Quantcast
Channel: Beyond Blogging - Kompasiana.com
Viewing all 10549 articles
Browse latest View live

Peran "O-Sake" dalam Sosial Masyarakat Jepang

$
0
0


dokpri

Kaneyama Nobuo, seorang budayawan, pada tahun 1983, dalam bukunya yang berjudul 3 Hikaku Seikatsu Jiten 3, menuliskan sebagai berikut.

Kebanyakan orang Indonesia tidak meminum alkohol (minuman keras atau arak). Meminum minuman keras dilarang oleh agama dan dianggap sebagai kebiasaan buruk. Tetapi, pada sebuah pesta atau perayaan, orang yang minum alhokol pun ada.

Kaneyama, dalam bukunya berusaha untuk membandingkan peran minuman keras di kehidupan masyarakat Jepang dan Indonesia. Berbeda dengan Kaneyama, penulis tidak menjamah ranah Indonesia, pernyataan di atas hanya sebagai pijakan untuk meneruskan tulisan ini lebih lanjut. Tulisan ini lebih fokus pada kehidupan sosial masyarakat Jepang yang berkaitan dengan O-Sake.

Pemahaman Istilah O-Sake

O-Sake atau jenis minuman beralkohol terbuat dari fermentasi beras, merupakan minuman 'wajib' sebagai pelengkap jamuan dalam berbagai acara. Mulai dari acara tahun baru, pernikahan, bahkan sekedar minum-minuman dengan teman sekantor. Acara atau perayaan festival tahunan atau upacara adat Jepang, O-Sake juga merupakan hal yang harus ada. Misalnya, proses ritual pemurnian Shinto, pernikahan a la Shinto, pembukaan toko, saat penyelenggaraan olahraga tradisonal Sumo, maupun perayaan yang lain. O-Sake yang digunakan untuk acara-acara tersebut, dinamakan Zake-Iwai.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, O-Sake adalah minuman beralkohol khas Jepang yang dibuat dari fermentasi beras. Ada perbedaan istilah di Jepang dengan di luar negara Jepang. Jika di luar negara Jepang, pemahaman tentang O-Sake adalah minuman khas negara Jepang. 

Namun, jika kita sedang berada di Jepang dan ingin memesan O-Sake, pelayan/orang Jepang pasti akan kebingungan karena O-Sake dalam pengertian orang Jepang adalah minuman alkohol secara umum. Jadi, bir, wine, whisky dan minuman beralkohol lainnya, di negara Jepang diistilahkan dengan O-Sake.

Orang-orang Jepang, mengistilahkan minuman khas Jepang degan sebutan Nihonshu, yang secara harfiah berarti "minuman beralkohol tradisional khas Jepang". Ada jenis Atsukan yang diminum dengan cara menghangatkan terlebih dulu, cocok diminum saat musim dingin. Sebaliknya adalah Hiyazake, cocok diminum saat musim panas.

Manfaat O-Sake
O-Sake yang berarti minuman khas tradisional Jepang ini banyak sekali manfaat, baik dari segi kesehatan maupun kecantikan. Dalam website Republika tahun 2015, dijelaskan bahwa para peneliti dari sebuah Universitas di Jepang menguji khasiat O-Sake dan menemukan sejumlah manfaat penting dari minuman tersebut untuk kecantikan. 

Perusahaan permen Morinaga baru-baru ini juga berkolaborasi dengan Universitas Teknik Tokyo untuk mempelajari efek positif dari O-Sake bagi peminumya. Hasil dari penelitian menunjukkan O-Sake bermanfaat bagi kesehatan dan kecantikan. Mereka mengaku kulit menjadi lebih halus, pencernaan lancar, lingkaran hitam sekeliling mata juga berkurang, bermanfat juga untuk kesehatan rambut menjadi lebih mengkilap. Mereka juga mengaku merasa lebih segar saat bangun di pagi hari.

Dan sebagai informasi, masyarakat Jepang yang boleh meminum minuman alkohol adalah mereka yang sudah berumur 20 tahun ke atas. Namun tidak semua orang dewasa Jepang yang tertarik untuk lebih sering meminum O-Sake, terutama anak mudanya. Alasannya utamanya adalah, harganya mahal. 

Sebagai anak kuliahan atau pegawai kantor rendahan, minuman yang lebih sering diminum adalah minuman beralkohol berjenis bir. Karena memang harganya lebih murah, dan orang yang masih muda jarang memikirkan tentang efek kesehatan. Jadi, tidak semua orang Jepang dewasa penikmat O-SakeBiasanya orang yang sering meminum O-Sake adalah orang-orang yang mapan ekonomi atau yang berusia 60 tahun ke atas

O-Sake dan Silaturahmi a la Jepang

Acara berkumpul bisa dilakukan bersama dengan keluarga atau tidak bersama keluarga bergantung dari jenis acara yang akan dilakukan. Acara berkumpul tidak bersama keluarga biasanya dilakukan bersama teman sekantor, kekasih atau teman dekat. Jepang memiliki kebiasaan acara minum bersama (nomikai), yang dilakukan bersama teman seperkerjaan dan dilakukan setelah pulang kerja. Atau bahkan dilakukan oleh sesama teman kampus dan dosennya. 

Saat akhir tahun ajaran, banyak orang merayakan kelulusan dengan acara minum bersama (nomikai). Juga acara akhir tahun pada tanggal 30 Desember dan acara tahun baru.

Minum bersama teman seperkerjaan setelah pulang kerja merupakan salah satu budaya Jepang. Tekanan karyawan yang selalu dituntut untuk bersikap formal dalam pekerjaanya mengakibatkan seorang bawahan tidak dapat mengeluarkan unek-uneknya. Dengan adanya acara minum bersama (nomikai),dapat mengeluarkan unek-uneknya dan menjadikan akrab satu sama lainnya.

Ada suatu pepatah sehubungan dengan silaturahmi dan interaksi dalam sosial masyarakat Jepang, yaitu , O-sake wo karite, naka yoku suru. Terjemahan arti kurang lebihnya demikian, lebih memperdalam tali silaturahmi dengan meminjam kekuataan O-Sake. Mengapa ada pepatah semacam ini, karena orang-orang Jepang tidak lahir dari budaya lisan seperti halnya Indonesia. 

Mereka tidak terbiasa atau tidak begitu pandai untuk memulai percakapan atau untuk lebih memperlebar tema ngobrol. Dengan bantuan O-Sake ini, mereka bisa lebih percaya diri. Jadi bisa dikatakan kebiasaan meminum minuman beralkohol di Jepang ini, salah satunya adalah bertujuan untuk meluapkan isi hati dan untuk mendekatkan diri dengan teman minumnya.

Bagaimana dengan orang-orang Indonesia? Kebiasaan orang Indonesia untuk bisa mendekatkan diri dengan temannya, untuk bisa bicara dari hati ke hati biasanya adalah dengan minum kopi bersama. Dan mungkin lebih tepatnya ajakan untuk mempererat pertemanan ini, memakai pepatah yang sesuai dengan Indonesia yakni 'dengan meminjam kekuatan kopi, pertemanan menjadi lebih akrab'. Sehingga muncullah sebuah kalimat ajakan "kita ngopi yuk!".




Baca juga:
Kadang Kita Perlu Malu terhadap Tulisan Sendiri
Pesan #KepoBerfaedah Jokowi kepada CPNS Jadi "Trending Topic" di Twitter
Benarkah Zimbabwe Ganti Mata Uangnya Jadi Yuan demi Penghapusan Utang?

Katahati dan Harapan yang Memancur di Matanya

$
0
0

Membuka Kelas Menulis Kata Hati

Aku masih menyeruput Si Eko--penamaan es kopi yang unik dan kreatif--ketika kepalaku melayang ke mana-mana. Maaf, tampaknya aku mendadak terlalu lebay. Baru paragraf pertama sudah berlebihan. Moga-moga kamu maklum. Maksudku, ingatanku melayang ke mana-mana. Ingatan yang bertualang liar tak tentu arah itulah yang merangsangku untuk bercerita. Ya, tiba-tiba aku ingin sekali bercerita kepadamu.

Begini. Cerita yang ingin kukisahkan ini bukanlah rahasia besar. Bukan sejenis gosip murahan yang kerap membusakan bibir ibu-ibu saat merubungi tukang sayur. Bukan pula sebentuk kegalauan hati yang sering menghiasi dinding Facebook atau kolom komentar Instagram remaja baru gede. Ini cerita biasa saja. Tak mengerutkan kening, tak menguras pikiran. Jadi santai saja.

Sekali lagi, aku hanya ingin bercerita. Mumpung Si Eko masih separuh gelas dan bilangan Cikini belum terlalu bising. Sedikit bocoran, kisah ini kutata dan kutumpu dari rasa cinta. Ah, kuharap kamu belum bosan mendengar cerita-ceritaku yang rata-rata dilatari cinta. Meskipun kali ini tanpa luka. Tanpa duka.

1

Aku suka matanya. Tepatnya, aku suka matanya yang selalu bercahaya. Kutemukan deru harapan berkilat di sana. Harapan yang menggelotar penuh semangat. Barangkali kamu juga pernah bertemu seseorang yang matanya mengilatkan harapan, yang membuatmu berasa hidup menyajikan kebahagiaan sempurna, yang menjadikanmu merasa beruntung karena melihatnya. Begitulah yang kurasakan setiap melihat matanya. Tak heran jikalau aku, akhirnya, jatuh cinta pada matanya.

