Quantcast
Channel: Beyond Blogging - Kompasiana.com
Viewing all 10549 articles
Browse latest View live

Serunya Perburuan Peluang "Playoff NBA" Wilayah Barat

$
0
0

Hari yang sama tahun lalu, pergeseran posisi delapan besar, tidak seseru ini. Apabila melihat posisi klasemen, masih ada delapan tim yang berpeluang masuk delapan besar, menemani Houston Rockets dan Golden State Warriors.

Hari ini, musim lalu. hanya Denver Nuggets dan Portland Trail Blazers yang masih memperebutkan posisi delapan besar wilayah barat lantaran Portland Trail Blazers hanya berselisih dua kemenangan dari Denver Nuggets, tiga pertandingan sebelum babak reguler selesai.

Los Angeles Clippers memang masih berusaha menggapai posisi calon lawannya di peringkat empat, Utah Jazz, kala itu, lantaran punya rekor kemenangan yang sama, 48 kemenangan. Hanya saja, tim lain sudah memastikan urutannya di posisi delapan besar.

Nikola Jokic dan Karl Anthony Towns <https://denver.cbslocal.com>

Musim ini, Portland Trail Blazers juga masih mencari ruang di posisi delapan besar. Hanya saja, posisi tiga besar hanya bisa bergeser ke Utah Jazz karena mereka unggul 2-1, dengan catatan Utah Jazz memenangi tiga pertandingan sisa dan Portland Trail Blazers minimal kalah satu kali.

Peluang itu masih besar lantaran mereka masih harus menghadapi San Antonio Spurs yang masih mencari peluang bertemu Houston Rockets, Golden State Warriors, atau Utah Jazz lebih awal.

https://www.basketball-reference.com

Delapan besar wilayah timur boleh dibilang udah tampak hilalnya bahkan selepas All Stars lantaran Detroit Pistons yang kedatangan Blake Griffin justru telah kalah lima kali lebih banyak dari sesama pemburu delapan besar kala itu Milwaukee Bucks dan Miami Heat. Mereka mulai bangkit dan mendekat ketika Reggie Jackson pulih dari cedera. Mereka memenangi lima laga beruntun sebelum kalah dari Philadelphia 76ers yang hari ini menjalani partai seru melawan Cavaliers demi memperebutkan posisi tiga besar pagi tadi.

tabel-nba-jpg-5ac9df3bbde5752563517b82.jpg

tabel-nba-timur-jpg-5ac9e11dcf01b41e50057fa2.jpg


Sixers memang tengah diunggulkan karena meraih 12 kemenangan beruntun, lagi pula tim tamu baru saja menjalani partai luar biasa, sehari sebelumnya, bertemu Washington Wizard. Seperti hari sebelumnya yang tertinggal 17 poin, hari ini Lebron juga memangkas ketingglan timnya hingga kisaran 4-5 angka

Setidaknya dua tembakan tiga angka beruntun dan tiga hingga empat kali drive dibiarkan tanpa pengawalan. Ketika keunggulan mulai terpangkas, Brett Brown menginstruksikan Richaun Holmes dan Ben Simmons untuk lebih berduel dengan Jeff Green dan Kevin Love, satu dunk dan tembakan JJ Redick di satu detik waktu menembak tersisa menjadikan tim tamu unggul lima poin.

Cavs bisa menyamakan kedudukan lebih cepat andai kata dua tembakan tiga angka Cedi Osman dari posisi identik, sisi kiri tanpa kawalan, masuk. Kemenangan ini menempatkan Sixers nangkring di tempat ketiga. Selisih satu kekalahan dari  Cleveland Caveliers dan tiga kekalahan dari Indiana Pacers.

rekor-pertemua-tim-barat-vs-timur-jpg-5ac9e0d8ab12ae0f8504eb23.jpg

*Miami Heat masih  bertemu OKC sekali lagi lusa

Pacers bisa naik ke urutan ketiga jika memenangi tiga pertandingan mendatang dan Sixers kalah di tiga pertandingan sisa. Pacers bisa meraih posisi lebih baik lantaran unggul dua kali dalam tiga kesempatan.

Channel: House of Highlights 

Terlepas dari posisi lima besar yang relatif aman buat wilayah timur. Posisi enam sampai delapan justru sedikit lebih menarik. Miami Heat, Milwaukee Bucks, dan Washington Wizard justru sama-sama kalah di pertandingan hari ini. Peluang Wizard untuk meraih posisi lebih baik sedikit terganjal dengan tie break (2-2) yang diperoleh ketika bersua Miami Heat dan Milwaukee Bucks. 

Lebih lagi, mereka justru kalah dari peringkat 15 wilayah Timur Atlanta Hawks, tim yang 10 musim beruntun selalu lolos babak playoff. Atlanta Hawks musim ini dan musim depan amat membangun tim lewat sekumpulan pemain muda lewat draft and trade. Meski untuk yang disebutkan belakangan rada ngga gampang lantaran mereka nggak punya banyak aset yang diminati banyak tim musim depan, kecuali Dennis Schroder, draft pick mereka John Collins, dan Kent Bazemore.

Dedmon yang justru paling didamba, bisa dengan mudah dipikat peminat karena tidak terikat musim depan. Di tempat lain, posisi Miami Heat lebih diunggulkan lantaran mereka memenangi tiga pertandingan ketika bersua Bucks   Menengok pertandingan yang akan dimainkan ketiganya, posisi delapan besar wilayah timur sudah bisa dibilang ajeg.

Sekali lagi, yang belum mantap justru wilayah barat. Jika dilihat dari tabel pertemuan masing-masing, OKC yang paling berpeluang kukut-kukut duluan, ketika menengok rekornya. Hanya saja peluang Thunder menang di dua laga ke depan justru terbuka lebar. Houston Rockets nggak akan ke mana-mana, meski kalah apalagi menang.

Channel: Rapid Highlight

Miami Heat mungkin akan berupaya mempertahankan peringkatnya di tempat keenam. Hanya saja, boleh jadi, melihat tren belakangan, posisi tujuh bisa jadi lebih menguntungkan lantaran mereka "hanya" bertemu Boston Celtics yang tidak diperkuat Kyrie Irving hingga akhir musim.

Terlebih Boston Celtics musim ini rada kewalahan dengan parameter defender kekeuh macam Delon Wright atau Jacob Poetl dari Raptors, terlebih jika dipadu dengan center tangguh dengan rentang yang panjang layaknya Jonas Valaninas. Miami Heat juga punya pemain yang mirip meski mungkin tidak seulet keduanya.

Meski nggak selalu memimpin peraihan angka, nama Josh Richardson tidak pernah abai dalam dua kali kesempatan Miami Heat ketika menang melawan Boston Celtics. Bisa dibilang tim ini bisa bisa unggul ketika pemain tim lawan dipaksa melakukan jump shot, tetapi ketika menemui pemain yang fasih ngedrive dan nge-dunk mereka justru kalah.   

Begitu juga San Antonio Spurs. Tim ini sabar banget klo kudu meredam penembak jitu, tapi begitu pemain yang ulet oper-operan di deket jaring dan siap beradu rentang tangan demi ngeraih rebound mereka kalah. Pelicans dua kali mengalahkan mereka di dua kesempatan pertama dan baru kalah ketika Anthony Davis tidak bisa leluasa memainkan post-upnya di hadapan LeMarcus Aldridge dan Pau Gasol tidak dimainkan sejak mula.

Keuletan dan Kejelian memanfaatkan rentang tangan untuk menutup ruang gerak jadi kunci mereka memenangkan rebound. Dimainkannya Pau Gasol dari bangku cadangan juga jadi kunci. Kebetulan Gasol hanya bermain 10 menit kala itu. Klo lebih Jrue Holiday dan Anthony Davis leluasa menerobos paint area.

Channel Dunshpod

Defense jadi bumbu rahasia, tim-tim ini menembus delapan besar. Bukan hanya tiga tapi kadang empat defender di atas lapangan. Utah Jazz contohnya. Tim ini bisa sempat menang 11 kali beruntun bisa dibilang lantaran pertahanan yang kokoh, di mana Joe Ingles yang lebih dikenal sebagai shooter terbaik kedua musim ini di bawah Klay Thompson, bisa dibilang sebagai defender yang lumayan. 

Ingles bahkan sempat membikin bully baller setangguh Julius Randle mati kutu dan memudahkan Rudy Gobert menampel slam dunknya. Terlepas dari lengan Gobbert yang memang panjang pisan, pertahanan doi emang kokoh. Tidak jarang Gobert dipasang untuk menyambut pemain yang mendribel bola dari area tembakan tiga angka.

Peran yang juga sama baiknya bahkan kadang  lebih baik diemban oleh Deandre Jordan. Ketika bermain menghadapi Clippers, Gobert justru dibiarkan sibuk dengan Montrezl Harrell, sedang Jordan menjadi penyambut Ingles di parameter. Bisa ditebak begitu bola dialirkan ke arah jaring, Harrell kalah kuat dan cepat ketimbang Gobert.

Pada dasarnya, Jazz bukan cuma punya Gobert dan Ingles, tapi juga Rubio yang juga sempat bikin Austin Rivers mati kutu meski cuma sekitar delapan menit. Lewat kesabaran Rubio, Rivers dipaksa melakukan top shot yang di sisi kanan pertahanan Jazz yang jadinya kaga masuk.

Dari kesebelas kemenangan beruntun itu, terselip nama Jae Crowder yang rutin mengisi peran Derick Favors mulai sekitar pertengahan perempat pertama. Lantaran punya empat pemain yang nggak gampang terintimadasi kala pemain lawan melakukan drive, akan mendorong mereka melakukan jump shot dari posisi sulit.

Dan pemain yang diuntungkan dengan skema seperti ini adalah pemain dengan rentang tangan panjang atau bertubuh jangkung, sejauh kaki-kaki mereka, siap menutup ruang gerak lawan yang akan ngedrive. Itu pulalah yang bikin Brad Stevans dan kini Quin Snyder memberi kepercayaan pada Jonas Jarebko.

Meski nggak selalu dari awal, terlepas dari tembakan jarak jauhnya yang bisa dibilang lumayan banget. Pemahaman Gobert untuk memaksimalkan posturnya saat melakukan pick and roll jadi alasan kenapa Jazz susah dihentikan.

Channel: House of Highlights

Boleh dibilang, Utah Jazz adalah tim yang awal musim tidak diunggulkan masuk delapan besar. Kelenturan dan kejelian Donovan Mitchell mencetak angka dengan membaca pergerakan pemain yang menjaganya jadi nilai tambah. Terkadang sebelum melangkah satu- dua kali ke paint (kalok tiga kali travelling alias turn over), Mitchell dengan jeli mendekatkan bola ke arah jarring sehingga memudahkan tangannya mencapai jaring.

Mitchel juga kaga nggak jiper nembakin jump shotnya meski dikawal tipis pemain sejago Cadwell Pope atawa montrezl Harrell.

Nggak heran buat saya, kalok kaga nagkring di peringkat 3, Jazz bisa juga kecentok di peringkat 4. Timberwolves  yang kembali ulet  memainkan post up play dan siap bertarung memetik rebound, sekembalinya Jimmy Butler ke lapangan siang tadi,  bisa kembali ke naik ke posisi lima atau enam begitu.

Ketika dijamu Lakers, Randle yang biasanya telaten ngebully lewat permainan fisik tadi aja kalah motivasi dari Taj Gibson. Lakers emang sempat merajalela di quarter kedua begitu KAT dapet 3 fault di awal quarter, tapi di quarter ketiga mereka nggak ngasih ruang buat Hart nunjukin skill favorit saya, metik rebound.

Rebound jugalah yang jadi alesan kenapa saya kurang menjagokan Nuggets musim ini. Mason Plumlee emang tangguh, cuman belum setangguh pemain yang menggantikan perannya di Portland Trail Blazers dulu. Jusuf Nurkic. Sebagai gambaran, musim lalu, masuknya Nurkic, menjadikan Portland tim yang lebih kokoh dan hanya kemasukan 104,9 poin per pertandingan hingga akhir maret musim lalu.

Menarik lantaran peringkat Portland naik 14 anak tangga selepas Nurkic masuk dan Denver 7 anak tangga dari selepas (Mason) Plumlee bermain untuk Denver Nuggets. Musim ini, dengan materi yang hampir sama, dan terbantu cedera pemain kunci tim-tim yang dijagokan dapet peringkat lebih baik, Pertahanan Portland ada di peringkat delapan.

Sementara, Denver Nuggets yang bisa dibilang hanya punya Torrey Craig di posisi wing defender, jadi tim dengan pertahanan terkokoh ke 28, satu tingkat di atas Cleveland Caveliers di peringkat 29. Mereka diunggulkan bisa lolos jika bisa berhasil melewati hadangan Boban Marjanovic besok pagi, dan mengalahkan Portland Trail Blazers yang mulai diperkuat Damian Lillard selepas cedera. Dengan peringkat yang yang relatif sudah aman, saya akan pura-pura kaget klo Dame nggak maen begitu ngotot.

Boleh jadi posisi Portland nggak sebagus hari ini ketika Pelicans tampil lebih kompetitif (mungkin juga enggak) lantaran meski Demarcus Cousins cedera mereka sempat prima dengan 10 kemenangan beruntun, Kemenangan yang diraih memang rata-rata bukan diraih dari tim papan atas atau tim yang pada periode itu lebih sering kalah macam Miami Heat dan San Antonio Spurs.

Dalam sepuluh pertemuan terkini saja, Pelicans sudah kalah empat. Indiana Pacers yang sekarang lagi moncer memang sempat mereka kalahkan, hanya saja kalah dari Houston Rockets, Portland Trail Blazers, atau Cleveland Caveliers bukan sesuatu yang bisa dibanggakan.

Meski belakangan cenderung kalah ketika ketemu tim dengan sosok bintang yang kuat, boleh jadi mereka masih diunggulkan di tiga pertandingan sisa. Golden States Warriors dan Los Angeles Clippers mungkin bukan lawan yang mudah dalam situasi kompetitif. Hanya saja dengan posisi yang nggak berubah ketika kalah, rasanya nggak heran bisa nangkring di posisi 7 atau 8.

Channel: House of Highlights

Jujur, selepas Cousins cedera, saya sempat menjagokan Clippers masuk lima besar, terlebih mereka punya salah satu big man terbaik NBA, DeAndre Jordan. Meski tanpa CP3 mereka masih punya Blake Griffin, yang membuat mereka masih unggul dari sebagian besar tim wilayah timur dan sedikit tim wilayah barat. Griffin bisa bermain sebagai ball handler yang tiba-tiba menerobos ke paint melewati para perimeter defender yang secara fisik, tidak seekplosif Griffin. 

Terlebih meski tim ini praktis tidak pernah bugar bahkan sejak hari pertama, mereka masih punya Lou Williams yang mengantarkan Clippers unggul dari Houston Rockets dan Golden State Warriors, Hanya saja cedera  milos teodosic sedikit mempengaruhi rotasi empat guard yang biasa dimainkan Doc Rivers. Dengan selisih dua kekalahan dari Denver Nuggets, menang berarti memperpanjang nafas, kalah berarti peluang Clippers lolos babak delapan besar kelar.

Sumber: CBS Sport

Ngomong-ngomong sekedar opini pribadi. Dengan cedera Steph Curry sampai, minimal, babak pertama playoff, musim ini rasanya jadi waktu terbaik buat ngejinakin Golden State Warriors, pasalnya ketajaman Warriors agak sedikit berkurang. Meski punya Nick Young dan Omri Caspi, bench Warriors nggak punya pemain yang benar-benar jago tembak.

Praktis cuma Livingston dan Quinn Cook, pemain G League mereka,  yang punya jumper lumayan, Tembakan tiga angka Cook emang meningkat tiga persen begitu bermain di bagi tim induknya. Hanya saja Cook bukan Curry. Pemain yang bukan cuma bikin aliran bola lebih mengalir tapi juga pergerakan tanpa bola jadi lebih berbahaya.

Terlebih, Warriors juga rada kedodoran ngadepin tim yang punya big man tangguh Utah Jazz, OKC, dan Houston Rockets jadi tim yang mengalahkan Warriors dengan mode full team, minimal sekali. Begitu Curry cedera, mereka masih bisa menang 10 kali dari 12 kesempatan.

Ketika, Durant, Green, Thompson, dan Curry cedera di perempat keempat babak reguler, Warriors tercatat lebih sering kalah ketika bertemu tim yang masih memelihara peluang tampil lebih baik di babak besar dan mulai kembali ke jalur kemenangan tiga pertemuan terakhir.

Buat saya, absennya Curry musim ini, selama bisa diisi pemain lain, nggak akan terasa. Toh, pertahanan Warriors di awal Curry cedera beberapa waktu lalu justru makin kokoh lantaran tim ini kaya pemain bertahan di bangku cadangan. Selama Durant bisa bermain, mereka masih punya beberapa opsi mencetak angka.

Masalah muncul ketika banyak pemain bertipe penerobos yang cedera, termasuk Curry musim ini, yang tidak selamanya karena tumbukan dengan sesama pemain, efek buat tim udah mulai kliatan musim ini. Posisi Timberwolves paling kerasa bedanya, dari yang rajin nangkring di posisi tiga besar, hari ini nyaris keluar dari delapan besar. Di wilayah timur, New York Knicks, yang tadinya konsisten di posisi 7-9 besar, perlahan seakan menyerah hingga mendapatkan memo dari NBA.

www.chron.com

Efek jangka pendeknya emang bikin tim kudu memikirkan lagi posisi mereka di klasemen, cuman menengahnya yang rada bikin gatel buat ga komen, terutama terkait dengan kontrak (super) max yang sedang akan diterima buat Curry dan Embiid,  atau akan ditawarkan buat Cousins.

Kontrak Supermax bisa dibilang nongol karena kenaikan nilai kontrak yang signifikan musim 2016-17. Jika rata-rata kenaikan salary cap per musim berkisar 4-7 juta dollar. Musim 2016-17 naik cukup signifikan jadi 24 juta dollar. Akibatnya pemain yang dikontrak sebelum musim tersebut dapat naik secara signifikan jika diperpanjang tahun ini atau tahun depan.

