Quantcast
Channel: Beyond Blogging - Kompasiana.com
Viewing all 10549 articles
Browse latest View live

Seorang Tokoh yang Menangis Ketika Ia Tertidur

$
0
0

ilustrasi. (Siarhei Mikhaliuk - @kulturtava)

Pada dini hari yang bising oleh lalu lintas perkotaan, Tala terbangun dari tidurnya. Seperti biasa, ia menguap, mengusap-usap matanya yang masih lengket, menyisir alakadar rambutnya dengan jari jemari. Ia kemudian berdiri, berjalan beberapa langkah dari ranjangnya. Alamak!ia terkejut bukan main bahwa kakinya tidak menapak di lantai. Tubuhnya tidak terasa berat lagi seperti pertama ia merebahkan tubuh di ranjang itu; setelah bekerja di kantor seharian. Ia menatap tubuhnya yang masih terbaring pulas di ranjang. 

Ditatapnya dirinya sendiri. Ia menggaruk-garuk kepala, tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Seketika ia bisa terbang ke tepi jendela kamarnya, membuka gorden, dan menatap ke jalan raya. Menjulang gedung-gedung tinggi, pabrik industri, dan kepulan asap yang biasanya terlihat jelas apabila hari belum berjumpa dengan malam. Beberapa tetes air sisa penghujan menghalangi telisiknya ke arah cahaya-cahaya yang bergerak secara akrobatik di sana. Seketika suara klakson, mesin, embusan angin, menjadi semakin menurun, semakin menghilang, lenyap, senyap. Tidak ada suara lagi. Ia menoleh kembali ke tubuhnya. Mengernyitkan dahi, memejamkan mata, ada apa ini?ia benar-benar tidak menemukan jawaban. 

Tik tok jam dinding masih berbunyi, tidak diredam entah oleh apa atau siapa seperti suara lainnya. Ditatapnya kedua telapak tangannya---hampir mirip asap. Ia pernah mendengarkan ucapan kakeknya perkara jin dan manusia dahulu, bahwa jin terbentuk dari unsur api dan udara, itu sebabnya jin bisa pergi ke mana pun tanpa terbatas ruang dan waktu. Sedangkan manusia, selain terbentuk oleh unsur api dan udara, ternyata didominasi oleh unsur air dan tanah, itu sebabnya manusia lebih lambat dalam bergerak -- jika dibandingkan dengan jin. Ketika teringat itu, Tala semakin diselimuti kebingungan. Apakah aku jin? Apakah aku sudah mati? Tidak mungkin. Masih banyak yang harus aku kerjakan, masih banyak rahasia yang harus aku utarakan.

Udara di kamar itu seketika menjadi sejuk. Ada kepulan asap tipis yang menyelinap ke celah jendela dan lubang ventilasi. Ternyata ini bukan asap, ini kabut.Tapi sejak kapan di kota semenjengkelkan ini ada kabut?Tala kemudian mencoba mengonfirmasi keraguannya sendiri, tentang masalah jin dan manusia itu. Ia mencoba menembus jendela yang semula menjadi penghalang antara dirinya dan rimba beton itu. Wusss...!ia ternyata benar-benar bisa menembusnya. "Cacing! Ternyata aku sudah menjadi jin!" ia sesenggukan, menyesali sesuatu yang telah disimpulkannya sendiri. 

Tubuhnya yang sudah terbiasa berjibaku dengan suhu tinggi, kini bergetar mencoba beradaptasi dengan nuansa sejuk yang benar-benar asing bagi kulitnya, tapi bukankah aku sudah menjadi jin?seketika ia terpental beberapa jauh. Seseorang mendekatinya. Husss! Jangan sembarangan!Tala benar-benar jengkel meski ia tak merasa sakit sedikit pun. Ditiliknya orang atau roh yang menghantamnya tadi. Janggut panjang putih, halis tebal putih, kumis yang jarang, mata sayu tapi tajam, suara parau tapi berkarisma. Apakah itu engkau, Kakek?

"Kakek, apa aku sudah mati?"

"Kau sudah mati sejak lama, Tala."

"Kenapa demikian?"

"Kau lebih tahu jawabannya."

Kemudian Kakek Tala menunjuk ke gedung-gedung yang berkilauan di malam gelap itu. Seketika ruang tempat mereka bertemu menjadi hampa udara. Tala sesenggukan menahan pengap. Tangannya meronta-ronta, seraya berisyarat udara ....Setelah Kakek Tala menjentikkan jari, angin berembus kembali. Tala menarik napas sepanjang-panjangnya, mengembusnya ke langit, mengulanginya beberapa kali. Gedung-gedung itu seketika meranggas mulai dari atas. Menjadi hijau, meski gelap. Seperti daun yang berguguran, tapi justru yang gugur kali ini adalah keguguran itu sendiri, dan meninggalkan dedaunan, yang teramat rimbun. 

Semuanya mengelupas seperti sobekan-sobekan kertas yang semula menutup gedung, kemudian diterbangkan oleh angin. Wusss ...! Yang berada di balik sobekan-sobekan kertas yang beterbangan itu adalah pepohonan. Sepanjang pemandangan berubah menjadi pohon, menjadi hutan. Tala hanya melongo melihat keanehan semacam ini. Ia benar-benar tidak mengerti bagaimana ini bisa terjadi. Mula-mula ia yang berpisah dengan tubuhnya, kemudian bertemu kakeknya yang sudah berpuluh tahun yang lalu meninggal dunia, dan gemerlap kota yang tiba-tiba menjadi hutan belantara.

"Di sana," Kakek Tala menunjuk ke padang rumput terbuka, di sebelah utara belantara hutan yang begitu rapat.

Kakek Tala menunduk, menutup matanya, seperti menahan tangis, "di sana dulu kau berjanji pada kakek." kemudian berkata, "jangan pernah menjanjikan apa pun yang tidak bisa kau penuhi!"

Mendengar ucapan Kakek Tala yang menggema dan memangku getar kekecewaan yang teramat menggelegar, pikiran Tala mengawang ke masa kecilnya, masa ketika ia dengan sepenuh hati menyirami pot bunga dan menanam beberapa potongan pohon singkong bersama kakeknya. Di sana ia menuturkan janjinya kepada kakeknya untuk senantiasa menanam dan memelihara pohon, memelihara hutan.

Ketika Tala membuka matanya, Kakek Tala sudah pergi entah ke mana. Tala meneteskan air mata, menangis sekuat tenaga. Ketika ia sedang hanyut dalam kubangan kesedihan, juga penyesalan, tiba-tiba suara dentuman besar menyita perhatian Tala. Suara itu dari sana, dari hutan itu. Dilihatnya sebuah pohon kiara besar telah tumbang. Suara gergaji mesin bermunculan dari semua penjuru. Gergaji mesin itu dibawa oleh orang-orang berotot dan mengenakan topeng seperti karung goni yang dibolongi bagian mata, hidung, dan mulutnya. 

Suara tawa seorang lelaki berembus dari ujung hutan itu, segaris lurus dengan tempat Tala terbang. Seorang pria parlente, dengan jas dan kacamata hitamnya, menunjuk ke setiap pohon yang berdiri dan diikuti oleh orang-orang bertopeng yang membawa gergaji mesin itu, digerjajinya setiap pohon yang ditunjuk oleh pria parlente itu, satu-satu sampai kemudian habis. Semuanya tumbang. 

Tala hanya diam terpaku, tak bisa berbuat apa-apa. Pria parlente itu menyisir tiap petak hutan, mencari pohon yang masih berdiri. Ia tidak menemukan pohon lagi. Lantas ia menatap Tala dengan mata yang merah, mata yang serakah, mata setan, seraya menunjuk tepat pada Tala. Orang-orang bertopeng yang semula sibuk mencari pohon yang masih berdiri, serempak menatap ke arah Tala, dan berlari mendekati Tala. 

Mereka berteriak-teriak, Tumbangkan! Tumbangkan! Tumbangkan! Hahaha!Tala dihinggapi ketakutan, ia terbang mundur, berusaha masuk kembali ke kamarnya. Namun sayang, usahanya tidak semulus ketika pertama kali berusaha menembus jendela kamarnya itu. Ia menoleh, tidak menemukan jendela kamarnya, hanya berdiri satu pohon besar di belakangnya, dan pohon itu menangis tersedu sedan. Ada apa, Pohon? Ada apa?tiba-tiba deru gergaji mesin dan tawa yang mengerikan semakin mendekat, Tala menoleh, orang-orang bertopeng itu tinggal dua langkah saja jaraknya. Gergaji mesin itu menebas leher Tala. Orang-orang bertopeng itu tertawa, disusul tawa yang lebih keras dan mengerikan pria parlente itu, hahahahaha!

Alarm berbunyi sangat bising. Tala terkejut bukan main. Ia bangun dari ranjang. Menampar-nampar pipinya dan mengaduh kesakitan. Ia masih tidak percaya bahwa ia jin, juga tidak sepenuhnya percaya bahwa ia manusia---yang artinya kejadian itu masih abu-abu di ingatannya, antara fiktif dan fakta. Ia tidak terlalu peduli. Tangannya bergetar hebat, keringatnya membanjiri pelipis dan sebagian besar torsonya. Getar apa ini? Ia langsung bergegas mencari telepon selulernya, menghubungi seseorang.

"Halo .... Royan? Proyek itu segera batalkan!"


Candrika Adhiyasa

Tasikmalaya, 15 April 2018




Baca juga:
Pengalaman Diajar Dosen Asing dan Tantangan Mereka di Indonesia
Setelah Rejuvenasi, Inilah Daftar Kegiatan Kompasiana di Tahun 2018
Konteks "Pekerjaan" Selaku Brand Ambassador

Sertifikat Tanah untuk Rumah Ibadah, Penting atau Tidak?

$
0
0

ilustrasi (sumber: kompas.com)

Sertifikat tanah untuk rumah ibadah, penting atau tidak? Ini jelas bukan soal pendirian rumah ibadah, atau polemik soal agama, justru keadaan yang bisa runyam oleh umat beragama sendiri. Keberadaan rumah ibadah, khususnya di kampung-kampung, yang berasal dari pemberian warga, umat, jemaat, atau bantuan milik pribadi yang kemudian berkembang dipakai untuk umum, jamak terjadi. Sekali lagi, bukan soal agama. Kaitan dengan hukum, bukan juga soal kibul mengibul sertifikat, jika mau reseh dengan dua tema yang mau dipaksakan itu, tidak perlu, bosan.

Kisah otentik satunya baru banget, satunya berkaitan juga dengan kisah lain yang senada, sudah lebih dari satu dekade lalu.  Soal keberadaan rumah ibadah yang menjadi dan potensi menjadi masalah. Tanpa perlu menyebut ruah ibadah apa daripada menjadi bias dan sensi.

Kisah satu, seorang bapak memiliki sebidang tanah yang dibangun untuk rumah beliau, rumah ibadah di tengah, dan rumah sang putera di sisi lain. Jadi dua rumah dan satu rumah ibadah ini dalam sebidang tanah. Karena mendengar di darah lain, ada keturunan yang menggugat untuk membayar tanah yang dipakai untuk tempat ibadah, bapak ini berinisiatif membuat sertifikat untuk rumahnya, rumah puteranya, dan rumah ibadah tersebut.

Bapak itu mengatakan kepada saya, "Iya, Mas sekarang, saya yakin anak, atau cucu saya tidak akan nguthik-uthik itu, lha nanti, cicit dan seterusnya, siapa yang tahu."Demikian kesadarannya jauh kemudian tahun, bisa malah puluhan tahun, ketika beliau sudah meninggal. Anak dan cucu sangat kecil kemungkinan untuk menggugat, namun keturunan selanjutnya belum tentu.

Kisah kedua, dekat rumah, cucu yang memberikan tanah untuk rumah ibadah menuntut untuk dibayar. Memang harga tidak semahal harga pasaran sekitarnya, namun menjadi aneh dan lucu ketika jemaah harus iuran untuk membeli tanah yang puluhan tahun telah menjadi rumah iadah tersebut. Si cucu ini pun ikut juga memakai rumah ibdah tersebut. Ternyata beberapa tempat sudah ada hal yang sama. Minta bayar tanah yang dulu oleh nenek moyangnya telah disumbangkan bagi rumah ibadah.

Ada ungkapan dalamnya lautan bisa diselami, namun dalamnya hati manusia siapa yang tahu? Benar juga mungkin beberapa puluh atau seratus tahun lalu, tanah sangat murah, dengan mudah diberikan sebagai fasilitas umum, salah satunya rumah ibadah. Tidak akan ada surat menyurat untuk hal demikian, berpikir soal besar upah untuk kemudian hari, dalam hidup abadi. Nah ternyata zaman berubah. Tanah menjadi demikian mahal. Dulu jual beli tanah hanya mengatakan besaran kira-kira, sekarang, semeter bisa menjadi clurit bicara.

Sertifikat tanah menjadi mendesak dan penting, untuk memberikan jaminan hukum atas tanah yang dipakai sebagai rumah ibadah. Ingat lepas dari soal kibul mengibul. Dengan demikian, keberadaan rumah ibadah menjadi sah milik bersama, bukan lagi milik keluarga tertentu. Anak keturunan pemilik tanah yang sudah menyumbangkan tersebut sampai kapanpun tidak lagi memiliki hak dan wewenang, untuk mengugat, menjual, atau minta ganti untung sama sekali.

Demi mengurangi potensi itu, jika ada yang mau memberikan tanah sebagai fasilitas umum, khususnya rumah ibadah membuat surat bermeterai, jika mungkin notaris, minimal pihak keluruhan, kantor desa, jangan hanya RT atau RW yang kurang kuat jika ada gugatan. Dengan adanya saksi yang cukup kuat, setingkat desa/kelurahan, ahli waris menandatangani penyerahan itu dan ada keterangan bahwa memang tidak ada hak lagi, sampai kapanpun. Hal ini untuk berjaga-jaganya, namanya harta itu enak dan menggiurkan, jangan sampai, nanti, mengatakan itu kan kata kakek.

Kesadaran bagi para keturunan yang sayang tanahnya sudah dipakai untuk rumah ibadah. Bahwa kakek-nenek moyang mereka sudah berbuat kebajikan, jangan malah dirampok oleh keturunannya sendiri.  Kasihan moyang yang sudah beristirahat dengan damai.

Potensi perselisihan dalam keluarga juga dapat dikurangi dengan adanya sertifikat. Satu dua yang pengin uang, ada juga yang pastinya rela, toh itu bukan hak mereka lagi, namun bahwa pro kontra akan ada. Dengan kepastian hukum tersebut semua tentu akan dapat disatukan. Tidak akan ada yang bisa mengutak atik sertifikat tersebut.

Potensi  masalah ini dari hari ke hari akan terus terjadi, jika kepastian hukum dan pembuatan sertifikat tidak menjadi prioritas. Harga tanah yang makin tinggi, kesukaan membuat rumah di tanah juga belum berubah, orang bisa menjadi gelap mata.

Apalagi nanti jika terkena proyek, bisa saja keluarga pemilik menglaim milik mereka kembali. Nah masalah pelik bisa timbul. Warga merasa juga tahu bahwa itu memang asal mulanya milik keluarga besar tersebut. Uang ganti untung diperoleh pribadi, tempat ibadah hilang.

Bahwa hal ini cenderung terjadi di desa dan perkampungan, bukan tidak mungkin juga di kota terjadi. Tentu lebih baik mencegah daripada mengobati.

Salam.




Baca juga:
Di Palembang, Nasi pun Jadi Pempek
Pengalaman Diajar Dosen Asing dan Tantangan Mereka di Indonesia
Setelah Rejuvenasi, Inilah Daftar Kegiatan Kompasiana di Tahun 2018

Perlukah Bonek Menghapus Tradisi "Estafet"?