Namun ada satu masa matanya redup. Sendu merupa air yang menggelinang di pelupuk matanya. Aku tersentak. Serasa ada yang hilang. Serasa ada yang berderak dan retak di dadaku. Ketika matanya redup, jantungku mencelus ke tanah becek sisa hujan sepanjang siang. Tetapi, sudahlah. Aku tak akan menceritakan duka yang menggenang di matanya. Tidak. Aku akan bercerita yang baik-baik saja. Kesedihan dan kedukaan sudah marak di status WA atau dinding Facebook. Bahkan nyaris mengelimuni media sosial.

O ya, sekali waktu aku membandingkan matanya dengan mata Habibie. Bahkan mata Einstein. Mata yang memancarkan ketegasan dan kecerdasan, juga ketangguhan dan kesungguhan. Mungkin aku berlebihan karena membandingkan matanya dengan mata Habibie dan Einstein. Tak apalah. Ini perkara rasa. Dan, itulah yang kurasakan.

Meski begitu, matanya bukan melulu kilat harapan. Kadang matanya menjelma sumur perih yang amat dalam. Saking dalamnya sampai-sampai aku tak mampu menaksir kedalamannya, walaupun aku setengah mati melongok di tepi sumur perihnya. Ia sendiri menamai matanya dengan cukup puitik. Perempuan berdarah Sunda bermata sendu. Coba kamu lihat pilihan katanya: Sundadan sendu. Dalam dan misterius. Penuh rahasia.

Maafkan aku karena kembali menyingkap luka di matanya. Baiklah, aku berjanji akan berhenti mengulas matanya. Cukuplah aku yang merasakan saat-saat ketika matanya membunyikan geletar suka dan menyembunyikan gelegar duka. Sekarang aku ingin mengajakmu balik arah, kembali pada kecerdasannya memilih kata. Sekadar kamu tahu, kecerdasannyalah salah satu alasan mengapa kubiarkan hatiku jatuh cinta berkali-kali kepadanya.

Sudah berkali-kali kupuji kemampuannya menulis puisi. Ia tampak biasa-biasa saja. Seolah pujianku sekadar setetes embun di ujung daun talas. Ia bahkan tidak tergoda untuk menyerahkannya kepadaku untuk kubaca. Apalagi tergoda untuk mengabadikan puisi-puisinya lewat kumpulan sajak. Padahal aku pernah melihat matanya menyatakan hal berbeda. Serupa mulut menyangkal tetapi mata mengiya.

Itu tidak aneh. Memang ada tipe orang yang bibirnya mengatakan tidak, tetapi hatinya mengangguk berkali-kali. Kucoba berpikir positif saja. Barangkali ia masih ragu apakah puisinya layak atau tidak layak dinikmati khalayak; barangkali ia masih bimbang menentukan momentum; barangkali ia merasa masih ada yang kurang pada puisi-puisinya. Entahlah. Aku tidak bisa berenang di matanya, apalagi menyelam ke lubuk hatinya.

Cukuplah aku berbisik dalam hati. Semoga kelak ia mengubah "tidak" menjadi "iya".

Jikalau hal itu terjadi, aku pasti akan menceritakannya kepadamu. Lengkap dengan penggalan puisi yang memancur dari matanya. Dan, siapa tahu, kamu akan menyapa kami dengan sebutan: Sepasang Penyair yang Diturunkan Tuhan ke Bumi.

2

Sekarang ia makin matang. Ide-idenya makin cemerlang. Kecerdasan gramatikalnya kian mencengangkan.

Pada satu malam yang langit di atas rumah kami kehilangan bintang dan bulan, ia membabar idenya kepadaku. Katanya, ia ingin membentuk komunitas yang khusus bergerak di bidang literasi. Khususnya kelas menulis dan bincang buku. Gilanya, yang pertama harus berbayar. Alasannya biar pesertanya tidak asal-asalan ikut kelas menulis.

Aku tidak tahu dari mana idenya bermula. Aku memang tidak mau tahu. Yang aku tahu, tidak banyak orang yang sudi membuang uangdemi belajar menulis. Ada, tetapi tidak banyak. Apalagi sebagian besar calon penulis--setidaknya mereka yang berniat menulis--sudah membentuk grup di media sosial dan belajar secara daring (online). Dan itu gratis. Bahkan ada segelintir orang yang sudah menerbitkan sebuah buku dan mengira dirinya sudah menjadi "penulis yang wow", padahal menggunakan kata didan kesaja masih sering salah kaprah. 

Perkara bincang buku jauh lebih mencengangkan. Boleh dikata bisa dihitung jari orang yang mau meluangkan waktu untuk menghadiri perayaan buku--kecuali mereka yang memang bergelut di dunia perbukuan atau mereka yang kadung jatuh cinta pada buku--dan biasanya, kalaupun ada, orangnya itu-itu saja.

Ia gila. Tidak apa-apa kalau kusebut ia gila. Bukankah sekat antara kejeniusan dan kegilaan amat tipis? Lagi pula, aku menyukai kegilaannya. Jelas-jelas aku suka karena aku penulis, aku lelaki yang sehari-hari menggauli kata-kata sesering menghela napas. Tidak aneh. Yang kutakutkan justru semangatnya setipis kulit ari. Gampang tersayat, mudah tergores. Sedikit melenceng dari harapan, lunglai sudah.

Keesokan harinya, ia sudah bergerak. Ia hubungi dua temannya. Mereka nongkrong di serambi kedai kopi di sebuah mal--gayanya kekinian banget--untuk segera bertukar sengit harapan dan sengat kecemasan. Hasilnya, lahirlah institusi impiannya. Katahati. Itu nama institusinya. Ia benar-benar gercep alias gerak cepat. Beda dengan aku yang suka lampas--lambat tak pasti. Ufft! Jangan tertawa. Apalagi menertawakan kelambatan dan ketidakpastianku.

Dua minggu setelahnya, tepatnya 17 Maret 2018, kegiatan pertama Katahati sudah ia gelar. Kelas Menulis Fiksi. Pesertanya tidak banyak. Cuma delapan orang. Namun dari pelbagai kalangan. Ada calon PhD di Leiden yang sedang pulang kampung, jurnalis majalah beken, karyawan perusahan ternama, aparatur sipil di sebuah kementerian, dan mahasiswa. 

Mereka khusyuk mengikuti kelas menulis. Bermain dengan riang, menulis dengan hati. Meski begitu, ia dan Katahati terpaksa nombok. Pemasukan tak setara dengan pengeluaran. Uniknya, matanya tetap saja bercahaya. Jenis cahaya yang seakan menyatakan "aku puas dan sangat bahagia".Ekspresi peserta Kelas Menulis Fiksi saat mengikuti

Kukira ia semakin gila. Dan, aku ikut-ikutan gila karena ikut tertawa bersamanya. Tertawa melihat ia bahagia. Kemudian, melintas ketakutan di benakku. Tak lama lagi piring akan pecah, sebentar lagi semangatnya akan patah.

Bagaimana menurut kamu? Apakah semangatnya akan jeblok setelah kelas pertama ternyata tidak dijubeli peserta? Jika jawabanmu "tidak", kamu benar. Ia tidak patah semangat. Alih-alih putus asa, semangatnya tambah menggebu. Layaknya petinju yang kalah KO pada pertarungan pertamanya, ia berdiri tegak dan menyusun rencana lebih matang. 

Katanya, Katahati akan menggelar Kelas Menulis bagi kalangan profesional seperti dokter, pengacara, arsitek, staf ahli, staf humas, dsb. Bahkan gebrakan lain seperti Parade 300 Pembaca Puisi. Tetapi aku tidak akan membocorkan semuanya kepadamu. Mana tahu kamu berhasrat mencari tahu sendiri di Instagram atau Facebook Katahati.

Maman Suherman dan Bamby Cahyadi saat mengulas

Aku tidak ingin mematahkan bara di matanya. Aku juga tidak ingin meletupkan bara itu, sebab aku tidak mau melambungkan harapannya secara berlebihan. Dunia menulis bukanlah dunia simsalabimatau abrakadabra.

Aku hanya bisa tersenyum dan berdoa--aih, berdoa.

***

Kalau saja kamu ada di sini, kamu pasti akan terkesima melihat harapan memancur dari matanya. Boleh jadi malah seperti aku: terpesona! Aku mengira ia sudah menghapus kata "menyerah" atau "putus asa" dari kamus hidupnya. Atau, jangan-jangan ia memang tidak mengenal kedua kata itu. Dan, hatiku yang memastikan bahwa aku makin mencintainya.

Begitulah. Aku sudah menuturkan semuanya kepadamu. Oh, maaf. Ternyata belum semuanya. Aku belum menyebut namanya. Janggal juga kalau kamu tidak tahu namanya. Baiklah. Namanya Amel. Aku menyapanya dengan sebutan khusus: Pepuja Hatiku.