Masalahnya adalah meski salary cap tahun ini juga naik, peningkatannya hanya sekitar sepertiga dari musim lalu. Dengan kontrak pemain rata-rata naik 7,5% dari tahun sebelumnya, nggak semua tim bisa leluasa memanfaatkan ruang salary capnya. Portland contoh sederhananya.

Lantaran punya lima  pemain dengan nilai kontrak berkisar antara 9-26 juta dolar, untuk bisa mendapatkan pemain yang dibutuhkan musim depan,  trade adalah cara yang paling sederhana. CJ McCollum jadi aset paling diminati dari Portland lantaran nilai gajinya yang nggak kemahalan buat pemain yang dinilai bagus dan muda.

Bandingin dengan Sixers yang cuma punya empat pemain dengan kisaran pendapatan 9-23 juta dolar musim ini dan Embiid dan  dikontrak lima musim dengan nilai yang hampir sama plus klausa yang memungkinkan Sixers melepas yang bersangkutan bila doi tidak bermain paling tidak 25 pertandingan dalam babak reguler satu musim kompetisi  atau kurang dari 1650 menit pertandingan lantaran cedera.

Kontrak ini dibuat boleh jadi lantaran Embiid baru bermain selama 94 pertandingan di tiga musim pertamanya. Jika nilai kontrak pemain terbilang lumayan dan kebetulan cedera berkepanjangan, pemain tersebut tidak bisa menampilkan permainannya dengan baik. Pindah tim dengan buyout pun juga nggak gampang.

Embiid (philadelphia.cbslocal.com)

Cedera jugalah yang bikin Steph Curry cuma dapet dikontrak 44 juta dolar selama 4 musim di musim 2013 lalu. Nilainya emang nggak jauh beda  dengan  draft NBA di tahun yang sama dengan Curry semisal Derozan, cuman kalok yang seumuran kayak Westbrooks apalagi Derrick Rose yang yang jadi MVP MVP 2010-11 dinilai kurang, terlebih, dari segi prestasi, Curry juga belum begitu semengilap rekan sepantarannya kala itu.

Menariknya dengan nilai kontrak yang nyaris sepertiga lebih hemat dari para pemain yang moncer duluan, Warriors jadi bisa mengundang Durant buat bergabung sesuai dengan nilai kontraknya di musim tersebut (musim 2016-17). Musim ini, Curry dikontrak selama lima musim dengan nilai kontrak 201 juta dolar.

Cedera Curry di masa datang bisa jadi mengubah perburuan delapan besar NBA di masa-masa mendatang. Dengan sistem yang terbangun rapi seperti sekarang Warriors mungkin akan tetap kompetitif 4-5 musim ke depan. Lewat draft, trade, dan rabat sesuai kebutuhan.

Seperti Durant yang memilih untuk ngediskon nilai kontraknya supaya bisa bermain bersama Warriors. Ketika pemain seperti Curry cedera, sistem yang dibangun selama 3-4 tahun bisa jadi sedikit bergeser. Misal dengan melepas aset lebih cepat.

Rasanya buat tim seperti Warriors, rencana dari berbagai kemungkinan sudah dipikirkan dengan matang. Kita cuman bisa menebak, terkadang pas, terkadang kurang, klo saya biasanya babar blas nggak jegosnya J




Baca juga:
Dongeng Wayang | Gendari, Cikal Bakal Dendam Kurawa
Begini Cara Meredakan Amarah Si Bos
"Guardians of The Tomb" Tegang di Awal, Ending Tak "Mengigit"

Mengapa Kekuasaan Kepala Sekolah Seakan tak Tersentuh?

$
0
0

Siswa-siswi SMAN 2 Kota Malang saat menggelar demonstrasi menuntut Kepala Sekolah Dwi Retno mundur dari jabatannya, Kamis (5/4/2018). | Foto: SURYA/SYLVIANITA WIDYAWATI - Tribunnews.com

Bak kisah pelengseran Pemerintahan Orde Baru tahun 1998, ratusan siswa SMA Negeri 2 Malang menggelar demo besar-besaran menuntut sang Kepala Sekolah untuk turun dari singgasananya (5/4/2018). Ledakan amarah siswa dan wali murid sekolah yang terletak tak jauh dari flyover Kotalama ini mengebohkan masyarakat. 

Akun Lambe Turah bahkan secara khusus menayangkan detik-detik amarah massa yang sudah tak bisa lagi terbendung dan meneriakkan yel-yel agar sang Kepala Sekolah dicopot. Siswa-siswi kelas X hingga XII kompak memasang spanduk bertuliskan kecaman kepada Kepala Sekolah.

Usut punya usut, yang bersangkutan memang telah berbuat hal-hal di luar batas kewajaran. Semisal menyebut siswa pelanggar aturan sebagai (maaf) anak s*tan dan anak a**ing, melemparkan sepatu siswa ketika shalat dhuha, dan dugaan praktik tindakan korupsi. Serangkaian kasus yang menimpa sang kepala sekolah ternyata sudah sering terdengar pada sekolah-sekolah sebelumnya. 

Saya masih ingat, sang KS yang notabene menandatangi ijazah adik saya yang kebetulan bersekolah di seklolah itu juga pernah didemo. Kala itu, di tahun 2009, di sekolah negeri sebelah sekolah saya (kebetulan SMA saya satu kompleks) juga terjadi hal serupa. Dan, sang Kepala Sekolah yang didemo juga sama dengan saat ini. Setelah melakukan berbagai kali mutasi dan sempat menjadi pengawas sekolah, sang kepala sekolah tersebut akhirnya memimpin sekolah ini selama hampir empat tahun. Selama itu pula, tak terdengar keluhan negatif menganai yang bersangkutan. Hingga akhirnya, ledakan peristiwa itu pun terjadi.

Berkaca dari peristiwa tersebut, maka timbul pertanyaan, mengapa kasus seperti ini kerap terjadi? Mengapa cukup banyak terjadi aksi demonstrasi menuntut Kepala Sekolah mundur di berbagai daerah? Dan, mengapa tak ada proses pencegahan dini untuk menangani Kepala Sekolah seperti ini? Haruskah ada ledakan siswa dan wali murid dulu agar Kepala Sekolah yang bermasalah dan bertindak otoriter bisa dilengserkan? Apakah tak ada pengawasan kinerja yang efektif bagi Kepala Sekolah?

Dari beberapa literatur dan pengalaman saya memasuki dunia pendidikan di sekolah negeri, setidaknya ada beberapa hal yang menyebabkan Kepala Sekolah bisa berbuat otoriter dan menyalahgunakan kekuasaanya.

Pertama, pengawas sekolah yang kurang berperan dalam menjalankan tugasnya. Seperti yang kita ketahui, pengawas sekolah bertugas untuk memastikan bahwa standar pendidikan dilaksanakan di sebuah sekolah dengan cara melakukan inspeksi dan evaluasi, memberikan nasihat, bimbingan, dan dukungan bagi guru dan kepala sekolah. 

Dalam tugasnya ini, pengawas sekolah juga berperan memantau kondisi sekolah yang diawasinya apakah telah berjalan sesuai dengan 8 standar nasional pendidikan atau belum. Tak hanya memantau kinerja guru, namun pengawas sekolah juga wajib memantau kinerja Kepala Sekolah.

Fakta di lapangan menemukan cukup banyak pengawas sekolah yang tak menjalankan kinerjanya dengan baik. Dalam survei yang dilakukan ACDP Indonesia atau Pengembangan Kapasitas dan Analisis Pendidikanmenemukan bahwa pada umumnya pengawas dinilai tinggi untuk kompetensi "Sosial" dan "Kepribadian" dan rendah untuk "Penelitian" dan "Pengawasan Akademik". Meski hasil survei ini beragam untuk di tiap daerah, namun dapat menunjukkan sebuah rentetan potret tentang kepengawasan sekolah.

Rendahnya penelitian dan pengawasan akademik yang dilakukan memang bukan isapan jempol. Ketika saya masih betugas di sekolah, jarang sekali pengawas benar-benar datang untuk mengetahui kondisi real sekolah saya. Kedatangan pengawas biasanya dilakukan hanya pada momen-momen tertentu, semisal pemantauan bukti fisik perangkat pembelajaran bagi Guru PNS yang tersertifikasi, kegiatan ujian, dan ketika adanya bantuan barang atau buku cetak. 

Jumlah sekolah yang diawasi yang terlalu banyak ditambah dengan kegiatan pengawas yang padat pada even-even Diknas membuat frekuensi pengawas untuk datang ke sekolah sangat minim. Padahal, di dalam instrumen akreditasi, kehadiran pengawas seharusnya terjadwal tiap bulannya. Dalam setiap tatap muka antara pengawas dengan kepala sekolah dan guru juga harus tertulis bimbingan yang dilakukan oleh pengawas dan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah.

Khusus untuk pengawasan Kepala Sekolah, memang terdapat penilaian yang disebut dengan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS). Penilaian yang mencakup segala aspek kepemimpinan kepala sekolah ini sudah cukup lengkap memuat aneka poin penilaian yang harus dipenuhi oleh sang Kepala Sekolah. 

Ratusan siswa-siswi SMAN 2 Kota Malang melakukan Ujukrasa, Kamis (5/4) mereka menuntut agar Kepala Sekolah mereka turun dari Jabatanya. KS Dwi Retno Dinilai Oleh siswanya Sering Berprilaku keras dan Bicara tak pantas kepada murid-muridnya. (Radar Malang)

Poin yang cukup menonjol tentunya tentang capaian keberhasilan sang Kepala Sekolah dalam mengelola sekolahnya. Di dalam PKKS, terdapat pula penilaian mengenai perilaku sang Kepala Sekolah ketika menjalankan tugasnya. Bagaimana berinteraksi dengan para guru, tenaga kependidikan, wali murid, hingga siswa tercantum di dalam poin-poin tersebut.

Sayang, aneka poin di dalam PKKS tersebut lebih banyak menonjolkan bukti administrasi fisik yang sangat mudah untuk dimanipulasi. Belum lagi, pengisian instrumen PKKS sering kali diserahtugaskan kepada operator sekolah yang notabene kepanjangan tangan dari Kepala Sekolah. 

Pada kasus tertentu, oknum Kepala Sekolah hanya perlu membubuhkan tanda tangan jika tugas PKKS telah selesai. Hal ini semakin diperparah jika pengawas sekolah tak memiliki waktu cukup untuk memeriksa bukti fisik PKKS dan langsung memberi nilai bagus bagi Kepala Sekolah meski ada banyak masalah di dalam sekolahnya.

Gap yang cukup besar antara Pengawas dengan guru dan tenaga kependidikan membuat kedua jenis tenaga di sekolah ini tak bisa menyalurkan aspirasinya saat kunjungan pengawas.

Alih-alih memberikan aspirasi, banyak diantara mereka yang lebih sibuk menjamu pengawas sekolah dengan aneka rupa makanan dan minuman meskipun sebenarnya hal itu tidaklah perlu. Kondisi ini membuat banyak sekolah yang sebenarnya bermasalah di dalamnya akan tampak "baik-baik saja" ketika didatangi oleh pengawas.

Kedua, peran komite sekolah yang juga kurang begitu tampak dalam mengawasi kinerja sekolah. Sinergi yang baik antara komite sekolah seharusnya terjadi dalam tiap sekolah. Aneka kegiatan sekolah yang disusun oleh Kepala Sekolah beserta Dewan Guru harus diketahui dengan baik oleh Komite Sekolah.

Salah satunya adalah penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS). Pihak komite sekolah yang berasal dari wali murid dan tokoh masyarakat harus dilibatkan ketika kepala sekolah akan menggunakan RKS dan RKAS.

Tak hanya mengenai rencana kerja, pihak komite seharusnya bisa menjadi alat pengawasan yang efektif bagi penggunaan keuangan sekolah, terutama laporan Dana Bantuan Operasional Sekolah.

Selama ini, kewenangan komite sekolah masih sangat terbatas mengenai masalah rencana kerja dan anggaran sekolah. Terlebih, mengenai penggunaan dana BOS yang jarang sekali komite sekolah dapat mengevaluasinya dengan leluasa.

Akibatnya, oknum kepala sekolah yang nakal bisa bermain dengan bendahara dan operator sekolah untuk mengakali laporan dana BOS. Laporan keuangan sekolah menjadi hal yang tabu untuk diungkit-ungkit dan bisa dengan mudah dimanipulasi oleh Kepala Sekolah meski pada beberapa tahun terakhir pengawasan dari pusat terutama dari BPK cukup ketat.

Peran komite sekolah menjadi semakin terkikis jika regenerasi di dalamnya tak berjalan baik. Pihak-pihak yang ditunjuk di dalam komite sekolah bukanlah pihak yang berperan penting dalam sekolah tersebut, yakni wali murid.

Adakalanya, komite sekolah terdiri dari mantan wali murid yang putra-putrinya telah lulus bertahun-tahun. Anggota komite sekolah seringkali juga bukan yang kompeten di dunia pendidikan. Jika seperti ini, apakah bisa pengawasan terhadap kinerja kepala sekolah berjalan efektif?

Kewenangan tentang komite sekolah ini memang berbeda di tiap daerah. Namun, jika peran komite sekolah bisa dioptimalkan, kejadian pelengseran Kepala Sekolah dengan demonstrasi besar-besarnya tentu bisa diminimalisir. Ketika ada gejolak yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, maka Komite Sekolah bisa memfasilitasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Semoga, dengan adanya penguatan peran Komite Sekolah yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016, pengawasan Komite Sekolah terhadap kebijakan Kepala Sekolah bisa dilaksanakan dengan baik.

Ketiga, peran guru dan tenaga kependidikan juga penting untuk mengawasi kinerja kepala sekolah. Sebagai mitra kerja utama, keduanya seharusnya dapat memberikan penilaian secara obyektif tentang pimpinan mereka. Ketika ada kebijakan Kepala Sekolah yang tidak sesuai dengan prinsip dan aturan yang ada, guru dan tenaga kependidikan berhak memberikan masukan kepada yang bersangkutan agar meninjau ulang kebijakan tersebut. 

Dalam rapat rutin yang diselenggarakan, guru dan tenaga kependidikan dapat memberikan saran serta masukan tentang kebijakan-kebijakan Kepala Sekolah. Jika dirasa kebijakan tersebut bisa mengundang kontroversi, maka hasil rapat yang tertulis dapat disampaikan saat musyawarah dengan komite sekolah sehingga akan muncul pemecahan masalah yang baik.

Sayangnya, banyak Kepala Sekolah yang tidak memberi ruang gerak aspirasi bagi para guru dan tenaga kependidikan saat melakukan kebijakan tertentu, terutama mengenai perbaikan sarana sekolah.

Seringkali, guru dan tenaga kependidikan dikejutkan dengan pembangunan tiba-tiba suatu fasilitas tanpa adanya rapat bersama terlebih dahulu. Kebijakan semacam ini semestinya juga harus diketahui oleh guru dan tenaga kependidikan sebelum dilaksanakan.

Tak hanya itu, banyak guru yang bermain aman dengan tidak peduli dengan segala kebijakan sang Kepala Sekolah. Bagi guru PNS, ada anggapan bahwa memberi saran dan masukan yang obyektif kepada Kepala Sekolah akan membuat pernilaian kerja dalam SKP menjadi rendah.

Padahal, penilaian dalam SKP sejatinya harus dilakukan secara obyektif. Jika hanya memberi usul atau menentang kebijakan Kepala Sekolah yang dianggap bertentangan dengan aturan yang ada, tentu bukanlah suatu masalah. Sedangkan, bagi guru honorer yang hidup mati mereka ada di tangan Kepala Sekolah, banyak anggapan bahwa bersuara saat pengambilan keputusan sama halnya dengan bunuh diri. Maka, mereka akan bungkam apapun kebijakan yang diambil oleh Kepala Sekolah, termasuk jika sangat merugikan mereka seperti pemotongan gaji tiap bulannya.

Di beberapa sekolah bahkan terjadi friksi antar guru antara yang memihak kepala sekolah yang otoriter dan yang kontra dengan kebijakannya. Guru-guru sering tidak satu suara ketika terjadi pro kontra tentang kebijakan Kepala Sekolah. Adakalanya muncul adagium oknum guru yang "ngatok" (cari muka) kepada Kepala Sekolah agar ia aman dalam masa pemerintahan yang otoriter.

Tingkat pengawasan yang rendah bagi Kepala Sekolah akan menyebabkan kelonggaran untuk menyalahgunakan wewenang jabatan ini. Aneka cerita miris mengenai kebijakan Kepala Sekolah semisal membangun ruang pribadinya dengan mewah, memecat guru honorer dengan sewenang-wenang, menarik sumbangan wali murid tanpa dasar, hingga membawa dana BOS yang sebetulnya dilarang.

Memang, masih banyak  Kepala Sekolah yang berprestasi dalam memajukan sekolahnya. Mereka benar-benar ikhlas mengabdi agar sekolahnya bisa lebih maju sebelum kepemimpinan mereka.

Tak jarang pula Kepala Sekolah yang "mbabat alas" dan rela merogoh koceknya sendiri demi  kemajuan sekolahnya. Apresiasi dan dukungan bagi Kepala Sekolah seperti ini haruslah terus dilakukan.

Namun, jika sang Kepala Sekolah sudah berprinsip seperti Louis XIV yang menerapkan absolutisme dan kekuasaan terpusat, maka masa kegelapan sekolah tersebut akan terjadi. Semboyan "L'tat c'est moi" ("Negara adalah saya") yang menjadikan Kepala Sekolah merasa sekolah yang ia pimpin adalah hak pribadinya akan membuat masa jabatannya menjadi masa terbaik untuk mengumpulkan pundi-pundi kekayaan sebanyak-banyaknya. 

Apalagi sejak diberlakukannya otonomi daerah yang memberi keluasaan bagi daerah untuk menerapkan kebijakannya termasuk pengangkatan Kepala Sekolah, membuat campur tangan politik lokal juga sangat marak terjadi. 