$
0
0

Foto Bonek yang cukup terkenal saat truk TNI yang ditumpanginya terguling. (Sumber: Jawa Pos | SHOLIHUDDIN)

Selamat ulang tahun Micko Pratama

B-

Berbagai musibah seakan tidak pernah berhenti menimpa keluarga besar Bonek, suporter yang karena militansinya pernah disejajarkan dengan kelompok Hooligan di Inggris oleh CNN. Terakhir, Micko Pratama, pemuda asal Sidoarjo, harus kehilangan nyawa 2 hari sebelum ulang tahunnya yang ke-17. Micko meninggal di Solo dalam perjalanan pulang setelah menyaksikan laga tandang PS Tira melawan Persebaya di Stadion Sultan Agung Bantul.

Kegembiraan Bonek karena tim kebanggaannya mampu mengalahkan tuan rumah dengan skor 2-0 harus berubah menjadi kesedihan yang mendalam karena rombongan Bonek dihadang oleh sekelompok warga di Solo dalam perjalanan pulang menuju Surabaya. Belasan orang luka-luka dan Micko dinyatakan meninggal dunia setelah mendapat lemparan batu dan pengeroyokan dari sekelompok warga.

Menurut berbagai sumber dari video dan tulisan di media sosial, warga yang melakukan penyerangan terhadap rombongan Bonek mengaku kesal karena ulah Bonek yang melakukan aksi pencurian dan pemalakan saat perjalanan menuju ke Bantul, sehingga warga berniat "memberi pelajaran" atas kelakuan oknum Bonek yang meresahkan masyarakat.

-O-

On tour Bonek. Micko bukan satu-satunya Bonek yang meninggal dalam estafet. Sebelumnya juga masih terkenang tragedi Lamongan 10 Maret 2012 saat Bonek melakukan perjalanan ke Bojonegoro dengan kereta api. Mereka dihadang oleh warga Lamongan dan lima nyawa harus menjadi korban dalam peristiwa tersebut.

Meski banyak memakan korban, Bonek tetap tidak mau berhenti melakukan estafet, karena estafet bagi mereka adalah sebuah tradisi yang harus dijaga. Estafet adalah merujuk pada away days atau dalam istilah arek-arek Bonek dikenal dengan Tret Tet Tet, yaitu mendukung Persebaya berlaga di kota lain.

Bonek merupakan kelompok suporter yang pertama kali melakukan away days di Indonesia. Dengan nekatnya, mereka melakukan apapun demi sampai di stadion tempat Persebaya berlaga. Umumnya estafet dilakukan dengan numpang truk atau kereta api. Namun saat ini estafet menggunakan kereta api sudah mulai ditertibkan sejak dilakukan penataan sistem penumpang oleh PT KAI.

Menurut saya istilah "estafet" lebih tepat mengarah pada kendaraan truk dengan numpang truk. Bonek sering berganti-ganti truk secara berkesinambungan untuk sampai di lokasi, apalagi jika lokasinya jauh dari Surabaya.

Menurut saya lagi, istilah "estafet" tidak selalu mengacu pada away days, karena meskipun laga kandang di Surabaya, banyak Bonek yang numpang truk. Terlebih dengan Bonek dari luar kota seperti Sidoarjo, Pasuruan, Gresik, Jombang, Mojokerto, Bangkalan dan kota-kota lain di sekitar Surabaya. Karena bagi beberapa orang, sepak bola Jawa Timur adalah Persebaya.

-N-

Nekat! Meskipun bahaya karena resiko kecelakaan yang cukup tinggi, namun masih banyak Bonek yang tetap melakukan estafet. Alasannya pertama, Bonek menganggap estafet adalah tradisi yang harus dijaga. Iya memang estafet adalah identitas yang sudah melekat dengan Bonek. Di kota mana pun Persebaya bertanding, di sepanjang jalur Surabaya menuju kota tersebut pasti dipenuhi warna hijau dari kaos yang dikenakan Bonek maupun spanduk dan bendera.

Alasan kedua yang cukup masuk akal adalah keterbatasan biaya. Ya, sebagian besar Bonek adalah para buruh dan pekerja yang berpenghasilan di bawah rata-rata sehingga untuk bisa menonton Persebaya di kota lain, uang mereka tidak cukup untuk biaya transportasi. Karena itulah Bonek melakukan estafet.

Alasan selanjutnya yang tidak bisa dibantahkan adalah Bonek melakukan estafet karena senang.

Sudahlah, kalau sudah senang mau diapakan lagi. Disuruh naik bis meskipun gratis mungkin mereka akan sedih. Antusiasme dan kekompakan Bonek begitu terasa saat mereka bersama-sama di atas truk. Salut!

-E-

Estafet memang sebuah tradisi yang masih pro kontra. Sebagian pihak menyarankan untuk menghentikan tradisi itu, namun pihak lain tetap berpegang pada pendirian.

Tak bisa dipungkiri memang, estafet sering diikuti dengan aksi anarkis yang dilakukan Bonek di kota lain. Hal tersebutlah yang menyebabkan Bonek dimusuhi oleh masyarakat kota lain, meskipun akhir-akhir ini Bonek telah menunjukkan perubahan drastis menjadi suporter yang ramah dan kreatif.

Sebuah pemikiran akhirnya lahir dari kesadaran terhadap beberapa kasus yang menimpa Bonek dalam beberapa kali estafet, yaitu adanya oknum Bonek atau pihak lain yang berusaha memanfaatkan situasi mencari keuntungan pribadi. Misal, saat estafet ada orang yang memakai kaos Bonek lalu melakukan pencurian, pemalakan, dan perusakan sehingga yang mendapat citra negatif adalah Bonek. Padahal kejadian tersebut hanya dilakukan oleh satu dua orang yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

Ya, estafet telah disusupi maling. Bahkan ada beberapa postingan di media sosial yang dengan sengaja menciptakan chaos. Melakukan penyerangan kepada masyarakat dengan memakai identitas Bonek, dengan harapan masyarakat balik menyerang Bonek dan akhirnya jatuh korban. Strategi licik devide et impera, membenturkan kelompok dengan kelompok.

-K

Kompak, tetap kompak, meskipun pro kontra tradisi estafet harus dirundingkan. Duduk bersama, minum kopi, dengan hati yang bersih mungkin akan membuahkan solusi. Hal itulah yang dilakukan Bonek. Pada Minggu malam, tanggal 15 April 2018 Bonek mencoba mencari solusi permasalahan sekaligus menyalakan lilin untuk memperingati ulang tahun Micko Pratama.

Sebuah ide yang menurut saya cukup inovatif lahir. Pihak manajemen perlu membentuk suatu badan atau divisi yang membidangi masalah away days. Badan atau divisi tersebut bekerja khusus untuk menangani away days, yaitu mengawal Bonek yang akan estafet ke kota lain demi mendukung Persebaya.

Nantinya badan tersebut berkoordinasi dengan korwil-korwil Bonek di setiap kota, juga dengan aparat kepolisian untuk menjaga keamanan Bonek selama perjalanan pergi dan kembali.

Solusi tersebut perlu segera direalisasikan karena cukup masuk akal. Untuk sekelas manajemen klub besar, hal tersebut tidaklah susah. Kalau manajemen tidak mau, mereka harus bertanggung jawab menyediakan truk untuk perjalanan Bonek demi menjaga keamanan karena bagaimana pun Bonek adalah bagian yang tak terpisah dari Persebaya.

Perayaan 90 tahun Anniversary Peserbaya. [Foto: Jawa Pos]

BONEK

Jujur, terlepas dari apapun, saya kagum dengan militansi Bonek. Mungkin seperti Bonek mendukung Persebaya, perjuangan arek-arek Suroboyo dalam peristiwa 10 November 1945, sebuah perang terdahsyat sekaligus perang paling berat yang pernah dialami Inggris.

Bonek saat ini telah berubah menjadi suporter yang kreatif dan mulai mengampanyekan "no rasis" dalam setiap pertandingan. Di era persepakbolaan modern ini, Bonek mengikuti tuntutan zaman bahwa nama suporter bisa terangkat dari kreativitas yang ditunjukkan. Bukan dari rasisme atau anarkisme. Terdapat pepatah yang berbunyi "Perihal anarkis, Bonek telah mendapat sertifikat".

Ya, Bonek sudah berubah menjadi suporter yang dewasa. Bahkan mulai banyak tercipta perdamaian antara Bonek dengan kelompok suporter lain yang dulu memusuhinya.

Namun perlu dipahami bahwa masih ada pihak-pihak yang ingin menghancurkan Persebaya, lebih jauh lagi meniadakan Bonek, lebih jauh lagi membunuh semangat arek-arek Suroboyo. Untuk itu saya berharap kepada Bonek, tetaplah menjaga tradisi dan semangat ke-bonek-an. Nekat!

 Sekali lagi, selamat ulang tahun Micko Pratama.




Baca juga:
Lokasi Wisata Danau Toba (Belum) Siap "Go International"
Satpam Masa Kini Ikut Amankan Negara
Kurangnya Perhatian terhadap Wahana Bermain Anak di Taman Kota

Salah Paham tentang "Plagiarism Checker"

$
0
0

(Sumber: kartun karya Pirillo & Fitz dalam Grammarly)

Sebut saja namanya Siti. Perempuan kandidat doktor dari universitas ternama itu berkonsultasi kepada saya tentang disertasinya. Sudah beberapa kali ia melakukan pengeditan, tetapi peranti lunak pengecek plagiarisme (plagiarism checker) yang digunakan kampusnya memberi skor 70% kemiripan. Padahal, menurutnya untuk tidak dicap plagiat, ia harus memenuhi angka kemiripan 30%. Ia bingung.

Saya mencermati disertasinya dan bagian-bagian yang tersorot, baik kata, frasa, klausa, maupun kalimat yang terdeteksi mirip atau hampir mirip dengan sumber di internet. Beberapa bagian itu merupakan kutipan regulasi pemerintah berupa undang-undang, peraturan pemerintah, hingga peraturan menteri. Ia beranggapan supaya tidak terkena "sorotan" peranti antiplagiat itu maka bagian yang sama harus diubah atau dibuat parafrasa.

Tentu saja keliru jika undang-undang atau teks peraturan diubah meskipun itu merupakan karya domain publik. Begitu juga dengan definisi-definisi baku harus diubah (dibuat parafrasa) supaya menghindari kemiripan. Bagaimana jika parafrasanya malah tidak tepat, bukankah ini juga pelanggaran hak cipta karena mengubah suatu ciptaan menjadi keliru?

Saat memberi materi tentang plagiarisme di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin beberapa waktu lalu, saya juga ditanya perihal peranti pengecek plagiarisme ini. Begitu pula saat mengisi acara bertajuk penulisan buku ilmiah populer di Politeknik Negeri Malang. Jadi, saya rasa ada kesalahpahaman tentang penggunaan peranti ini.

Melalui artikel ringkas ini, saya coba meluruskan. Memang kemunculan plagiarism checker tidak terlepas dari kemajuan pesat informasi yang dialirkan melalui internet bak air bah. Sumber di internet menjadi "surga" bagi para penulis yang memerlukan bahan-bahan dan rujukan secara cepat.

Sisi buruknya, sumber informasi di internet juga mendorong banyak orang sekadar mencomot karya orang lain dan mengakui sebagai karyanya. Soal "kutipan dalam kutipan dalam kutipan dalam kutipan ...." menjadi tindakan yang biasa karena orang mulai malas mencari sumber primer dari suatu teori atau definisi-definisi, bahkan yang lebih parah memang berniat untuk menjiplak mentah-mentah ---terutama terjadi pada siswa dan mahasiswa yang diwajibkan membuat tugas penulisan.

Atas dasar itulah kemudian, orang-orang pintar membuat peranti pengecek plagiarisme yang didasarkan pada sumber digital di internet. Beberapa penyedia jasa aplikasi ini bekerja sama dengan kampus-kampus untuk melengkapi pangkalan data (database) karya tulis ilmiah sehingga dapat terlacak jika diduplikasi. Peranti ini populer dengan nama plagiarism checker.

Pengertian plagiat paling umum dalam karya tulis adalah tindakan seseorang mengambil, mengutip, atau menggunakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya, tanpa mencantumkan bagian itu adalah kutipan atau malah mengakui bahwa bagian itu adalah karya ciptanya. Dari pengertian itu maka pengecek plagiarisme akan membantu penandaan terhadap karya-karya orang lain yang digunakan, termasuk karya domain publik seperti undang-undang.

Lalu, salah pahamnya di mana? Saya memahami bahwa peranti pengecek plagiarisme hanya menandai bagian-bagian yang mirip atau hampir mirip dari sumber yang tersedia di internet. Jika tidak ada di internet, tentu peranti itu tidak dapat mendeteksi. Deteksi berupa sorotan-sorotan menjadi peringatan bagi kita untuk mengecek kembali komposisi konten yang dituliskan. 

Tentu saja kemiripan tidak identik dengan plagiat jika sumber yang mirip itu digunakan sebagai kutipan secara benar dan etis. Saya coba beberkan tiga kesalahpahaman itu. Untuk itu, saya juga menggunakan sumber rujukan berasal dari artikel di writecheck.com.

Peranti pengecek plagiarisme tidaklah otomatis menandai suatu bagian sebagai hasil plagiat. Peranti lunak tersebut bekerja dengan cara membandingkan karya tulis yang diperiksa dengan basis/pangkalan data di internet. Bagian yang mirip atau hampir mirip akan tersorot pada karya tulis. Jadi, yang tersorot belum tentu hasil plagiat jika ternyata penulis menerapkan kaidah pengutipan (citation) yang dibenarkan.

Lucunya, banyak pihak pemegang otoritas kampus di bidang karya tulis percaya bahwa aplikasi itu secara otomatis adalah penanda plagiarisme sehingga jika melebihi dari persentase tertentu, itu adalah plagiat. Lalu, mengapa banyak karya tulis para akademisi yang persentase kemiripannya dengan sumber internet melebihi angka 50%?

Hal tersebut semata-mata karena akademisi kita terbiasa menulis bersandar pada banyak teori orang lain alias kutipan. Adapun pendapat sendiri atau pemikiran sendiri terkadang sedikit sekali dimunculkan. 

Soal ini juga menunjukkan kelemahan seseorang menuangkan pikiran ke dalam tulisan. Alhasil, tulisannya memang lebih banyak mirip di sana sini dengan karya orang lain. Namun, tindakan ini belum tentu plagiat, melainkan hanya masalah kuantitas orisinalitas berpendapat atau keberanian beropini.

Apa yang lazim saya temukan adalah ketika banyak penulis KTI (karya tulis ilmiah) memulai tulisan dengan langsung mengutip pendapat/teori orang lain. Bahkan, kemudian setiap paragraf dipenuhi dengan kutipan-kutipan. Hal seperti ini memang tidak etis dan "tidak sehat" dalam penulisan KTI. Masa tulisan baru itu adalah kumpulan kutipan?

Nah, peranti detektor plagiat ini dapat juga memberi pertimbangan tentang seberapa banyak seseorang mengutip dan seberapa banyak ia benar-benar menulis dengan pikiran, perasaan, dan kata-katanya sendiri.

Pengecek plagiat hanya untuk mengecek plagiarisme. Sejatinya peranti ini dapat juga digunakan untuk kepentingan lain. Ia juga berguna untuk mendeteksi kelemahan pada tulisan, seperti parafrasa yang buruk atau tidak tepat, kutipan yang hilang, atau tata bahasa yang tidak benar.

Para penulis bidang akademis dapat menggunakan aplikasi ini sebelum mengirimkan tulisan ke media sebagai pemberi peringatan. Dari sisi pengelola media seperti jurnal, peranti ini juga berguna untuk mengecek apa yang disebut autoplagiarism atau self-plagiarism yaitu publikasi yang diduplikasi oleh penulisnya sendiri.

Selain itu, peranti ini juga dapat mendeteksi penggunaan sumber tulisan pribadi yang melebihi ketentuan, dilakukan oleh penulisnya sendiri. Sebagai contoh LIPI membuat ketentuan para penulis hanya dapat menggunakan maksimal 30% karya tulisnya (terdahulu) sebagai sumber rujukan dalam suatu tulisan baru.