Kandangrindu, Maret 2018




Baca juga:
Empat Kandidat Cawapres Jokowi Usulan Kompasianer
Kadang Kita Perlu Malu terhadap Tulisan Sendiri
Pesan #KepoBerfaedah Jokowi kepada CPNS Jadi "Trending Topic" di Twitter

Seri Prangko Indonesia 2018, dari Asian Games sampai Karnaval Pariwisata

$
0
0

Kartu pos yang ditempel prangko Shio Anjing (atas) dan sebagian prangko Menyambut Asian Games XVIII (bawah), dan dibubuhi cap hari terbit pertama. (Foto: koleksi pribadi)

Setelah seri prangko "Menyambut Asian Games XVIII-2018" terbit pada 18 Januari 2018, dan kemudian seri astrologi Tiongkok "Tahun Anjing" pada 1 Februari 2018, maka rencana penerbitan prangko Indonesia berikutnya adalah prangko seri pariwisata bertajuk "Karnaval/Festival Pariwisata Indonesia" yang bakal terbit pada 20 Mei 2018.

Hal tersebut dapat dilihat dari Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 215 Tahun 2018 tentang Program Penerbitan Prangko Tahun 2018. Dalam keputusan yang ditandatangani Menteri Rudiantara itu, ditetapkan 13 (tigabelas) seri penerbitan prangko dan 4 (empat) kemasan khusus.

Serial prangko dengan tema pariwisata memang menjadi salah satu andalan Indonesia. Bermodalkan beragamnya destinasi dan objek wisata yang menarik, membuat banyak pilihan untuk dijadikan desain dalam prangko Indonesia. Selain sebagai tanda pelunasan pembayaran kiriman pos -- khususnya surat pos dan kartu pos -- prangko memang dapat menjadi sarana promosi bagi suatu negara. 

Promosi pariwisata tentu menjadi yang terus digencarkan oleh Pemerintah RI, apalagi dalam upaya meningkatkan jumlah wisatawan asing sehingga bisa tembus melewati angka 20 juta orang.

Prangko Shio Monyet yang terbit beberapa waktu lalu, menampilkan desain bagian dari budaya Indonesia, Anoman. (Foto: Pos Indonesia)

Tahun ini, Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) Pertimbangan Prangko -- unit kerja di bawah Direktorat Pos, Direktorat Jenderal Penyelengggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informasi, memilih prangko seri pariwisata dengan mencoba mengangkat gambar-gambar desain berbagai karnaval dan festival yang diselenggarakan di banyak daerah di Indonesia. Sejak beberapa tahun belakangan, makin banyak daerah yang menyelenggarakan karnaval dan festival yang penuh gegap gempita menampilkan seni budaya masing-masing.

Bisa dikatakan, karnaval dan festival semacam itu dimulai dari Jember Fashion Carnaval yang digagas desainer dan pengajar sekolah mode, Dynand Fariz, pada 2003 atau 15 tahun lalu. Sejak kesuksesan acara di Jember, Jawa Timur, yang menarik minat wisatawan asing maupun wisatawan nusantara, berbagai daerah lainnya ikut menggelar acara serupa. Ada yang dinamakan carnival, ada yang bernama festival, dan sebagainya.

Memilih desain yang menarik merupakan satu hal, setelah itu perlu pula ditindaklanjuti dengan merancang desain yang eye catching, agar masyarakat luas yang melihatnya menjadi "tergoda" untuk membeli dan memanfaatkan prangko seri pariwisata tersebut.

Namun di luar itu semua, yang tak kalah penting adalah upaya mempromosikan keberadaan prangko itu sendiri. Akan menarik bila peluncuran prangko itu dapat dilakukan saat penyelenggaraan karnaval atau festival di masing-masing daerah. Jadi misalnya, prangko dengan desain Jember Fashion Carnaval diluncurkan bersamaan penyelenggaraan karnaval di Jember itu.

Ini memang bakal menimbulkan masalah, karena biasanya satu seri prangko diterbitkan bersamaan, walau pun gambar desainnya menampilkan acara-acara yang mungkin diadakan pada saat berlainan. Jalan keluar yang termudah, adalah dengan tetap menerbitkan pada waktunya, yaitu pada 20 Mei 2018 seperti tertera pada Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika itu.

Setelah itu, setiap penyelenggaraan karnaval atau festival diadakan lagi promosi khusus, misalnya dengan membawa mock up (pembesaran) prangko dan Sampul Hari Pertama (SHP) keliling mengikuti jalur karnawal tersebut. Jadi, para pengunjung karnaval dapat ikut melihat keberadaan prangko terkait karnaval atau festival tersebut.

Lebih seru lagi, kalau misalnya PT Pos Indonesia mencetak kartu-kartu pos khusus bergambar karnaval itu dan dijual bersama prangkonya di kantor-kantor pos yang ada di lokasi karnaval atau festival. Wisatawan yang datang dapat membeli dan mengirimkan sebagai kenang-kenangan untuk dikirim ke saudara atau kerabatnya.

Prangko Lainnya

Sampul Hari Pertama prangko penerbitan bersama Indonesia-Singapura yang terbit beberapa tahun lalu. (Foto: Pos Indonesia)

Selain prangko seri pariwisata itu, masih banyak lagi prangko-prangko lainnya yang akan terbit pada tahun ini. Prangko seri Hari Lingkungan Hidup Sedunia "Sumber Daya Air" akan terbit 5 Juni 2018, prangko seri telekomunikasi "50 Tahun Organisasi Amatir Radio Indonesia" pada 9 Juli 2018, prangko futuristik "Indonesia Emas 2045" pada 17 Agustus 2018, dan prangko transportasi "Perkeretapian di Indonesia" bakal diluncurkan pada 28 September 2018.

Selanjutnya, pada 8 Oktober 2018 akan terbit prangko konferensi internasional "Pertemuan Tahunan Dana Moneter International dan Bank Dunia", lalu prangko seri "Transportasi Udara" pada 27 Oktober 2018, prangko seri Hari Cinta Puspa dan Satwa "Flora dan Fauna" pada 5 November 2018, prangko "Tokoh Nasional" pada 10 November 2018, dan prangko seri Kebudayaan "Melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia' pada 13 Desember 2018.

Di luar itu, akan ada juga berbagai penerbitan kemasan khusus, berbentuk souvenir sheet (lembar kenangan) dan prangko Prisma (Prangko Identitas Milik Anda). Prisma adalah prangko yang bagian tengahnya kosong, tempat yang disediakan bagi pemesan untuk mencetak wajah atau logo organisasi mereka pada prangko tersebut.

Prangko Prisma bakal terbit Maret 2018, lalu souvenir sheet  disiapkan untuk Pameran Filateli Nasional dan Four Nations 2018 di Denpasar, Bali, Agustus 2018. Ada juga dua souvenir sheet lainnya yang akan terbit, masing-masing untuk Pameran Filateli Asia-Pasifik Macao 2018 pada September 2018 dan Pameran Filateli Sedunia Thailand 2018 pada Desember 2018.

Apakah Anda tertarik juga membeli prangko-prangko tersebut? Nantikan saja jadwal terbitnya.




Baca juga:
Puisi | Langit yang Biru adalah Langit yang Bisu
Empat Kandidat Cawapres Jokowi Usulan Kompasianer
Kadang Kita Perlu Malu terhadap Tulisan Sendiri

Buka Rahasia Perawatan Kulit Sehatmu dan Menangkan Hadiahnya!

$
0
0

Kompasiana

Memiliki kulit kusam dapat mempengaruhi rasa percaya diri dalam berpenampilan. Padahal, kulit merupakan salah satu bagian tubuh yang sangat penting untuk kita jaga dan rawat kesehatannya. Tak jarang kita kerap abai dalam merawat kulit ini. Penyebabnya, rasa penyesalan akan datang di masa depan karena kulit yang terlihat kusam dan tidak sehat.

Ada banyak metode yang bisa dilakukan untuk bisa memiliki kulit yang sehat, mulus, dan bersinar. Beragam cara ini tentu ditempuh tak jarang dengan biaya yang tidak sedikit. Dari melakukan perawatan kulit di klinik khusus, sampai merawat sendiri dengan aneka perawatan kulit (skincare) yang berbahan alami atau kimia di rumah.

Maka dari itu, Kompasianer punya opini atau pengalaman dalam melakukan perawatan kulit tubuh sehari-hari? Saatnya untuk menceritakan opini atau pengalamanmu dalam blog competition "Perawatan Demi Wujudkan Kulit Sehat, Cerah, dan Bersinar" yang diadakan Kompasiana bersama Oriskin. Sebelum ikutan, simak syarat dan mekanismenya dulu ya.