Pengangkatan Kepala Sekolah, terutama di sekolah negeri seringkali tidak berdasarkan kompetensi dan profesionalisme, namun lebih kepada dukungan politik kepada pemilihan kepala daerah. Kalau sudah begini, mau dibawa ke mana dunia pendidikan kita?


Sumber Bacaan :

(1)(2)(3)(4)(5)(6)




Baca juga:
Review Buku | Petualangan Menakjubkan, Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi
Dongeng Wayang | Gendari, Cikal Bakal Dendam Kurawa
Begini Cara Meredakan Amarah Si Bos

Membaca Nasib Arsitektur Tradisional Nusantara

$
0
0

ilustrasi. (designboom.com)

Arsitektur tradisional adalah sebuah pengetahuan tentang yang bersumber dari pewarisan norma-norma adat dan budaya, pola pikir, tradisi dan kearifan leluhur oleh masyarakat setempat yang mengkristal dalam bentuk fisik sebagai bangunan,  tempat tinggal, tata kota, atau hal-hal lain dalam cakupan ilmu Arsitektur.

Arsitektur nusantara menurut Prijotomo(2004) yakni arsitektur  yang dibangun sebagai sebuah pengetahuan yang berlandaskan dan dipangkalkan dari filsafat, ilmu dan pengetahuan arsitektur. Bicara tentang Nusantara, kita diingatkan oleh sebuah karya besar Gajah Mada yakni sumpah Palapa yang antara lain berisi tentang ke-Bineka Tunggal Ika-an yang menunjukkan bahwa tempat yang begitu luas dihuni oleh berbagai suku bangsa dengan berbagai latar belakang budaya.

Namum tetap dalam satu naungan yakni Nusantara. Oleh karena itu pemahaman terhadap arsitektur Nusantara harus pula dipahami seperti "Sumpah Palapa" yang tidak menutup kemungkinan adanya pertalian dari berbagai suku bangsa seperti misalnya antara Jawa-Madura-Sumba-Timor-Batak dsb (Hidayatun,2003)

Bicara tentang Nusantara berarti bicara tentang budaya, sebuah produk pemikiran manusia yang dalam perjalanannya tidak dapat dipisahkan dari alur perkembangan zaman. Dalam bahasan ilmu arsitektur, pengaruh budaya yang tersublimasi dalam bentuk, material, sampai filosofi-filosofi yang dikandungnya seringkali membuat pikiran kita seolah olah terawetkan pada pemikiran-pemikiran lampau yang diidentikkan dengan kuno, ketinggalan zaman, atau istilah kekinian lain yang serupa maknanya.

Sebenarnya, Arsitektur Tradisional Nusantara sebagai sebuah produk budaya tidaklah bersifat stagnan melainkan terus berkembang dari waktu ke waktu. Sejak nenek moyang nusantara pertama mendiami negeri ini 10.000 tahun yg lalu (migrasi orang Melanesia), arsitektur nusantara telah berkembang dari hunian berupa gua, menjadi pondok ataupun gubuk sederhana (tergantung daerahnya) hingga akhirnya mencapai bentuknya yang terakhir sebelum masuknya bangsa2 Eropa yang mempopulerkan bangunan berdinding bata di negeri ini. Perkembangan bentuk arsitektur tradisional ini selalu mengikuti semangat zaman yang ada.

Perubahan besar Arsitektur Nusantara mulai muncul ketika Islam mulai masuk ke wilayah nusantara pada abad 13.

Pada awal penyebarannya, Arsitektur Tradisional Nusantara ini tidak serta merta dihapus dan dilenyapkan dari bagian identitas masyarakat lokal melainkan dipadukan dengan Arsitektur Islam melalui proses akulturasi yang menjadi pendekatan dakwah para penyebar agama Islam pada saat itu.

Dengan datangnya Islam melalui jalan damai beserta keagungan ajaran dan budi pekerti penyebarnya membuat proses akulturasi mudah diterima dan masyarakat dengan sukarela menyetujui dan bersepakat untuk melupakan ajaran-ajaran lama yang bertentangan dengan ajaran tauhid dalam Islam, termasuk dalam bentuk Arsitekturnya. Yang perlu digaris bawahi adalah penghapusan nilai ajaran-ajaran lama, termasuk dalam bentuk Arsitekturnya terbatas pada hal-hal yang menyalahi konsep ketauhidan saja. Tidak termasuk kearifan lokal yang baik dan telah melekat pada masyarakatnya. 

Masjid Menara Kudus merupakan salah satu hasil dari proses akulturasi ini. Akulturasi budaya Hindu dan Budha dalam dakwah Islam terlihat jelas pada arsitektur dan konsep bangunan Masjid Menara Kudus. Mulai dari bentukannya yang menyerupai candi, penggunaan material lokal yang identik dengan bangunan suci agama hindu, adaptasi konsep keyakinan agama Budha pada tempat wudhunya sampai penggunaan hiasan dari timur tengah sebagai pelengkap estetikanya. Semua aspek itu tercampur secara apik pada tiap-tiap sudut masjid ini.

Namun konsep akulturasi seperti pada Masjid Menara Kusus ini agaknya mulai tergerus perkembangan zaman. Setelah lebih jauh mendalami agama islam, entah mengapa masyarakat mulai menggemari penggunaan konsep dan simbol-simbol islam khas timur tengah. Hal ini mungkin karena masyarakat mulai ingin terlihat sebagai "penganut ajaran islam" secara utuh dan menganggap kearifan lokal dan budaya lama mereka sebagai noda dalam penerapan ajaran agama islam yang sesungguhnya. 

Sebagai contoh, Masjid Baiturrahman yang teletak di kota Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam. Pada awalnya, arsitektur masjid Darussalam adalah perpaduan berbagai corak kebudayaan antara Islam, Celtik, dan Hindu. Kebudayaan Celtic disini tidak terlepas dari pengaruh campur tangan Belanda dalam proses pembangunannya. 

Dalam perjalanan waktunya, dikarenakan penguasa Aceh semakin giat menerapkan syariat-syariat Islam, setiap kali bangunan Masjid Baiturrahman direnovasi selalu menggunakan rujukan masjid-masjid di timur tengah khususnya Masjid Nabawi tanpa mempedulikan sisi arsitektur yang sesuai budaya lokal. "Mereka (masyarakat dan penguasa Aceh) punya imajinasi tertentu tentang Islam, imajinasi mereka ada di Timur Tengah. 

Mereka meniru apa yang jadi simbol kemenangan Islam. Sementara itu, ada peningkatan ziarah dengan travel agen. Biasanya yang pergi ini adalah petinggi, dia lihat Masjid Nabawi punya hidrolik, dia ingin buat juga disini," ujar Azhari Aiyub, penggiat Komunitas yang berfokus pada kebudayaan dan politik di Aceh. 

Secara tidak langsung, keputusan perubahan simbol-simbol kebudayaan oleh penguasa Aceh saat ini bisa berdampak pada tergerusnya identitas kelokalan atau "lost identity."."Tanpa mereka sadar mereka akan kehilangan identitas sendiri jika mengadopsi dari luar tanpa mengombinasi dengan budaya lokal," ujar Safwan, pengajar Arsitektur Universitas Syiah Kuala.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa "agama" dianggap menjadi salah satu faktor yang turut melunturkan semangat Arsitektur Nusantara. "Agama" disini diberi tanda kutip karena agama yang dimaksud yakni bukan agama sebagai sebuah pedoman hidup dan sistem kepercayaan. Melainkan "agama" sebagai bentuk pengakuan akan eksistensi suatu kelompok masyarakat dan "agama" sebagai sebuah komoditas atau barang jualan.

Faktor lain yang turut andil dalam degradasi semangat Arsitektur Nusantara tidak lain adalah globalisasi yang berjalan beriringan dengan modernisme dan perkembangan teknologi yang masif dan sangat cepat. Tidak dapat dipungkiri, ini adalah tantangan terberat bagi perkembangan Arsitektur Nusantara.

Pertama, pola fikir modernisme sangat jelas terlihat menjadi pola fikir yang dianut masyarakat dunia pada masa kini. Pada bidang Arsitektur, masyarakat mulai tidak memikirkan filosofi-filosofi dan nilai-nilai spiritual yang terkandung pada bangunan tradisional tempat mereka tinggal. Masyarakat kini mempunyai suatu selera yang hampir sama yaitu suatu bentuk yang sederhana, tetapi mampu memenuhi segala kebutuhan hidup mereka dari mulai tidur, bekerja, bersantai bahkan bersosialisasi dengan lingkungannya. Masyarakat kemudian mengenal bentuk arsitektur yang dianut dunia di luar lingkungan mereka sendiri yang kini jamak disebut sebagai arsitektur modern atau arsitektur post-modern. Hal ini yang mendorong populernya arsitektur minimalis yang semakin lama semakin meruntuhkan pamor arsitektur lokal. 

Kedua, teknologi telah mengubah cara manusia membangun huniannya. Sehingga penggunaan bahan atau material asli bangunan berarsitektur tradisional nusantara yang sarat makna kian lama kian ditinggalkan. Diganti dengan bahan atau material sintetis yang dapat dibuat dan dicari semudah menjentikkan jari dengan bantuan teknologi. Bentuk fasad bangunan asli leluhur. Semangat gotong royong yang menjadi cara leluhur membangun bangunan juga tergantikan oleh kekuatan mesin dan sikap individualis generasi penerusnya. Rumah Tongkonan dan situs cagar budaya Tana Toraja.

Ketiga, dunia semakin kecil dengan majunya teknologi transportasi, komunikasi, dan informasi. Arsitektur Nusantara dapat dengan mudah menjadi terkenal ke seluruh penjuru dunia melalui kemudahan akses komunikasi dan informasi. Masyarakat luar daerah yang kagum dengan Keunikan Arsitektur Nusantara kemudian mengenalnya sebagai arsitektur yang patut dilestarikan. 

Bukan sebagai arsitektur sehari-hari namun lebih sebagai relik atau barang pusaka yang patut dicagarbudayakan atau dimuseumkan. Penerapannya dalam bentuk sehari-hari terbatas hanya dalam bentuk adaptasi arsitek terhadap fisik bangunannya saja. Masa bodoh dengan segala filosofi dan nilai-nilai spiritual yang (dianggap) kuno dan ketinggalan zaman

Hal ini yang menyebabkan generasi milenial kekinian yang memiliki paham absurd "aku dikenal maka aku ada" bangga dengan warisan budaya leluhur mereka. Bukan karena filosofi dan kedalaman maknanya. Melainkan karena budaya mereka terkenal sampai luar negeri.Sungguh ironi.

Penulis tentu saja tidak dapat mengkambing hitamkan sepenuhnya perkembangan teknologi sebagai akar permasalahan krisis identitas bangsa. Karena ikut terbawa arus perkembangan teknologi merupakan kodrat manusia untuk terus berupaya mempermudah hidup dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Tulisan ini penulis akhiri bukan dengan kesimpulan, melainkan dengan pertanyaan. Akankan ekstrimisme agama dipanggung politik yang kian memuncak akhir-akhir ini akan berpengaruh pada kekayaaan khazanah budaya pada Arsitektur Tradisional Nusantara? Apakah generasi milenial siap mewarisi arsitektur yang berasal dari budaya leluhurnya? Bagaimana Arsitektur Tradisional Nusantara dapat bertahan dalam gerusan zaman? Atau bahkan, apakah arsitektur tradisional Nusantara akan terus bertahan?


Catatan : Paragraf terakhir bukan hanya sebagai penutup esai agar terkesan dramatis, penulis memang serius bertanya. Jawaban pembaca dapat dikirimkan melalui surel wahdan789@gmail.com.




Baca juga:
Inilah Sosok Bintang Rock Dunia Bergelar Sarjana
Cerpen | Kucing, Nasib, dan Wahyu Sapta Rini
Danur 2 Maddah, Kualitas Film Horor Indonesia yang Tidak Menakutkan

Penggunaan Obat "Off-Label" Ibarat Pedang Bermata Dua

$
0
0

Ilustrasi: Shutterstock

Beberapa waktu yang lalu ada salah seorang teman wanita saya yang bertanya, "Eh, gue kan gak sakit diabetes yah, kok gue sama dokter A dikasi Metformin? Metformin bukannya obat diabetes? Tante gue punya penyakit diabetes, dia udah lama pake Metformin. Apa dokternya salah ya?".

Singkat kata, teman saya ini baru saja menikah namun belum bisa memiliki anak karena dia menderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), yakni adanya ketidakseimbangan kadar hormonal pada wanita, dimana hormon Androgen (yang biasanya kadarnya lebih besar pada laki-laki) diproduksi berlebihan oleh tubuh. Setelah berkonsultasi ke dokter A itu, dia diberi beberapa obat untuk mengendalikan gejala PCOS, salah satunya Metformin tadi. Dan sekarang dia bertanya-tanya mengapa dia diberi obat diabetes padahal dia tidak menderita penyakit diabetes.

Dalam dunia kedokteran dan farmasi, ada istilah obat off-label (Off-Label Drug). Entah pembaca sekalian ada yang sudah pernah dengar istilah ini atau tidak. Jadi apakah yang dimaksud dengan obat off-label?

Obat off-label pada dasarnya berarti obat yang diresepkan oleh dokter di luar indikasi dalam brosur atau label yang telah disetujui oleh lembaga atau badan yang berwenang  atau diberikan dalam bentuk sediaan yang berbeda dengan yang disetujui (misalnya seharusnya diberi dalam bentuk kapsul, tapi diberikan dalam bentuk larutan suspensi) atau diberikan dengan dosis yang berbeda dari yang telah tercantum dalam brosur obat (bisa lebih kecil atau lebih besar). 

Badan yang berwenang yang dimaksud di sini adalah BPOM (Indonesia) atau Food and Drug Administration/FDA (Amerika Serikat) atau Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency/MHRA (Inggris) dan lainnya.

Seperti yang pernah saya tulis dalam artikel-artikel sebelumnya bahwa badan atau lembaga ini berwenang memberikan persetujuan peredaran makanan atau obat, setelah mengevaluasi dan memvalidasi data pendukung terkait khasiat dan keamanan produk, termasuk segala informasi yang tercantum dalam kemasan.

Sekarang mungkin Pembaca sekalian jadi berpikir, bukankah berbahaya meresepkan obat yang indikasinya belum disetujui kepada pasien? Apa alasannya dokter meresepkan obat off-label kepada pasien untuk mengobati penyakit tertentu?

Ilustrasi: lieffcabraser.com

Peresepan obat off-label adalah peresepan yang umum dilakukan. Salah satu alasannya bisa jadi memang belum ada obat yang disetujui untuk mengobati suatu penyakit tertentu. Oleh sebab itu, boleh dibilang dokter memiliki hak prerogatif untuk meresepkan obat kepada pasien diluar indikasi yang disetujui dan tentunya informasi penggunaan obat off-label ini telah didasarkan pada jurnal-jurnal ilmiah kedokteran maupun farmasi setelah ada laporan Uji Klinik yang memenuhi persyaratan. Jadi penggunaannya tidak bisa dibilang "asal" juga.

Penggunaan obat off-labeldapat dibagi menjadi beberapa klasifikasi:

1. Off-Label Usia (jika digunakan di luar rentang usia yang telah disetujui, misalnya Parasetamol yang diberikan kepada bayi prematur).

2. Off-Label Dosis (jika digunakan dengan dosis yang berbeda dari dosis yang telah disetujui).

3. Off-Label Indikasi (jika digunakan di luar indikasi yang tertera pada brosur yang disetujui, misalnya Metformin sebagai obat antidiabetes digunakan juga untuk PCOS atau Levamisol sebagai obat antiepilepsi digunakan juga sebagai immunomodulator/stimulasi imun).

4. Off-Label Kontraindikasi (jika penggunaannya  menimbulkan kontraindikasi bagi pasien yang usianya tidak sesuai dengan peruntukkan obatnya)

Namun demikian, ada juga beberapa obat yang tadinya digunakan sebagai Off-Label akhirnya memperoleh persetujuan, misalnya:

1. Propranolol sebagai obat aritmia (kelainan irama) jantung dan angina pectoris (serangan jantung), juga digunakan secara Off-Label untuk mencegah serangan migrain. Dan bertahun-tahun kemudian, Propranolol untuk mencegah migrain akhirnya disetujui (On-Label).

2. Gabapentin sebagai obat anti-epilepsi akhirnya juga disetujui untuk mengobati nyeri neuropati.

3. Aspirin yang digunakan sebagai antipiretik (demam) akhirnya juga disetujui sebagai obat anti-platelet (mencegah penggumpalan darah).

Boleh dikatakan penggunaan obat off-label umum dilakukan oleh dokter dengan catatan bila tidak ada standar dosis atau penggunaan untuk mengobati penyakit tertentu atau bila standar pengobatan yang telah dilakukan tidak berhasil. Dan seperti yang telah disinggung sebelumnya, penggunaan obat off-label haruslah didasarkan pada bukti ilmiah yang kuat, terutama mengenai evaluasi efikasi (khasiat) dan keamanan obat. 

Oleh sebab itu dokter harus terus meng-update pengetahuannya mengenai validitas indikasi obat-obat Off-Label tersebut. Sama halnya dengan farmasis yang juga harus ter-update mengenai indikasi-indikasi obat off-label supaya tidak menimbulkan perbedaan persepsi dengan dokter yang bersangkutan. Bila ada yang dirasa kurang sesuai pada resep obat, baiknya farmasis mengkonfirmasi resep tersebut kepada dokter yang meresepkan.

Obat Off-Label dari Perspektif Pasien

Ada kalanya dosis pengobatan yang diterapkan kepada seorang pasien tidak berhasil. Oleh sebab itu pasien bisa saja meminta dokter untuk memberikan  alternatif pengobatan lainnya, dan pada saat ini dokter bisa saja mengusulkan penggunaan obat off-label. Jadi akan ada diskusi dan kesepakatan antara dokter dan pasien ketika akan mencoba pengobatan lainnya. Tentunya hal ini bisa memberikan efek positif dan negatif bagi pasien.

