyakan buah lokal. Namun pada buah cempedak, kita bisa menikmati seluruh buahnya untuk diolah, mulai dari daging buahnya, kulitnya sampai biji-bijinya. Tanpa sisa! Berani?

Ya, tentu ada berapa tahap untuk mengolah ketiga elemen buah ini menjadi sajian yang menarik dan leezat tentunya. Sebagai camilan dan juga santapan kriuk, pas makan siang dan makan malam.

Eh, tapi jika tidak mau repot mengolahnya, hasil olahan buah cempedak, bisa juga kita temukan dan kita beli di pinggir jalan. Biasanya pedagang buah yang menjaja buahnya, telah menyiapkan paket 2 in 1 dalam bentuk olahan dari daging buah dan kulitnya yang menggoda itu selain buahnya sendiri.

Nah baiklah, kebetulan saya membeli beberapa buah cempedak untuk dibawa pulang. Dan mencoba mengolahnya sendiri di rumah. Dengan begitu akan membuktikan jika dari tangan siapa saja, sajian kuliner berbahan buah cempedak akan terasa nikmat dan berkesan. Karena memang mengolahnya mudah. Itu resep utamanya, catet!

Nah, mari kita mulai dengan membuka buahnya perlahan dengan membelahnya menjadi dua bagian dengan pisau tajam. Daging-daging buahnya akan berbentuk bola dan membungkus biji-bijinya yang berukuran sebesar kelereng.

Daging buah yang masak akan mengeluarkan aroma dahsyat yang kelaur dari bola-bola berwarna kuning nan lembek tadi. yang menggantung dan menempel pada serat batang di tengah buahnya.

Jika tak sabaran untuk menikmatinya, bisa langsung saja melahap daging buahnya yang berbentuk bola-bola ke mulut kita. Rasa manisnya awet basah di lidah, sepertinya tak jua menghilang di lidah kita, meski buahnya telah jatuh ke dalam lambung kita.

Nah ayuk kita mulai mengolah buahnya dulu
Ingat, olahan dari bahan daging cempedak ini kita sebut "sanggar cempedak". Kalau bingung membayangkannya ya ingat saja dengan pisang goreng. Karena bahan dan cara yang digunakan sama saja seperti membuat pisang goreng. Cuman tinggal ganti saja pisang dengan daging cempedaknya itu.

Daging Cempedak. almendah.com

Pertama, kita siapin 3-6 sendok makan tepung, 4 sendok gula makan, minyak goreng secukupnya. Dan tak lupa 1 buah cempedak, ambil isinya dan pisahkan buah dengan biji-bijinya.

Buatnya gampang, siapkan wadah campuran tepung terigu dan masukkan buah cempedak lalu beri air secukupnya hingga menjadi adonan. Setelah itu goreng dengan minyak goreng panas, adonan yang dimasukkan bisa seukuran genggaman tangan. Membentuknya bisa menggunakan tangan atau sendok besar. Setelah matang, tiriskan, dan siap dinikmati selagi panas.

sanggar cepedak I dokpri

Rasanya super manis yang berasal dari daging cempedaknya. Makanya, manisnya dari buahnya sudah cukup mewakili, sehingga jika tidak ingin dobel manisnya. Adonan yang melumurinya tidak perlu diberi gula lagi. Terlebih disajikan dengan teh hangat, pasti pas!

Lalu mengolah bijinya
Biji cempedak yang dipisahin tadi jangan dibuang! Dicuci aja, lalu masukkan dalam suatu wadah, kita akan mengolahnya dengan mencampurkan sedikit vetsin. Setelah dicuci bersih, dan diberi vetsin tadi biji cempedak bisa langsung digoreng dengan minyak goreng panas.

Setelah berwarna kecoklatan, angkat tiriskan. Kemudaian bisa dipotong dadu atau sesuai selera dan bisa kita topping vetsin atau garam secukupnya biar gurih. Kalau orang dulu, hanya menggunakan garam untuk menikmati biji cempedak yang telah digoreng ini.