Syarat dan Ketentuan Lomba

  • Peserta telah terdaftar sebagai anggota Kompasiana. Jika belum terdaftar, silakan registrasi terlebih dahulu di sini
  • Tulisan bersifat baru, orisinal (bukan karya orang lain atau hasil plagiat, dan tidak sedang dilombakan di tempat lain)
  • Konten tulisan tidak melanggar Tata Tertib Kompasiana

Mekanisme Lomba

  • Tema:  Perawatan Demi Wujudkan Kulit Sehat, Cerah, dan Bersinar
  • Tulisan berupa opini atau pengalaman terkait perawatan kulit yang dilakukan sehari-hari untuk menjaga kulit agar tetap cantik dan sehat. Boleh menyertakan merek skincare favoritmu serta tips dan trik yang kamu lakukan untuk merawat kulitmu.
  • Peserta juga diperbolehkan menambahkan video dari channel Youtube atau Instagram milik pribadi yang diembed ke dalam tulisan
  • Periode Lomba: 20 Maret - 3 April 2018
  • Tulisan tidak lebih dari 1.500 kata
  • Peserta wajib mencantumkan label "PerawatanKulitSehat" (tanpa spasi) dalam setiap tulisan yang dilombakan
  • Tulisan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan tema lomba, tidak bisa diikutkan lomba
  • Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat
  • Pemenang akan diumumkan setelah 14 hari kerja periode lomba selesai

Hadiah

  • 5 artikel terbaik akan mendapatkan Voucher Perawatan Kulit dari Oriskin Indonesia masing-masing senilai Rp 1.000.000

Untuk mengetahui kegiatan dan kompetisi Kompasiana lainnya yang sedang berlangsung, silakan klik di halaman Event Kompasiana. (FIA)

**) Begini Cara Kami Menilai Karya Lomba di Kompasiana




Baca juga:
Menghidupkan Marwah Kampung Wisata Keramik Dinoyo
Puisi | Langit yang Biru adalah Langit yang Bisu
Empat Kandidat Cawapres Jokowi Usulan Kompasianer

Terbang Boleh Gratis, Mendarat Harus Membayar

$
0
0

Saat akan naik pesawat terbang, penumpang harus merasa aman (dok pribadi)

Pada saat ini, melakukan perjalanan dengan naik pesawat bukan merupakan transportasi yang dianggap mahal dan bergengsi. Hampir semua lapisan masyarakat di Indonesia, sudah bisa naik pesawat. Banyak maskapai penerbangan yang menawarkan tiket dengan harga promo dan terjangkau, bahkan kadang-kadang harganya sampai nol rupiah dan konsumen hanya dikenakan pembayaran pajak saja. Hal ini pernah saya alami sekitar tiga tahun yang lalu pulang-pergi Jakarta-Semarang, naik pesawat low cost dengan biaya tiket hanya Rp 10.000,00.

Di kalangan penerbangan ada pepatah, Anda bisa terbang dengan gratis, tapi mendarat harus membayar. Istilahnya dalam suatu penerbangan tidak ada yang gratis, karena sejak Anda  memasuki terminal bandara, diperlukan alat-alat detektor x ray yang mahal dan petugas khusus  yang harus digaji setiap bulannya agar penerbangan Anda sangat aman. Keamanan penumpang udara sangat diperhatikan dan menjadi perioritas  utama  pemerintah.

Menurut perkiraan di Bandara Soekano Hatta saat ini, setiap jamnya hampir melayani 80 penerbangan dan setiap tahun ada 20 juta penumpang yang diangkut oleh maskapai penerbangan. Dengan padatnya penerbangan dan banyaknya penumpang, kelaikan terbang pesawat dan keamanan penumpang amat sangat diperhatikan. Hal ini disampaikan oleh Bapak Dr Ir Agus Santoso Msc,  Dirjen Perhubungan Udara, Kementrian Perhubungan dalam acara Kompasiana Akademi Sobat Aviasi di Hotel Santika Teraskota, BSD City Minggu lalu.

Hal yang harus diikuti penumpang pesawat (dok djpu)

Tata cara naik pesawat, sangat berbeda dengan naik bus atau kereta api. Banyak penumpang, terutama untuk penumpang yang awan dan pertama kali naik pesawat akan kerepotan, seperti bagaimana cara melakukan check-in, boarding, dan pencarian nomor kursi duduknya. Belum lagi minimnya pengetahuan tentang barang-barang apa saja yang bisa di bawa di dalam kabin dan bagasi serta berat maksimal barang yang boleh dibawa.

Pengalaman dari seorang teman Kompasianer, Adica yang bercerita ketika sedang rehat makan siang di acara Sobat Aviasi  minggu lalu. Dia pertama kali naik pesawat membawa gunting di kabin, dan langsung guntingnya disita oleh petugas ketika akan menuju ruang boarding.

Karena hal tersebut, saya akan memberi tips bagi penumpang pesawat pemula, naik pesawat terbang:

  • Siapkan dari rumah, barang apa saja yang akan masuk kabin dan bagasi.

Yang bisa masuk kabin adalah dompet, telepon genggam, powerbank, kamera, laptop, alat-alat colokan listrik, baju, buku, alat kosmetik yang kesemuanya beratnya kurang dari tujuh kilogram.

Yang dilarang masuk kabin adalah  peralatan kerja atau objek dengan ujung yang tajam, seperti gunting atau silet, kapak, busur panah, pedang, keris, dan cairan lebih 100 ml  harus dimasukan dalam bagasi tercatat pada saat check-in.

Juga banyak barang yang mungkin terlihat sepele seperti gunting kuku, pinset alis, pisau cukur dan sejenisnya juga masuk kategori barang yang dilarang dalam penerbangan. Barang-barang tersebut tidak diizinkan untuk dibawa masuk ke dalam kabin pesawat.

Perhatikan barang-barang mana yang tidak boleh masukkabin pesawat (dok instagram djpu)

  • Siapkan tiket pesawat

Hal sederhana yang perlu dilakukan  sebelum berangkat ke bandara adalah siapkan tiket pesawat, KTP, dan  paspor (apabila ke luar negeri). Pastikan nama di tiket sudah sesuai dengan nama di KTP dan paspor. Karena masalah sepele nama yang berbeda karena huruf yang salah ketik, bisa membuat tiket Anda ditolak oleh petugas check in.

  • Datang ke bandara

Setelah sampai di bandara bacalah dengan seksama Anda harus masuk ke terminal berapa. Karena seperti di Bandara Soekarno Hatta ada tiga  terminal. Yakinlah dahulu maskapai yang akan Anda naiki ada di terminal berapa. Saat masuk ke dalam terminal, Anda tinggal menunjukkan tiket ke petugas agar dapat masuk ke dalam. Siapkan tiket cetak atau tiket online di handphone  Anda  dengan menunjukkan ke petugas pintu masuk terminal.

Ingatlah selalu langkah 3-2-1 sebelum terbang!

(3) Datanglah ke bandara 3 jam lebih awal. (2) Lakukanlah check-in 2 jam sebelum jadwal keberangkatan dan, (1) Pastikan kamu telah berada di ruang tunggu 1 jam menjelang waktu naik pesawat.

Lakukan pemeriksaan keamanan sebelum chek in (dok instagram djpu)

Saat Check In

Saat Anda masuk ke area check in,  akan dilakukan pemeriksaan dengan melewati gawang detektor logam atau Walk Through Metal Detector, sedangkan barang bawaan akan diperiksa dengan alat detektor X-ray. Setelah Anda dan barang bawaan aman dari ke dua alat pemeriksaan tersebut, kemudian langsung antri ke petugas check in di loket yang tersedia sesuai dengan nama airlines yang tertera di tiket Anda.

Siapkan KTP dan  tiket saat mengantre untuk check-in tiket. Jika bingung loket mana yang harus Anda datangi, tanya  pada petugas. Siapkan pula tas yang akan masuk bagasi. Serahkan KTP dan  tiket pesawat Anda ke petugas check-in. Setelah itu, Anda akan mendapatkan selembar boarding pass (tiket untuk masuk ke dalam pesawat).

Perhatikan nomor kursi dan gate (gerbang) keberangkatan yang tertera di boarding pass. Setelah mendapatkan boarding pass ini, jangan sampai KTP Anda tertinggal di loket check-in.

Sekarang ini ada beberapa maskapai penerbangan yang sudah bisa melakukan web check in sebelum tujuh hari,  hari H penerbangan. Hal ini akan lebih memudahkan calon penumpang, karena sudah bisa membawa boarding pass langsung ke ruang boarding. Penumpang  tanpa melakukan manual check in apabila penumpang tersebut tidak perlu membawa bagasi.

Apabila Anda memiliki bagasi, pastikan Anda menimbang dahulu barang bawaan yang di sebelah petugas. Tunggu sampai selesai tas mendapat label  dari petugas dan Anda akan mendapatkan bukti nomor tas yang masuk bagasi. Jangan hilangkan bukti nomor ini, karena akan digunakan sebagai bukti pengambilan barang bawaan pada saat Anda datang di bandara tujuan nanti.

Perhatikan kertas boarding sebelum masuk pesawat (dok pribadi)

Masuk Ruang Boarding

Sebelum masuk ruang boarding sekali lagi Anda dan barang yang dibawa ke kabin akan diperiksa melalui gawang detektor logam dan alat detektor X-ray. Lalu duduklah sesuai dengan gate yang telah ditentukan. Nomor gate tertera di boarding pass. Jika tak yakin, tanyakan petugas yang menjaga gate.

Nomor gate biasanya tertera di papan pemberitahuan. Anda bisa mencocokkan nomor pesawat dengan nomor gate. Di papan ini, Anda juga bisa mengetahui jam keberangkatan dan juga status pesawat Anda  saatnya masuk ke boarding room. Ruang tunggu untuk naik pesawat ini biasanya dipisahkan berdasarkan gate.

  • Saat Boarding

Setelah itu Anda akan masuk ruang boarding minimal satu jam kurang dari jam penerbangan. Ingat waktu boarding berbeda dengan waktu pesawat lepas landas. Jadi Anda harus membaca dengan teliti, waktu boarding adalah waktu penumpang dipersilahkan naik pesawat.

  • Sewaktu masuk pesawat terbang

Masuklah ke dalam pesawat. Cek kembali nomor kursi Anda. Jika kursi Anda berada di urutan nomor awal, naiklah dari pintu depan. Sementara nomor tengah sampai akhir (biasanya dari nomor 21), naik dari pintu belakang. Setelah menemukan kursi Anda, letakkan tas Anda di bagasi kabin yang berada di atas. Jika tas kecil, maka tak perlu ditaruh di atas kabin. Bawa saja saat Anda duduk.