Positif jika memang pengobatan off-label yang diterapkan memberikan hasil yang diinginkan, tetapi bisa juga negatif karena seakan menempatkan pasien sebagai "kelinci percobaan". Oleh sebab itu pasien saat ini juga diminta untuk lebih aware jika akan menebus resep. Paling tidak tanyakan kepada apoteker mengenai fungsi dari masing-masing obat, cara dan waktu penggunaannya, dan sebagainya.

Obat Off-Label dari Perspektif Industri Farmasi

Selama proses pengembangan oleh industri farmasi, suatu obat yang diteliti bisa saja memiliki banyak indikasi namun tentu saja perusahaan farmasi harus bisa selektif dalam memilih indikasi yang akan dikembangkan. Mengapa? Seperti yang telah saya jabarkan pada artikel-artikel sebelumnya, sebelum obat baru memperoleh persetujuan dari regulator untuk dipasarkan, industri harus melakukan uji pre-klinik dan uji klinik untuk membuktikan khasiat dan keamanan obat.

Jadi jika semakin banyak indikasi yang diteliti, maka waktu yang dibutuhkan akan semakin lama dan biaya yang dikeluarkan akan semakin besar. Tentunya hal ini tidak memberi keuntungan ekonomi bagi industri karena perolehan persetujuan pemasaran (Marketing Authorization) dari regulator akan semakin tertunda.

Penggunaan obat off-label bisa jadi menguntungkan industri farmasi karena secara tidak langsung akan ada pengembangan lebih lanjut mengenai indikasi suatu obat namun tidak dilakukan oleh industri tersebut secara langsung. Jadi begitu indikasi obat off-label semakin banyak digunakan dan memberikan respon yang positif, barulah industri tersebut kembali melakukan pengembangan untuk memantapkan indikasi baru tersebut.

Obat Off-Label dari Perspektif Regulator

Saat ini, penggunaan obat off-label sebenarnya masih banyak menimbulkan kontroversi. Beberapa negara ada yang menganggap penggunaan obat off-labeladalah sesuatu yang ilegal, tetapi ada juga yang tidak. Tren penggunaan obat off-label ini akhirnya akan menuntut regulator (pemerintah) untuk menyusun panduan (guideline) untuk mengatur penggunaan obat off-label dengan mengutamakan benefit-risk ratio.  Intinya regulator harus memainkan perannya sebagai pengawas guna memberikan perlindungan bagi konsumen atau pasien.

Hingga saat ini yang saya tahu (dan semoga saya tidak salah) penggunaan obat off-label di Indonesia masih diterapkan sehingga peresepan obat off-label belum bisa dikategorikan sebagai peresepan yang melanggar hukum. Karena seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, penggunaan obat off-label bisa jadi lebih menguntungkan pasien ketika tidak ada opsi lain untuk terapi. Namun demikian peresepan obat off-label tetap memiliki resiko tinggi karena data mengenai efek samping yang kemungkinan akan timbul belum memadai.

Penggunaan obat off-label ibarat pedang bermata dua, dimana di satu sisi dapat menjadi sangat berguna bagi sejumlah pasien namun disisi lain justru menempatkan sejumlah pasien sebagai bagian dari eksperimen.


Referensi:

FDA Off-Label Use

ncbi 1

ncbi 2

umy.ac.id

Harvard.edu




Baca juga:
Koran dan Siklus Umur Produk
Inilah Sosok Bintang Rock Dunia Bergelar Sarjana
Cerpen | Kucing, Nasib, dan Wahyu Sapta Rini

Inilah Peraih K-Rewards yang Telah Melewati Proses Verifikasi

$
0
0

Inilah Peraih K-Rewards yang Telah Melewati Proses VerifikasiKami sudah mengumumkan deretan peraih K-Rewards yang telah mencapai standar minimal 5.000 total views selama periode yang sudah ditentukan sebelumnya. Namun deretan tersebut belum melewati proses verifikasi terkait syarat dan ketentuan yang mewajibkan Kompasianer untuk melengkapi satu form Mandiri e-cash. (INFO Sebelumnya)

Banyak Kompasianer yang masih melewatkan untuk mengisi form Mandiri e-cash maupun salah dalam mengisi nomor yang tertera. Dan bagi Kompasianer yang salah mengisi ataupun tidak mengisi, sudah dipastikan dana yang sudah diraih, tidak akan dikirim ulang secara periodik ke depan. Karena hanya akan ada satu sesi pengiriman dana, seluruh dana akan dianggap hangus.

Namun bagi Kompasianer yang sudah mengisi, pastikan Anda telah mendaftarkan nomor telepon Anda dengan Mandiri e-cash, karena jika belum teregistrasi dana yang dikirim secara serentak akan dinyatakan gagal oleh sistem.

Berikut Kompasianer yang telah melewati proses verifikasi data Mandiri e-cash.

Inilah Peraih K-Rewards yang Telah Melewati Proses Verifikasi

Dan, berikut ini deretan Kompasianer yang tidak mengisi data maupun salah dalam mengisi kolom e-cash.

Kompasianer yang tidak mengisi kolom e-cash.

nb: Tanda merah salah mengisi data kolom Mandiri e-cash.

***

Selamat untuk Kompasianer yang telah berpartisipasi pada loyalty program K-Rewards kali ini. Proses pengiriman dana akan segera dimulai, kami akan menginformasikan kembali melalui e-mail apabila ada kendala yang terjadi.

Salam.




Baca juga:
Penyebab Kabut Asap di Indramayu Bukan karena Kebakaran Hutan!
Koran dan Siklus Umur Produk
Inilah Sosok Bintang Rock Dunia Bergelar Sarjana

Keyakinan dan Pilihan Hidup dalam Sebuah "Tanda Tanya"

$
0
0

Film Tanda Tanya (sumber: www.kapanlagi.com)

Kita tidak bisa memilih dilahirkan sebagai apa..

Namun, setidaknya kita masih bisa memilih ingin menjadi seperti apa..

Ungkapan di atas rasanya tepat untuk menggambarkan sebuah film berjudul "?" (Tanda Tanya) besutan Hanung Bramantyo. Sutradara yang kerap menggambarkan pluralisme, perbedaan dan keberagaman dalam setiap karyanya ini memang ingin menyampaikan pesan tersirat dalam Tanda Tanya.

Sayangnya seperti kita tahu, film ini justru menuai banyak kritikan, polemik dan penolakan. Setelah tujuh tahun berlalu, akhirnya saya berkesempatan untuk menyaksikan film ini lengkap tanpa potongan sensor. Tampilan apa adanya inilah yang membuka mata saya akan sebuah keyakinan dan pilihan seseorang dalam hidupnya.

***

Karakter di film (sumber: www.voa-islam.com)

Diceritakan, Tan Kat Sun (Hengky Solaiman) adalah seorang keturunan Tionghoa beragama Buddhist yang memiliki restoran nonhalal. Meski demikian ia memiliki banyak karyawan muslim dan selalu bersikap baik pada mereka, salah satunya dengan mengingatkan untuk sholat. Tan memiliki anak bernama Ping Hen (Rio Dewanto) yang sulit diatur.

Menuk (Revalina S. Temat) adalah salah satu karyawan di restoran milik Tan. Meski berhijab ia tidak merasa risih harus bekerja di restoran yang banyak menyajikan makanan nonhalal. Menuk memiliki suami bernama Soleh (Reza Rahardian) yang seorang pengangguran. Pertengkaran dan kesalahpahaman kerap terjadi di antara keduanya.

Rika (Endhita) seorang single parent dan juga sahabat Menuk, memutuskan untuk berpindah keyakinan menjadi Katolik. Keengganan dipoligami menjadi salah satu penyebabnya. Ia harus mengasuh anak satu-satunya Abi  yang masih seorang muslim. Rika juga menjalin hubungan persahabatan dengan Surya (Agus Kuncoro), seorang aktor figuran yang dilanda masalah ekonomi.

Ketiga cerita ini kemudian dirangkai menjadi satu dalam konflik yang sering kita lihat dalam kehidupan nyata. Bagaimana Ping Hen ingin mengatur restoran orangtuanya dengan mementingkan keuntungan semata. Cerita hubungan masa lalunya dengan Menuk dimana harus berakhir karena perbedaan keyakinan. Soleh yang akhirnya bekerja menjadi Banser NU meski profesi itu sangat berisiko namun masih didukung oleh istrinya.

Salah satu adegan (sumber: www.kapanlagi.com)

Rika harus menghadapi tekanan dan cemoohan dari orang-orang di sekitarnya, termasuk anak dan kedua orangtuanya. Sementara Surya mengalami pergolakan batin karena harus memerankan Yesus dalam sebuah drama di gereja serta menjadi Sinterklas untuk menghibur seorang anak yang sakit.

Konflik-konflik ini akhirnya berujung pada sebuah keputusan dari masing-masing karakter. Ping Hen setelah kematian ayahnya memutuskan untuk berubah, seperti dalam pesan terakhirnya. Ia menjadi seorang mualaf dan mengubah restorannya menjadi chinesse food halal. Soleh yang enggan menjaga gereja dalam perayaan natal akhirnya mengorbankan dirinya agar semua orang selamat karena ia ingin menjadi berarti bagi semua orang yang disayanginya.

Rika yang awalnya ditolak oleh anak dan kedua orangtuanya kini berhubungan baik kembali. Surya dengan dilema dan pergolakan batinnya akhirnya memiliki karier yang lebih baik. Semuanya itu akhirnya berakhir dengan manis, bahwa setiap konflik dan perbedaan bukan membuat kita terpecah belah tetapi justru menjadikan kita lebih kuat.

***

Keluarga Soleh dan Menuk (sumber: www.hidayatullah.com)

Antara keyakinan dan pilihan hidup memang sulit. Namun itu semua kembali ke pribadi masing-masing. Meski seorang muslimah dan berhijab, Menuk tidak merasa jijik bekerja di restoran nonhalal karena memang itu semata-mata adalah tuntutan pekerjaan.

Setali tiga uang dengan Surya yang sampai meminta pendapat ustad ketika harus memerankan Yesus dalam sebuah drama. Ia hanya diminta untuk mengikuti kata hatinya. Surya pun menguatkan imannya dan tetap mengambil peran tersebut dengan alasan kemanusiaan, terutama ketika ia menjadi Sinterklas yang membuat hatinya terenyuh.

Rika juga mengambil pilihan atas dasar nuraninya. Kecaman dan cemoohan tidak digubris olehnya dan ia terus bersikap baik sampai kedua orangtuanya akhirnya kembali menerimanya. Pilihan-pilihan tersebut meski terbentur dengan keyakinan dan cobaan tidak membuat mereka goyah, justru membuat mereka semakin kuat dalam imannya masing-masing.

Ping Hen (sumber: www.raditherapy.com)

Banyak orang menghakimi orang lain karena pilihannya yang berbeda tanpa bertanya pada diri sendiri apakah kita pantas menghakiminya. Padahal setiap orang berhak memilih sesuai dengan yang ia yakini. Marilah kita menghargai setiap perbedaan tersebut dengan tangan dan pikiran terbuka. Bukan dengan perdebatan dan pertentangan yang tak kunjung berakhir.

Film Tanda Tanya seolah mengajarkan kita untuk menghargai setiap pilihan dalam perbedaan karena satu alasan, kemanusiaan. Bukankah setiap agama juga mengajarkan untuk mengasihi sesama. Jika setiap orangnya akhirnya memilih sesuai dengan apa yang diyakininya, lantas apa yang harus dipertanyakan?




Baca juga:
Pendukung Persipura dari Ibu Hamil hingga Anak-anak Hadir di Stadion
Penyebab Kabut Asap di Indramayu Bukan karena Kebakaran Hutan!
Koran dan Siklus Umur Produk

11 Hal yang Bisa Dilakukan Ketika "Puasa Medsos"

$
0
0

ilustrasi (pixabay.com)

1/
Meeting seharian. Kalau bisa meeting semalam suntuk seperti sedang nanggap wayang.

2/
Berkemah. Meski pemerintah mencanangkan dan mengharapkan setiap desa di Indonesia sudah teraliri listrik, tapi percayalah: akan selalu ada tempat yang terlewat. Daerah itu ada, asal kamu ada sedikit usaha untuk mencarinya.

Kalau itu dirasa berat dan tidak sanggup, cukup menunggak bayar listrik. Karena nanti listrik di rumah akan dicabut. Tidak ada listrik, tidak bisa bermain medsos tho?

3/
Membaca buku. Sesekali bertemanlah dengan buku. Pergi ke perpustakaan kalau tidak punya buku. Saya jadi ingat pesan Aan Mansyur, "someday twitter will end. you need to find your own offline social media back. i recommend you library."

Jika bingung ingin membaca buku apa, ini 11 buku yang saya rekomendasikan.

4/
Berorganisasi di lingkungan sekitar. Ikut karang taruna, misalnya. Meski saya tidak yakin karang taruna masih aktif sekarang ini. Ada, tapi kehadirannya satu kali dalam setahun: menjadi panitia 17-an.

Dengan aktif berorganisasi, bertukar pikiran atau berbagi kegemaran itu jauh lebih mengasyikan daripada bermain media sosial hanya untuk kepo kegiatan mantan. Sakitnya tidak habis-habis. Apalagi kalau tahu ia lebih bahagia bersama pasangan barunya.

5/
Menulis.

6/
Jadi teman curhat yang baik. Tidak perlu jauh-jauh menasihati jika kurang mampu. Cukup jadi pendengar yang baik. Karena kadang teman yang sedang dirundung masalah tidak perlu solusi kok. Meski masalah sudah tentu tidak akan selesai kalau tidak diselesaikan.

Namun, ada beberapa kasus memang, di mana mengeluarkan uneg-uneg jauh lebih baik daripada memedamnya sendiri saja. Bilang kalau sayang, sebelum menyesal kemudian.

7/
Maraton film. Berpindah dari satu film ke film berikutnya dan berikutnya, adalah cara paling asyik ketika puasa medsos. Apalagi sekarang sedang banyak film-film bagus.

Saran saya: tiket nontonnya langsung dibuang. Tidak perlu disimpan. Sebab, ini mengundang hasrat untuk mengunggahnya ke media sosial.

Saya beri contoh, semisalnya: memfoto tiket bioskop lalu sambil diimbuhi kalimat, "tengs for today. uwuwuwuwuw~'

8/
Pacaran!

Kalau ada sebagian orang yang mengharamkan, yha ta'aruf-an, misalnya. Sowan ke rumah orang yang disayang. Bertemu keluarganya. Ngobrol, membincang apa saja. Lalu, tutup dengan niat baik untuk melamar. Tunjukan keseriusan kepada keluarga pasanganmu.

9/
Manfaatkan waktu dengan istirahat juga bisa. Tidur kalau sedang libur. Meski banyak yang beranggapan kalau libur adalah dongeng sebelum tidur. Tak apa. Tidur yang cukup banyak manfaatnya kok. Bangun ketika lapar. Kalau sudah kenyang tidur lagi.

Tapi kalau begitu terus bisa bahaya: takut keburu datang undangan nikah dari mantan. Bangun tidur mendapati kabar seperti itu tidak baik.

10/
Beres-beres rumah. Bisa membersihkan kamar, bisa memperbaiki sendiri peralatan rumah yang rusak. Mengganti genteng yang bocor. Mengecat tembok yang sudah terkelupas. Atau, jika berat, menguras bak mandi rasa-rasanya menyenangkan.

Pokoknya, anggaplah besok akan lebaran. Anggaplah besok kamu akan menerima banyak tamu di rumah dan kamu tidak ingin menjadi tuan rumah yang tidak baik.

11/
Desak pemerintah untuk memberi kejelasan tentang pemblokiran media sosial. Demo! Blokir itu cara terakhir, tapi kalau ujug-ujug diblokir tapi tidak tahu alasan jelasnya, buat apa? Masa mau begitu terus? Malas mikir itu namanya.




Baca juga:
Buktikan Sekarang, Saatnya Gak Ribet untuk Perjalanan Liburanmu!
Pendukung Persipura dari Ibu Hamil hingga Anak-anak Hadir di Stadion
Penyebab Kabut Asap di Indramayu Bukan karena Kebakaran Hutan!

Dilema Gerindra dan Ambisi PKS

$
0
0

(pemiluupdate.com)

Afriantoni

Saat ini kedua partai yang mengklaim sebagai oposisi yakni Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sedang mengalami pertarungan ide antar keduanya mana yang terbaik untuk muncul sebagai capres dan cawapres.

Dilema ini diawali muncul 9 nama capres dan cawapres tahun 2019 dari PKS, diantaranya: Dr Ahmad Heryawan, Lc, MA, Dr M. Hidayat Nur Wahid, M. Anis Matta, Lc, Prof Dr Irwan Prayitno, M. Sohibul Iman, PhD, Habib Dr Salim Segaf Al Jufri, Ir Tifatul Sembiring, Drs Al Muzammil Yusuf, MS, dan Dr Mardani Ali Sera.

Ternyata kesembilan nama ini juga membuat Gerinda menjadi kesulitan menentukan sikap. Deklarasi yang direncanakan akan digelar pada 11 April 2019 nanti terancam gagal. Hal ini disebabkan masih banyak pertimbangan mendasar. Jika Presiden PKS dan Fadli Zon mendorong agar deklarasi ini jadi, tetapi keputusan ada ditangan Prabowo. Namun, ia mengalami dilema.

Desakan paling lantang disampaikan oleh kader PKS Mardani Ali Sera yang berharap agar Partai Gerindra segera mendeklarasikan calon presidennya. Sebab, menurutnya, lebih cepat lebih baik. 

Soal elektabilitas Prabowo masih jauh di bawah Jokowi itu tidak menjadi masalah. Menurut Mardani elektabilitas tidak selalu menentukan kemenangan.