Olahan Biji Cempedak I Dokpri

Rasanya ya enak kenyal gitu. Lebih pas disantap pas panas, sambil main gaplek bareng teman atau nonton bola. Hehe.. iya terserah saja dalam semua suasana, sajian ini bisa menghangatkan.

Lalu bagaimana mengolah mandai-nya?

Tibalah kita mengolah kulit cempedak itu menjadi mandai. Inilah yang utama dan ditunggu pemirsah di rumah!

Pertama, kulit cempedak yang telah terpisah dari daging buahnya kita kupas tipis dari bagian yang keras. Lalu dipotong menurut selera, kurang lebih ya selebar 2-3 jari-lah. Jangan lupa cuci bersih, potongan tadi kita masukkan kedalam toples kaca dengan ukuran sesuai selera saja.

Kolase Pembuatan Mandai. Dari berbagai sumber

Lalu toples tadi masukkan air hangat sampai ke permukaan toples, untuk ukuran satu buah cempedak masukkan garam kasar sekitar 4 sendok makan. Lalu tutup, dan biarkan sampai 4-5 harian lah..

Setelah itu, toples dibuka, akan terlihat buih dipermukaannya. Itu adalah wujud getah kulit cempedak. Jangan khawatir, cuci dan bersihkan saja kulit cempedak yang kita sebut mandai tadi.

Mandai kemudian bisa digoreng, dengan menggunakan bumbu bawang merah dan bawang putih yang telah diulek halus dan ditaburi dengan tepung terigu. Biar Kriuk ketika garing digoreng.Mandai Yang siap Untuk Digoreng I Dokpri

Proses Penggorengan Mandai I Dokpri

Penyajiannya lebih simpel lagi, menggunakan nasi hangat, dan mandainya dikorek-korek dengan sambalnya. Pas dinikmati di musim penghujan saat ini. Jangan lupa menyiapkan stok nasi yang agak berlebih, takut nasinya bakal tidak cukup. Mandai terasa kenyal terasa di lidah. Dan tentunya mengenyangkan, kak! Jika lebih sip bisa ditambah sayur sop, sebagi pelarut kuahnya.

Yuk Makan Apa Adanya Dengan Mandai I Dokumentasi Pribadi

Mandai yang terbuat dari kulit cempedak paling enak digoreng kering-kering. Disajikan dengan sambal jeruk atau sambal kecap. Mandai serasa seperti daging aseli eh. Panganan tradisonal urang banjar yang tetep eksis di Samarinda sudah pasti bercap aman nan halal deh.

Mau coba uji nyalimu? Sinih saya tunggu!




Baca juga:
Dilema Investasi dan Bau Busuk Pabrik Tapioka di Sungailiat, Bangka
Tips dan Trik Menulis di Kompasiana via Mobile
Dari Penyadap hingga Tuak Pahit yang Fenomenal

Deklarasikan Diri sebagai Cawapres, Cak Imin Tunggu Pinangan Capres

$
0
0

Deklarasi Cak Imin sebagai Cawapres 2019 yang dilakukan Relawan dan Sahabat Cak Imin di Samarinda (TRIBUN KALTIM/ANJAS PRATAMA)

Ada sosok menarik di antara politisi kita saat ini. Di saat para pimpinan parpol tampak seperti pungguk merindukan bulan, menunggu kapan dirinya dipinang Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi pendampingnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, malah dengan penuh percaya diri mendeklarasikan dirinya menjadi cawapres yang belum diketahui kepada siapa capres yang dimaksudnya.

Hampir tak pernah ada deklarasi cawapres tetapi belum ada pasangannya, kecuali deklarasi capres yang tinggal menunggu pasangannya. Upaya Cak Imin ini sebenarnya unik, karena mungkin baru pertama kali dalam sejarah kepolitikan Indonesia, ada salah satu pimpinan parpol yang mendeklarasikan dirinya sebagai cawapres, bukan capres.