Pengecek plagiarisme mudah untuk dikelabuhi. Ini juga anggapan yang keliru karena betapa pun canggihnya para plagiator, kemampuan deteksi peranti juga makin mumpuni. Kecuali tentu jika Anda menggunakan peranti gratisan, biasanya tingkat akurasinya lemah atau basis datanya sangat terbatas.

Kecanggihan peranti terlihat dari apa yang dikembangkan oleh Turnitin ---sebuah perusahaan teknologi digital di bidang pendidikan yang berfokus pada peningkatan kemampuan siswa dan mahasiswa dalam tulis-menulis, terutama dalam mencegah plagiarisme.

Turnitin telah mengidentifikasi 10 spektrum plagiarisme yang dilakukan siswa/mahasiswa, yaitu Clone (penjiplakan penuh 100%); Ctrl+C (90% mirip); Find-Replace (mengganti kata kunci dan kalimat, tetapi secara keseluruhan masih sama); Remix (parafrasa menggunakan beberapa sumber, lalu digabungkan); Recycle (mengambil sebagian besar karya penulis lain tanpa rujukan); Hybrid (menggabungkan kutipan inti dengan sumber-sumber lain tanpa rujukan); Mashup(menggabungkan materi-materi kutipan dari berbagai sumber); 404 Error (mengutip dengan memasukkan sumber yang tidak akurat atau sebenarnya tidak ada); Agregator (rujukan kutipan tepat, tetapi isinya bukan merupakan karya asli); Re-tweet(rujukan kutipan tepat, tetapi penulisannya terlalu mirip dengan karya asli).

Jadi, praktik-praktik plagiat itu sudah teridentifikasi dan dapat dideteksi oleh peranti. Namun, deteksi itu tetap memerlukan keputusan seorang manusia yang mampu meninjau apakah duplikasi tulisan dari sumber-sumber di internet itu melanggar ketentuan perlindungan hak cipta, etika akademis, atau tidak.

Karena itu, hal yang harus dipahami bahwa peranti pengecek plagiarisme bukanlah alat serbatahu yang dirancang untuk menangkap para plagiator. Peranti ini digunakan untuk mengecek duplikasi tulisan dan kemungkinan indikasi plagiat karena tidak adanya kutipan (citation) atau kekeliruan dalam mengutip.

Salah paham tentang peranti pengecek plagiarisme semoga dapat dieliminasi. Sebarkan saja artikel ini, terutama kepada para pemegang otoritas di kampus-kampus yang menangani penerbitan karya tulis ilmiah. Jangan sampai ketentuan persentase tadi yang langsung dicap plagiat malah mendorong penulis untuk melakukan trik-trik mengubah (parafrasa) tulisan orang lain sehingga melanggar hak moral penulis asli.[] 




Baca juga:
Halo, Ada Kabar Apa dari Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan Lampung?
Terlena Bahasa Asing, Terusir Bahasa Daerah
Lokasi Wisata Danau Toba (Belum) Siap "Go International"

Keliling Surabaya Gratis dengan Suroboyo Bus

$
0
0


dokumentasi pribadiSeperti yang telah saya umumkan melalui beberapa akun media sosial saya, hari Senin (16/04) saya bersama kerabat menjajal moda transportasi baru yang ada di Kota Surabaya. Yap! Ini adalah Suroboyo Bus, si merah yang super canggih. Beberapa kali saya sudah melihat sosoknya melintas di Jalan Raya Darmo Surabaya, tapi sayang saat itu belum sempat menjajal. 

Bus ini telah diresmikan oleh Ibu Wali Kota Surabaya, Ibu Tri Risma Harini pada 7 April 2018 lalu di Gedung Siola Surabaya. Bus ini beroperasi setiap harinya dari jam 06.00 hingga 22.00 WIB dengan dua jalur (berangkat dan pulang). Selain itu, jarak berangkat bus atau bahasa kerennya headway bus dilakukan setiap 30 menit sekali. Kecepatan maksimumnya 50 Km/jam. Dengan desain yang unik, berbeda dengan bentuk-bentuk bus lain yang telah beroperasi, bus ini terlihat nyentrik.

Suroboyo Bus yang unik ini ternyata memiliki jumlah crew yang cukup banyak, lho! Totalnya kurang lebih ada 57 orang. Dengan setiap armada terdiri dari 1 Prama atau Prami dan sopir. Prama adalah petugas bus laki-laki, sedangkan Prami adalah petugas bus perempuan. Sisanya bekerja di balik layar tentunya. Ada yang menjaga di Halte Purabaya, ada bagian kebersihan, bagian kontrol CCTV, dan sebagainya.dokumentasi pribadidokumentasi pribadi

Spesifikasi Suroboyo Bus
Bus dengan bodi dari Karoseri Laksana yang berlokasi di pabrik Ungaran Semarang ini merupakan bus kota dengan tipe lowdeck. Mesin dari bus ini adalah Mercedes-Benz O500U 1726 yang memakai solar sebagai bahan bakarnya. Suroboyo Bus memiliki jumlah armada sebanyak 8 buah, tetapi untuk saat ini yang beroperasi hanya 6 saja. Sedangkan 2 bus lainnya sedang bermasalah teknis. Untuk bagian interiornya, bisa kita lihat seperti pada penjelasan di bawah ini

Kursi
Warna merah muda. Kursi dengan warna merah muda terdiri dari 12 buah kursi. 6 kursi di sisi sebelah kiri dan 6 kursi di sisi sebelah kanan. Kursi ini diprioritaskan untuk wanita.

Dokumentasi pribadi

dokumentasi pribadi

  • Warna merah tua. Selanjutnya ada kursi dengan warna merah tua. Terdiri dari 4 buah kursi. 2 kursi di sisi sebelah kiri dan kanan. Kursi ini diprioritaskan untuk lansia, ibu hamil dan ibu yang membawa anak kecil

dokumentasi pribadi

  • Warna orange. Dan yang terakhir berwarna orange! Kursi berwarna orange ini berbeda 'level ' dengan 2 tipe kursi lainnya. Kursi ini berada +30cm dari lantai dasar bus. Kursi ini memiliki 25 buah kursi dengan 10 kursi berada di sebelah kiri, 10 kursi di sebelah kanan dan 5 kursi berada paling ujung. Kursi ini tidak ditujukan untuk penumpang tertentu. Baik laki-laki maupun perempuan bisa duduk di kursi ini.

dokumentasi pribadiEits! Ada lagi kursi berwarna orange lainnya. 2 bentuk kursi yang didesain khusus bagi penyandang difabel. Terdapat dipan beserta sabuk pengamannya yang berfungsi untuk menyandarkan dan menjaga keamanan penumpang pengguna kursi roda. Di depannya, terdapat kursi lipat untuk penumpang yang menggunakan tongkat alat bantu jalan/kruk.

dokumentasi pribadi

dokumentasi pribadi

dokumentasi pribadi

dokumentasi pribadi

Selain kursi, di dalam Suroboyo Bus ini terdapat hand holder sebanyak 13 buah masing-masing berada di sebelah kanan dan kiri.

dokumentasi pribadi

Secara keseluruhan, bus ini memiliki kapasitas sebanyak 67 penumpang (tidak termasuk penyandang difabel). Jika kuota penumpang telah memenuhi, maka pintu bus akan tertutup secara otomatis. Jadi ini akan meminimalkan penumpang untuk berdesak-desakan dalam bus.

CCTV dan monitor petunjuk
Suroboyo Bus memiliki sistem kendali (CCTV) yang berfungsi sebagai keamaan penumpang. Terdiri dari 12 buah CCTV yang terpasang, di antaranya 8 buah di dalam, 4 buah tersebar di sisi kanan dan kiri bus. Monitor petunjuk fungsinya untuk memberi tahu penumpang tentang tempat pemberhentian bus selanjutnya. Nanti juga akan terintegrasi dengan stopping bus. Apa itu stopping bus?

dokumentasi pribadi

Stopping bus
Oh ya! Bagi kalian yang ingin turun dari bus, sekarang tidak perlu berteriak, "Pak, kiri pak!" atau "Pak halte x pak!" di dalam Suroboyo Bus ini terdapat tombol untuk "request" agar bus berhenti pada halte terdekat. Bus ini tidak akan sembarangan menurunkan penumpang di pinggir jalan, ya hehe. Harus pada halte atau bus stop. Jadi kalau misalkan kita ingin turun di Taman Bungkul, padahal di sana tidak ada halte atau bus stop kita akan diturunkan di halte sebelum Taman Bungkul yaitu Halte Darmo.

dokumentasi pribadi

Rute Suroboyo Bus
Untuk beberapa waktu ini, Suroboyo Bus hanya melayani dan mengantarkan penumpang dari halte Purabaya hingga halte Rajawali saja. Berikut adalah rute yang dilalui oleh Suroboyo Bus:

Jalur 1 (Rute Purabaya-Rajawali)
Halte Dukuh Menanggal -- Halte Siwalankerto -- Halte Taman Pelangi -- Halte RS Bhayangkara -- Halte UBHARA -- Halte Purvetma -- Halte Wonokromo -- Halte Joyoboyo -- Halte Museum Bank Indonesia -- Halte RS Darmo -- Halte Pandegiling -- Halte Basuki Rahmat -- Halte Kaliasin - Halte Embong Malang -- Halte Blauran -- Halte Pirngadi -- Halte Pasar Turi -- Halte Masjid Kemayoran -- Halte Indrapura dan yang terakhir adalah Halte Rajawali.

Jalur 2 (Rute Rajawali-Purabaya)
Halte Rajawali -- Halte Jembatan Merah -- Halte Veteran -- Halte Tugu Pahlawan -- Halte Alun -- Alun Contong -- Halte Tunjungan -- Halte Simpang Dukuh -- Halte Gubernur Suryo -- Halte Panglima Sudirman -- Halte Sono Kembang -- Halte Urip Sumoharjo -- Halte Pandegiling -- Halte Santa Maria -- Halte Darmo -- Halte Marmoyo -- Halte Halte Joyoboyo -- Halte RSAL -- Halte Margorejo -- Halte UIN -- Halte Siwalankerto dan berakhir kembali di Halte Purabaya.

Ticketing
Naaah! Ini dia bagian yang paling ditunggu - tunggu. Puncak dari segala puncak hahaha. Karena saat saya memberikan sneak peek pada beberapa akun sosial media yang paling ditanya adalah soal ticketing yang unik.

Untuk beberapa hari kedepan (hingga akhir April 2018) tiket naik Suroboyo Bus ini gretong alias GRATIS!

Tapi, untuk kalian yang ingin menyetorkan botol plastiknya boleh dan sah-sah saja kok. Per 1 Mei 2018, sistem ticketing yang sebenarnya adalah dengan menggunakan botol plastik. Lalu jenis dan ukurannya untuk 1 tiket Suroboyo Bus adalah menukarkan 10 buah gelas plastik air mineral atau 5 buah botol plastik ukuran tanggung atau 3 buah botol plastik ukuran besar. Mekanismenya, penumpang membawa salah satu kriteria plastik tersebut pada halte terdekat atau bank - bank sampah untuk menukarkannya dengan 1 tiket perjalanan Suroboyo Bus.

Bagaimana untuk ke depannya? Apakah akan tetap berjalan dengan sistem penukaran sampah plastik? Jawabannya belum tahu. Bergantung kepada kebijakan pemerintah yang ada. Jika akan diberlakukan biaya, biayanya kurang lebih sama seperti dengan bus pada umumnya. Jauh dekat Rp 6000 menggunakan e-money.

Ohya! Nanti saat naik bus, kalian akan mendapatkan tiket seperti ini:

dokumentasi pribadi

Tiket ini jangan sampai hilang, robek, terlipat bahkan basah ya. Karena tiket ini digunakan untuk scanning penumpang yang naik dan turun. Kalau kamu berangkat dari Halte Joyoboyo dan berakhir di Halte Kaliasin, petugas akan scan barcode yang terdapat di tiket kamu dan memilih Halte Kaliasin sebagai tujuan akhir kamu. Kalau yang ini milik saya.

dokumentasi pribadi

Nah, bagaimana? Penasaran kan, ingin mencobanya sendiri? Yuk cobain Suroboyo Bus ini. Mumpung masih gratis sampai akhir April 2018 ini kamu bisa berkeliling Surabaya dengan nyaman. Oh ya! Busnya super duper wangi lho! Selain dilengkapi pengharum ruangan, di dalam bus kita tidak boleh makan apalagi merokok. Satu lagi deh, bus ini kacanya lebar banget. Jadi buat kamu yang ingin melihat keindahan Kota Surabaya, kamu bisa menikmatinya dengan nyaman dari dalam bus ini.

Mungkin untuk ke depannya semoga armada bertambah dengan rute-rute lainnya yang belum dijangkau.

Semoga bermanfaat. #AyoNaikBus! (@ardanikh)




Baca juga:
Pilkada Tak Langsung, Menyelesaikan Masalah atau Memindahkan Masalah?
Halo, Ada Kabar Apa dari Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan Lampung?
Terlena Bahasa Asing, Terusir Bahasa Daerah

Pelajaran Kesenian Pembunuh Seniman Indonesia

$
0
0

Pelajar mengikuti lomba mewarnai di Gedung Juang Pekanbaru, Senin (7/11/2016). TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY

Ditawari berkali-kali menjadi guru melukis mengajarkan murid untuk menggambar, saya selalu menolak.

Kenapa?

Karena saya guru yang buruk: saya tidak akan mengajarkan mereka cara-cara mendapatkan nilai yang bagus.

Kenapa?

Karena saya tidak mau memberi "contoh" karya yang dianggap "cantik" atau "tidak cantik" dan membentuk persepsi estetik jiwa-jiwa bebas.

Saat saya TK, semua murid menggambar hal yang sama: garis horizontal batas dari perspektif sawah dengan jalan setapak, dan matahari terbit atau terbenam di antara dua gunung. Dihiasi dengan burung-burung seperti logo McDonald's.

Saat saya SD, hal yang paling saya ahli adalah mencontoh "gaya seni" guru kesenian. Murid diberi topik "pasar", "Natal", "Ramadhan", atau "buah-buahan", lalu dinilai.

75, 80, 85.

Gradasi warna tercampur degan cara mengaburkan 2-3 warna krayon dengan gerakan memutar, proporsi anatomi mendekati nyata dengan garis konsisten adalah karya yang indah.

Sering gambaran saya diambil dan dipajang; memenangkan kompetisi sekolah, level kecamatan dan provinsi.

Kok bisa?

Karena semua, murid, guru dan juri, punya persepsi yang sama akan "keindahan".

Superior Pattern Processing (SPP), yang menyelamatkan kita dari seleksi alam ribuan tahun, adalah fitur unik otak manusia yang berevolusi seperti learning machine yang sangat pintar mengobservasi pola (Mattson, 2014).

Anak-anak pun, terbiasa melihat dan memenyontoh desain dan corak itu-itu saja dan membunuh kreativitas mereka. Dan terbawa sampai mati. Saya tidak setuju dengan pelajaran kesenian yang dinilai dan dikomentari. Apakah seni yang sifatnya kualitatif bisa dikuantitatifkan?

Sejak 4 tahun, saya terbiasa memanipulasi gaya lukisanku sendiri. Sampai-sampai, saya kurang mengeksplorasi art style-ku karena teman-teman dan guru hanya memuji apa yang mereka mengerti: gaya realistis, manga, karikatur, dan ilustrasi dengan warna-warna seimbang. Saya menjual karya-karya gaya mainstream untuk honor dan uang. Karena itu yang pasti laku dan dianggap indah.

Saat kuliah (jurusan manajemen bisnis), beberapa kali kucoret-coret buku pelajaran saat di kelas dengan aliranku dan gayaku saya yang sebenarnya. Bayangan untuk efek 3D aku buat dengan coretan awut-awutan dan tegas. Saya tahu itu gayaku, karena saya merasa lega setelah menggambar, setelah bereskpresi. 