Disisi yang berbeda Partai Gerinda sedang mempertimbangkan segala sesuatunya untuk siap berkompetisi merebut kekuasaan dan membangun  bangsa dan negara ini. Prabowo masih menghitung dengan cermat kapan akan mendeklarasikan sebagai calon presiden.

Dorongan mereka yang pro bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin kuat, paham benar tentang  ekonomi kerakyatan agar rakyat bisa berdaulat di negeri sendiri. Rakyat tidak menjadi pembantu dan tenaga sukarela di negeri sendiri, di mana mereka dilahirkan dan dibesarkan, tanah air Indonesia.

Kelambanan Gerindra juga disebabkan upaya mencari pemimpin mengerti geopolitik bangsa Indonesia agar tetap utuh, kuat dan bermartabat di mata dunia internasional. Kuat karena mampu memiliki ketahanan, pangan dan energi untuk kesejahteraan penduduknya.

Untuk itu kepercayaan seluruh Patai Gerindra ada pada Prabowo. Karena itu, gerakan #2019GantiPresiden digagas politikus PKS Mardani Ali Sera sebagai gerakan yang mengusung isu penggantian presiden dalam pemilihan umum 2019 tersirat Probowo lah skema terakhir mereka walau dalam dilema. Tetapi ambisi menjadi bagian penting dalam pemenangan Prabowo seolah sudah di depan mata PKS.

Tagar #2019GantiPresiden sudah berkembang hingga viral di media sosial membuktikan permainan ini mulai dengan pengembangan kampanye politik yang jargonis dan kurang diminta oleh masyarakat.

Padahal semestinya kompetisi Pilpres mengarah pada usul program dan antitesa dari persoalan publik dengan berpijak pada fakta dan data. Bukan dengan cara yang menghalalkan segala cara untuk memenangkan hati rakyat. Salam untuk Demokrasi Indonesia.(*)




Baca juga:
Dari Penikmat Kopi Menjadi Barista Berhijab
Sudah Jadi Konsumen Cerdas? Kalau Begitu Anda Kami Tantang untuk Bikin Vlog!
Cerpen | Senandung Lara Telepon Umum

Belajar "Millennial Marketing" dari Jokowi

$
0
0

foto.kompas.com

Berdasarkan data Balai Pusat Statistik jumlah penduduk Indonesia tahun 2017 adalah 261,89 juta jiwa. Sebanyak 85 juta dari total penduduk adalah generasi milenial. Ini berarti sekitar 32,6% dari total penduduk Indonesia tahun 2017 adalah generasi milenials. Bukan jumlah yang sedikit yang bisa mempengaruhi banyak hal.

Termasuk didalamnya adalah laku tidaknya produk yang dijual oleh perusahaan, film yang diproduksi, jasa yang ditawarkan, sampai ke masalah politik dalam pemilu. Generasi yang kini berusia sekitar 15 hingga 34 tahun ini sebagian besar tentunya sudah memiliki hak pilih.

Oleh karena itu, Jokowi melakukan beberapa hal yang mengarah pada melenials. Menggunakan produk-produk yang dibuat dan juga digunakan oleh milenial. Menonton film yang ditonton milenials. Melakukan aktivitas bersosial media bahkan membuat vlog.

Terkini adalah menggunakan sepeda motor chopper hasil modif anak muda untuk memantau proyek. Yang kemudian ada peristiwa viral yaitu ketika jokowi didekati milenials muda berusia 19 tahun yang bertelanjang dada.

Sebagai kepala negara tentau Jokowi ingin mempromosikan dan memajukan generasi muda yang kreatif. Namun sebagai politikus tentu Jokowi tidak ingin suara milenials lepas dari genggaman. Apalagi setelah ada peristiwa "kartu kuning", sebuah warning bahwa ada sebagian milenials yang tidak mendukung Jokowi.

Memang sebaiknya Jokowi harus cepat mengambil sikap dengan menampilkan diri sosok yang "milenials banget".

Soal Jokowi menggunakan kaos #2019GantiPresiden, menurut saya ini juga langkah yang dilakukan Jokowi untuk mendekati milenials. Jokowi ingin menampilkan diri bahwa beliau tidak anti terhadap orang yang tidak pro kepadanya alias tidak otoriter. 

Nampaknya Jokowi menyadari betul bahwa milenilas hidup bebas tidak ada tekanan dari pemerintah seperti generasi pendahulu. Milenials sangat membenci kesewanang-wenangan dan tekanan. Jika diperhatikan, bila ada tokoh yang terlihat otoriter pasti akan dicaci maki oleh milenials di sosial media mereka dengan gayanya masing-masing. Ada yang halus ada juga yang kasar.

Generasi milenial sendiri dibagi menjadi dua. Milenials tua atau Gen Y (diatas 21 tahun) dan milenials muda atau Gen Z (dibawah 21 tahun). Untuk generasi milenials tua banyak yang sudah berkeluarga dan memiliki penghasilan diatas Rp 10 juta sebulan.  Jurus-jurus lama untuk memasarkan produk dan jasa yang diterapkan kepada generasi pendahulunya (gen x dan baby boomers) tidak lagi mempan untuk digunakan.

Mengapa bisa demikian?

Generasi milenials tumbuh disaat teknologi informasi yang berkembang pesat. Arus informasi bisa mengalir berkali lipat lebih cepat dibandingkan dengan masa muda generasi pendahulu. Apapun bisa dicari tahu dengan cepat. Apa yang terjadi di satu tempat dapat dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok negeri.

Mereka memiliki "values" tersendiri yang digunakan untuk menilai dan mengambil keputusan. "Values" tersebut adalah hasil kompilasi dari pencarian mereka di dunia maya dan juga dunia nyata.

Secara komposisi umumya lebih banyak referensi dunia maya. Beberapa dari sumber itu diantaranya adalah media sosial dan media online lainnya. Apapun kata orang-orang disekitarnya, tidak akan banyak mempengaruhi penilaian pribadi milenials.

Hal lain yang juga mempengaruhi adalah experience atau pengalaman. Apa yang mereka rasakan dan mereka alami adalah faktor lain yang melengkapi khasanah "values" mereka dalam menilai produk maupun jasa. Jadi dalam beriklan atau menawarkan produk dan jasa, ajaklah milenials untuk merasakan terlebih dahulu produk atau jasa anda.

Setelah mereka menyadari kelebihan produk anda, barulah anda bercerita tentang kelebihan produk dan jasa yang anda tawarkan. Jangan terbalik ya, iklan di TV gencar tapi kenyataan di lapangan tidak sesuai. Bisa-bisa hanya laris diawal saja, setelahnya produk dan jasa anda tidak lagi digunakan oleh milenials.

Efek Multiplikasi

Apapun yang baik dan buruk yang dirasakan milenials akan disebarkan lebih cepat dari "getok tular"nya generasi pendahulu. Misalnya ada sebuah film yang begitu mengena dihati, milenial akan menyebarkan pengalamannya itu dalam berbagai bentuk sesuai minat mereka. Ada yang membuat vlog meniru adegan film tersebut. Ada yang membuat komik plesetan atau membuat meme. Ada yang membuat artikel dan menulisnya di blog.

Sebenarnya dari sini kita bisa belajar bahwa dalam menjual yang dikejar pertama bukan menyiapkan buzzer, melainkan pengalaman yang unik dan baik dulu. Kalau anda perhatikan, ada film yang diviralkan oleh buzzer dengan sangat baik, namun tidak laris manis. 

Ada film yang awalnya tidak diviralkan oleh buzzer, namun kemudian menjadi viral dan akhirnya buzzer pun membuatnya semakin viral. Ada kebanggaan dan kesenangan tersendiri ketika milenial menyebarkan sesuatu disosial media mereka. Semakin eksis, semakin populer, bisa berinteraksi dengan jejaring bahkan bisa menghasilkan uang.

Jangan pula memakai strategi menggunakan sales force yang "agak maksa" dalam menjual produk kepada milenials. Prestasi yang diraih tidak akan bertahan lama jika yang dihadapi adalah milenials. Ingat bahwa milenials hidup bebas tanpa tekanan dan sangat tidak suka untuk dipaksa-paksa. Apalagi "dirayu paksa" oleh tenaga penjual untuk memakai suatu produk. Bisa-bisa jatuh citra perusahaan gara-gara hal tesebut.

Oleh karena itu, perbaiki produk dan jasa anda. Berikan experience terbaik bagi pengguna produk dan jasa. Berikan ruang kepada mereka untuk berpartisipasi lebih dengan membuat mereka semakin eksis karena menyebarkan pengalaman positif menggunakan produk dan jasa anda. Niscaya anda akan berjaya dalam memasarkan produk dan jasa kepada milenials.


Semoga bermanfaat.




Baca juga:
Awas, Indonesia Paling Rawan Serangan "Malware"
Dari Penikmat Kopi Menjadi Barista Berhijab
Sudah Jadi Konsumen Cerdas? Kalau Begitu Anda Kami Tantang untuk Bikin Vlog!

Laporkan Berita Penting yang Anda Temukan Lewat Whatsapp Kompasiana!

$
0
0

Ilustrasi: Dokumentasi Kompasiana.com

Ketidakhadiran wartawan profesional di tiap titik lokasi terjadinya peristiwa bukan hanya disebabkan perihal kuantitas, tetapi bisa jadi jangkauannya yang terbatas. Sejak masifnya praktik jurnalisme warga atau jurnalisme partisipatoris yang diiringi dengan merebaknya platform user generated content, peran masyarakat atau warga begitu penting dalam siklus penciptaan dan penyebaran konten informasi dan berita.

Terlebih, keberadaan teknologi canggih sudah dapat dijangkau dengan harga yang murah seperti telepon pintar yang multifungsi. Ribuan atau mungkin jutaan konten dari seluruh dunia yang berisi laporan warga wara-wiri di linimasa jejaring sosial atau di banyak platform blog sosial. Begitu dengan www.kompasiana.com.

Sejak pendiriannya di tahun 2008, Kompasiana diciptakan bukan saja sebagai medium blogging bagi jurnalis dan karyawan Kompas Gramedia, tetapi juga bagian dari 'tanggung jawab sosial perusahaan' kepada masyarakat Indonesia dalam memfasilitasi melalui medium yang dapat digunakan untuk melaporkan segala peristiwa yang luput dari pena dan kamera wartawan profesional.

Demi memudahkan proses penciptaan, penayangan dan peyebaran laporan warga yang sejak dulu menjadi salah satu ciri khas Kompasiana, kami membuka jalur pelaporan yang lebih praktis. Jika dulu kategori reportase warga di Kompasiana harus sudah dikemas dan siap baca, kini Anda dapat mengirimkan laporan singkat yang akan kami tidaklanjuti sampai menjadi kesatuan konten yang layak baca.

Kami menamankannya K-Report! Memanfaatkan jejaring percakapan sosial Whatsapp sebagai jalur pelaporan warga yang cepat dan efisien. Tiap laporan singkat yang masuk ke dalam nomor Whatsapp Kompasiana akan diproses lebih lanjut untuk memastikan validitas dan keakuratan dari tiap laporan yang masuk. Setelah memenuhi kriteria pembuatan konten berita, kami akan mempublikasikannya melalui akun Kompasiana News, tentunya disertakan juga nama atau akun pelapor.

Namun, tidak semua laporan dapat kami tindaklanjuti atau ditayangkan. Ada aturan main yang harus dicatat sebelum mengirimkan laporan singkat ke nomor Whatsapp Kompasiana. Simak beberapa poin di bawah ini:

KETENTUAN

  • Kompasianer atau warga umum dapat melaporkan melalui layanan K-Report
  • Laporan yang dikirim merupakan peristiwa dan mengandung nilai berita
  • Memiliki urgensi untuk segera ditayangkan
  • Laporan dalam bentuk; teks, foto dan video
  • Pelapor wajib menyebutkan identitas lengkap dan jelas
  • Pelapor bersedia dihubungi redaksi Kompasiana untuk proses validasi dan kebutuhan pembuatan berita lainnya
  • Pelapor bersedia diikutsertakan dalam sebuah grup Whatsapp K-Report berdasarkan kategori domisili atau minat

MEKANISME

Mekanisme pelaporan berita untuk K-Report adalah sebagai berikut:

Mekanisme K-Report

  • Pertama,Kompasianer/warga mengirimkan laporan kejadian ke Whatsapp K-Report pada nomor 0813-8184-9362.
  • Kedua, pihak Kompasiana akan menyeleksi laporan yang masuk dan melakukan validasi laporan. 
  • Ketiga, setelah menentukan laporan yang tervalidasi, Kompasiana akan menghubungi pelapor untuk kelengkapan berita. 
  • Keempat, laporan akan ditayangkan di akun Kompasiana News.

FORMAT

Format laporannya adalah sebagai berikut:

  • NAMA PELAPOR
  • TEMPAT  PERISTIWA
  • WAKTU PERISTIWA
  • KONTEN LAPORAN; TEKS/FOTO/VIDEO
  • Kirimkan ke Whatsapp kami di nomor:0813-8184-9362

Ingat, kami hanya menerima laporan peristiwa yang memiliki urgensi untuk segera ditayangkan dan nomor ini tidak menerima panggilan telepon, hanya khusus jalur Whatsapp. Di luar laporan seperti itu, Anda dapat membuat konten komprehensif melalui akun personal di Kompasiana. 

Jika Anda memiliki kendala atau keluhan baik segi teknis maupun non-teknis di Kompasiana, Anda bisa melaporkannya melalui fitur bantuan pada tautan berikut ini.




Baca juga:
Antre Saja Berat
Awas, Indonesia Paling Rawan Serangan "Malware"
Dari Penikmat Kopi Menjadi Barista Berhijab

Pengorbanan Anak Sekolah untuk Asian Games 2018

$
0
0

Wakil Gubernur saat meninjau GOR Bulungan (sumber foto: beritajakarta.id)

Hitung mundur Asian Games 2018 semakin dekat. Empat bulan lagi Indonesia akan menjadi tuan rumah multievent olahraga terbesar di dunia setelah Olimpiade. Ini adalah kali kedua bagi Indonesia mendapat kehormatan tersebut, setelah sebelumnya pada 1962. Kesuksesan penyelenggaraan menjadi sesuatu yang tidak bisa ditawar, apalagi sulit rasanya kalau mematok target sukses prestasi.

Berbagai persiapan terus dikebut, khususnya yang terkait dengan infrastruktur. Pembangunan dan renovasi berbagai venue yang tersebar di Jakarta, Palembang dan sebagian Jawa Barat sudah mulai rampung. 

Sarana transportasi penunjang seperti Light Rail Transit (LRT), baik di Jakarta dan Palembang masih on progress. Semoga tidak ada keterlambatan sehingga semua dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Dari hasil evaluasi Test Event beberapa bulan lalu, problem kemacetan Jakarta jadi ancaman paling serius. Sesuai standar Komite Olimpiade Asia (OCA), waktu tempuh atlet dari penginapan menuju venue adalah 30 menit. 

Untuk cabang olahraga yang dipertandingkan di area Jakarta International EXPO (JIEXPO) Kemayoran atau Ancol mungkin tidak terlalu repot. Tidak demikian halnya bagi cabang olahraga yang mengambil tempat di Senayan. Rasanya sulit menempuh perjalanan Kemayoran menuju Senayan dalam tempo setengah jam.

INASGOC sebagai panitia lokal membutuhkan dukungan Pemprov DKI Jakarta untuk menyiapkan kebijakan apapun agar masalah ini bisa teratasi. Bagi Pemprov DKI Jakarta sendiri ini sebuah pertaruhan apakah mampu menjadi host city yang baik. Salah satu opsi kebijakan yang akan diambil adalah meliburkan siswa sekolah di Jakarta, khususnya untuk jenjang SMP, SMA dan SMK. Secara kumulatif, ada sembilan hari aktivitas belajar mengajar di sekolah yang ditiadakan sepanjang pelaksanaan Asian Games.

Meski begitu, bukan berarti siswa-siswa tersebut bebas begitu saja menikmati libur di rumah. "Mereka tidak ke sekolah, tapi ada tugas yang kita berikan," kata Kepala Dinas Pendidikan, Sopan Adrianto, seperti dilansir beritajakarta.id.

Sementara Wakil Gubernur, Sandiaga Uno, berharap para siswa bisa memeriahkan Asian Games misalnya dengan membuat karya tulis. Seru nih kalau para siswa tersebut menuliskan karyanya melalui Kompasiana.

Selain itu, ada kemungkinan para siswa sekolah -khususnya yang dekat dengan venue--bisa diarahkan untuk menjadi penonton. Ini penting terutama bagi cabang olahraga yang sepi peminat. Jangan sampai ada kesan Asian Games sepi senyap dalam siaran televisi yang di-relay ke negara-negara peserta.

Menjadi tuan rumah Asian Games memang kesempatan langka. Belum tentu akan datang lagi dalam waktu singkat. Oleh karena itu, semua pihak yang terlibat harus memastikan langkah-langkah terbaik telah ditempuh. Walau kesannya tidak signifikan, 'pengorbanan' anak sekolah menjadi penting bagi suksesnya Asian Games. 

Lalu, bagi kita yang sudah bukan siswa lagi apa yang bisa dilakukan? Minimal tinggalkan sejenak kendaraan pribadi Anda di rumah selama Asian Games, agar tidak menambah beban kemacetan Jakarta.




Baca juga:
Buktikan Sekarang, Saatnya Gak Ribet untuk Perjalanan Liburanmu!
Antre Saja Berat
Awas, Indonesia Paling Rawan Serangan "Malware"

Kebangkitan Roma di Olimpico Buat Barcelona Tersingkir

$
0
0

Gol Manolas membuat Roma melaju I Gambar : BBC

Sesudah kejayaan Julio Cesar, Kaisar Augutus dipandang enteng. Lawan-lawan Augustus yang lebih tua dan lebih berpengalaman menganggap enteng Augustus. Mereka melihat Augustus sebagai pemuda "kemarin" sore yang tidak perlu diperhitungkan dalam persaingan.