Jika yang diharapkan Cak Imin agar Jokowi kelak memilih dirinya sebagai cawapres, sepertinya PKB mem-fait accompli parpol pendukung Jokowi agar mereka juga mempertimbangkan Cak Imin untuk menjadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019. Menarik memang, karena Cak Imin sepertinya merasa kedekatan Jokowi dengan ormas NU, akan lebih mempertimbangkan calon pendampingnya juga dari kalangan NU, dan PKB adalah satu-satunya parpol yang representatif bagi warga nahdliyyin. Tidak hanya itu, Cak Imin juga mengingatkan Jokowi agar tak salah memilih cawapres, karena jika salah, dirinya bisa kalah, sebagaimana pernyataannya di acara Mata Najwa (14/03/2018).

Tidak ada yang salah sebenarnya dengan ekspektasi Cak Imin bisa menjadi pendamping Jokowi nanti, hanya saja kesan terburu-buru dan prinsip jangan sampai kesalip orang lain, tentunya menjadi dasar pertimbangan dirinya. Bukan tidak mungkin, perjalanan Jokowi ke Pondok Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa Barat beberapa waktu yang lalu, dan tampak akrab dengan Ketua Umum PPP M Romahurmuziy, juga memiliki kesan politis sendiri bagi Cak Imin. Romi ---panggilan akrab Romahurmuziy--- juga adalah kader NU dan sepertinya terus melakukan pendekatan kepada Jokowi agar dirinya juga berkesempatan dilirik Jokowi mendampinginya di Pilpres 2019 mendatang.

Saya kira, kedekatan Jokowi dengan kalangan NU melalui kunjungannya yang begitu intensif ke pesantren-pesantren, tampak menjadi ajang "rebutan" para kader NU untuk menyodorkan diri mereka sebagai sosok yang paling pantas menjadi pendamping Jokowi. NU tampaknya memang sedang di atas angin di era pemerintahan Jokowi saat ini, bahkan tampak mencolok dibandingkan cara perlakuan pemerintahan Jokowi dibanding kepada ormas Islam lainnya.

Para santri yang berasal dari pesantren, seperti terus diistimewakan, bahkan diberi kesempatan khusus dalam banyak hal di luar identitas kesantriannya yang mempelajari keagamaan Islam. Baru-baru ini, Kementerian Perhubungan membuka beasiswa bagi para santri untuk menjadi calon penerbang (pilot) sebagai apresiasi pemerintahan Jokowi terhadap dunia pesantren.

Saya menilai, NU dan pesantren tampaknya semakin lekat dengan dunia politik, bahkan politik dalam tataran praksis, di mana para santri semakin digiring untuk menduduki atau mempromosikan dirinya dalam jabatan-jabatan struktural yang bersifat politis. 

Sulit untuk tidak mengatakan, bahwa kunjungan-kunjungan resmi kenegaraan yang dilakukan Jokowi ke daerah-daerah di seluruh pelosok negeri, tak luput dari persinggahannya dengan mengunjungi berbagai pesantren. "Setiap ke daerah, saya selalu berkunjung ke pesantren, entah satu, dua, atau tiga, untuk melihat langsung problem-problem yang sering disampaikan para pemimpin pondok pesantren, para kiai" demikian kutipan pernyataan Jokowi yang ditulis dalam laman Koran Tempo, 12/03/2018.

Keinginan Cak Imin agar menjadi calon pendamping Jokowi, saya kira, juga terkait dengan kenyataan bahwa Jokowi sedang melakukan penjaringan kandidat cawapres yang berasal dari luar kader parpol. Banyak kader nonparpol yang berasal dari dunia pesantren---dan tentu saja warga NU---yang kemungkinan besar akan dilirik Jokowi untuk menjadi pendampingnya di Pilpres mendatang. 