Yulia Ratnasari (2017)

Tetapi, orang tua saya menanyakan kenapa saya menggambar iblis. Di angkatan, saya digosipkan "depresi", "sedih", dan "punya masalah", seperti trauma dan psikopat.

Apa jadinya kalau master Edvard Munch, El Greco, Georger Seurat, Diego Rivera, William Turner, Jackson Pollock, Kazimir Malevich, dan seniman-seniman aliran surealisme, abstraksionisme, ekspresionisme, fauvisme, atau aliran lain yang dianggap "tidak biasa", lahir di Indonesia? Lebih tepatnya di kurikulum KTSP? Berapa banyak seniman eksentrik Indonesia yang mati karena karyanya dinilai 60 saat SD?

Saya teringat quote Albert Einstein, "Everyone is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid". Semua orang adalah seniman. Tetapi, kalau dinilai dari pre-determined parameter, yang berseni hanyalah robot-robot yang berkarya tanpa hati.

Kata orang, seni itu subjektif; tapi sekolah mengajarkan subjektifitas yang sama.


Seminyak, 16 April 2018

Yulia Ratnasari 


P.S. Saya tetap mendukung sekolah mengajarkan ilmu-ilmu, teori (seperti perspektif, vignette), sejarah, dan aplikasi seni; tetapi hanya untuk pengetahuan semata.




Baca juga:
Usulan Kota Tua Jakarta sebagai Warisan Dunia Terganjal Titik Singgung Reklamasi
Pilkada Tak Langsung, Menyelesaikan Masalah atau Memindahkan Masalah?
Halo, Ada Kabar Apa dari Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan Lampung?

Kampanye Hitam Warnai Politik Malaysia

$
0
0

(Dok. Merdeka.com)

Kampanye hitam atau kerennya Black Campaign tak lepas dari situasi politik menjelang Pemilu ke-14 Malaysia. Hajat besar yang akan digelar pada 9 Mei mendatang merupakan pertarungan hidup mati bagi kubu petahana dalam koalisi "Barisan Nasional." 

Berbagai kalangan memprediksikan bahwa Pemilu ke-14 ini akan berlangsung seru, di mana Barisan Nasional akan berjuang habis-habisan bagi mempertahankan keberlangsungan dominasi politik koalisi partai yang didominasi oleh UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu) yang selama ini berkuasa di Malaysia. 

Pada beberapa kali pemilu sebelumnya, koalisi Barisan Nasional berhasil menjegal Anwar Ibrahim, mantan Deputi Perdana Menteri era Mahathir Mohammad yang sejak berseteru dengan pendahulunya, Anwar mendirikan Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang sekaligus memimpin koalisi oposisi.

Posisi UMNO dan partai-partai lain dalam Barisan Nasional cukup aman karena Anwar Ibrahim berhasil dijebloskan dalam penjara atas beberapa tuduhan penyalahgunaan kuasa sewaktu menjabat sebagai menteri keuangan dan wakil perdana menteri era Mahathir Mohammad. Kini Anwar tetap dalam tahanan dan yang bergerak adalah istrinya Dr. Wan Azizah Ismail serta putrinya Nurul Izzah Anwar.

***

Pada Pemilu ke-14 Tahun 2018 ini, UMNO dan partai-partai dalam Barisan Nasional tak dapat tidur nyeyak. Masalahnya, Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohammad yang dulu memimpin UMNO dan Barisan Nasional kini malah banting setir, memimpin oposisi karena lawan seterunya Anwar Ibrahim tetap dalam tahanan. Mahathir berbalik arah meninggalkan UMNO dan berdiri dengan oposisi hanya gara-gara tidak puas dengan kinerja penggantinya Najib Razak sebagai perdana menteri dan presiden UMNO yang dituduhnya sangat korup.

Oposisi Malaysia terdiri dari politikus hebat yang rata-rata dulunya pernah berada dalam UMNO. Sebut saja Mahathir Mohammad, Dr. Anwar Ibrahim, Dr. Wan Azizah Ismail dan Tan Sri Muhyiddin Yassin merupakan politikus UMNO yang sangat berpengaruh. Para mantan petinggi negara Malaysia itu benar-benar lantang ingin menggulingkan pemerintah berkuasa pimpinan PM Najib Razak.

Perseteruan kubu petahana dan kubu oposisi berlangsung sengit, bahkan sudah masuk ke situasi black campaign dengan memaparkan berbagai kasus yang membelit PM Najib sendiri maupun kasus yang membelit pemerintah Barisan Nasional. Mewaspadai hal ini, Pemerintah Malaysia buru-buru meratifikasi Undang-undang Antiberita Palsu.

Kasus terbesar adalah korupsi 1MDB, skandal korupsi pemerintah dan bobroknya amalan demokrasi, termasuk 90 persen menguasai stasiun televisi Malaysia dan digunakan untuk kepentingan pencitraan kubu Barisan Nasional. 

Sementara itu, kubu Barisan Nasional meniupkan isu kegagalan oposisi dalam menyelesaikan krisis penyediaan air bersih di Selangor, isu korupsi dan yang pasti Barisan Nasional mengklaim bahwa kemegahan infrastruktur Malaysia dan kesejahteraan rakyatnya merupakan hasil kerja nyata pemerintah berkuasa yang sangat peduli kepada kemaslahatan rakyat.

Isu-isu tersebut tentu sedikit banyak bisa mempengaruhi pemikiran calon pemilih untuk menentukan suaranya di hari H Pemilu.

Kita coba amati apakah dengan hadirnya Mahathir Mohammad sang mantan penguasa Malaysia selama 23 tahun itu mampu merobohkan pertahanan UMNO dan koalisisnya dalam Barisan Nasional?

Tanggal 9 Mei 2018 akan menjadi jawaban dari semua itu. Publik berharap hajat demokrasi itu berlangsung aman, dan siapa pun yang menang hendaknya demi kepentingan rakyat secara keleuruhan.(*)

Sekadar berbagi dari Semenanjung Malaysia.

KL:18042018




Baca juga:
Sering Menyimpan Data Digital? Yuk Ikutan Blog Competition SanDisk!
Napak Tilas Perkembangan Industri Komik Indonesia
Demokrasi Kita Telah Dikaburkan oleh Ilusi Optik

Kursi Prioritas Bukan Perkara Perbedaan Warna Kursi

$
0
0

sumber: Travel Kompas

Pernahkan kalian naik Transjakarta? Nah, buat yang sudah pernah naik Transjakarta pasti tahu kan kalau di dalam Transjakarta itu ada kursi yang namanya KURSI PRIORITAS? Kalian tahu dong kursi prioritas itu untuk siapa? Sedikit info aja nih ya. 

Kursi prioritas itu diperuntukkan untuk ibu hamil, lansia, kendala fisik, dan membawa balita. Kursi prioritas biasanya berwarna merah. Jadi kalau kebetulan kalian lagi duduk di kursi prioritas kalian harus berdiri dan memberikan kursi tersebut kepada salah satu dari 4 kriteria yang diinformasikan.

Kali ini saya ingin membahas, bagaimana kalau kita lagi tidak duduk di kursi prioritas? Dan kebetulan kita melihat ada orang lansia yang berdiri? Apakah kalian mambiarkan oang lansia itu jalan menuju ke kursi prioritasnya?

Menurut saya, semua kursi adalah prioritas untuk salah satu dari 4 karakter yang diinfokan oleh pihak Transjakarta.

Pernah sekali waktu saya lagi duduk di Transjakarta bagian paling belakang, otomatis kursinya berwarna biru atau coklat (disesuaikan dengan Transjakarta-nya). Tiba-tiba ada kakek-kakek masuk dari pintu yang di belakang. Suami saya spontan berdiri untuk memberikan kursi tersebut ke kakek itu. Kebetulan pada saat suami saya berdiri disampingnya sudah ada bapak-bapak yang dari awal memang berdiri dan mengatakan, "Pak, duduk saja. itukan bukan kursi prioritas."

Jujur saya dan suami saya kaget mendengar pernyataan seperti itu. Dan suami saya jawab, "Masa iya kakek ini harus jalan ke depan untuk duduk?" dan laki-laki itu diem.

Suami saya malanjutkan "Lagian semua kursi ini adalah PRIORITAS untuk mereka. Mereka dapat duduk di mana saja tanpa harus ke kursi bagian yang depan untuk duduk. Kalau kakek ini jatuh bagaimana? Kita yang harusnya ngalah." Aku sangat setuju dengan peryataan suami saya, kalau semua duduk yang ada di sana dapat kita berikan kepada yang memang menjadi PRIORITAS.

Jangan karena ada kursi yang berbeda warna sehingga mereka hanya duduk di sana. Mungkin ini adalah sedikit pengalaman yang saya punya.

Kalau ada yang punya pengalaman juga boleh ceritakan ke saya dan komen di bawah ini. dan pertanyaan saya: apakah kalian setuju dengan laki-laki itu atau sama suami saya? Jangan lupa kalau bisa diberikan alasannya. 

*Btw jangan sampe ada yang ribut ya di kolom komentar. karena semua pendapat itu mempunyai sudut pandang tersendiri. =)




Baca juga:
Mengapa Tidak Ada Penulis yang Gantung Pena?
Sering Menyimpan Data Digital? Yuk Ikutan Blog Competition SanDisk!
Napak Tilas Perkembangan Industri Komik Indonesia

Pembelian Kapal Curah Tandai Kebangkitan Djakarta Lloyd

$
0
0


Menteri BUMN Rini M. Soemarno hadir pada serha terima kapal dl di Batam (ft. Dok DL)Kisah pilu Djakarta Looyd telah berlalu. Sebagai perusahaan pelayaran nasional yang terbelit masalah keuangan sejak 1998 hingga 2013, Djakarta Lloyd bangkit kembali dan kinerjanya melesat. Perusahaan pelayaran nasional yang pernah tenar hingga ke seluruh dunia dan didirikan pada 18 Agustus 1950 ini telah memasuki fase sehat menuju pertumbuhan positif dalam tahun-tahun ke depan.

Djakarta Lloyd merupakan BUMN transportasi laut yang pada masa jaya memiliki kapal hingga 24 unit, 3.713 karyawan, dan kantor cabangnya ada di 4 benua, yani Benua Asia, Eropa, Australia dan Amerika yang rutin dikunjungi kapal-kapal Djakarta Lloyd. Kantor cabang yang tersebar hingga ke luar negeri menandakan perusahaan ini pada masa jayanya sangat bonafid dan menjadi kebanggaan negeri.

Perusahaan pendiri Band D'Lloyd ini sejak 1998 hingga 2012 tak berkutik dengan utang yang menumpuk hingga Rp3 triliun. Kementerian BUMN berhasil membangkitkan perusahaan yang kantor pusatnya disita bank ini bisa bangkit kembali. Pada 2012, Djakarta Lloyd menunjuk Syahril Japarin, profesional yang berhasil mendobrak berbagai permasalahan di tubuh perusahaan pelayaran pelat merah ini.Sisa Kejayaan Djakarta Lloyd yang teah lenyap disita bank (ft. dok. DL)Di bawah komando Syahril Japarin sebagai Direktur Utama, Arham S. Torik sebagai Direktur Pemasaran dan Keuangan, serta Erizal Darwis sebagai Direktur Armada dan Operasi, BUMN yang sudah hampir meregang nyawa ini bekerja keras memulihkan situasi.

Tiga direktur ini rela tidak digaji beberapa bulan. Perusahaan yang pada tahun 2012 tidak memiiki armada ini, kini dipimpin Suyoto sebagai Direktur Utama sejak Maret 2017 lalu. Di bawah komando pria kelahiran Adipala, Cilacap, Jawa Tengah, perusahaan ini mampu bangkit dengan kapal sewa, dan sekarang sudah memiliki kapal sendiri.

Usai berhasil melakukan restrukturisasi organisasi dan mampu bangkit, pada 2015 Djakarta Lloyd mendapat suntikan modal dari pemerintah berupa penyertaan modal negara (PMN) Rp 350 miliar. Program pembelian kapal melalui lelang berhasil mendapatkan kapal curah pengangkut batu bara. Dengan pengelolaan dana PMN yang efektif, Djakarta Lloyd akan dapat membeli lebih banyak kapal untuk memenuhi kontrak angkutan batu bara yang naik menjadi 3,7 juta ton dari PLN.

Kapal telah tiba dan diserahterimakan di Pelabuhan Batu Ampar, Batam pada Rabu (11/4). Penyambutan kapal buatan Jepang itu dihadiri Menteri BUMN Rini M. Soemarno. Dalam kesempatan tersebut, Rini mengatakan Kementerian BUMN menyambut baik langkah PT Djakarta Lloyd (Persero) yang baru saja membeli kapal curah. Kapal ini akan menambah armada perseroan dalam rangka menggarap kontrak pengangkutan batubara PT PLN (Persero) 3,7 juta ton.

Djakarta Lloyd memberi nama MV Dharma Lautan Intan. Kapal dengan bobot sebesar 50.000 DWT - 60.000 DWT tersebut merupakan kapal kelas supramax. Kapal tersebut dibeli seharga USD 12 juta atau sekitar Rp 164 miliar lewat proses lelang. Dana pembelian kapal bersumber dari kas internal dan pinjaman perbankan, dari Bank BNI.

Menteri Rini berharap, kapal MV Dharma Lautan Intan itu bisa memenuhi kebutuhan jasa pengangkutan batubaraPT PLN telah berkontrak kerja pengangkutan 3,7 ton batu bara. Volume tersebut naik tiga kali lipat dibandingkan dengan kontrak yang diperoleh pada 2017. Selain itu, BUMN yang berdiri sejak 18 Agustus 1950 ini juga mendapat kontrak baru dari Grup Surya Mega Adiperkasa dengan volume angkutan 500.000 ton untuk 5 tahun.

Direktur Utama Djakarta Lloyd, Suyoto mengatakan, ke depan pihaknya juga memerlukan kapal tanker guna memperluas segmen jasa angkutan seperti pengangkutan minyak Pertamina. Saat ini, Djakarta Lloyd tengah dalam penjajakan kontrak pengangkutan minyak berdurasi maksimal 10 tahun dengan PT Pertamina (Persero).

Untuk itu, Djakarta Lloyd pun sudah meneken kontrak pembangunan kapal tanker dengan PT Dok Perkapalan Surabaya (Persero)-DPS sejak Oktober 2017 lalu. Nilai kontrak pembangunan kapal tanker berukuran 6.500 DWT tersebut mencapai Rp 170 miliar. Diharapkan kontrak kerja sama pengangkutan BBM dengan Pertamina bisa meningkatkan pendapatan perseroan. ***




Baca juga:
Menyoal Kursi MRT yang Menjadi Bulan-bulanan Warganet
Mengapa Tidak Ada Penulis yang Gantung Pena?
Sering Menyimpan Data Digital? Yuk Ikutan Blog Competition SanDisk!

Akun MyKompas Anda Terblokir? Ini Alasannya!

$
0
0

Akun MyKompas Anda Terblokir, Ini Alasannya! | Olah digital.Kami mendapatkan laporan yang cukup banyak terkait akun yang terblokir pada saat melakukan login Kompasiana melalui sso.kompas.com. Biasanya ditandai notifikasi dengan kalimat "Error! Akun Anda telah diblokir."Screenshot.

Kami mengumpulkan sejumlah keluhan, dan menganalisis setiap akun yang terblokir di sistem MyKompas. Pada umumnya hampir sebagian besar akun tersebut dianggap melanggar tata tertib yang berlaku saat melakukan komentar di portal www.kompas.com.

Akun Kompasiana terintegrasi dengan sistem MyKompas

Perlu diketahui oleh seluruh Kompasianer, seluruh akun Kompasiana telah terintegrasi dengan sistem MyKompas, Anda bisa mengaksesnya melalui my.kompas.com. Akun yang sudah terintegrasi ini bisa Anda gunakan di seluruh layanan digital Kompas Gramedia.