Duduklah di kursi yang telah ditentukan dan kenakan sabuk pengaman. Pastikan Anda duduk sesuai dengan nomor pesawat dan hilangkan kebiasaan menukar tempat duduk apabila tidak bisa duduk bersebelahan dengan keluarga Anda. Hal ini sering saya alami, kursi tempat duduk saya yang sesuai nomer sudah diduduki orang lain dengan alasan ingin dekat dengan kawan dan keluarganya. Karena saya kurang berkenan, akhirnya saya minta tolong pramugari untuk mengatur tempat duduknya agar sesuai nomor kursi.

Sesaat sebelum lepas landas, awak pesawat akan memberikan petunjuk keselamatan saat penerbangan.

Segera pasang sabuk pengaman dan duduk tegak kursi Anda. Matikan pesawat telepon Anda. Perhatikan saat pramugari memperagakan alat keselamatan, jangan asyik ngobrol atau bahkan nekat menelepon dan bermain gadget.

Jika ada penumpang yang masih menyalakan telepon genggam, laporkan ke pramugari untuk menegurnya. Untuk menghidari pertengkaran, lebih baik sesama penumpang jangan saling menegur.

Perhatikan ketika pramugari memperagakan penyelamatan penerbangan (dok www.lion.co.id)

  • Baca petunjuk keselamatan

Lembar petunjuk keselamatan yang ditaruh di saku kursi duduk di depan bangku Anda, bukan hiasan. Biasakan membaca lembar petunjuk keselamatan untuk  informasi penting yang dibutuhkan penumpang saat menghadapi kondisi darurat di pesawat.

Untuk mengurangi tekanan pada telinga Anda, bawalah permen untuk dimakan saat pesawat tinggal landas. Anda baru diperbolehkan untuk melepas sabuk pengaman atau berjalan di dalam pesawat, jika tanda sabuk pengaman di pesawat sudah mati. Namun sebaiknya tetaplah kenakan sabuk pengaman selama di dalam pesawat. Untuk makanan dan minuman, tidak semua maskapai menyediakannya.

  • Saat turbelensi

Turbulensi adalah kondisi pesawat yang mengalami guncangan ketika melewati awan atau saat cuaca sedang buruk. Bagi penumpang pesawat pemula, pastilah saat mengalami turbelensi sangat menakutkan. Saat turbelensi, penumpang diharapkan tenang dengan tetap duduk di kursi dan sangat diharuskan memakai sabuk pengaman. Saat turbelensi penumpang dilarang berjalan-jalan dan masuk ke toilet.

Saya sendiri yang sudah tidak terhitung naik pesawat, masih mengalami ketakutan ketika mengalami turbelensi karena membayangkan hal buruk yang membahayakan keselamatan.

Tetapi menurut Alvien Lie, seorang praktisi penerbangan, ketika turbelensi pesawat yang layak terbang tidak akan jatuh. Karena jika pesawat sudah diijinkan untuk terbang maka pesawat itu sudah memenuhi standar layak terbang, artinya pesawat aman untuk terbang. Jika kemudian pesawat mengalami kecelakaan maka bisa jadi itu karena human error atau karena cuaca lagi buruk banget.

Setelah pesawat terbang mendarat

Lepaslah sabuk pengaman  jika pesawat sudah benar-benar berhenti dan tanda memakai sabuk pengaman sudah dimatikan. Jangan buru-buru menyalakan telepon genggam karena telepon genggam hanya boleh dinyalakan di area terminal.

Setelah itu Anda bisa mengambil tas di atas kabin. Bersabarlah saat mengambil tas maupun menunggu pintu pesawat dibuka. Tunggu antrean sampai penumpang paling depan keluar dari pesawat.

Lalu lanjutkan perjalanan menuju tempat pengambilan bagasi. Beberapa bandara memiliki beberapa area pengambilan bagasi. Pastikan Anda menunggu di area yang sesuai dengan nomor pesawat Anda. Setelah mendapatkan tas Anda, Anda bisa keluar dari bandara. Namun sebelum keluar, Anda harus menunjukan nomor bukti penitipan bagasi ke petugas.

  • Hindari kopi dan alkohol yang berlebihan

Dalam penerbangan jarak jauh, jika Anda ingin bisa tidur dengan pulas supaya Anda tidak mengalami jet lag berlebihan ketika tiba di tempat tujuan. Kopi dan alkohol bisa membuat Anda terjaga dan malah tidak bisa tidur.

  • Bawa obat-obatan standar

Di dalam pesawat jarak jauh, Anda tidak tahu  apa yang akan terjadi selama di dalam pesawat. Jika Anda bisa mendadak sakit pusing dan  sakit perut. Persiapkan obat-obatan standar seperti obat sakit kepala, obat sakit perut, dan bagi wanita perlu jua membawa pembalut. Karena wanita aktif, kadang-kadang tidak tahu kapan terjadinya haid, sehingga sangat penting membawa pembalut.

  •  Jika pesawat delay atau terlambat terbang

Jika Anda mengalami pesawat delay, penumpang berhak bertanya kepada duty manajer atau station manajer dari maskapai penerbangan yang  ada di kertas boarding. Jangan marah-marah kepada petugas boarding atau petugas chek in karena mereka adalah petugas ground handling bukan pegawai maskapai penerbangan. Jika pesawat delay karena cuaca dan hal teknis diluar maskapai maka menurut Alvin Lie, penumpang tidak berhak mendapat  kompensasi.

Kompensasi delay baru diberikan jika kategori ke satu keterlambatan 30 sampai 60 menit, kategori kedua 61 sampai 120 menit, ketiga 121 sampai 180 menit, keempat 181 sampai 240 menit, kelima lebih dari 240 menit, lalu keenam pembatalan penerbangan.

Sedangkan tentang faktor penyebab keterlambatan dirinci menjadi faktor manajemen maskapai, teknis operasional, faktor cuaca, dan faktor lainnya. Adapun pemberian kompensasi penumpang terdampak delay juga diatur berdasarkan enam kategori yang telah disebutkan sebelumnya.

Pada kategori pertama, kompensasi untuk penumpang berupa minuman ringan. Kategori kedua berupa minuman dan makanan ringan, ketiga minuman ringan dan makanan berat, keempat minuman dan makanan ringan serta makanan berat. Kategori kelima, kompensasinya biaya ganti rugi untuk calon penumpang sebesar Rp 300.000, dan keenam adalah pengembalian biaya tiket (refund) atau dialihkan ke jadwal penerbangan berikutnya.

Apabila delay sudah melewati tengah malam dan jam operasional terbang harus dilakukan keesokan harinya, maka kompensasinya penumpang bisa diinapkan di hotel.

Semoga tips penerbangan bagi pemula ini, bisa membantu para pembaca yang belum pernah terbang dengan pesawat.




Baca juga:
Uang Kuliah Mahal dan Terobosan Baru Bernama "Soft Loan Student"
Menghidupkan Marwah Kampung Wisata Keramik Dinoyo
Puisi | Langit yang Biru adalah Langit yang Bisu

Nenek Moyang Anak Pasangan Ray Sahetapy-Dewi Yul Ini adalah "Minke"

$
0
0

Dokumentasi pribadi

Putra pasangan Ray Sahetapy dan Dewi Yul ini ternyata generasi kelima tokoh pers ternama Tirto Adhi Soerjo. Bisu dan tuli, tetapi Surya sangat komunikatif.

Pengakuan bahwa dirinya merupakan keturunan kelima tokoh pers dan kebangkitan nasional Raden Mas Djokosomono Tirto Adhi Soerjo (1880-1918) cukup mengejutkan di saat dia menyela penjelasan saya. Si penyela tanpa kata-kata terucap itu bernama Panji Surya Putra. Nama panggilannya Surya. Anda mungkin masih belum paham sosok lelaki "good looking" ini kalau belum menyebut nama Ray Sahetapy dan Dewi Yul. Surya adalah salah satu anak dari pasangan pesohor ini.

Mengapa Surya menyela pemaparan saya tanpa kata-kata terucap? Ya, karena dia bisu. Bagaimana Surya bisa memahami seluruh pemaparan saya di depan forum padahal dia juga tuli? Melalui penerjEmah bahasa isyarat! Di meja Surya ada Sylva dan Mada, dua penerjemah bahasa isyarat yang terus bekerja menerjemahkan paparan saya.

Di meja yang sama, ada Ricendy Januardo (Cendi) dan Mukhanif Yasin Yusuf (Hanif), juga bisu dan tuli. Cendi hampir sama dengan Surya yang berkomunikasi lewat bahasa isyarat, sedang Hanif yang kini menuntut ilmu Strata 2 UGM difabel tuli dan gagu, tetapi masih bisa bicara meski terbata-bata.

Jika Surya dan Cendi menggunakan Sylva dan Mada selaku penerjemah bahasa isyarat, Hanif menggunakan bantuan juru ketik "Gundala" bernama Adhi yang mengetik semua ucapan secepat Gundala berlari. Semua ucapan saya ditranskrip dalam sebuah laptop tanpa melihat lagi papan ketik dan Hanif membaca hasil ketikan Adhi secepat saya bicara, nyaris tanpa jeda waktu.