Lagi-lagi, Jokowi pasti akan mempertimbangkan banyak hal, terutama dipastikan akan menggandeng kalangan Islam moderat untuk menjadi cawapresnya, meskipun kandidat yang dipilihnya adalah berasal dari luar parpol pengusung. Tidak menutup kemungkinan, kunjungan Jokowi ke pesantren-pesantren NU, bertemu para kiai dan berdialog soal masalah-masalah kebangsaan, merupakan salah satu penjajakan dirinya mengetahui sejauh mana dukungan dunia pesantren terhadap pencalonannya kelak.

Sudah menjadi suatu tradisi di NU, di mana setiap kadernya yang akan maju menjadi kandidat dalam suatu kontestasi politik, akan terlebih dahulu meminta pertimbangan para kiai. Namun, dalam deklarasinya sebagai cawapres, Cak Imin nampaknya tak perlu berlama-lama menunggu restu para kiai NU, karena pada akhirnya Jokowi-lah yang nanti akan meminta restu para kiai NU dan Cak Imin sudah secara otomatis akan "direstui". Cak Imin seakan sedang menganut filosofi Dilan yang diubah maknanya, "Jangan jadi presiden, presiden itu berat, kamu gak akan kuat", tentu saja sulit bagi Cak Imin untuk langsung mendeklarasikan dirinya sebagai capres dengan tentu saja banyak pertimbangan politik---termasuk prsentase presidential treshold yang tidak memenuhi syarat---sehingga cawapres tampaknya secara kalkulasi politik, tampak lebih masuk akal.

Sebagai warga NU, Cak Imin juga tampaknya percaya dengan kaidah ushul fiqh yang sedemikian terkenal dalam budaya politik NU, "ma laa yudraku kulluhu laa yutraku kulluhu" (jika tidak bisa meraih semuanya, jangan tinggalkan semuanya). Dengan konsep ini, Cak Imin tak ingin melepaskan begitu saja kesempatan untuk meraih kekuasaan politik lebih besar, apalagi Jokowi dipandang sebagai sosok yang memiliki kedekatan dengan kalangan NU dan juga pesantren.

Tentu saja, NU tak mungkin meraih semuanya untuk bisa menjadi presiden, tetapi minimal dapat memperoleh sebagiannya (menjadi cawapres), mengingat elektabilitas Jokowi di antara kandidat capres lainnya tampak lebih moncer. Melakukan pendeklarasian lebih dulu adalah langkah taktis Cak Imin untuk meyakinkan pihak lain, bahwa yang paling siap menjadi cawapres adalah dirinya.

Jokowi memang sudah seharusnya tidak salah dalam memilih siapa kandidat cawapresnya nanti, karena salah memilih bisa dipastikan kekalahan telak bagi Jokowi. Dalam hal ini, saya percaya dengan pernyataan Cak Imin yang juga seakan mem-fait accompli Jokowi dalam soal penentuan siapa yang bakal menjadi pendamping dirinya kelak agar jangan salah pilih, karena kesalahan bisa jadi kekalahan. 

Saya kira, setelah pendeklarasian Cak Imin sebagai cawapres, bisa saja kemungkinan akan ada kandidat lain yang segera menyusul, entah mendeklarasikan sebagai cawapres atau bahkan juga capres. Pilpres 2019 memang semakin menarik, terutama banyak kandidat alternatif yang mencoba menawarkan dirinya sebagai calon pemimpin masa depan di luar dua kandidat yang telah lebih dahulu populer: Jokowi dan Prabowo.

Bangsa ini tentu saja merindukan pemimpin yang dapat mengambil simpati rakyat, berjuang bersama rakyat dan mengangkat kesejahteraan mereka. Bukan sekadar tokoh politik yang mementingkan kelompok dan golongannya apalagi hanya melampiaskan ambisi kekuasaannya di tengah maraknya kecenderungan ke arah pragmatisme.




Baca juga:
Angkutan Ternak yang Mendukung Aspek Kesejahteraan Satwa Perlu Dilanjutkan
Dilema Investasi dan Bau Busuk Pabrik Tapioka di Sungailiat, Bangka
Tips dan Trik Menulis di Kompasiana via Mobile
Viewing all 10549 articles
Browse latest View live