Namun, apabila Anda melanggar tata tertib yang diberlakukan di masing-masing platform dan akun Anda terblokir, maka Anda tidak dapat mengakses akun Anda kembali termasuk membuka akun Kompasiana Anda.

Kami menyarankan Anda untuk tetap membaca terlebih dahulu syarat dan ketentuan yang berlaku di masing-masing platform dan mematuhinya, agar akun Anda tidak dianggap melanggar tatib tersebut.

Selamat mengeksplorasi, Kompasianer!




Baca juga:
Prabowo di Antara Insting Politik, Hilangnya Momentum, dan Menjadi "King Maker"
Menyoal Kursi MRT yang Menjadi Bulan-bulanan Warganet
Mengapa Tidak Ada Penulis yang Gantung Pena?

Deddy Sutomo dan Kiprahnya di Perfilman Nasional

$
0
0

Aktor kawakan Deddy Sutomo telah berpulang (sumber: https://style.tribunnews.com)

Kabar duka kembali berembus dari dunia hiburan. Aktor kawakan Deddy Sutomo mengembuskan nafas terakhirnya hari ini (Rabu, 18/4). Selama puluhan tahun berkarir di kancah perfilman nasional, ada banyak prestasi yang didulang oleh aktor kelahiran Yogyakarta ini.

Deddy Sutomo sudah malang melintang di dunia seni peran sejak tahun. Puluhan film sudah dibintanginya, sejak tahun 1970-an. Namanya melambung ketika ia menjadi pendekar dalam film Pandji Tengkorak yang dirilis pada tahun 1971.

Selanjutnya ia bergabung dalam jajaran aktor dan aktris dalam film perjuangan beken berjudul Janur Kuning yang tayang pada tahun 1979. Film ini pernah kutonton waktu masih kecil di TVRI, tapi waktu itu aku belum tahu yang mana aktor bernama Deddy Sutomo.

Setelah Tutur Tinular III (1992) dan kemunduran film Indonesia, Deddy Sutomo pun kemudian vakum sebagai sineas perfilman. Ia memilih terjun sebagai pengusaha. Selain jadi pengusaha ia juga pernah terlibat di dunia politik. Ia pun terpilih sebagai anggota DPR pada pemilu tahun 2004. Ia pun berkiprah sebagai anggota dewan di bidang pendidikan (Komisi X).

Aku sendiri baru benar-benar mengenal aktor watak ini berkat perannya sebagai seorang pendeta yang bijak di film Tanda Tanya (2011). Waktu itu aku menontonnya di acara nobar KOMiK dalam rangka peringatan hari film nasional pada Sabtu, 7 April lalu.

Dalam film yang mengetengahkan keberagaman dan toleransi beragama ini ia menjadi sosok yang sejuk. Ia menjadi pendeta yang bersikap baik kepada semua pemeluk agama. Ia juga tidak mempermasalahkan ketika pemeran Nabi Isa dalam acara perayaan Paskah adalah seorang muslim. 

Ia kemudian turut tampil dalam The Raid 2: Berandal. Tapi aku lupa perannya di situ. Baru pada film Mencari Hilal yang dirilis pada tahun 2015 namanya kembali moncer. Dalam film drama religi ini perannya sebagai Mahmud, seorang ustadz, pun mendulang prestasi. Ia mendapatkan penghargaan sebagai aktor utama terbaik pada Festival Film Indonesia 2015.

Dalam film Kartini (2017) ia juga tampil mencuri perhatian sebagai ayah Kartini, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat. Dalam film tersebut rasa gundah, kecemasan akan putrinya Kartini yang masa itu dianggap kontroversial benar-benar terlihat. Dalam film ini ia kembali dinominasikan sebagai aktor utama pria terbaik pada FFI 2017, tapi kemudian Piala Citra jatuh ke Teuku Rifnu Wikana.

Kini aktor berusia 76 tahun ini telah berpulang ke alam baka. Pecinta film nasional pun berterima kasih atas kontribusinya di kancah perfilman nasional selama ini. Selamat tinggal dan semoga selalu damai.




Baca juga:
Lima Pemenang Blog Competition Oriskin, Apakah Anda Salah Satunya?
Prabowo di Antara Insting Politik, Hilangnya Momentum, dan Menjadi "King Maker"
Menyoal Kursi MRT yang Menjadi Bulan-bulanan Warganet

Antara Bahasa Indonesia, KBBI, dan Ivan Lanin

$
0
0

Dok. Penulis

Banner di bagian bawah Kompasiana selalu mengikat pandangan saya. Ada gambar KBBI alias Kamus Besar Bahasa Indonesia (tampaknya ini edisi bukan terbaru) dan wajah ganteng Uda Ivan Lanin (panggilan akrab untuk urang awak ini). Kompasiana ternyata menyediakan pendapat pro dan kontra tentang dari mana seseorang belajar bahasa Indonesia. 

Sewaktu saya klik dan masuk ke laman tersebut, saya bimbang juga mau berkomentar apa. Alhasil, saya menulis saja artikel ini. Rupanya konten pro dan kontra itu mulai ditayangkan Kompasiana tanggal 16 April 2018. Mungkin ini semacam survei untuk menakar kekuatan dan kepopuleran seorang Ivan Lanin --seorang praktisi teknologi informasi yang sangat mencintai bahasa Indonesia.

Hal yang menggelitik saya adalah sandingan Ivan Lanin yaitu KBBI. Sejatinya KBBI adalah kamus dan kamus adalah tempatnya kata/istilah yang sering disebut lema berikut padanan dan artinya. Di KBBI seseorang juga dapat mengecek kebakuan suatu kata atau kata itu digunakan pada ragam resmi atau ragam cakapan (nonformal).

Artinya, KBBI itu buku referensi atau rujukan, tidak terlalu tepat untuk dijadikan media belajar bahasa Indonesia secara praktis. Ya, di KBBI memang terlampir Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (sebelum diberlakukannya PUEBI) dan beberapa lampiran lain seperti arti simbol, nama-nama geografis, dan pedoman transliterasi. Namun, fungsinya tetap sebagai kamus.

Dalam soal bahasa Indonesia, jujur saya benar-benar belajar serius karena kuliah di Prodi D-3 Editing Universitas Padjadjaran. SD sampai dengan SMA, bahasa Indonesia itu begitu sulit saya pahami. Bahkan, saya pernah mendapat nilai 5 di rapor kelas I SMA untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kisah tragis!

Jadi, gara-gara tidak lolos UMPTN (SNMPTN "zaman old"), saya memilih tes masuk PTN di luar UMPTN. Takdir membawa saya ke prodi di Fakultas Sastra, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia itu. Prodi D-3 Editing berdasarkan sejarahnya didirikan oleh Prof. Jus Badudu. Nama tokoh yang satu ini tidak dapat dilepaskan dari perbincangan tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar. 

Di sisi lain, saya beberapa kali berinteraksi juga dengan Ivan Lanin. Saya pun mendapatkan banyak informasi tambahan terkait bahasa Indonesia dari postingan-nya di Facebook maupun di Instagram. Jadi, saya belajar juga dari Ivan Lanin meskipun sudah mendapatkan bekal bahasa Indonesia yang lumayan banyak dari tempat saya kuliah. 

Buku-buku tentang kemahiran berbahasa Indonesia dan penyuntingan sudah menjadi "makanan" saya sehari-hari sejak di bangku kuliah hingga kini. Buku yang paling fenomenal dan terus saya baca sampai saat ini adalah 1001 Kesalahan Berbahasa karya E. Zaenal Arifin dan Farid Hadi --keduanya bergiat di Pusat Bahasa yang sekarang menjadi Badan Bahasa. Buku lain yang masih saya gunakan sampai kini adalah buku lawas karya Jus Badudu dan juga karya W.J.S. Poerwadarminta. 

Pada era media sosial kini, buku-buku itu terlupakan karena praktis minim sekali buku baru yang diterbitkan praktisi atau pegiat bahasa Indonesia. Sosok seperti Ivan Lanin yang peduli pada bahasa Indonesia sekaligus menguasai teknologi informasi menjadi mencuat ke permukaan di jagat maya. Jadi, para penulis yang sedang belajar bahasa Indonesia, apalagi digital native, siapa sih yang tidak mengenal Ivan Lanin?

Namun, jangan bandingkan Ivan Lanin dengan KBBI .... Soalnya, dua subjek itu berbeda satu sama lain. Artinya, belajar bahasa Indonesia memang tidak dapat dilakukan melalui KBBI. Namun, KBBI sebagai rujukan untuk belajar bahasa Indonesia, benar adanya. Di KBBI, Anda tidak dapat belajar tentang ejaan (tanda baca, singkatan, akronim, kapitalisasi, dsb.) dan tata bahasa. Untuk hal ini, Anda harus membuka Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia terbitan Badan Bahasa. 

Belajar bahasa Indonesia pada Ivan Lanin? Nah, tokoh kita yang masih muda ini sangat mungkin dan dapat diandalkan menjawab beberapa permasalahan bahasa Indonesia. Namun, beliau bukanlah "kamus yang berjalan".

Bahasa Indonesia yang Pelik

Bayangkan, Anda tidak akan mendapat jawaban apa perbedaan antara frasa "dan lain-lain" dan 'dan sebagainya' di KBBI. Pembedanya sebagai berikut: frasa "dan lain-lain" digunakan untuk pemerincian tidak sejenis, sedangkan "dan sebagainya" digunakan untuk pemerincian yang sejenis

Contoh: Ibu membeli sayur, kecap, kain, dan lain-lain. Ayah membeli perangkat komputer, yaitu monitor, tetikus, kibor, dan sebagainya.

Lalu, frasa "dan lain sebagainya" untuk apa? Itu untuk pemerincian yang sudah tidak jelas jenisnya. He-he-he.

Namun, itulah bahasa Indonesia, banyak lika-likunya. Karena itu, Pak Badudu pernah menulis buku judulnya Pelik-Pelik Bahasa Indonesia saking rumit dan banyaknya masalah bahasa Indonesia.

Jadi, belajar bahasa Indonesia yang tepat adalah kepada ahlinya atau Anda mengikuti kelas-kelas penulisan dan penyuntingan naskah yang menekankan pada kemahiran berbahasa Indonesia. Satu hal lagi, jika Anda ingin mengecek atau mengetes kemampuan Anda, ikutilah Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) yang diselenggarakan oleh Badan Bahasa. UKBI semacam TOEFL-nya bahasa Indonesia. 

Saya jamin Anda bakal kelenger dengan soal-soal bahasa Indonesia di dalam UKBI jika tidak pernah belajar bahasa Indonesia sebagaimana mestinya. Kalau saja ujian saringan masuk PTN mewajibkan nilai UKBI mahasiswa berada di tingkat unggul, mungkin banyak yang gugur. 

UKBI menerapkan tujuh tingkatan, yaitu Istimewa (skor 816-900), Sangat Unggul (717-815), Unggul (593-716), Madya (466-592), Semenjana (346-465), Marginal (247-345), serta Terbatas (162-246). Jadi, sekelas Ivan Lanin mestinya sudah mencapai skor sangat unggul atau bahkan istimewa. Jika Anda sudah sampai tingkatan itu, Anda pun dapat dijadikan "rujukan" berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Antara KBBI dan Ivan Lanin, Anda pilih yang mana? Aku sih yes dua-duanya.[]




Baca juga:
Inilah Pemenang Event Click: Opini tentang Pengurangan Commuter Line Duri-Tangerang
Mencecap Rasa Lain dari Kopi Liong Bulan
4 Hari Lagi Kesempatan Mengabarkan Berita dari Sumsel, Babel, dan Lampung

[Blog Competition] Alam Sutera, Hunian Ideal Penunjang Gaya Hidup Sehat

$
0
0

Kompasiana Blog Competition bersama Alam Sutera

Memiliki hunian adalah impian setiap keluarga. Hunian yang memiliki lingkungan sehat dan asri, terhubung dengan teknologi, fasilitas lengkap, merupakan hunian yang ideal bagi keluarga.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Alam Sutera menyediakan berbagai hunian ideal mulai dari landed house hingga apartemen. Selain itu, Alam Sutera juga menyediakan fasilitas penunjang seperti Downtown Lake, Bus Sutreraloop, aplikasi e-Town, dan berbagai fasilitas kesehatan, olahraga, serta pendidikan.

Nah Kompasianer, tertarik dengan hunian ideal di Alam Sutera? Yuk tulis ulasan berbagai hunian di Alam Sutera yang dapat menunjang gaya hidup sehatmu dalam Kompasiana Blog Competition bersama Alam Sutera. Sebelum itu, yuk simak keterangan lebih rincinya di sini:

SYARAT & KETENTUAN

  1. Peserta telah terdaftar sebagai anggota Kompasiana. Jika belum terdaftar, silakan registrasi terlebih dahulu di Kompasiana.com
  2. Tulisan bersifat baru, orisinal (bukan karya orang lain atau hasil plagiat), dan tidak sedang dilombakan di tempat lain)
  3. Konten tulisan tidak melanggar Tata Tertib Kompasiana.

MEKANISME

  1. Tema: Alam Sutera,Hunian Ideal Penunjang Gaya Hidup Sehat
  2. Tulisan mengenai ulasan produk hunian di Alam Sutera dan berbagai fasilitas penunjang. Bahan tulisan dapat diperoleh dari link ini atau sumber lain.
  3. Periode: 19 April - 18 Mei 2018
  4. Tulisan tidak lebih dari 1500 kata
  5. Peserta wajib mencantumkan label alamsuterahealthyliving dalam setiap tulisan
  1. Tulisan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan tema lomba tidak bisa diikutkan lomba.
  2. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
  3. Pemenang akan diumumkan setelah 14 hari kerja periode lomba usai.

HADIAH

10 artikel terbaik akan mendapatkan uang tunai @ Rp 1.000.000

Ayo segera kirimkan karya tulis terbaik Anda dan menangkan hadiahnya! Untuk mengetahui event Kompasiana lainnya, silakan kunjungi halaman ini. (DIN)




Baca juga:
Bisakah Pelita Bandung Raya Hidup Kembali?
Inilah Pemenang Event Click: Opini tentang Pengurangan Commuter Line Duri-Tangerang
Mencecap Rasa Lain dari Kopi Liong Bulan

Tips dan Trik Mengajar Bahasa Inggris "How to Impress Your Class on Your First Met"

$
0
0

Sumber: https://www.usaid.gov

Sekolah atau tempat les bahasa Inggris sudah banyak menjamur di mana-mana karena bahasa Inggris sudah menjadi salah satu kebutuhan utama dalam pendidikan anak zaman sekarang. Tak ayal, banyak lowongan kerja sebagai part-timer English Teacher yang tersedia.

Kesempatan ini digunakan oleh para mahasiswa atau mahasiswi untuk menggunakan waktu luang mereka menjadi sesuatu yang menghasilkan, termasuk saya pada zaman waktu awal saya masuk kuliah.

Berbekal bahasa Inggris dari hasil pendidikan bertahun-tahun, saya mencoba melamar ke beberapa lembaga bahasa Inggris yang cukup diminati di kota saya. Pengalaman saya mengajar adalah nol. Tapi satu hal yang sangat saya ingat adalah pada saat saya di-interview langsung di satu sekolah, oleh Director of Studies, seorang Western.

Dia bertanya apa yang menjadi kekurangan saya, dan saya menjawab saya bukan orang yang kreatif. Dia tertawa dan menjawab, tenang saja, kamu akan menjadi orang yang kreatif di sini, dan saya pun diterima kerja di sekolah tersebut. Dan terbukti apa yang dikatakan Director of Studies tadi, 5 tahun saya mengajar membuat saya menjadi orang yang penuh ide dan senang dengan sesuatu hal yang baru yang dapat saya terapkan di kelas agar kelas itu menyenangkan.