Mada dan Sylva, penerjemah bahasa isyarat (Foto: Pepih Nugraha)Semua "kejanggalan" ini saya temukan untuk pertama kali dalam acara Australia Award yang berlangsung selama tiga hari di Hotel Double Tree, Jakarta, bekerja sama dengan Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Acara ini dimaksudkan sebagai pembekalan terhadap 22 peserta (19 diantaranya difabel) yang menerima beasiswa studi singkat kepemimpinan dan organisasi dan praktik-praktik manajemen untuk organisasi penyandang disablitas tahun 2018. Maknanya, ini kegiatan berkala.

Baca Juga:  Benarkah Wakil Gubernur Jawa Barat di Pilgub 2018 Jatahnya Santri?

Pemateri lain selain saya adalah Prof Michele Ford yang sangat fasih berbahasa Indonesia sehingga Anda akan mengira dia orang Indonesia kalau tidak melihat sosoknya, juga Imogen "Imi" Champagne yang membawakan materi  bercerita melalui media sosial. Imi yang sempat belajar bahasa di UGM ini masih sangat belia tetapi sudah berani berbicara dalam bahasa Indonesia saat menyampaikan materinya.

Tiga dari 22 peserta itu bertugas sebagai pendamping saat ke-19 difabel berkunjung ke Sydney, Australia, selama dua minggu dan peserta dikenalkan pada salah satu kota inklusi terbaik di dunia yang ramah kepada disabilitas seperti rambu-rambu lalu-lintas bersuara, trotoar berhuruf braille, dan jalan khusus untuk pengguna kursi roda.

Selama di Sydney, peserta dilepas sendiri, dibiarkan untuk survive mengatasi semua kendala dan berhasil.

Sebagai pemateri, saya senang jika peserta memotong paparan saya, pertanda ia mengikuti arah pembicaraan. Ketika itu saat membawakan materi penulisan "storytelling", saya menjelaskan perjuangan saya membaca buku Bumi Manusia dan tiga buku lainnya yang menjadi "tetralogi" paling meleganda.

"Tetralogi" karya Paramoedya Ananta Toer itu merupakan buku terlarang. Soeharto melarang siapapun membaca seluruh karya Pram lewat Kejaksaan Agung. Sungguh zaman jahiliyah penguasa yang seharusnya tidak boleh lagi terulang di masa mendatang.

Lewat komunikasi sunyi Surya dengan gerak isyarat cepat yang tidak saya pahami tetapi diterjemahkan langsung oleh Sylva secara verbal, tahulah saya bahwa Surya sebenarnya "curhat" atas kejadian yang pernah menimpanya.

Saya bersama peserta difabel (Foto: Istimewa)Sebagai anak pasangan pesohor, suatu waktu wartawan mewawancarainya, demikian Surya bercerita dalam senyap. Ia ingin mengungkapkan pandangannya tentang berbagai hal, bukan sekadar mengeksploitasi "penderitaan" bisu dan tuli. Surya mengaku kecewa karena yang ditulis kemudian oleh si wartawan yang mewawancarainya itu justru hal-hal yang bersifat pribadi, yang dilekatkan pada sosok Ray Sahetapy dan Dewi Yul.

Baca Juga:  Mataraman Justru Akan Bersatu Melawan Emil Dardak

"Bagaimana mengatasi hal ini?" Surya bertanya kepada saya melalui penerjemah bahasa isyarat.

Sebagai praktisi di mana 26 tahun pernah bekerja di Harian Kompas, saya menjawab sekaligus memberi tips bahkan pandangan bahwa seorang wartawan harus memiliki cukup pengetahuan tentang masalah yang akan dibahas dan tahu persis siapa narasumber yang dihadapinya. Persoalannya wartawan, khususnya online, terbebani "rezim trafik" sehingga mengejar artikel yang "klikbait" alias diklik banyak orang.

Akibatnya, si wartawan lupa esensi penting yang harus dimunculkannya namun tidak "klikbait" dan lebih memilih untuk menulis "pinggiran masalah" yang meski tergolong "ecek-ecek" tetapi banyak dibaca. Jelas Surya kecewa karena apa yang dipikirkan dan diungkapkannya tidak tercermin dalam tulisan wartawan yang dimuat kemudian. Ya itu tadi, tulisan lebih menampilkan "penderitaan" Surya sebagai anak pasangan selebriti tinimbang pemikirannya sendiri.

Kepada Surya saya berpesan, jangan kapok menghadapi wartawan, apalagi trauma segala. Kemampuan dan keterampilan wartawan tidaklah sama. Ini tugas media massa dan oraganisasi profesi kewartawanan untuk selalu membentuk jurnalisnya yang memiliki "scope" permasalahan secara menyeluruh dan menukik pada detail yang tidak boleh diabaikan.

Untuk itulah saya hadir sebagai pemateri yang mengajarkan mereka, para difabel, mengungkapkan pikiran dan perasaannya dalam bentuk tulisan. Saya dorong mereka memproduksi tulisannya sendiri melalui blog dan media sosial, saya bekali bagaimana mereka menulis yang benar dengan menggunakan bahasa yang asyik. "Storytelling" menjadi penekanan sehingga dalam satu sesi saya khusus membawakan teknik menulis bertutur itu.

Acara ini memang dirancang agar peserta dapat menggunakan media, apapun medianya, dalam melakukan advokasi tentang kegiatan mereka dan isu-isu disabilitas kepada pemangku kepentingan, dari level masyarakat hingga pejabat publik. Mereka harus bersuara sekalipun lewat kata-kata sunyi seperti Surya.

Baca Juga:  Jokowi, Belajarlah dari kesalahan Ahok

Hampir semua peserta belum mengenal baik peran dan fungsi media, terutama cara kerja mereka, kecuali Ajiwan A Hendradi (tunanetra) yang bertugas sebagai, media officer SIGAP, Syafarrudin Syam (tunadaksa) yang bekerja di radio di Mamuju dan Surya Sahetapy yang merupakan aktivis Gerkatin Jakarta.

Saya bersama Yasser dan Elin (Foto: Firman)Dengan "role play" berupa simulasi diskusi panel di akhir sesi, peserta sekaligus diajarkan bagaimana merancang pesan yang efektif di media untuk menarik perhatian masyarakat, bagaimana menggunakan media secara efektif untuk advokasi, bagaimana memberikan informasi saat diwawancara mendadak oleh awak media saat kegiatan/kampanye, dan bagaimana menjawab pertanyaan dengan efektif dan menarik saat menjadi narasumber di televisi, radio maupun forum-forum diskusi dan seminar.

Masih banyak yang ingin saya ceritakan karena ke-19 difabel berlatar belakang berbeda dengan kekhususan yang berbeda pula. Ada yang tunanetra dari lahir seperti Ajiwan, tetapi ada juga yang tunanetra setelah dewasa karena kecelakaan, sebagaimana dialami Yasser dari Aceh. Ia yang bercita-cita jadi pembalap motor mengalami kecelakaan saat duduk di bangku kelas satu SMA sehingga akhirnya buta total. "Saya baru sempet sekali pacaran," katanya saat ngopi pagi bersama saya.

Ah sudah waktunya sarapan, lain kali saya lanjutkan, ya....

***




Baca juga:
Pekerjaan Rumah Jorge Sampaoli Sesudah Digampar Spanyol
Menulis Itu Susah, Dik!
Ragam Hewan dalam Adat Kematian Manggarai Flores

Transportasi Ojek di Tengah Revolusi Industri 4.0

$
0
0

dokpri

Ojek merupakan angkutan komersial informal yang menggunakan kendaraan roda dua. Telah hadir sejak puluhan tahun yang lalu. Kemungkinan besar bermula di Jakarta. Setelah itu, layanan yang keberadaannya tak pernah diakui tersebut, berkembang di hampir setiap wilayah perkotaan maupun pedesaan Indonesia.

Beberapa faktor penting yang memicu kehadirannya adalah:

Pertama, akibat minimnya ketersediaan sistem pelayanan angkutan umum. Ojek kemudian menjadi alternatif sekaligus peluang usaha bagi yang memiliki sepeda motor dan ingin mendaya-gunakannya.

Kedua, karena adanya ketidak beraturan dalam pengembangan wilayah perkotaan sehingga menyulitkan penyediaan dan operasionalisasi sistem layanan angkutan umum. Rute yang disediakan, sering tak mampu menjangkau penumpang yang berangkat atau menuju sejumlah kawasan sehingga membuka peluang bagi kehadirannya.

Ketiga, adalah pertumbuhan jumlah sepeda motor yang fenomenal sejak akhir tahun 1990-an. Selain karena sistem jaringan pelayanan angkutan umum massal yang buruk, beban biaya transportasi yang harus ditanggung sebagian masyarakat juga semakin mencekik. Sebab tak jarang mereka harus berpindah dari satu layanan ke yang lain --- masing-masing dengan tarif yang terpisah --- hanya untuk menuntaskan satu perjalanan.
Sementara itu, sistem pembiayaan kepemilikan sepeda motor yang tersedia, berkembang dan semakin memudahkan masyarakat. Selain lebih hemat, mereka juga dapat menempuh perjalanannya dengan lebih cepat dan lebih nyaman. Semua itu pada akhirnya membuka peluang bagi sebagian pemilik kendaraan untuk mengoperasikan layanan ojek di waktu senggang. Bahkan banyak di antara mereka yang malah dengan sengaja membeli sepeda motor, semata-mata hanya untuk dioperasikan sebagai sumber nafkah melalui penyediaan layanan ojek informal.