Namun pada akhirnya, dalam masa  Augustus selama 40 tahun, Kekaisaran Romawi menjadi sangat kuat dan mengalami puncak kejayaan. Di bawah komanda Augustus, angkatan bersenjata berhasil menaklukan Spanyol, Swiss, Galatia di Asia kecil, hingga sebagian besar Balkan. Luar biasa.

Kisah kejayaan Augustus dengan imperium Romawi pada ahun 27 SM hingga tahun 14 Masehi ini dirasa menjadi cerita yang tepat untuk menggambarkan kemenangan Roma atas Barcelona, 3-0 tadi pagi di Olimpico. Roma lolos ke semifinal Liga Champions 2018.

***********

"Roma akan bermain dengan cinta" ujar Eusebio Di Fransesco, berulang kali sebelum leg kedua dilangsungkan dini hari tadi. Banyak yang memandang skeptis pernyataan Pelatih AS Roma ini. Apakah tanda berserah diri, atau tanda bahwa bahwa cinta dapat membawa kejayaan Roma yang pernah menang atas Barcelona 3-0 pada 16 tahun lalu diajang yang sama, terulang kembali.

Roma memang dianggap enteng, apalagi setelah harus menyerah 1-4 di kandang Barcelona, Nou Camp. Tetapi dengan cinta, meski dipandang enteng dan tidak diperhitungkan, Roma menjawab semua keraguan itu.

Bermain dengan formasi 3-5-2, pasukan Roma tampil menggila di Olimpico. Mengandalkan duet Edin Dzeko dan Patrick Schick di depan, kecepatan dan kekuatan duel udara kedua pemain ini benar-benar merepotkan lini belakang Barca yang dikomandoi oleh Gerard Pique.

Lini tengah pun demikian. Daniel De Rossi, Kevin Strootman dan Radja Nainggolan bermain dengna pressing tinggi yang mampu membuat aliran bola dari tengah ke lini depan Barca menjadi seperti tersumbat. Lionel Messi dan Luis Suarez kesulitan mendapatkan bola matang yang dapat dijadikan peluang untuk menciptakan gol

Dalam kebingungan itu, sisi sayap Roma dalam diri Florenzi di kanan dan Kolarov di kiri bergerak militan tanpa henti, terutama Florenzi. Melalui pergerakannya, banyak bola crossing berbahaya yang dilambungkan ke kotak penalti Barca.

Dalam keadaan seperti itu, Roma cepat menuai hasil sesudah pada menit ke-6, Edin Dzeko menceploskan bola ke gawang Ter Stegen, kiper Barca. Memanfaatkan umpan De Rossi, Dzeko yang berada dalam kawalan ketat Umtiti, berhasil melepaskan diri dan mencetak gol. Roma 1, Barcelona 0.

Dzeko lagi-lagi menjadi momok di akhir babak pertama, ketika pergerakannya terpaksa dihentikan Gerard Pique di kotak penalti. Hadiah penalti bagi Roma yang berhasil dituntaskan dengan sempurna oleh Daniel De Rossi. Roma 2, Barcelona 0.

Stadion Olimpico bergejolak, misi mustahil mencetak 3 gol ke gawang Barca, sedikit demi sedikit seperti akan mencapai kenyataan.

Di babak kedua, permainan lebih taktis. Barca dan Roma terus memainkan bola di tengah sambil menunggu peluang bersih. Namun Roma yang semakin percaya diri lebih mampu menciptakan banyak peluang berbahaya.

Ketika pertandingan seperti akan berakhir 2-0, melalui skema tendangan sudut, Roma untuk ketiga kalinya berhasil membobol gawang Barcelona. Kali ini, tendangan sudut Cengiz under yang berhasil dimanfaatkan oleh bek Roma asal Yunani, Kostas Manolas.

Terlihat Luis Suarez menyalahkan Nelson Semedo yang membiarkan Manolas leluasa maju untuk menanduk bola ke tiang jauh Ter Stegen. Eusebio di Fransesco di pinggir lapangan, langsung berteriak dan mengepalkan tangan, mungkin seperti Kaisar Augustus kala merasa akan memenangkan pertarungan.

Akhirnya memang demikian, meski telah mendorong Pique untuk maju membantu serangan, tetapi Barcelona yang frustrasi gagal mencetak gol ke gawang Roma yang dikawal oleh Allison. Roma secara dramatis melaju ke Semifinal Liga Champions 2018!

Menilik pada statistik, Roma memang unggul atas Barcelona. Enam belas percobaan tendangan ke gawang dengan 9 kali percobaan yang menemui sasaran sungguh banyak jika dibandingkan dengan 4 kali tendangan Messi Cs yang menemui sasaran.

Meski secara keseluruhan Barcelona mengusai bola dengan 55 persen, namun babak kedua rasanya total menjadi milik AS Roma. Roma bermain dengan antusiasme yang begitu tinggi, ketika Barca entah berada di dunia mana.

Di dalam tulisan saya sebelumnya, saya mengatakan bahwa yang bisa menghentikan Barca adalah jika Barcelona lupa diri, dan menurut saya itu memang terjadi. Barca menganggap bahwa mereka telah memiliki Messi dan Suarez yang akan menciptakan gol, padahal tidak. Mereka memiliki Iniesta dan Rakitic yang akan memberikan assist berbuah gol, ternyata tidak.

Barcelona harus mengakui kekuasaan Roma di Olimpico. Kekalahan perdana Barcelona di segala kompetisi musim ini.

Sepak bola  sekali lagi membuktikan bahwa unsur kejutan menjadi bumbu yang membuat olahraga ternikmat di dunia ini menjadi layak untuk terus dinikmati.

*****

Di pertandingan lain, Manchester City lagi-lagi takluk atas Liverpool 1-2. Kekalahan ini membuat agregat menjadi 1-5 untuk kemenangan Liverpool. "In Klopp We Trust" membahana di Etihad Stadium, ketika Guardiola di babak kedua hanya bisa menonton dari Tribun. Gol cepat Jesus, dibalas dengan sempurna oleh Salah dan Firmino.

Selamat Roma dan Liverpool.




Baca juga:
Kebijakan Baru SBMPTN 2018? Siapa Takut
Buktikan Sekarang, Saatnya Gak Ribet untuk Perjalanan Liburanmu!
Antre Saja Berat

Buktikan Sekarang, Saatnya Gak Ribet untuk Perjalanan Liburanmu!

$
0
0

Ikuti blog competition

Setiap pergantian tahun, hal pertama yang dilakukan setiap orang pasti soal ada berapa dan kapan saja tanggal merah atau hari libur di tahun tersebut. Apakah Anda termasuk salah satu yang melakukan hal tersebut? Sudah catat baik-baik tanggal merah dan hari libur di tahun 2018 ini?

Liburan menjadi salah satu kegiatan pelepas lelah dari segudang aktivitas rutin harian yang seringnya menjemukan. Tapi apa jadinya pas mau liburan, malah ada "drama"  karena terkena macet saat mau ke bandara. Tahu sendiri kan, kondisi lalu lintas di perkotaan besar sulit ditebak!

Punya pengalaman dalam menggunakan kereta Railink sebagi solusi alternatif moda transportasi dari/ke bandara yang bisa dijangkau dari pusat kota? Nah, yuk ceritakan pengalamanmu tersebut dalam blog competition yang digelar oleh Kompasiana dan Danamon. Sebelum ikutan, simak detil informasinya dulu ya.

Syarat dan Ketentuan Lomba

  • Peserta telah terdaftar sebagai anggota Kompasiana. Jika belum terdaftar, silakan registrasi terlebih dahulu di sini
  • Tulisan bersifat baru, orisinal (bukan karya orang lain atau hasil plagiat, dan tidak sedang dilombakan di tempat lain)
  • Konten tulisan tidak melanggar Tata Tertib Kompasiana

Mekanisme Lomba

  • Tema: Saatnya Gak Ribet untuk Perjalanan Liburanmu
  • Tulisan berupa opini tentang kehadiran Railink sebagai alternatif moda transportasi dari/ke bandara yang bisa dijangkau dari pusat kota, ATAU cerita pengalaman menggunakan Railink dari/ke bandara saat mau traveling keluar kota/keluar negeri. Membahas juga tentang sistem pembayaran Railink yang didukung dengan e-channel Danamon: ATM, Aplikasi D-Mobile, dan Danamon Online Banking (DOB)
  • Periode Lomba: 4--17 April 2018
  • Tulisan tidak lebih dari 1.500 kata
  • Peserta wajib mencantumkan label saatnyagakribet (tanpa spasi) dalam setiap tulisan yang dilombakan
  • Tulisan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan tema lomba, tidak bisa diikutkan lomba
  • Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat
  • Pemenang akan diumumkan setelah 14 hari kerja periode lomba selesai

Hadiah

  • 5 artikel terbaik akan mendapatkan uang tunai masing-masing senilai Rp1.000.000,00

Untuk mengetahui kegiatan dan kompetisi Kompasiana lainnya yang sedang berlangsung, silakan klik di halaman Event Kompasiana. (GIL)

**) Begini Cara Kami Menilai Karya Lomba di Kompasiana 




Baca juga:
"Padi Semakin Berisi Semakin Merunduk" di Mata Sains
Sudah Jadi Konsumen Cerdas? Kalau Begitu Anda Kami Tantang untuk Bikin Vlog!
Inilah 4 Rekomendasi Kafe untuk Mahasiswa yang Doyan Bikin Tugas di Luar

Membandingkan Pengobatan Setya Novanto dengan Rakyat Biasa

$
0
0

RS Cibinong, Jawa Barat. Foto | Dokumen Pribadi

Dari judulnya saja sudah dapat ditebak, membandingkan 'penggede' dengan rakyat ketika berobat sudah jelas memiliki perbedaan menyolok. Orang bijak menyebutnya sebagai membandingkan langit dengan bumi, yang maknanya dua hal berbeda jauh dan tidak pernah bersesuaian satu sama lain.

Meski kasus mantan Ketua DPR RI itu mulai ditinggalkan dari perbincangan di ranah publik, ada baiknya sedikit diungkap perbedaan menyolok dalam hal pelayanan kesehatan bagi rakyat yang belakangan ini mulai diangkat sebagai isu dalam penyelenggaraan Pilkada 2018.

Buku, sandal, tas, botol menjadi wakil pada awal antrean di RS Cibinong sebelum azan Subuh berkumandang. Foto | Dokumen Pribadi

Setya Novanto berobat ke rumah sakit dengan cara akal-akalan, berpura-pura, dan membuat skenario kecelakaan lalu lintas, kemudian ia dirawat di Rumah Sakit Medika Permata Hijau yang telah dipersiapkan. Ia melakukan semua itu dengan maksud dapat terhindar dari kejaran para penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ketika berada di rumah sakit, Setnov -- sapaan akrab Setya Novanto -- dapat mengatur petugas medis. Benjolan sebesar 'bakpau' harus diperban, ia juga minta diberi infus. Yang pada intinya dari sisi penampilan ia ingin memberikan kesan sakit berat dan harus dirawat. Tokoh akal busuk pembuat dari skenario itu, dalam sidang di pengadilan, disebut-sebut advokat Fredrich Yunadi dan dokter RS Medika Permata Hijau, Bimanesh Sutarjo.

Dari sini, kita bisa menyimpulkan bahwa untuk menjadi sehat bagi orang berduit tidak menjadi persoalan. Dirinya sehat pun bisa disulap menjadi tampak sakit berat. Jangankan mengatur petugas medis di luar Standar Operasional Prosedur (SOP), ia pun mampu membeli rumah sakit bersangkutan jika mau. Apa lagi ia tengah memegang kekuasaan dan punya pengaruh meski tengah diburu penegak hukum.

Jam 06.00 WIB, pengantri berdiri. Foto | Dokumen Pribadi

Lantas, bagaimana dengan rakyat ketika berobat di rumah sakit?

Di Rumah Sakit Cibinong, Jawa Barat, penulis mencari tahu tentang kebenaran berita bahwa jauh sebelum Azan Subuh berkumandang, warga yang hendak berobat sudah mengantre di lorong rumah sakit. Kenyataannya, kejadiannya memang demikian adanya.

Antrean warga berobat diawali oleh para wakilnya berupa: sandal, buku, botol, helm dan tas. Benda-benda itu diletakan oleh pemiliknya mulai dari mulut pintu memanjang hingga ujung jalan halaman rumah sakit.

Sementara pemiliknya duduk di lantai sambil ngobrol dengan sesama warga yang berobat. Mereka nampak akrab meski baru kenal di rumah sakit. Mereka pun nampak senasib dan sepenanggungan dengan sesekali menawari rokok kepada rekan yang baru dikenalnya.

Semakin siang, antrean benda-benda bawaan warga di lantai itu semakin panjang. Sekitar Pukul 06.00 WIB, pintu rumah sakit dibuka. Warga yang semua duduk santai di lantai segera beranjak berdiri. Mereka mengambil benda yang diletakan dan mengganti posisi dengan berdiri berbaris rapi.  Petugas pun mengatur agar pengantre tidak terjadi saling dorong.

Petugas memberi nomor antrean berobat. Foto | Dokumen Pribadi

Fenomena mengantre seperti itu masih berlangsung hingga kini. Setiap hari di pagi hari. Terasa sangat tidak manusiawi, memang. Sementara bagi orang tua lanjut usia, sering mengeluh karena mendapat antrean paling belakang. Masih bagus bila mendapat nomor untuk berobat.

Kadang, nomor antrean yang didapat angka besar. Misalnya, nomor 200 sehingga jika berobat ke dokter poli baru kebagian pada Pukul 13.00 WIB. Terlalu siang, perut keburu kosong alias lapar. Akhirnya mereka menunda berobat. Esoknya mengantre lagi dengan harapan mendapatkan nomor urut kecil dengan datang ke rumah sakit Pukul 04.00 WIB.

"Kalau tidak begitu, ya bisa pulang berobat pada sore hari," kata seorang ibu yang mengaku merasa lelah karena memaksakan diri datang pada pagi hari.

Para anggota keluarga pasien beristirahat sambil merokok dan ngopi. Foto | Dokumen Pribadi.

Seperti pada awal tulisan ini, membandingkan pelayanan kesehatan antara Setnov dengan rakyat yang berobat dengan dukungan fasilitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS memang perbedaannya seperti langit dan bumi. Jika dibandingkan tidak berimbang.  Sayogianya memang membandingkan pelayanan itu haruslah 'apple to apple'. 

Namun poin penting yang harus ditangkap dan dibenahi adalah jurang perbedaan pelayanan kesehatan itu. Para pemangku kepentingan patut mencari solusi agar rakyat merasa nyaman untuk berobat di rumah sakit. Sebab, tidak mustahil pelayanan di sejumlah lembaga pelayanan kesehatan di tempat lainnya jauh lebih buruk. Cibinong bukanlah kota kecil, yang wilayahnya hanya berjarak sekitar 50 km dari Ibukota Jakarta.

Dewasa ini kemajuan ITC (Information and Communication Technologies) demikian pesat. Mengapa hal ini tidak dimanfaatkan untuk mengatasi membludaknya warga mengantre untuk berobat. Atau menunggu pelayanan yang buruk itu memakan korban terlebih dahulu baru kemudian sistemnya dibenahi. Jika demikian, kapan pelayanan publik berpihak kepada orang miskin?




Baca juga:
Begini Rasanya Saat Jari Manis Terkena Trigger Finger
"Padi Semakin Berisi Semakin Merunduk" di Mata Sains
Sudah Jadi Konsumen Cerdas? Kalau Begitu Anda Kami Tantang untuk Bikin Vlog!

"Drug Misuse" dan "Drug Abuse", Serupa tapi Tak Sama

$
0
0

Ilustrasi: dailytimes.com.pk

Obat sejatinya adalah racun. Namun jika digunakan dengan baik dan benar, maka obat bisa bermanfaat untuk menyembuhkan, merawat dan mencegah penyakit, dan/atau meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Tapi ketika obat digunakan dengan tidak baik dan benar, maka obat justru akan merugikan si pengguna. Penggunaan obat dengan tidak baik dan benar ini disebut Drug Misuse (Salah Penggunaan Obat) atau Drug Abuse (Penyalahgunaan Obat). Mirip sih, tapi nyatanya mereka berbeda loh.

Drug Misuse dan Drug Abuse biasanya berkaitan dengan jumlah dan frekuensi penggunaan, dan paling banyak dilakukan pada obat-obat yang memerlukan resep dokter (Prescribed Drug). Paling tidak ada tiga kategori umum dalam menggunakan obat resep yaitu: Use as Appropriate (gunakan dengan seharusnya); Use as Directed (gunakan sesuai petunjuk); Use as Prescribed (gunakan sesuai dengan resep).

Tiga kategori tersebut intinya sama, karena penyakit ada bermacam-macam dan kondisi pasien pun beragam, bisa dibilang tidak ada petunjuk pasti mengenai frekuensi dan jumlah obat yang harus digunakan. Oleh sebab itu, jumlah dan frekuensi penggunaan obat harus sesuai dengan petunjuk yang tertera pada label (kemasan) dan/atau sesuai petunjuk dokter. Jika obat yang digunakan tidak sesuai dengan petunjuk (terlalu sering dan terlalu banyak), maka dapat dikategorikan obat tersebut salah penggunaannya atau disalahgunakan.

Baik Drug Misuse maupun Drug Abuse, keduanya berpotensi membuat seseorang mengalami adiksi (ketagihan) atau disebut juga mengalami Substance-Use Disorder (Gangguan Penggunaan Zat). Beberapa gejala yang bisa diamati ketika seseorang menderita Substance-Use Disorder misalnya:

  • Penggunaan zat berulang menyebabkan kegagalan dalam menjalankan kewajiban utama di tempat kerja, sekolah atau rumah dan mengalami masalah sosial atau interpersonal, bahkan hingga mengurangi kewajiban tersebut demi penggunaan zat;
  • Zat yang digunakan sering kali diambil lebih banyak dan lebih lama dari biasanya;
  • Adanya toleransi terhadap suatu zat sehingga selalu membutuhkan jumlah yang lebih banyak;
  • Memiliki keinginan yang kuat untuk melanjutkan penggunaan zat tertentu meski sudah tahu efeknya pada tubuh; dan sebagainya.