Salah satu yang menjadi kekurangan pendidikan di Indonesia adalah teacher learning, bukan student learning. Maksudnya, fokus pembelajaran adalah suka-suka guru, bukan berfokus pada kebutuhan muridnya. Satu hal yang harus diingat bagi seorang guru adalah tindakan evaluasi diri setelah mengajar, yaitu bagaimana perasaannya jika diposisikan sebagai murid di kelas tersebut. 

Pertemuan pertama di kelas merupakan tolak ukur murid terhadap guru di kelasnya. Jika kita mengawali kelas dengan menyenangkan, maka murid akan selalu menunggu kedatangan kita untuk kelas berikutnya. Ada beberapa kegiatan yang bisa ditawarkan untuk kelas pertemuan pertama:

1. Label nama
Seorang murid akan sangat dihargai dan merasa senang jika guru mereka mengingat nama mereka. Tapi coba dibayangkan jika ada 15 murid di kelas, dan guru diminta untuk menghapal nama mereka, pasti tidak akan mudah.

Cara yang bisa digunakan adalah dengan melabelkan tiap murid. Misalnya, nama si anak Joey & Kayla, tambahkan satu kata sifat yang diawali dengan huruf awalan namanya, Joyful Joey, Kindly Kay, dan banyak hal lain. Itu akan membantu kita mengingat nama anak tersebut serta membuat si anak senang dengan panggilan tersebut.

2. Alur kereta api
Tiap murid memperkenal dirinya, dan teman-teman sebelumnya sampai selesai dengan menyebut 3 kalimat. Sebagai contoh: Hi, my name is Sandy, I am 12 years old, and I love Pizza. Teman selanjutnya memperkenal dirinya. Hi, my name is Joey, I am 15 years old, and I love noodles. She is Sandy, she is 12 years old, and she loves Pizza.

Murid selanjutnya: Hi, my name is Kayla, I am 14 years old, and I love drinking milk. She is Sandy, she is 12 years old, and she loves Pizza. He is Joey, he is 15 years old, and he loves noodle. Dan begitu seterusnya sampai semua murid saling memperkenalkan diri. Di sini murid diajarkan untuk fokus mendengarkan dan menggunakan prinsip Simple Present Tense.

3. Make your rules!
Jelaskan kepada murid, aturan-aturan yang harus dipenuhi di dalam kelas, misalnya, tidak boleh main gadget atau makan di kelas, cara izin keluar kelas atau melakukan sesuatu (Mam, can I go to the toilet? Can I use this? Could you help me to do this? Would you explain it once again? I still dont understand), meja bersih dari benda apapun ketika dirimu menjelaskan, dan aturan lain yang menurut kita perlu diterapkan untuk mendisiplinkan mereka.

Dan yang paling terpenting dari itu semua adalah Lesson Plan. Buat di selembar kertas, apa yang akan kamu ajarkan di kelas nantinya, serta durasi waktu yang dibutuhkan sehingga apa yang ingin kita sampaikan semuanya dimengerti dan diterima dengan baik oleh murid dengan waktu yang tepat. Banyak sumber/resources untk mempersiapkan lesson plan. So, dont worry kehabisan ide! Semakin kita banyak mencari ide pembelajaran, semakin kita kreatif, tidak hanya dalam dunia mengajar tapi juga dalam mengerjakan banyak hal. Selamat menjadi guru yang penuh kreativitas!

-Sandy-




Baca juga:
Ujian Nasional Mendadak "HOTS"
Bisakah Pelita Bandung Raya Hidup Kembali?
Inilah Pemenang Event Click: Opini tentang Pengurangan Commuter Line Duri-Tangerang

Yuk, Ikutan #KPKGerebek (31) di Kampoeng Tempo Doeloe

$
0
0

Kampoeng Tempo Doeloe (sumber: FB Mall Kelapa Gading)

#SalamKenyang #Madyanger

Sudah memasuki angka 31 (cmiiw), di ajang bergengsi #ceilee #KPKGerebek di April tahun ini, setelah nir-kegiatan hampir setahun, karena kesibukan masing-masing admin KPK. Dan KPK kembali ke arena La Piazza, Kelapa Gading, tempat bersejarah di mana di sini Admin KPK diiniasiasi oleh yang sekarang menjabat COO Kompasiana, Isjet, 2014 silam. Udah lama jugaah yaaa...

Nah, seiring digelarnya Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) 2018 di Laa Piazza, KPK akan menggelar rutin #KPKGerebek di sana.

Kita bisa blusukan, ngubek-ubek area "Kampoeng Tempo Doeloe" yang didekorasi benar-benar berada di Kampoeng Tempo Doeloe.

Dan tentunya peserta juga boleh icip-icip menu tempo doeloe dengan ragam kuliner tradisional Nusantara yang "ngangenin". Khususnya tersedia 10 jenis Soto Legenda di Nusantara. Kangen ndak?

Ada lebih dari 100 peserta UKM kuliner dengan lebih dari 200 menu andalan dalam suasana dekorasi nostalgia tempo dulu. Hadir tema Soto Nusantara, kehadiran KTD selama sebulan penuh wajib untuk dinikmati para pecinta kuliner.

Sooo mau tahu menu selengkapnya?

Ini nehhh, sengaja aku pajang menu-menu madyangnya, biar nantinya peserta terpilih dapat langsung menetapkan target menu kangen ala "Kampoeng Tempo Doeloe" yang dimau.

Ada Coto Makassar H. Hasan Daeng Tayang, Pallubassa Onta Makassar, Soto Betawi H. Mamat, Soto Kadipiro Yogyakarta, Soto Kesawan Medan, Soto Madura H. Ngatidjo, Soto Padang H. Sutan Mangkuto, Soto Jakarta H. Yus, Soto Trisakti Solo dan Tauto Pekalongan -- Bumbu Pekalongan.

Pada Food Festival tahun ini selain soto, Anda juga dapat menikmati menu-menu lezat khas Nusantara dalam suasana Taman Tropis, yang dideretkan menurut abjad seperti Ayam Geprek Mas Eko, Ayam Jontor Bakar Lele Jebret, Ayam Penyet Pak Boss, Bakmi Bodud'z (Non Halal), Bakso Sapi Mangga Besar 28, Bakso Sarkid Tanah Tinggi, Baso T-Sumsum Mejiku, Batagor Atan, Bebek Sinjay H. Endin, Bihun Kari Ny. Tan, Bolbi Bola Ubi, Cakwe Medan Ancol Cab. Muara Karang, Cempedak Harum & Colenak, Cendol Sin, Choipan & Kembang Tahu Heng Lie, Cilok Cimol & Risol Setan, Cliff Noodl Bar (Mie Keriting Siantar -- Non Halal), Dapoer Cak Moen, Empal Gentong Mang Darmo Khas Cirebon, Es Kelapa Butir Putra Garut & Es Sinar Garut H. Ucu, Es Nona, Es Pisang Ijo Pemuda, Es Podeng Gareng (Blok S), Es Roti Bakar, Gorengan Pak Slamet, Gudeg Jogja "Ibu Laminten", Gulali.

Kue Rangi, Kue Pancong, Kue Ape & Kue Lekker, Gultik Ganthari Blok M, Hao Che Kuotie (Non Halal), Kerak Telor Betawi Buncit, King Durian Kelapa Gading, Kopi Es Takkie, Kwetiau 28 Aho, Lontong Balap & Kikil Surabaya, Martabak Mini Medan (Mamime), Mie Aceh, Martabak & Roti Cane Aceh Seulawah, Mie Ayam Cetar, Mie Ayam Dalban Kelapa Gading, Mie Jowo Semar, Mr. Lumpia Semarang, Nasi Bakar Wijaya, Nasi Campur Pedas Bali, Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, Nasi Lengko Ayam Bledos & Nasi Goreng Babat, Nasi Pedas Spesial Sambel 88, Nasi Uduk & Ulam H. Yoyo, Otak-Otak Special 86, Pastellia, Pisang Goreng Srikaya "Ahou", Putu Bambu Medan, Rujak Juhi & Asinan Pak Tata.

Sang Pisang, Sate & Gulai Iga Sapi Maranggi Bon-Bon, Sate Ayam Madura Blok S, Sate Madura Bintang 5, Sate Padang Ajo Ramon, Sate Sapi Pak Kempleng -- Asli Ungaran Semarang, Seblak Jeletet Murni, Sego Megono " Kedung Rasa", Serabi Notosuman, Siomay Bandung, Tahu Bungseng Sumedang, Tahu Gejrot & Rujak Beubeuk, Tahu Slawi & Tahu Pletok Pancoran, Tebu Murni Cendana, Telor Telur Gulung, dan Unank Juice & Sop Buah.

Setelah kenyang icip-icip kuliner yang tersedia, peserta diminta menuliskan pengalamannya dalam bentuk blog competition. Tiga tulisan terbaik akan diganjar voucher belanja MKG.

Sooo, minat mau ikutan #KPKGerebek (31)? Yuk ndaftarrrr!!

#KPKGerebek (31) Jakarta Fashion & Food Festival akan digelar pada:

  • Hari/tgl: Minggu, 29 April 2018
    Waktu: Pukul 12.00 WIB -- Selesai (jam maksi tuhhh)
    Lokasi: La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Cara mendaftar:

1. Kirim email ke= kpk.kompasiana@gmail.com dengan subyek email #KPKGerebek (31) JFFF2018
2. Cantumkan data Anda: Nama, No WA, Url Akun Kompasiana
3. Kuota 15 #madyanger

Oke ditunggu pendaftarannya. Kuota terbatas yak, maka diseleksi dulu pesertanya. Cuzzz!

#WeEatWeWrite #Salam Kenyang


Admin KPK




Baca juga:
Menyadarkan Kembali Fungsi Jembatan Timbang Pasca Ambruknya Jembatan Widang
Ujian Nasional Mendadak "HOTS"
Bisakah Pelita Bandung Raya Hidup Kembali?

Selamat HUT Ke-88 PSSI

$
0
0

Logo PSSI (sumber: bola.kompas.com)

Selamat Hari Ulang Tahun (HUT) ke-88 PSSI, lebih bijak dan cerdas dalam menjalankan program kegiatan. Itulah ucapan yang wajib saya ungkap untuk PSSI di hari jadinya yang ke delapan puluh delapan tahun.

Di Tahun 2018 ini, persisnya sejak PSSI ditinggalkan Ketua Umum yang cuti, saya merasakan apapun program yang digelontorkan oleh PSSI, semua terkesan memaksakan kehendak. Termasuk HUT PSSI ke-88 yang harus dirayakan dengan acara Anniversary Cup.

Seluruh publik sepak bola Indonesia tahu bahwa tahun 2018, sepak bola nasional sedang penuh dengan berbagai konsentrasi. Selain harus disibukkan oleh kegiatan sepak bola tingkat internasional mulai dari berlaganya semua level timnas mulai dari U-16, U-19, dan U-23, kemudian Indonesia juga tuan rumah Piala Asia, Piala AFF, dan yang paling dekat adalah menjadi penyelenggara Asian Games, PSSI juga disibukkan dengan tanggung jawabnya memutar kompetisi.

Liga 1 sempat terkendala akibat soal hutang PT Liga Indonesia Baru (LIB) menunggak hutang kompetisi musim sebelumnya. Bahkan saat PT LIB seperti bermain sulap karena tiba-tiba dapat melunasi hutang, dan Liga 1 dipastikan diputar, hanya selang satu hari sebelum kick off, satu sponsor mundur.

Belum lagi persiapan Liga 2 yang juga molor dari jadwal. PSSI, juga tetap memaksakan hadirnya putaran turnamen Piala Indonesia. Persoalan sepakbola nasional juga terus bergulir. Liga 1 yang sudah berputar, hanya dalam empat pekan pertama, Komite Disiplin PSSI telah dua kali mengadakan sidang, yaitu tanggal 3 dan 11 April 2018.

Dari kasus-kasus yang disidangkan, semuanya menyangkut persoalan klasik sepak bola nasional, dan hanya dalam dua kali sidang, PSSI pun meraup uang dendan dengan total Rp 440.000.000,- Hampir setengah miliar. Ironisnya, kasus yang paling menyita perhatian, dalam sidang tersebut menyangkut kasus ulah dan sikap suporter yang anarkis.

Masih hangat sidang yang di gelar Komdis, menyusul berikutnya, kasus bentrok suporter yang berakibat adanya Bonek meregang nyawa karena suporter Persebaya Surabaya tawuran di Kota Solo dalam perjalanan pulang usai mendukung Bajul Ijo di Stadion Bantul saat meladeni PS Tira. Menyusul berikutnya kericuhan yang sangat memprihatinkan sepak bola nasional, atas sikap anarkis suporter Arema saat menjamu Persib Bandung di pekan empat Liga 1.

Liga 1 yang baru berjalan empat pekan saja sudah melahirkan problem serius, hingga Menpora Imam Nahrowi bereaksi tajam. Menpora meminta PSSI untuk dapat mengatasi kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang dengan tegas. "PSSI itu urusin, masa gitu saja tidak bisa ngurus. Tindak tegas," ujar Imam Nahrawi" (13/4/2018).

Kembali menyoal Anniversary Cup 2018 yang bakal digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, 27 April-3 Mei mendatang, dan diikuti oleh Bahrain, Uzbekistan, Korea Utara dan Indonesia selaku tuan rumah.

Tujuannya memang baik, mengukur persiapan tTmnas U-23 untuk berlaga pada Asian Games, namun imbas dari penyelenggaraan Anniversary Cup, bagaimana dengan kepentingan klub Liga 1 yang pemainnya sangat dibutuhkan untuk membela kepentingan klub. Lebih dari itu, Anniversary Cup yang tidak menjadi turnamen resmi FIFA, akan berbahaya bagi pemain timnas yang rentan cidera.

Faktanya lainnya, timnas U-23 dipastikan tanpa striker Almere City, Ezra Walian, yang tidak mendapatkan izin dari Almere City untuk bisa bergabung dengan Timnas Indonesia dengan alasan Anniversary Cup bukan merupakan jadwal resmi FIFA maupun Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Meski akhirnya kini Milla sudah memanggil 24 nama pemain yang bakal mengikuti pemusatan latihan sampai ke PSSI Anniversary Cup 2018 dan harus berkumpul di Jakarta sejak Senin (23/4/2018, ternyata Persija Jakarta meminta kepada PSSI untuk bisa mengerti kepentingan klub yang juga membawa nama Indonesia.

Dua pilar Persija, Rezaldi Hehanussa dan Andritany diharapkan dapat membela Persija yang harus menang pada laga terakhir Grup H Piala AFC melawan Tampines Rovers untuk bisa lolos ke fase gugur pada Selasa (24/4/2018). Anniversary Cup bukan FIFA Matchday, jadi Persija berhak menolak untuk melepas dua pemainnya tersebut.

Bila Persija menolak 2 pemainnya bergabung dengan Timnas U-23, maka sikap Persija sama dengan sikap Malaysia mundur dari turnamen karena alasan pemain maupun Almere City, yang tidak melepas Ezra Walian. Namun, alasan Persija lebih bersifat patriotisme karena Persija sedang berjuang di kejuaraan klub Asia untuk nama Indonesia.

Seandainya saja Edy sedang tidak cuti dan meninggalkan panggung sepak bola nasional, apakah PSSI tetap akan memaksakan kehendak dengan menggelontorkan semua program yang jelas berbenturan satu sama lain.

Semoga di usia yang ke-88 tahun, semua yang kini menakhodai organisasi bernama PSSI semakin bijak membuat program kegiatan, dan tegas menangani semua persoalan yang melilit persepakbolaan nasional.

Kembalikan sepak bola nasional ke kitahnya, yang penuh nilai-nilai sportivitas, bukan ditunggangi politik kepentingan. Bagi Timnas U-23, manfaatkan betul kesempatan turnamen Anniversary Cup ini demi mengukur kemampuan timnas yang digadang-gadang mendulang prestasi dalam Asian Games. Dan Persija Jakarta tidak dirugikan karena juga mengemban nama baik bangsa di level Asia. Selamat HUT ke-88 PSSI, sukses perayaannya dengan Anniversary Cup. Amin.