+++

Sejak awal mula, negara melalui pemerintahan yang berkuasa memang mengabaikan dan tak pernah berupaya menata layanan ojek. Bahkan semua regulasi yang tersedia hingga hari ini, tak pernah menjangkaunya. Walau tak ada larangan spesifik, peraturan yang ada memang tak memasukkan kendaraan roda-dua sebagai salah satu alternatif moda angkutan umum. Semua itu tanpa argumentasi yang memadai dan dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.

Sulit dipungkiri jika alasan sesungguhnya dari pengabaian tersebut, adalah soal kapasitas dan kapabilitas Negara untuk menanganinya. Hipotesa tersebut relevan ketika mencermati perkembangan kebijakan terkait sepeda motor di jalan-jalan raya.

Meskipun fakta-fakta yang ada jelas menunjukkan alasan pertumbuhan pesat jumlah kendaraan tersebut ---sebagaimana 3 hal yang diuraikan di atas sebelumnya --- tapi setiap rezim pemerintah yang berkuasa hingga yang hari ini tetap tak pernah memperhatikan maupun menempatkan mereka dalam posisi yang setara dan berkeadilan layaknya yang lain.

Perhatikan saja sistem rancangan dan penataan ruang pada berbagai ruas jalan raya, mulai kategori lingkungan hingga Nasional. Meskipun populasi pengendara sepeda motor jauh lebih besar dibanding yang lain (mobil, bus, dan truk), ikhtiar demokratisasi yang melibatkan mereka tak kunjung mengemuka. Bukankah pemilik dan pengendara kendaraan roda dua tersebut mestinya memiliki kedudukan sama dan setara dengan yang lain?

Jika demikian, mengapa tak pernah ada upaya penataan (ruang) yang semestinya dan memadai, bagi kepentingan mereka di jalan-jalan raya tersebut?

Maka tentu sulit dipungkiri jika berkembang anggapan --- bahkan pemahaman --- bahwa pengendara sepeda motor di republik ini, ditempatkan sebagai warga negara kelas dua atau 'kasta' yang lebih rendah dibanding pengguna moda kendaraan yang lain.

Fakta yang terungkap melalui Studi Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration (JUTPI, phase 2) yang diselenggarakan Japan International Cooperation Agency (JICA) tahun 2012, secara telak membuktikan absurditas tersebut. Di sana diperlihatkan pergeseran distribusi moda transportasi yang digunakan masyarakat Jakarta Metropolitan. 

Pada tahun 2002, jumlah perjalanan sehari-hari yang menggunakan sepeda motor baru 21 persen. Sementara angkutan umum bus merupakan yang terbanyak, yakni 38 persen. Porsi perjalanan dengan sepeda motor tersebut meningkat lebih dari 2 kali lipat pada tahun 2010 (49 persen) sedangkan angkutan umum bus justru menyusut hingga tinggal sepertiganya (13 persen).

Pada tahun 2018 ini, diperkirakan jumlah perjalanan sehari-hari yang menggunakan moda kendaraan roda dua itu, akan menguasai 52-54 persen dari sekitar 68 juta total perjalanan masyarakat Jabodetabek.

statistik transportasi

+++


Ibu dari segala permasalahan ini adalah pada pengabaian Negara dalam menyediakan layanan transportasi publik yang memadai bagi mobilitas warga untuk melakukan aktivitas sehari-harinya. Kelalaian itu bahkan telah berlangsung sejak hal yang paling mendasar, yakni dalam hal penyelenggaraan fasilitas penunjang yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki.

Negara tak pernah sungguh-sungguh mengembangkan regulasi terkait penyediaan pedestrian. Padahal, berjalan kaki semestinya merupakan moda transportasi paling mendasar, sederhana, dan mampu dilakukan oleh siapapun. Dengan demikian, penyediaan prasarana memadai bagi pejalan kaki, seharusnya merupakan hak paling mendasar setiap warga negara yang ketersediaannya mesti dijamin oleh Negara.

Jadi, sebelum menyediakan dan menyelenggarakan prasarana bagi moda transpotasi yang lain --- baik yang bermotor maupun tidak --- kebutuhan yang menunjang kemudahan dan kenyamanan pejalan kaki harus menjadi prioritas pertama dan utama.

Kemudahan dan kenyamanan berjalan kaki, sebenarnya merupakan sarat mutlak untuk menunjang pelayanan angkutan umum. Apalagi yang menggunakan lintasan pelayanan dan perhentian tertentu untuk menaikkan maupun nenurunkan penumpangnya.

Faktanya, Statistik Transportasi DKI Jakarta tahun 2017 melaporkan trotoar yang tersedia di Jakarta hanya 8,6 persen dari keseluruhan panjang jalan raya yang ada. Itupun tidak semua dalam kondisi baik dan layak.

dokpri

+++

Jadi, bagi warga Jakarta maupun kota dan desa lainnya di Indonesia, menggunakan sepeda motor adalah sebuah keniscayaan. Jika kita tak ingin menyebutnya sebagai suatu keterpaksaan. Sebab, akibat "Negara tak hadir" maka (sebagian) rakyat terpaksa berkorban untuk menyelenggarakan angkutan kendaraan beroda dua itu.

+++

Kita kembali pada angkutan umum ojek yang hingga hari ini masih berstatus informal tadi.

Hal tersebut sesungguhnya lebih dikarenakan ketidakmampuan Negara (baca: pemerintah) menyelenggarakan administrasi dan pengelolaan yang dibutuhkan. Mata hati dan pikirannya bahkan tertutup terhadap setiap peluang inovasi maupun pemberdayaan yang tersedia untuk "memampukan"-nya. Seperti sikap yang mereka lakoni ketika menyikapi kehadiran perkembangan teknologi digital.

Alih-alih mensyukuri dan memanfaatkannya, aparat pemerintah yang mewakili Negara justru justru sibuk mempertahankan sistem tata kelola dan birokrasi administrasi yang selama ini tersedia. Tapi sesungguhnya semua itu telah jauh ketinggalan zaman dan tak relevan lagi.

Apa yang kita saksikan sesungguhnya adalah sebuah hegemoni kekuasaan.

+++

Dibalik kehadiran jasa pelayanan angkutan umum online --- baik yang menggunakan sepeda motor maupun mobil--- tak semata soal peluang yang memudahkan dan memberdayakan. Tapi juga berbagai potensi permasalahan baru dan lebih kompleks.

Pembiaran yang dilakukan ketika fenomenanya mulai berkembang beberapa tahun lalu --- sebagaimana yang terjadi ketika populasi sepeda motor mewabah di jalan-jalan raya akibat ketidak mampuan pengelola Negara menyelenggarakan angkutan umum massal--- pada akhirnya melahirkan persoalan baru yang jauh lebih pelik. Sebagaimana yang kita saksikan pada unjuk rasa para pengemudi online di Jakarta beberapa hari lalu dan sempat bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Hari ini, ketika jumlah masyarakat yang bermitra dengan layanan itu telah mencapai jutaan orang --- belum lagi puluhan juta lainnya yang menikmati layanan mereka --- kehadirannya terlanjur mengakar dan menjadi bagian kehidupan sehari-hari yang tak mudah dipisahkan. Sebagaimana populasi kendaraan sepeda motor yang membanjiri jalan-jalan raya yang tak pernah memikirkan ketentuan dan tata cara untuk mengakomodasinya. Mereka kemudian telah membangun budaya --- perilaku dan adat istiadat --- yang diyakininya sendiri sebagai sebuah kebenaran yang niscaya.

Bagaimana mungkin hari ini Anda mampu mengatakan 'salah' atau 'tak boleh', kepada para pengendara sepeda motor yang menyusul seenaknya dari sisi kiri, membonceng seluruh keluarga tanpa pengamanan memadai, atau melaju melawan arah pada jam-jam sibuk?

Menyadari ketidakberdayaan, ketidakmampuan, dan kekeliruan dalam menunaikan tugas pokok dan fungsi sebagai birokrasi pemerintahan yang berkuasa --- khususnya mereka yang terkait dengan permasalahan ini --- adalah prasyarat perlu untuk menyelesaikannya. Baru kemudian gagasan maupun inovasi yang perlu dan memungkinkan dapat berkembang dan dikembangkan.

Jika sebaliknya, tentu sulit, bahkan tak mungkin.


Jilal Mardhani, 29-3-2018




Baca juga:
Yuk, Bagikan Opinimu Terkait Bagaimana Menjaga Stabilitas Harga Barang Kebutuhan Pokok!
Pekerjaan Rumah Jorge Sampaoli Sesudah Digampar Spanyol
Menulis Itu Susah, Dik!

Meresapi Makna Kasih Saat Paskah

$
0
0

sumber gambar: pixabay.com

Pada hari Paskah, umat Nasrani merayakan peristiwa kebangkitan Yesus. Bangkitnya Yesus setelah hari ketiga merupakan simbol kehidupan kekal dan ditebusnya dosa umat manusia.