Lalu apa bedanya antara Drug Misuse dan Drug Abuse?

Pemisah antara Drug Misuse dan Drug Abuse sangat tipis. Walaupun konsepnya sama, perbedaan boleh dibilang hanya terletak pada niat atau motivasi seseorang dalam menggunakan obat. Contoh, ketika seseorang tahu bahwa dengan mengkonsumsi zat "A" ia dapat mengalami perasaan yang menyenangkan (euforia), maka dengan sengaja ia menggunakannya untuk bisa mengalami euforia itu, bahkan menaikkan dosisnya ketika menurutnya dosis biasa sudah tidak berefek. 

Ini berarti orang tersebut melakukan penyalahgunaan obat (Drug Abuse) karena tidak sesuai peruntukkannya dan sebenarnya dia juga tidak memerlukan obat itu. Tujuannya hanya untuk memperoleh respon euforia. Contoh lain Drug Abuse misalnya mengkonsumsi obat-obat tertentu bersamaan dengan alkohol atau kafein untuk meningkatkan efek euforia. Perlu diketahui bahwa konsumsi obat bersamaan dengan alkohol atau kafein bisa menimbulkan efek fatal bagi tubuh hingga kematian.

Sebaliknya jika seseorang menggunakan obat dengan tidak sebagaimana mestinya namun tanpa bertujuan mengalami efek euforia, maka bisa dikategorikan sebagai Drug Misuse. Contoh, saat seseorang mengkonsumsi obat tidur supaya bisa tidur. Dosis yang dianjurkan adalah satu tablet sebelum tidur. Namun karena dia tidak bisa tidur juga, satu jam kemudian dia minum lagi satu tablet. Jadi orang ini menggunakan obat sesuai dengan peruntukkannya namun tidak sesuai dengan petunjuk.

Obat-obat yang paling sering "digunakan dengan salah" atau "disalahgunakan" adalah Obat Resep dan Obat Ilegal.

Obat Resep (Prescribed Drug), terutama golongan:

1. Depresan Sistem Saraf Pusat (Penenang)

Di Indonesia obat-obat ini digolongkan sebagai Psikotropika. Misalnya Alprazolam, Diazepam, Clonazepam, Zolpidem, Zaleplon dan sebagainya.

2. Penghilang Rasa Sakit golongan Opioid (Analgesik Opioid)

Di Indonesia obat-obat ini tergolong Narkotika. Misalnya Morfin, Diasetilmorfin (Heroin), Fentanil, Codein, Methadone, Petidin, Hydrocodone, dan sebagainya. Obat-obat golongan ini biasanya digunakan untuk mengatasi nyeri berat misal pasca-operasi, kanker dan lainnya. Untuk lebih lengkapnya mengenai obat-obat yang digolongkan ke dalam Narkotika dapat dilihat disini. Jadi jangan bilang tidak tahu mana yang masuk golongan Narkotika kalau ketangkap karena Drug Abuse yah. Hihihi..

Papaver somniferum. Tanaman Opium yang menghasilkan alkaloid sebagai sumber Morfin (Sumber: livescience.com)

3. Stimulan (meningkatkan kewaspadaan). Misalnya Amfetamin dan Metamfetamin.

4. Steroid (biasanya digunakan oleh binaragawan untuk membangun massa otot).

5. Sedatif (menekan respon terhadap rangsangan emosi). Biasanya memberikan efek tenang, mengurangi cemas dan mengantuk sehingga biasanya digunakan pada pasien yang mengalami insomnia. Termasuk obat golongan Barbiturat (Pentobarbital, Amobarbital dan lainnya).

Obat Ilegal (Illicit Drugs / Street Drugs)

Misalnya Cathinone (Bath Salts), LSD (Asam Lisergat), Cannabis / Marijuana (Ganja), dan lainnya. Dan hampir semua obat illegal ini memiliki efek psikoaktif dan penggunaannya ditujukan untuk rekreasional. Obat-obat psikoaktif ini akan mempengaruhi fungsi otak dan saraf yang berefek pada perubahan perilaku, emosi, mood, hingga kesadaran.

Baik Drug Misuse maupun Drug Abuse, keduanya bisa berakibat buruk hanya dalam sekali pakai maupun setelah pemakaian berulang, tergantung berbagai faktor. Misalnya: reaksi alergi, jumlah dosis yang digunakan, lama dan frekuensi penggunaan, cara penggunaan, metabolisme tubuh hingga genetik. Dan satu hal yang pasti, obat-obat ini bisa terdeteksi melalui tes darah dan urin, bahkan dalam folikel rambut.

Untuk mencegah Drug Misuse dan Drug Abuse ini, peran tenaga kesehatan yakni dokter dan apoteker sangat penting. Berdasarkan Permenkes No. 3 Tahun 2015, penyerahan obat Narkotika dan/atau Psikotropika hanya dapat dilakukan oleh Apotek, Puskesmas, Instalasi Farmasi RS, Instalasi Farmasi Klinik dan Dokter.

Resep-resep Narkotika, Psikotropika dan Prekursor harus asli atau salinan (copy) resep yang dibuat oleh Apotek itu sendiri serta tidak boleh diulang. Penyerahan hanya boleh dalam bentuk obat jadi dan harus diserahkan oleh Apoteker (jika di fasilitas pelayanan kefarmasian), bukan tenaga kefarmasian lain. Apotek juga tidak boleh melayani pembelian Narkotik, Psikotropik dan Prekursor tanpa resep atau menggunakan copy resep yang dibuat oleh apotek lain.

Selain itu pasien juga harus diedukasi supaya mengetahui cara penggunaan, lama penggunaan, cara menyimpan, efek samping yang mungkin timbul hingga resiko akibat penyalahgunaan atau salah penggunaan.

Bagi pasien yang menerima pengobatan Narkotika/Psikotropika/Prekursor, gunakan obat sesuai petunjuk. Jika masih ada sisa, jangan membagikannya kepada orang lain. Simpan di tempat di tempat yang aman sehingga menutup kemungkinan untuk digunakan oleh orang lain.


Duh.. semoga ocehan saya gak bikin bingung yah. :)


Referensi:

FDA (Misuse and abuse prescription drug)

University of New Hampshire (Drug Misuse and Abuse)

Drug Abuse.gov




Baca juga:
Visualisasi Filosofi Jawa Pak Harto dalam Film "Enak Tho Zamanku, Piye Kabare?"
Begini Rasanya Saat Jari Manis Terkena Trigger Finger
"Padi Semakin Berisi Semakin Merunduk" di Mata Sains

Tim Gabungan Pencari Fakta, Jalan Keadilan untuk Novel Baswedan

$
0
0

Novel Baswedan dan Laode M Syarif (Foto: kompas.com)

Malam ketika saya membuat tulisan ini adalah tepat satu tahun tragedi Hak Asasi Manusia yang menimpa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Kasus penyiraman air keras itu sampai sekarang belum menemui titik terang. 

Jangankan untuk mengungkap identitas otak di balik semua ini, sekedar menemukan pelaku penyiramannya saja juga nihil. Gemparnya tragedi ini bisa dikatakan hampir sama dengan apa yang terjadi kepada aktivis HAM, Munir yang meninggal karena racun di makanannya pada 2004 silam. Sama karena kedua tokoh tersebut adalah pejuang Hak Asasi Manusia di Indonesia.

Melalui tulisan ini saya tidak mau terlalu menggiring opini publik dengan membuat spekulasi mengenai apa sesungguhnya motif dibalik penyerangan yang dilakukan orang tak dikenal terhadap penegak hukum seperti Novel Baswedan. Karena beberapa hari setelah kejadian banyak timbul argumentasi yang mengatakan jika kejadian ini dilatarbelakangi motif oknum yang tidak senang terhadap upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh KPK.

Wakil Ketua KPK, Saut Sitomorang pernah mengungkapkan dugaan tentang adanya motif ego dibalik penyerangan kepada Novel Baswedan. "Bisa jadi motif ego, ada orang berpikir Pak Novel jagoan sehingga timbul rasa tidak suka," ungkap Saut.

Di sisi lain, ada juga anggapan kepentingan politik yang menjadi pemicu, karena kasus berjalan bersamaan ketika berlangsungnya Pemilihan Kepala Daerah Serentak di Indonesia 2017. Apapun itu motifnya, sejujurnya yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini adalah upaya kepolisian untuk segera menemukan pelaku.

Oleh sebab itu saya tidak mau terjebak dalam segala argumentasi di atas yang pada akhirnya akan berimplikasi buruk karena termasuk perilaku intervensi terhadap kinerja Polri.

Hukum merupakan panglima tertinggi dalam penegakan keadilan bagi rakyat, maka dari itu saya sama sekali tidak berniat untuk mencampuri bagaimana dewi keadilan itu bekerja untuk mengungkap kebenaran yang hakiki. Sebagai rakyat, saya mencari celah lain yang sekiranya bisa saya intervensi untuk sekedar memberikan surat terbuka demi menambah suara jutaan rakyat Indonesia yang mendorong agar kasus ini segera diusut secara tuntas.

Celah itu ada pada seorang pimpinan negara yang bernama Presiden Joko Widodo. Secara konstitusional memang beliau adalah pemimpin tertinggi sekaligus termasuk sebagai simbol negara yang harus dijunjung tinggi. Namun yang perlu diingat, hakikatnya seorang Presiden ialah pelayan rakyat.

Ya, sebagai seorang majikan, kita semua termasuk salah satunya adalah saya, bisa memanfaatkan celah itu sebebas-bebasnya secara demokratis untuk melakukan intervensi berupa kritik dan saran yang berkaitan langsung dengan kejadian ini. Sebagai pemimpin, saya harap bapak tidak antikritik terhadap segala persoalan menyangkut bangsa ini, khususnya mengenai permasalahan Hak Asasi Manusia semacam ini.

Sebagai seorang Presiden, Joko Widodo mempunyai berbagai macam kewenangan yang bisa digunakan sewaktu-waktu jika dirasa mendesak. Salah satu dari kewenangan itu adalah memberikan perintah untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang akan membantu dalam pengungkapan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan ini.

Sayangnya, terhitung sudah satu tahun sejak kejadian tersebut berlalu, Presiden belum juga menunjukkan sinyal-sinyal akan membentuk TGPF yang salah satu tugasnya juga membantu kinerja pihak kepolisian.

Mencermati kasus yang menimpa Novel Baswedan seperti ada kepingan besar yang belum terungkap. Ketika dimintai keterangan oleh penyidik, Novel pernah mengungkap bahwa ada indikasi jenderal yang terlibat, namun sampai saat ini identitas "orang besar" tersebut belum juga dibuka oleh Novel Baswedan.

Saat kesempatan bertemu dengan media, Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti menyebut terhambatnya kasus ini disebabkan karena belum adanya sinergi yang terjalin antar seluruh pihak, terlebih dari Novel Baswedan sendiri sebagai korban juga masih terkesan enggan untuk membuka diri terhadap pihak kepolisian.

Atas fakta itu, Poengky tidak menampik jika kurang kooperatifnya Novel terjadi karena adanya rasa tidak percaya kepada kepolisian. "Pak Novel pernah menyebut ada tanda-tanda jenderal yang terlibat, tetapi sampai sekarang beliau belum berbicara lebih lanjut mengenai itu. Tetapi saya pastikan polisi penyelidikan berdasarkan KUHAP dan di BAP, sehingga keterangan sekecil apapun dapat membantu aparat dalam mengunkap kasus ini," kata Poengky.

Pada kesempatan lain, Novel Baswedan juga turut meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta karena memang sampai satu tahun ini sepertinya pemerintah masih enggan untuk serius mengungkap kasus dengan jalan memanfaatkan hak prerogatif presiden itu.

"Saya berpikir bahwa Tim Gabungan Pencari Fakta ini penting untuk membuktikan betul atau tidaknya ucapan saya bahwa ada fakta-fakta yang tidak diungkap," kata Novel.

Di sinilah benang merah identitas terduga pelaku baru bisa tersambung jika pemerintah sudah membentuk TGPF. Bisa jadi memang Novel Baswedan enggan mengungkap nama kepada penyidik dari kepolisian karena adanya keraguan bahwa laporannya akan ditindaklanjuti.

Tetapi jika ada TGPF yang susunannya terdiri dari anggota masyarakat, KPK, Polri, dan Sekretariat Negara bisa bekerja independen dan memberikan kenyamanan bagi Novel untuk kooperatif dalam mengungkap kasusnya.

Penyidik KPK ini juga pernah berjanji jika sudah waktunya akan mengungkap sosok jenderal yang selama ini dimaksud. "Saya rasa bukan kapasitas saya untuk berbicara mengenai terduga pelaku di depan publik seperti ini, nanti jika waktu dan tempatnya sudah tepat akan saya sampaikan," ucap Novel.

Dari pernyataan tersebut, saya sedikit menafsirkan, mungkin saja yang dimaksud tempat dan waktu yang tepat oleh Novel Baswedan itu adalah saat pemerintah sudah memutuskan untuk membentuk TGPF.

Dalam kasus yang polanya hampir sama, sebelumnya pernah dibentuk Tim Pencari Fakta (TPF) kasus Munir oleh pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004. Keputusan Presiden Nomor 111 Tahun 2004 tentang Pembentukan TPF Kasus Munir yang terdiri dari unsur Polri, Kejaksaan Agung, Departemen Luar Negeri, dan LSM menjadi dasar hukumnya.

Meskipun kematian Munir sampai saat ini juga masih menyisakan tanda tanya serta perdebatan, namun paling tidak sudah menghasilkan sesuatu dengan ditetapkannya Pollycarpus Budihari Priyanto, Pilot senior Garuda Indonesia sebagai tersangka.

Ia resmi menjadi terpidana setelah Majelis Hakim PN Jakarta Pusat dalam amar putusannya menyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pembunuhan berencana dengan memberi racun arsen ke minuman Munir. Vonis yang dijatuhkan padanya berupa hukuman penjara selama 14 tahun sejak 20 Desember 2005.

Saya selalu membandingkan kasus Novel Baswedan dengan yang menimpa Aktivis Hak Asasi Manusia, Munir karena beberapa alasan. Pertama, karena kasus-kasus ini seperti mempunyai pola klasik yang hampir sama, yaitu terjadinya penyerangan yang menyebabkan cedera atau kematian terhadap orang tertentu yang dianggap berpengaruh dalam mengungkap skandal besar di tanah air.

Munir semasa hidupnya dikenal sebagai pribadi yang vokal terhadap tragedi kemanusiaan seperti misalnya saat marak penculikan aktivis pada tahun 1997/1998. Sedangkan Novel Baswedan naik daun karena keberaniannya mengungkap tindak pidana korupsi seperti Wisma Atlet SEA Games Palembang dan suap sengketa Pilkada yang melibatkan Akil Mochtar saat masih menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi.

Kedua, baik musibah yang menimpa Novel Baswedan maupun Munir sama-sama sebuah pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat Negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum, mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang berlaku

Terkait dengan dasar hukum yang termuat dalam undang-undang di atas, sudah jelas bahwa Novel Baswedan dan Munir belum memperoleh hak asasinya sebagai Warga Negara Indonesia setelah kejadian penyerangan yang menimpa para tokoh tersebut. Hak asasi yang dimaksud ini adalah hak untuk hidup, memperoleh rasa aman, mendapat kepastian hukum, serta hak pihak masing-masing keluarga untuk tahu secara gamblang siapa pelaku utamanya.

Ketiga, meskipun belum ada jaminan pasti terjadi, tetapi saya berharap dibentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) dalam kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan akan menghasilkan hal yang sama seperti ketika mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk TPF kasus pembunuhan Munir.

Hal sama yang saya maksud yakni terungkapnya pelaku penyerangan, kemudian bisa bermuara menuju "orang besar" yang diduga terlibat melakukan penyiraman air keras kepada Novel Baswedan. Sayangnya sampai saat ini aktor utama pembunuhan Munir juga masih belum terbuka ke publik hingga Pollycarpus bebas pada 29 November 2014 yang lalu.

Tentu kita berharap belum tuntasnya tindak pidana pembunuhan Munir tidak menular ke upaya aparat penegak hukum dalam mengungkap kejadian yang menimpa Novel Baswedan. Justru kekurangan yang ada di tim kerja TPF Munir seharusnya bisa menjadi bahan evaluasi agar calon TGPF kasus Novel bekerja lebih independen dan profesional.

Selanjutnya, Pemerintah jangan sampai setengah-setengah saat memutuskan untuk membentuk atau tidak membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta. Artinya, jika pada akhirnya Presiden menyusun TGPF wajib ditindaklanjuti dengan agenda penyelesaian kasus secara konsisten dan serius.

Jika tidak, maka keadaannya sama dengan kasus Munir, akibat terlalu lama molor dalam pengungkapannya sampai ada kejadian dokumen TPF pembunuhan Munir hilang. Ini membuktikan ketidakseriusan pemerintah dalam menangani tragedi kemanusiaan khususnya yang menyangkut masalah Hak Asasi Manusia di dalam negeri.

Pada 2017 Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan, Mirko Ginting pernah mengatakan bahwa penegakan Hak Asasi Manusia belum menjadi agenda prioritas pemerintahan saat ini. Parameter yang digunakan untuk mendukung argumentasi itu adalah rendahnya tingkat akuntabilitas negara dalam hal kapasitas bertanggung jawab, menjawab, dan menjalankan kewajibannya.

Negara juga dianggap gagal mewujudkan prinsip negara hukum yang merupakan mekanisme proteksi terhadap hak asasi. Selain itu, sikap pasif  negara dengan membiarkan aktor nonnegara mengganggu kebebasan sipil semakin menjadi bukti kurang optimalnya penegakan HAM di tanah air. Dalam acara di Indonesia Lawyers Club yang disiarkan TV One, Selasa (11/4/2018), Rocky Gerung, 

Dosen di Departemen Filsafat Fakultas Ilmu Budaya UI juga membuat pernyataan bahwa dalam masa kampanye Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014 yang lalu, pernah ada tim kampanye Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang menegaskan Isu Hak Asasi Manusia bukan program prioritas yang akan dilakukan oleh Jokowi-JK.