Baca juga:
Enaknya Tinggal di Kompleks Perumahan, Kalau...
Menyadarkan Kembali Fungsi Jembatan Timbang Pasca Ambruknya Jembatan Widang
Ujian Nasional Mendadak "HOTS"

Kenapa Mobil Ambulans Harus Didahulukan?

$
0
0


Ilustrasi: Megapolitan kompas

Belum lama, ada video viral yang menampilkan ambulans yang dihalang-halangi lajunya di jalan raya. Bagi saya itu menyedihkan. Bagaimana mungkin orang tega berbuat seperti itu. Namun prasangka baik saya, bisa jadi dia tidak punya pengalaman berada di mobil ambulans jadi tidak tahu atau tidak mengerti. Oleh karena itu melalui tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman saat anak saya sakit dan meninggal akhir tahun lalu.

Pertama

Saat anak saya sakit di rumah, saat itu almarhum kejang-kejang, yang ada di pikiran saya adalah saya harus lekas membawanya ke rumah sakit. Namun saya tidak memanggil ambulans karena menurut saya akan butuh waktu. Akhirnya, beserta eyang, saya membawa anak saya ke rumah sakit dengan mobil. 

Saya menyetir dan eyang di belakang memangku anak saya. Saat itu yang ada dalam pikiran, anak harus diselamatkan. Mobil saya kendarai dengan cepat. Lampu dan klakson pun saya mainkan. Alhamdulillah jalan raya seperti memahami. Kamipun sampai di rumah sakit dengan cepat, walaupun pada akhirnya anak saya tidak tertolong meninggal beberapa hari kemudian.

Kedua

Saat membawa jenazah anak saya. Saya bersama istri di mobil jenazah. Saat itu magrib, kami harus cepat karena harus mengurus jenazah. Harus dimandikan dan disolatkan di rumah. 

Suasana jalan sangat padat karena jam pulang kantor, namun alhamdulillah, karena kami menggunakan mobil jenazah dengan sirine yang meraung-raung, semua pengguna jalan memberi jalan. Kamipun tiba di rumah dengan cepat untuk segera mengurus jenazah.

Dari dua peristiwa itu, ada dua alasan kenapa mobil ambulans harus didahulukan:

Pertama, mobil ambulans membawa orang sakit yang harus diselamatkan, agar pasien tertolong. Mobil ambulans berisi alat-alat penunjang keselamatan orang sakit namun sifatnya sementara sehingga pasien harus sesegera mungkin diipindahkan ke rumah sakit dan mendapatkan tindakan medis yang tepat.

Kedua, mobil jenazah membawa jenazah yang harus segera diurus. Itu membutuhkan transportasi yang cepat sampai ke rumah. Di sisi lain ada keluarga jenazah yang sedang berduka. Alangkah bijaknya jika pengendara di jalan raya membantu orang yang sedang berduka. Sebagai tanda ikut berduka, bersimpati, sehingga meringankan mereka.

---

Menghalangi ambulans adalah perbuatan tercela. Namun mungkin sang penghalang belum pernah merasakan duka atau belum pernah berada di mobil ambulans jadi tidak tahu.

Bisa jadi itu dilakukan karena sang penghalang berprasangka buruk terhadap mobil ambulans. Mungkin dia tidak percaya bahwa di dalam mobil ambulans sedang ada orang sakit terbaring membutuhkan pertolongan. Untuk hal itu, saya sarankan mulai hari ini berprasangka baiklah pada mobil ambulans.

Sang penghalang mungkin berpikir bahwa mobil ambulans terlalu lebay, salip kanan salip kiri. Namun percayalah bahwa itu dilakukan dalam rangka memberi pertolongan pada orang sakit. Kalau tidak percaya silahkan magang di rumah sakit khususnya magang jadi sopir ambulans.  

Saran saya, mulai hari ini berilah jalan pada mobil ambulans, sebagai bentuk simpati terhadap orang sakit dan orang yang sedang berduka. Harapan saya, semoga tidak ada lagi yang menghalangi laju ambulans di jalan raya.

Sekian.     




Baca juga:
"Black Panther" dan Kembali Menggeliatnya Bioskop di Arab Saudi
Yang Luput Menyoal Ujian Nasional yang Memberlakukan HOTS
Pilkada oleh DPRD dan Potensi "Shadow State"

Mengunjungi Johor Island, Surga Kecil di Pantai Timur Malaysia

$
0
0

dokumentasi pribadiAtas undangan Johor Tourism dan Malaysia Travel Information Center (MaTIC), penulis mendapat kesempatan untuk mengunjungi obyek wisata di Johor Island (Kepulauan di Kesultanan Johor), yakni Pulau Babi Besar (sering disebut Pulau Besar) dan Pulau Tinggi, di Mersing.

Namun perjalanan ke Johor tidak melalui rute terdekat, yakni melalui Batam - Singapura - Johor, melainkan dari Kuala Lumpur (KL), melewati jalan darat sejauh 350 kilometer dengan bus besar bersama sekitar lima puluh orang anggota rombongan yang terdiri dari blogger dan awak media. 

Untung jalan-jalan di Malaysia mulus dan tidak terlalu padat, sehingga perjalanan sejauh itu dapat dilalui sambil tidur. Apalagi pemandangan di kiri-kanan jalan agak monoton karena didominasi oleh perkebunan kelapa sawit.

Pukul 13.00 bus sampai di Kota Mersing, tepatnya di Mersing Harbour Centre (Pelabuhan speedboat Mersing). Ahmad Nizam dari Johor Tourism menyambut kami dengan ramah. Selesai makan kami langsung menuju pelabuhan. Rombongan menaiki lima speedboat yang sudah tersedia, menuju destinasi wisata unggulan di lepas pantai Johor.

Di Johor terdapat beberapa pulau yang menjadi destinasi wisata unggulan, yakni Pulau Besar, Pulau Tengah, Pulau Rawa, Pulau Dayang, Pulau Pemanggil, Pulau Aur yang kecil, Pulau Tinggi dan Pulau Sibu. Tujuan kami adalah Pulau Besar. Lebih ke arah Barat Laut ada Pulau Tioman yang terkenal, tetapi itu masuk ke Kesultanan Pahang.

Selama 30 menit perjalanan dari pelabuhan Mersing, speedboat merapat di dermaga Pulau Besar. Kami disambut oleh nyanyian kelompok vokal oleh 7 orang lelaki yang menyanyi dengan suara koor yang kompak. Sosok mereka seperti orang Indonesia Timur. Rambut ikal dan kulit agak kelam terbakar matahari. Belakangan baru diketahui bahwa mereka adalah orang Sangir (Sangihe Talaud), Sulawesi Utara, yang bekerja di Bayu Lestari Resort . Lagu yang dinyanyikan mirip lagu koor gereja.

Kami berkumpul sebentar di restoran milik Bayu Lestari Resort untuk menikmati makanan yang disediakan. Rombongan lalu dibagi tempat menginap di beberapa bilik dengan kapasitas berbeda. Ada yang bisa ditempati 4 orang dan ada pula yang bisa ditinggali 7 orang untuk bangunan berlantai dua. Bangunan kayu milik resort ini sangat artistik. Bangunan-bangunan itu ternyata dibuat oleh orang-orang Woloan, Minahasa, Sulawesi Utara.dokumentasi pribadi

Menurut staf dari Johor Tourism, Ahmad Nizam, Pulau Besar dahulu dihuni oleh penduduk. Tetapi penduduk sudah menjual tanahnya kepada beberapa pemilik resort, sehingga tidak ada lagi penduduk yang menetap. Masih ada beberapa bangunan bekas penduduk dan barang-barangnya yang sudah rusak yang dibiarkan teronggok. Kini pulau tersebut hanya dijadikan destinasi wisata. Ada tiga buah resort yang tenang di sana.

Resort-resort di Pulau Besar sangat tenang, tidak ada musik hingar bingar atau turis berpakaian seronok yang mondar-mandir. Resort di Pulau Besar cocok untuk liburan keluarga yang ingin menghilangkan kepenatan rutinitas dan suasana kehidupan kota besar yang ramai. Pulau Besar memiliki pantai yang panjang dan cukup lebar.

Pasirnya putih halus nyaris seperti tepung. Airnya jernih, sehingga sangat menyenangkan untuk mandi dan bermain-main air di pantai. Di beberapa tempat terdapat spot untuk menyelam (diving) dan snorkling. Jika beruntung, penyelam bisa menemukan ikan pari, penyu sisik berawarna emas atau dugong.

Alam di Pulau Besar masih sangat terjaga. Di belakang resort terdapat sebuah gunung yang tidak terlalu tinggi dengan hutan masih perawan. Burung-burung bebas berkembang biak di tempat itu. Bahkan di sekitar resor kami bisa melihat berbagai jenis burung dengan mudah bermain-main di pantai atau di pohon-pohon.dokumentasi pribadi

Di sebuah pohon cemara di tepi pantai dekat Coconut Resort terlihat puluhan kalong bergelantungan. Tak ada yang mengusik.

Di dermaga speedboat Pulau Besar setiap pagi muncul tiga ekor burung elang untuk mencari makan. Elang-elang tersebut menukik ke per mukaan air lalu pergi menuju perbukitan di belakang resort, sambil membawa ikan dalam cengkeramamnya.

"Kalau beruntung, kita akan melihat elang paruh emas, badan dan sayapnya coklat putih. Paruhnya kuning seperti emas. Saya pernah memotretnya di Coconut Island, tapi dia cuma singgah sebentar, lalu terbang lagi," tutur Husen penuh semangat.dokumentasi pribadi

Setelah melepas lelah pada malam hari di Pulau Besar, panitia mengajak melakukan penyelaman di bagian selatan pulau. Di sana merupakan spot terbaik untuk melakukan penyelaman. 

Bagi yang tidak memiliki lisensi selam, akan diajak melakukan trekking melewati hutan lebat dan perbukitan untuk menuju pantai di bagian timur yang menghadap ke Laut Cina Selatan. Sayang agenda itu tidak bisa dilakukan, karena pagi hari esoknya cuaca kurang baik. Hujan turun sejak pagi hingga menjelang siang.

"Jalannya licin dan berbahaya kalau hujan," kata Husen staf resort kepada penulis, yang rencananya akan memandu kami melakukan trekking.

Yang menarik dari Pulau Besar adalah lingkungannya yang sangat tenang dan alam yang masih asri. Melihat burung-burung berkeliaran dengan bebas, apalagi melihat elang mencari makan, merupakan sensasi yang tak bisa dilupakan. Pulau Besar merupakan surga bagi burung-burung dan tentu saja bagi wisatawan yang ingin menikmati alam yang tenang di sana.dokumentasi pribadi

"Kalau mau datang ke sini antara bulan Mei hingga Agustus, karena pada bulan-bulan itu laut di sini sangat tenang. Biasanya banyak ekspatriat Eropa yang bekerja di Singapura, berlibur ke sini bersama keluarganya," tutur Denis, anak pemilik resort.

Agenda kami pada hari kedua adalah menuju ke Pulau Tinggi. Selepas makan siang kami membawa barang ke dalam speedboat yang akan membawa ke Pulau Tinggi. Dari Pulau Besar, pulau ini terlihat seperti gunung berapi yang menyembul dari dalam laut.dokumentasi pribadi

Setengah jam kemudian speedboat sudah mendekati sebuah pulau. Tetapi pengemudi sengaja membelokan kapal mengitari sebuah bangunan megah yang indah di tengah laut. Bangunan itu adalah tempat peristirahatan Sultan Johor dikala liburan. Kesempatan itu kami gunakan untuk memotret. Tetapi kami diminta untuk tidak mempublikasikan bangunan tersebut.

Speedboat yang kami tumpangi akhirnya merapat di dermaga Pulau Tinggi. Selain terdapat resort, di Pulau ini juga terdapat instalasi penting dan permukiman penduduk. Kami lalu diajak masuk ke kawasan TAD Marine Resort. Dibandingkan dengan Bayu Lestari Resort di Pulau Besar, TAD Marine terkesan lebih terbuka. Tidak jauh dari pos jaga terdapat sebuah kolam renang terbuka. Di tempat itu makan malam diadakan.

Suasana di TAD Marine Resort tidak setenang dan seteduh resort-resort di Pulau Besar. Pantainya panas, karena pepohonan besar sudah ditebang, hanya meninggalkan pangal bawahnya saja. Menurut seorang awak media dari Kuala Lumpur yang ikut dalam rombongan, pohon-pohon itu sengaja ditebang dan diambil kayunya untuk bangunan-bangunan di resort.

Pada pukul 21.00 waktu setempat ada tawaran untuk melihat penyu bertelur di tepi pantai. Tetapi setelah berjalan sejauh 300 meter dari resort, tidak ada penyu bertelur.

"Biasanya penyu akan naik ke pantai pukul duabelas," kata seorang pemuda yang bertugas di sana.

Esoknya kami diminta untuk menaiki speedboat untuk melihat dan mendatangi beberapa spot menarik. Antara lain tebing karang yang memiliki gua kecil dan selat yang sangat kecil di antara dua pulau karang. Celah yang kecil tapi dalam itu bahkan tidak bisa dilewati oleh speedboat. Pemandangan di sini cukup indah.dokumentasi pribadi

Dari tempat itu speedboat kembali melaju menuju ke sebuah pulau kecil yang lain. Speedboat berhenti sebentar di pinggir pulau. Air di sini sangat jernih berwarna hijau tosca, sehingga dasar laut kelihatan. Cuma sebentar di sana, speedboat kembali bergerak, dan berhenti di sebuah pulau kecil yang memiliki pantai mini berpasir putih. Kami diminta turun di tempat itu.

"Kita akan melakukan snorkling di sini. Ayo semua turun," pinta Ahmad Nizam dari Johor Tourism.

Speedboat merapat di pulau kecil tersebut. Peralatan snorkling dibagi-bagikan. Hampir semua mengambil, walau ada beberapa orang yang tidak turun ke air.

"Di tempat ini kalau mau melihat ikan Nemo," kata Ibu Rose, pemilik resort yang ikut bersama rombongan. Namun penulis tidak menemukan Nemo. Hanya beberapa ikan kupu-kupu dan jenis ikan kecil lainnya yang bersliweran. Mungkin kurang ke tengah untuk melihat taman karang di pulau kecil itu.dokumentasi pribadi

Satu jam kami berada di pulau karang kecil itu, kegembiraan bermain air dan snorkling berakhir. Kami diminta naik kembali ke speedboat untuk menuju Kampung Tok Mok. 

Di Tok Mok kami disajikan kelapa muda yang langsung dipetik dari pohonnya di tepi pantai. Di tengah panas yang menyengat, rasa lelah sehabis bermain-main di laut, terbayar dengan rasa air kelapa yang nikmat. Air kelapa di Tok Mok bukan saja manis, tetapi baunya harum seperti diberi daun pandan.

Kami tidak lama di Kampung Tok Mok. Hanya menikmati kelapa muda dan melihat Rumah Tok Mok yang di dalamnya terdapat seluruh Sultan Johor dan Permaisuri mereka, turun-temurun. Dari Tok Mok kami kembali ke Pulau Tinggi.

Di Pulau Tinggi ada tawaran untuk melihat air terjun (waterfall), letaknya di lereng Gunung Semudu. Gunung Semudu memiliki tinggi 2000 meter di atas permukaan laut, sehingga Pulau Tinggi terlihat dari pulau-pulau di sekitarnya.

Untuk mencapai air terjun kami harus menelusuri pantai hingga ke ujung pantai yang berbatasan dengan tebing batu, tidak jauh dari tempat peristirahatan keluarga Sultan Johor. 

Dari sana jalan mulai menanjak. Ada undakan yang dibangun sepanjang beberapa meter. Nafas mulai memburu, kaki terasa pegal. Beruntung ada tambang yang dipasang dari pohon ke pohon untuk membantu pendaki, sehingga cukup menolong mengurangi beban tubuh dan jalan yang licin di beberapa tempat.

Sekitar 15 menit berjalan, kami sampai di jalan menurun. Suara air terjun sudah terdengar, membuat semangat kami timbul. Ternyata lokasi air terjun memang tidak jauh. Melewati dua tikungan menurun dan sebuah tebing terjal, sampailah kami di air terjun. Untuk menuruni tebing terjal disediakan dua buah tambang yang dipasang berjajar. Lagi-lagi ini sangat menolong. Andaikata jalur-jalur pendakian gunung di Indonesia diberi fasilitas seperti ini, alangkah sangat berguna.

Air terjun di Gunung Semudu tidak terlalu tinggi. Hanya kira-kira 30 meter tingginya. Di bawahnya berbentuk kolam, sebagai proses alam akibat curahan air. Beberapa dari kami mandi di dalam kolam alami berdiameter kira-kira 10 meter.dokumentasi pribadi

Dibandingkan banyak air terjun di Indonesia, air terjun di Gunung Semudu tergolong kecil. Namun demikian ini menjadi salah satu spot yang tidak boleh dilewatkan bila berkunjung ke Pulau Tinggi. Apalagi air terjun ini berada di tengah hutan perawan yang masih terjaga keasriannya.

Melihat air terjun di Gunung Semudu adalah trip terakhir kami di Johor Island. Siang itu kami meninggalkan Pulau Tinggi untuk kembali ke Kuala Lumpur, melalui Pelabuhan Tanjung Leman. Pelabuhah khusus speedboat ini hanya 30 menit dari Pulau Tinggi. Lebih dekat jika dibandingkan melalui Pelabuhan Mersing.

Ada beberapa catatan menarik dari kunjungan di Johor Island. Pengelolaan wisata di sini dikelola secara profesional. Antara transportasi dan akomodasi terintegrasi walau berada di bawah pengelolaan terpisah.

Lokasi yang bisa dinikmati oleh wisatawan sangat beragam, karena kondisi alam di Johor Island yang sangat mendukung. Alam di Johor Island sangat terjaga. Hutannya masih asri, dan hewan-hewan di sana, terutama burung-burung, tak ada yang mengusik. Sayang di Pulau Tinggi kami masih menemukan sampah yang berserakan, terutama botol plastik bekas minumanyang terbawa gelombang laut hingga terdampar di pantai. Nampaknya tidak ada petugas khusus yang menangani kebersihan pantai.

Namun demikian dari kedua pulau yang kami kunjungi - Pulau Besar dan Pulau Tinggi, Johor Island merupakan tempat yang recommended untuk berlibur, terutama bagi mereka yang selalu menghadapi rutinitas dan kesibukan kota besar. Selain kedua pulau itu masih terdapat beberapa pulau lain yang juga sudah menjadi tujuan wisata.dokumentasi pribadi

"Di Pulau Tengah tempatnya lebih eksklusif, tetapi harganya sangat mahal, bisa mencapai tiga ribu ringgit per malam (RM 3000)," kata Maria seorang blogger dari Kuala Lumpur yang ikut dalam rombongan

Untuk mencapai Johor Island, bila dari Indonesia bisa melalui Singapura atau langsung ke Bandara Senai di Johor. Rute ini jauh lebih dekat dibandingkan melalui Kuala Lumpur. (why16661@gmail.com)




Baca juga:
[Blog Competition] Alam Sutera, Hunian Ideal Penunjang Gaya Hidup Sehat
"Black Panther" dan Kembali Menggeliatnya Bioskop di Arab Saudi
Yang Luput Menyoal Ujian Nasional yang Memberlakukan HOTS

"Lesson Plan" untuk Kelas Mengajar yang Menyenangkan

$
0
0

Sumber: www.kabaranime.com

Setiap apapun yang menjadi kegiatan kita harus ada persiapkan yang matang, sehingga apa yang menjadi tujuan kita tercapai 100 persen sesuai apa yang diharapkan. 

Begitu juga dengan mengajar di kelas. Jangan karena sudah terbiasa dengan topik yang kita ajarkan ataupun karena topiknya terlalu mudah, kita tidak melakukan persiapkan. Hal ini saya pelajari sewaktu saya pertama sekali diterima di tempat les mengajar Bahasa Inggris. Setiap guru diwajibkan untuk memiliki lesson plan sebelum mengajar. Itu menjadi kriteria penilaian dalam bekerja.

Awalnya rada malas untuk membuat lesson plan, alhasil kelas yang tanpa lesson plan berjalan dengan tidak baik. Murid-murid merasa bosan, dan target pencapaian murid tidak berhasil. 

Setiap guru diberikan training bagaimana mempersiapkan kelas dengan baik, membuat lesson plan, dan dilakukan peer-to-peer observation, di mana setiap guru diberi kesempatan untuk mengobservasi kelas guru lain sebagai bahan perbandingan mengajar di kelas. 

Untuk membuat lesson plan, tidak membutuhkan waktu lama, hanya 15 menit. Jikalau kelas yang akan diajar membutuhkan waktu 90 menit, maka bagilah menjadi beberapa section: warming up, main point, cooling down.

1. Warming up - 10/15 minutes

Satu sesi di mana passion murid untuk belajar itu dibangkitkan sembari menunggu murid yang datang telat. Kegiatan warming up yang dapat dilakukan misalnya saying hello, singing, rhyming, atau permainan kecil. Pendekatan terhadap murid itu sangat penting, sehingga murid akan dengan senang hati mendengarkan setiap perkataan kita di kelas.

2. Main Point - 40/50 minutes

Sesi di mana murid belajar topik yang akan menambah pengetahuan mereka. Diawali dengan mereview apa yang sudah mereka pelajari di kelas sebelumnya, dan selanjutnya masuk ke topik yang baru. 

Di artikel sebelumnya, saya pernah menyebutkan ada 4 poin utama dalam bahasa Inggris; reading comprehensive, listening, speaking, and writing. Keempat poin tersebut bisa diajarkan dalam satu sesi, tapi sebaiknya fokuslah setidaknya pada 2 poin dalam satu sesi. 

Misalnya untuk kelas hari ini, fokus pada writing and speaking. Untuk writing, biasanya kita fokus pada grammar. Grammar, merupakan salah satu topik yang membosankan (jika tidak mengerti). So, ini menjadi tantangan buat para guru untuk mempersiapkan materi grammar yang menyenangkan buat murid.

Misalnya, ketika belajar simple present, mintalah mereka untuk membuat satu kalimat apa yang mereka lakukan setiap harinya. Contohnya, Toni menulis, "I wake up  at 5 o'clock in the morning", Elisa menulis, "I wake up at 5.30 in the morning, Henry menulis, "I wake up at 5 am", dan murid lain juga menulis hal yang sama tentang jam berapa mereka bangun setiap harinya. 

Cobalah keliling ke setiap murid untuk mengecek tulisan mereka, dan koreksi jika salah. Setelah itu, mintalah mereka untuk bertanya pada lima temannya, jam berapa mereka bangun. 

Di sini mereka belajar speaking. Ajari mereka menggunakan kalimat tanya yang benar. "What time do you wake up in the morning?" Minta mereka mengucapkan kalimat itu satu persatu, untuk melihat pronounciation mereka. 

Setelah semua ok, setiap murid bergerak mencari temannya dan bertanya "What time do you wake up in the morning?" Mereka diberi waktu yang terbatas untuk melakukan aktivitas tersebut. Setelah selesai sesi bertanya pada teman, mereka harus menulis laporan atas hasil jawaban mereka dalam bentuk kalimat positif dan negatif, misalnya "Toni and Henry wake up at 5 o'clock in the morning, but Elisa does not wake up at 5, she wakes up at 5.30."

Sekali lagi, guru berkeliling dan mengoreksi hasil pekerjaan mereka. Setelah selesai menulis, mereka mengucapkan hasil laporan mereka di depan kelas, sehingga jika ada laporan yang salah, temannya bisa mengoreksi. 

Dari kegiatan di atas, mereka belajar speaking dan writing tanpa merasa grammar adalah sesuatu yang sulit dan dapat diterapkan dalam percakapan sehari mereka. Sesi ini diakhiri dengan memberikan lembar kerja tentang simple present.

3. Cooling down - 10/15 minutes

Sesi di mana para murid sudah menyelesaikan tugasnya dan akan bersiap-siap untuk pulang. Untuk sesi ini, dapat diisi dengan permainan atau aktivitas seperti menggambar, mewarnai, menggunting, story telling, atau menebak gambar.

Contoh Lesson Plan| Dokumentasi pribadi

Semua bahan-bahan tersebut sudah tersedia di internet, tinggal diunduh, baik itu untuk ice-breaking class, speaking activity, games, and so many interactive activities in the class. Tetapi ada beberapa poin yang harus diingat:

a. Kelas yang paling efektif adalah kelas di mana semua murid bisa fokus pada guru dan sebaliknya, dan saya sarankan bentuk susunan kursi adalah bentuk - U

b. Bisa dibuat sapaan menarik pada saat masuk ke kelas atau saat berakhirnya kelas seperti Hi-5 (cas tangan)

c. Sebaiknya jangan meninggalkan pekerjaan rumah (PR) buat anak, sehingga mereka tidak merasa terbebani ketika pulang sekolah, kecuali topik tersebut benar-benar lemah bagi si murid.

d. Jika ada keluhan dari satu orang tua karena ketidakmampuan kita mengajar, sebaiknya jangan merasa sudah gagal. Pandanglah pada murid yang lain yang merasa senang dengan kehadiranmu. Tapi jika sudah lebih dari setengah yang mengeluh, sebaiknya koreksi diri dengan cara kita mengajar.

e. Komunikasikan dengan orang tua, jika anak mereka yang merupakan muridmu, memiliki kelemahan yang mungkin orang tua tersebut bisa membantu mengajarkan anak mereka di rumah.

f. Tetap semangat mengajar, jangan bawa perasaan ga enak ke kelas, karena itu akan mempengaruhi gaya mengajarmu.


Selamat datang para guru ke dunia kreativitas tanpa batas!


-Sandy-




Baca juga:
Cahaya dan Warna dalam Fotografi, Sebuah Cerita I
[Blog Competition] Alam Sutera, Hunian Ideal Penunjang Gaya Hidup Sehat
"Black Panther" dan Kembali Menggeliatnya Bioskop di Arab Saudi

Verifikasi Hijau Diubah Menjadi Validasi, Begini Caranya!

$
0
0

Ilustrasi: Kompasiana

UPDATE
Mulai bulan Maret 2018, Kompasiana akan mengubah nama untuk verifikasi hijau menjadi validasi agar memudahkan Kompasianer maupun pembaca yang belum dapat membedakan hijau dan biru. Secara teknis validasi masih sama pengajuannya, hanya mempertegas jika validasi (sebelumnya disebut dengan verifikasi hijau) adalah proses pemeriksaaan data Kompasianer secara adminstratif bukan berdasarkan kualitas tulisan. Sedangkan verifikasi (sebelumnya verifikasi biru) adalah proses penilaian Kompasianer berdasarkan kualitas yang diproduksi maupun interaksi selama ini. Baca: Kenali Verifikasi Biru Kompasiana

Proses validasi akun masih sama, untuk selengkapnya Anda bisa simak panduan di bawah ini.

======

Fitur Validasi Akun di Kompasiana sudah disematkan sejak 2011, fitur ini berupa tanda checklist berwarna hijau di samping nama pengguna. Fungsi validasi akun adalah sebagai penanda bahwa akun tersebut dapat dibuktikan keaslian identitasnya.

Adanya akun yang tervalidasi juga membuat pembaca nyaman akan konten yang ia baca, sebab mereka tahu bahwa konten tersebut ditulis oleh penulis yang jelas jati dirinya dan kontennya dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan bagi sesama kompasianer atau penulis, akun yang tervalidasi membuat aktivitas interaksi dan pertemanan semakin nyaman.

Ada pula keuntungan lain sebagai akun Kompasiana yang tervalidasi, seperti mendapat prioritas oleh Kompasiana untuk mengikuti berbagai event online dan offline (Nangkring, Blogshop, Tokoh Bicara, dan lain-lain). Selain itu pengguna juga akan mendapatkan kesempatan lebih besar untuk bekerjasama dengan Kompasiana, misalnya dalam penerbitan buku, liputan khusus, mengikuti event eksklusif, dan lainnya.

Bagaimana, tertarik untuk melakukan validasi akun? Silakan ikuti tutorial validasi akun Kompasiana berikut ini:

1. Buka Menu PengaturanLetak menuUntuk mengajukan validasi akun, Anda perlu mengisi data diri yang terletak di menu "Pengaturan". Pilih menu "Pengaturan" pada profil Anda yang terletak di pojok kanan atas.

2. Lengkapi "Profil"

Pada menu ini Anda akan diminta untuk melengkapi deskripsi profil, tanggal lahir hingga akun media sosial Anda. Menu ini membantu para pembaca untuk mengenali karakter Anda lebih jauh. Langkah pertama klik tombol "Edit", setelah semua telah terisi klik "Simpan". Data profil Anda sudah dilengkapi.

3. Pilih Menu "Data Pribadi"

Selanjutnya, pada menu "Pengaturan" pilih menu "Data Pribadi". Setelah itu klik "Edit" dan lengkapi kolom yang disediakan, serta jangan lupa untuk mengunggah scan kartu identitas.

Supaya lebih jelas, berikut kolom wajib yang harus diisi agar pengajuan validasi akun Kompasiana Anda disetujui:

  • Data identitas
  • Mengunggah scan kartu identitas
  • Jenis Kelamin
  • Nomor Kontak
  • Alamat
  • Pendidikan
  • Profesi
  • Pemasukan Per Bulan
  • Pengeluaran Per Bulan

Pilih menu

Sedangkan untuk kolom NPWP dan Nomor Rekening bisa Anda isi jika Anda ingin mengikuti serangkaian campaign dari Kompasiana Content Affiliation. Info selengkapnya bisa baca di Perkenalkan, Kompasiana Content Affiliation!

3. Mengunggah Scan Kartu Identitas

Pada menu ini Kompasiana hanya mengijinkan kartu identitas berupa KTP, SIM, Paspor, dan Kartu Pelajar yang masih berlaku untuk keperluan validasi akun. Selain 4 jenis kartu tersebut, pengajuan validasi akun Anda akan otomatis ditolak.

Untuk mengunggah scan kartu identitas cukup mudah, pengguna cukup klik tombol "Browse" untuk memilih file yang akan diunggah. Jangan lupa untuk memastikan bahwa kualitas gambar cukup baik dan tidak blur (identitas terbaca dengan jelas). Terakhir, pastikan juga ukuran file kartu identitas tidak lebih dari 1 MB dengan ekstensi file jpeg.

Bila semua dirasa sudah lengkap, langkah terakhir adalah klik tombol "Ajukan Validasi/Verifikasi" di bagian paling bawah dan klik Simpan. Bila Anda hanya klik salah satu, pengajuan verifikasi tidak dapat berhasil.

Tahap terakhir, tekan tombol

Terakhir, silakan tunggu proses pengajuan validasi akun. Biasanya lama pengajuan validasi akun memakan waktu 7 hari kerja. Bila ditemukan masalah atau pertanyaan tentang validasi akun, Anda bisa menghubungi Kompasiana melalui e-mail di kompasiana@kompasiana.com dengan subyek "Validasi Akun".

Cukup mudah bukan untuk mengajukan Validasi Akun di Kompasiana? Yuk, segera validasi akun Anda! Rasakan mengakses Kompasiana lebih nyaman dan nikmati berbagai keuntungannya. (LBT)

----

*Untuk mempermudah proses unggah berkas dan pengajuan validasi, dianjurkan menggunakan Kompasiana versi desktop/PC.




Baca juga:
Duet Jokowi-Prabowo, Mungkinkah Terjadi?
Cahaya dan Warna dalam Fotografi, Sebuah Cerita I
[Blog Competition] Alam Sutera, Hunian Ideal Penunjang Gaya Hidup Sehat
Viewing all 10549 articles
Browse latest View live