Kedua data di atas memang sama-sama memiliki karakter yang debatable, apalagi terkait pernyataan Rocky Gerung, karena beliau juga tidak menyebutkan identitas pasti oknum tim kampanye Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang menyebut bahwa isu Hak Asasi Manusia bukan program prioritas. Tetapi, adanya rapor pemerintahan dalam hal penegakan HAM seperti di atas saya harap bisa menjadi lampu kuning bagi pemerintahan saat ini yang masa kerjanya praktis tinggal menyisakan satu tahun lagi.

Tidak hanya kasus yang menimpa Novel Baswedan dan Munir, tetapi tragedi Hak Asasi Manusia masa lampau seperti Trisakti, Semanggi 1, Semanggi 2, dan kerusuhan Mei 1998. Kita berharap sisa satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla ini dimanfaatkan untuk menggunakan hak jawab atas data-data di atas sehingga membuktikan bahwa pemerintah serius dalam menegakkan keadilan terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia.

Jika nantinya pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta kasus Novel Baswedan bisa terlaksana, maka selain jalan keadilan bagi Novel, itu juga keadilan bagi masyarakat Indonesia. Perlu diingat agar agenda penegakan HAM jangan dimanfaatkan sebagai modus kampanye memasuki tahun politik seperti sekarang. Jangan gadaikan hak asasi kami.




Baca juga:
Setelah Rejuvenasi, Inilah Daftar Kegiatan Kompasiana di Tahun 2018
Visualisasi Filosofi Jawa Pak Harto dalam Film "Enak Tho Zamanku, Piye Kabare?"
Begini Rasanya Saat Jari Manis Terkena Trigger Finger

Laporkan Berita Penting yang Anda Temukan Lewat Whatsapp Kompasiana!

$
0
0

Ilustrasi: Dokumentasi Kompasiana.com

Ketidakhadiran wartawan profesional di tiap titik lokasi terjadinya peristiwa bukan hanya disebabkan perihal kuantitas, tetapi bisa jadi jangkauannya yang terbatas. Sejak masifnya praktik jurnalisme warga atau jurnalisme partisipatoris yang diiringi dengan merebaknya platform user generated content, peran masyarakat atau warga begitu penting dalam siklus penciptaan dan penyebaran konten informasi dan berita.

Terlebih, keberadaan teknologi canggih sudah dapat dijangkau dengan harga yang murah seperti telepon pintar yang multifungsi. Ribuan atau mungkin jutaan konten dari seluruh dunia yang berisi laporan warga wara-wiri di linimasa jejaring sosial atau di banyak platform blog sosial. Begitu dengan www.kompasiana.com.

Sejak pendiriannya di tahun 2008, Kompasiana diciptakan bukan saja sebagai medium blogging bagi jurnalis dan karyawan Kompas Gramedia, tetapi juga bagian dari 'tanggung jawab sosial perusahaan' kepada masyarakat Indonesia dalam memfasilitasi melalui medium yang dapat digunakan untuk melaporkan segala peristiwa yang luput dari pena dan kamera wartawan profesional.

Demi memudahkan proses penciptaan, penayangan dan peyebaran laporan warga yang sejak dulu menjadi salah satu ciri khas Kompasiana, kami membuka jalur pelaporan yang lebih praktis. Jika dulu kategori reportase warga di Kompasiana harus sudah dikemas dan siap baca, kini Anda dapat mengirimkan laporan singkat yang akan kami tidaklanjuti sampai menjadi kesatuan konten yang layak baca.

Kami menamankannya K-Report! Memanfaatkan jejaring percakapan sosial Whatsapp sebagai jalur pelaporan warga yang cepat dan efisien. Tiap laporan singkat yang masuk ke dalam nomor Whatsapp Kompasiana akan diproses lebih lanjut untuk memastikan validitas dan keakuratan dari tiap laporan yang masuk. Setelah memenuhi kriteria pembuatan konten berita, kami akan mempublikasikannya melalui akun Kompasiana News, tentunya disertakan juga nama atau akun pelapor.

Namun, tidak semua laporan dapat kami tindaklanjuti atau ditayangkan. Ada aturan main yang harus dicatat sebelum mengirimkan laporan singkat ke nomor Whatsapp Kompasiana. Simak beberapa poin di bawah ini:

KETENTUAN

  • Kompasianer atau warga umum dapat melaporkan melalui layanan K-Report
  • Laporan yang dikirim merupakan peristiwa dan mengandung nilai berita
  • Memiliki urgensi untuk segera ditayangkan
  • Laporan dalam bentuk; teks, foto dan video
  • Pelapor wajib menyebutkan identitas lengkap dan jelas
  • Pelapor bersedia dihubungi redaksi Kompasiana untuk proses validasi dan kebutuhan pembuatan berita lainnya
  • Pelapor bersedia diikutsertakan dalam sebuah grup Whatsapp K-Report berdasarkan kategori domisili atau minat

MEKANISME

Mekanisme pelaporan berita untuk K-Report adalah sebagai berikut:

Mekanisme K-Report

  • Pertama,Kompasianer/warga mengirimkan laporan kejadian ke Whatsapp K-Report pada nomor 0813-8184-9362.
  • Kedua, pihak Kompasiana akan menyeleksi laporan yang masuk dan melakukan validasi laporan. 
  • Ketiga, setelah menentukan laporan yang tervalidasi, Kompasiana akan menghubungi pelapor untuk kelengkapan berita. 
  • Keempat, laporan akan ditayangkan di akun Kompasiana News.

FORMAT

Format laporannya adalah sebagai berikut:

  • NAMA PELAPOR
  • TEMPAT  PERISTIWA
  • WAKTU PERISTIWA
  • KONTEN LAPORAN; TEKS/FOTO/VIDEO
  • Kirimkan ke Whatsapp kami di nomor:0813-8184-9362

Ingat, kami hanya menerima laporan peristiwa yang memiliki urgensi untuk segera ditayangkan dan nomor ini tidak menerima panggilan telepon, hanya khusus jalur Whatsapp. Di luar laporan seperti itu, Anda dapat membuat konten komprehensif melalui akun personal di Kompasiana. 

Jika Anda memiliki kendala atau keluhan baik segi teknis maupun non-teknis di Kompasiana, Anda bisa melaporkannya melalui fitur bantuan pada tautan berikut ini.




Baca juga:
Sang Tokoh Perubahan Itu Membangun Umat lewat Masjid
Setelah Rejuvenasi, Inilah Daftar Kegiatan Kompasiana di Tahun 2018
Visualisasi Filosofi Jawa Pak Harto dalam Film "Enak Tho Zamanku, Piye Kabare?"

Apakah PAN dan PKS Akan Memilih untuk Dukung Jokowi?

$
0
0

Sumber Gambar: Tribunnews/Dany Permana

Setelah Prabowo mendeklarasikan diri sebagai Capres, publik bertanya-tanya dari mana Prabowo mendapat tambahan suara agar memenuhi presidential threshold. Pasalnya, Mahkamah Konstitusi menolak uji materi Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, artinya  Capres dan Cawapres seperti ketentuan semula wajib didukung oleh 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara sah nasional. Jelas koalisasi suara dan kursi di DPR dari Gerindra dan PKS tak bisa penuhi ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold), kursi Gerindra 11,81 persen dan PKS 6,79 persen.

Pertanyaannya, partai mana yang akan menggenapi syarat pencapresan Prabowo selain PKS? Kabar terakhir, Amien Rais menginginkan PAN dukung Prabowo, bernostalgia lagi seperti Pilpres 2014, tapi sang besan, Zulkifli Hasan siap berdalih bahwa Capres PAN adalah dirinya sesuai amanat Rakornas. Dalih Zul tepat, dengan membentengi dirinya dengan hasil musyawarah partai, otomatis Amien Rais tidak bisa serta merta mengarahkan suara PAN.

Gelagat Zulkifli Hasan condong mendukung Jokowi, tersebar dari pernyataan petinggi PPP bahwa Zul akan dukung Jokowi bila situasinya seperti Pilpres 2014. Bila menyeberang lagi ke Koalisi Merah Putih pimpinan Gerindra seperti dulu dan hasilnya sama, tentu hanya bunuh diri politik bagi PAN. Bila Koalisi Pemerintah menang lagi, kemungkinan PAN tak diterima lagi masuk ke koalisi, sebaliknya bila Dewi Fortuna berpihak ke Prabowo, posisi politik PAN kuat. Who knows?

Dari partai-partai pendukung Pemerintah, hanya PAN yang sulit dipegang komitmennya secara utuh, dalam setiap kasus yang dihadapi Pemerintah, PAN cenderung ambigu. Pastinya, sifat dan sikap seperti ini tak akan mendapat tempat dalam perpolitikan, meski dalam politik tidak ada lawan dan kawan abadi. Faktor Amien Rais jelas akan banyak mengganjal langkah PAN, meski  manuver Amien  seolah tidak melilbatkan PAN, tapi selalu dibela oleh sejumlah petinggi partai termasuk Ketuanya.

Mau ke mana suara PAN dibawa, ke Jokowi atau Prabowo? Fadli Zon, Wakil Ketua Gerindra sangat optimis junjungannya akan didukung oleh salah satu partai pendukung pemerintah. Menurut Fadli ada 2  partai yang belum menyatakan dukungan ke Jokowi, yakni PKB, PAN. 

Sedangkan Demokrat meski bantah telah resmi mendukung Jokowi tapi Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan Komarudin Watubun pernah keceplosan menyebut Partai Demokrat telah mendeklarasikan dukungan kepada Presiden Jokowi dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 (Kompas 28/11/2017). Pemberitaan di media massa tentang sikap dan komunikasi politik dari Demokrat ke Jokowi secara simbolis menggarisbawahi pernyataan Watubun tahun lalu.

Gerindra dan PKS meski kelihatannya sulit dipisahkan, belum bisa dipastikan akan berkoalisi lagi, kabarnya PKS menginginkan Cawapres dari partainya. Untuk syarat ini, pihak Gerindra keberatan dan beralasan ingin pencapresan Prabowo didukung semua pihak. Bila PKS padadi menit-menit terakhir membatalkan dukungan ke Prabowo, otomatis gugur pencapresannya. Dukungan PAN pun bila akhirnya kembali mendukung Prabowo tidak akan menolong Gerindra. 

Siapa yang akan bertobat, PAN tetap di Koalisi atau PKS bertobat memilih jalan Jokowi?




Baca juga:
Cerpen | Sihir Tanah Surga
Awas, Terlalu Banyak Duduk Ternyata Bisa Membawa Bahaya!
Sulitnya Membuat Jurnal Berbahasa Inggris

Ada Berapa Banyak Kosakata dalam Sebuah Kamus?

$
0
0

Ilustrasi (Pixabay)

Sebagai pembelajar bahasa asing, kita butuh menghafal 3000 hingga 4000 kata untuk menguasai sebuah bahasa selain mengembangkan kemampuan bahasa lainnya seperti menyimak, berbicara, dan menulis.

Kehadiran kamus begitu penting dalam pembelajaran bahasa asing. Kalian pernah lihat kamus Bahasa Inggris 100 Juta? Satu Milyar? Atau mungkin Satu Trilyun?

Ukuran kamus yang tebal-tebal biasanya mempengaruhi preferensi kita dalam memilih dan membeli kamus yang dibutuhkan.

Sebenarnya ada berapa jumlah kata sih dalam kamus?

Hhhhmm, mungkin saja itu merupakan hasil penjumlahan dua bahasa dalam satu kamus (alias kamus dwibahasa). Misalnya kamus Inggris-Indonesia atau Indonesia-Inggris. Namun apakah benar bisa mencapai ratusan juta, satu milyar, bahkan satu trilyun?

Seorang Pekamus alias Leksikografer juga belum tentu ingin tahu dan menghitung berapa banyak kata dalam kamus yang disusun.

Dalam sebuah kamus Bahasa Inggris, setiap entri terdiri dari banyak kelas kata dan aspek lainnya. Misalnya, kata "book" sebagai kata benda (nomina) tentu memiliki arti yang berbeda dengan "book" sebagai kata kerja (verba). Mereka biasanya dipisahkan dalam entri yang berbeda.

Ada juga kata majemuk (compound noun), hasil dari penggabungan dua kata. Sebut saja hotdog, lifetime, homework, dan masih banyak lagi yang lainnya. Ini juga menjadi entri yang banyak terdapat di dalam kamus.

Belum lagi kata serapan dari bahasa lain, bahasa slang, dan juga singkatan atau akronim. Perlu diingat juga bahwa Bahasa Inggris memiliki Tenses. Bentuk verb 1, verb 2, dan verb 3 juga bisa ditemukan di dalam kamus. Ditambah juga kata sambung dan lain-lain.

Ada juga kamus jenis lain seperti Learner's Dictionary, Advanced Dictionary, Phrasal Verbs, Thesaurus, dan Idiom yang berbeda dengan entri kamus pada umumnya.

Ilustrasi: Shutterstock.com

Tahun 2006, Global Language Monitor merilis ada sekitar 988.968 kata dalam Bahasa Inggris. Sudah lebih dari 10 tahun berlalu, tentu jumlah ini akan terus bertambah menembus jutaan.

Penerbit kamus ekabahasa kesohor, Oxford Dictionary, juga pernah menyatakan bahwa ada 171.476 entri kata di dalam kamus edisi ke-20. Ditambah lagi 47.156 kata yang sudah tidak atau jarang digunakan lagi, dan 9500 turunan kata.

Hanya sekitar 250 ribu kata saja? Jumlah itu ternyata belum ditambah istilah regional, istilah teknis, dan lain-lain yang tidak dimasukkan ke kamus Oxford. Jika dijumlah bisa mencapai 750 ribu kata.

Penerbit kamus lainnya, Merriam-Webster menambahkan, jumlah kata dalam Bahasa Inggris setidaknya menembus angka 1 Juta. Lalu manakah jawaban yang benar?

Hasil penelusuran kamus lengkap pada laman Google Images

Intinya, tidak ada jawaban pasti dan angka resmi berapa banyaknya kata dalam kamus. Bahasa akan selalu berkembang dan terus memunculkan serta menambahkan kosakata baru setiap harinya.

Jadi, jika kalian menemukan kamus dengan judul entri Milyaran bahkan Trilyunan, itu hanya bagian dari strategi penjualan saja.

Masih tidak percaya? Silahkan pergi ke toko buku, beli kamus 999 Trilyun dan hitung sendiri ya!




Baca juga:
Sudah Jadi Konsumen Cerdas? Kalau Begitu Anda Kami Tantang untuk Bikin Vlog!
Cerpen | Sihir Tanah Surga
Awas, Terlalu Banyak Duduk Ternyata Bisa Membawa Bahaya!

Saatnya Nonton dan Bernyanyi dengan "Premika" di KOMiK Nobar

$
0
0

Sumber ; Transformation Films

Halo Komikers, nonton bareng film terbaru bersama KOMiK kembali hadir. Siapa mau ikutan?

Film yang akan kita tonton kali ini berjudul PREMIKA, sebuah horor komedi dari negeri Thailand yang bercerita tentang seorang gadis pemandu karaoke bernama Premika. Alkisah Premika dibunuh karena suara bagusnya dianggap mengejek penyewa karaoke. Gadis ini dibunh secara sadis, tubuhnya dimutilasi, dan jantungnya ditaruh di mesin karaoke. 

Mendapatkan perlakuan yang keji membuat arwah Premika gentayangan di hotel baru dengan tujuan ingin menuntut balas. Aksi balas dendam hantu ini juga termasuk sadis, karena menggunakan kapak besar untuk membunuh pengunjung hotel. 

Cara membunuh yang dilakukan Premika tergolong unik, yaitu dengan menyuruh orang yang didatanginya untuk bernyanyi dengan mesin karaoke yang berisi jantungnya. Jika orang tersebut tidak bagus menyanyinya, atau mendapat nilai buruk, maka orang tersebut akan dipenggal dengan kapaknya. Perkataan yang selalu dilontarkan saat mendatangi calon korban balas dendamnya adalah dengan "MENYANYI, ATAU MATI."

Sumber ; Transformation Films

Sutradara film ini, Siwakorn Charupongsa meramu "Premika" dengan menampilan komedi khas Thailand dan didukung oleh banyak komedian asal Negeri Gajah Putih itu, antara lain Natthacha De Souza, Nutthasit Kotimanuswanich, Todsapol Maisuk.

Bagaimana, cukup penasaran untuk bernyanyi bersama Premika?  Makanya ikutan nonton bareng KOMiK yuk. Ini dia detilnya:

  • Hari/Tanggal : Senin, 16 April 2018
  • Pukul: 19.30 WIB
  • Lokasi: Bioskop CGV Grand Indonesia, Lantai 8, Bunderan HI, Thamrin, Jakarta.
  • Kuota: 10 kursi.


Sumber ; Transformation Films

Bagi yang ingin ikut nobar film komedi horor Thailand ini, silakan kirim email ke komik.kompasiana@gmail.com dengan subject "Daftar Nobar PREMIKA", dengan mencantumkan Nama, nomor WA aktif dan URL (link) akun Kompasiana anda.

Untuk menulis ulasan film ini di Kompasiana, jangan lupa sertakan label "NobarPremika" dan "KomikNobar" (tanpa spasi dan tanda kutip).

Oh iya sila bergabung di akun Twitter Komik di @Komik_Ksiana untuk info-info nobar lainnya yang bersifat mendadak dan info-film terkait film lainnya.

Sampai ketemu ya KOMiKer's, Yuk Nobar- Yuk Nulis!




Baca juga:
Kajian Bangunan Bersejarah Terkendala Dokumen dan Foto
Sudah Jadi Konsumen Cerdas? Kalau Begitu Anda Kami Tantang untuk Bikin Vlog!
Cerpen | Sihir Tanah Surga
Viewing all 10549 articles
Browse latest View live