Dimulai sejak 40 hari sebelum Paskah, umat Kristiani merenungi sengsara Kristus dengan bermati raga, melakukan aksi pantang dan puasa. Kegiatan ini dimaksudkan agar umat Kristiani dapat berbela rasa dengan sesama manusia yang menderita sebagai perwakilan sengsara tubuh Kristus di dunia menjelang sakratul maut-Nya di kayu salib. Pada beberapa wilayah di Indonesia, ritual Paskah terasa spesial karena dirayakan sesuai tradisi budaya setempat.

Kompasianer, bagaimana dengan perayaan paskah yang Anda rayakan pekan ini? Bagikan ulasan, opini, dan reportase Anda di Kompasiana dengan menyertakan label: PASKAH 2018 (tanpa spasi) pada artikel Anda.




Baca juga:
Cerpen | Daliman Bosan Menjadi Kaya
Yuk, Bagikan Opinimu Terkait Bagaimana Menjaga Stabilitas Harga Barang Kebutuhan Pokok!
Pekerjaan Rumah Jorge Sampaoli Sesudah Digampar Spanyol

Meresapi Rasa Kasih Saat Paskah

$
0
0

sumber gambar: pixabay.com

Pada hari Paskah, umat Nasrani merayakan peristiwa kebangkitan Yesus. Bangkitnya Yesus setelah hari ketiga merupakan simbol kehidupan kekal dan ditebusnya dosa umat manusia.

Dimulai sejak 40 hari sebelum Paskah, umat Kristiani merenungi sengsara Kristus dengan bermati raga, melakukan aksi pantang dan puasa. Kegiatan ini dimaksudkan agar umat Kristiani dapat berbela rasa dengan sesama manusia yang menderita sebagai perwakilan sengsara tubuh Kristus di dunia menjelang sakratul maut-Nya di kayu salib. Pada beberapa wilayah di Indonesia, ritual Paskah terasa spesial karena dirayakan sesuai tradisi budaya setempat.

Kompasianer, bagaimana dengan perayaan paskah yang Anda rayakan pekan ini? Bagikan ulasan, opini, dan reportase Anda di Kompasiana dengan menyertakan label: PASKAH 2018 (tanpa spasi) pada artikel Anda.




Baca juga:
Haruskah Hak Cipta Buku Didaftarkan?
Cerpen | Daliman Bosan Menjadi Kaya
Yuk, Bagikan Opinimu Terkait Bagaimana Menjaga Stabilitas Harga Barang Kebutuhan Pokok!

Lewat Kreasinya, Generasi Milenial Indonesia Bisa Bantu Palestina

$
0
0

Perjalanan dari rumah di kawasan Surabaya timur menuju Bandara Juanda, hari Kamis (22/2/2018), saya mengirim WA dan SMS kepada handai taulan, sanak dan saudara. Isi pesan cukup singkat, saya pamit dan meminta doa.

Pagi itu sekitar pukul 06.30 WIB rangkaian perjalanan sedang dimulai dari Surabaya menuju Mekah, lalu ke Madinah. Setelah melewati Mesir tujuan berikutnya Palestina.

Anak-anak Palestina bermain sepakbola di kawasan Al Quds (Dok Pribadi)

Memenuhi pesan para senior dan para ustadz; kepada siapa pun perbanyaklah minta doa. Karena kita tidak tahu, dari mulut siapa doanya dikabulkan Allah. Sebaliknya, jangan ragu mendoakan, sebab doa tersebut InsyaAllah tak akan sia-sia.

Lho? "Ibadah kok berharap rezeki? Mana boleh? Ibadah itu 'kan karena Allah"

Memang, hakikatnya seluruh rangkaian ibadah diniatkan semata-mata hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Itu sudah jelas. Saking jelasnya, nenek-nenek yang pikun pun sudah tahu. Katanya anak-anak kemarin sore, "aku juga tahu!"

Apa yang disampaikan para senior dan ustadz adalah keutamaan-keutamaan dan manfaat-manfaatnya. Seperti selamat dalam perjalanan dan gampang rezeki. Sebaik-baik meminta adalah mengikuti petunjuk Allah sebagaimana diajarkan Nabi. Jadi, marilah tetap saling memanjatkan doa.

Teman akrab, H. Syarifuddin dan istrinya mengantar sampai gerbang keberangkatan Terminal 2 Juanda. Masih terngiang di telinga saya ketika beliau berpesan, "Cak, doakan saya. Doanya terserah. Apa saja saya terima," Permintaannya singkat tapi penuh makna.

Saya segera ingat seorang wartawan senior di Jakarta. Dia menyampaikan pesan: Apa yang Anda bayangkan jika mendengar nama kota Hebron, Tepi Barat, Jalur Gaza dan Jerusalem di Palestina?

Boleh jadi, yang paling pertama menyergap pikiran dan terbayang adalah perang, kekerasan, senjata, panser, tembak-menembak, bunyi mesiu, dan raungan sirene tanda perang.

Selain itu, mungkin juga terbayang sejumlah barikade, tentara dengan senjata lengkap siap perang ada mana-mana. Jam malam dan penggeledahan ketat berulang kali terhadap setiap orang asing yang hendak masuk ke wilayah dua pihak yang masih terus berkonflik tersebut, Palestina dan Israel?

Semua kesan dan bayangan itu bisa benar semua, tetapi bisa juga hanya sebahagian saja. Demikian juga yang menggelayut dalam pikiran saya ketika berada di tempat pemeriksaan paspor, sebelum terbang.

Betapa menariknya seandainya bisa saya tuliskan sekembali dari sana. Saya ingin berbagi pengalaman. Bila perlu suatu saat -jika Allah berkehendak, tulisan itu disusun menjadi sebuah buku. 

Soal buku menjadi penting sebab sedari awal, saya bersama Kepala Sekolah SMK Dr. Soetomo Surabaya, Julianto Hadi dan Abdul Adzim Irsad, staf pengajar Bahasa Arab Universitas Negeri Malang, serta Humoris Djadi Galajapo mempunyai niat yang sama. Membuat buku. Keberangkatan Umrah Plus Al Aqsa ini sepenuhnya atas inisiatif Pak Anton, panggilan akrab Juliantono Hadi. Beliau memberangkatkan kami. 

Sebagai bahan bacaan, buku tersebut bisa mendorong generasi muda, generasi emas Indonesia memasuki wilayah apa yang saya sebut sebagai "solidaritas berbagi". Generasi lebih senior cukup ikut di belakang saja. Tut wuri handayani, tapi jangan lupa doanya. Generasi milenial, silakan dengan cara dan gayanya bisa berkontribusi saling berbagi.

Rakyat Palestina sangat membutuhkan solidaritas dan uluran tangan generasi muda. Baik generasi muda Indonesia, maupun generasi muda di seluruh belahan dunia. Palestina di bawah pendudukan Israel, lebih-lebih sikap presiden Amerika Serikat  Donal Trump yang seperti itu, tentu masih diselimuti kabut derita.

PagarSebuah organisasi non-pemerintah berbasis di Palestina memaparkan, selama bulan Januari 2018, enam warga Palestina tewas setelah bentrok dengan pasukan Israel. Sementara lebih dari 500 orang ditahan oleh pasukan Israel di seluruh wilayah Palestina.

 Merujuk Bulan Sabit Merah di Pakistan mencatat, sejak Amerika Serikat mengusulkan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel (6/12/2017) jumlah orang terluka karena terlibat bentrok dengan aparat Israel mendekati angka 3.000.

Maha Abdullah, peneliti hukum dari Al Haq kepada Al Jazeera menyatakan aksi demonstrasi bakal semakin meningkat. Sebab, tahun ini, Palestina bakal memperingati 70 tahun Peristiwa Nakba, atau yang berarti "Bencana".

Peristiwa itu merujuk eksodus yang dilakukan 700.000 orang Palestina akibat Perang Palestina di 1948. Abdullah menyatakan, besar kemungkinan militer Israel bakal kembali menggunakan kekerasan untuk menghalau demonstran.

"Selama unjuk rasa ada kans bakal terjadi demonstran terluka, atau bahkan tewas," tutur Abdullah kembali.

Abdullah mengatakan, selama dua bulan terakhir, militer Israel menggunakan peluru tajam ketika berhadapan dengan demonstran dalam jarak dekat.

"Mereka juga menggunakan peluru karet, gas air mata, dan melancarkan serangan udara terhadap pengunjuk rasa di Jalur Gaza," tambah Abdullah (Source, kompas.com 01/02/2018).

Membaca kutipan di atas ternyata sudah 70 tahun (1948-2018) lamanya Israel --bersama kroninya mencekeram Palestina. Benarkah perebutan kekuasaan itu merupakan potret dari persoalan agama Islam yang dianut penduduk Palestina dengan agama yang dianut orang-orang Yahudi? Generasi muda perlu pemahaman konprehensif.

Angan-angan saya mulai mengembang lagi tatkala berada di kursi duduk pesawat Scoot yang akan membawa ke Singapura. Anak-anak muda dan orang-orang muda harus mengetahui keadaan Palestina yang sebenarnya. Palestina membutuhkan bantuan.

Masalah Palestina sudah terlampau jauh dipersepsikan sebagai masalah konflik Islam melawan Yahudi, adalah sikap dunia Barat. Apabila mereka menjadi 'katalisator' atau sebaik-baik penengah, tentu persoalan Palestina dapat terselesaikan secara baik.

Di lain pihak, dunia Islam pun terjebak oleh taktik provokasi pihak Barat sehingga menambah rumit keadaan. Kebencian dan permusuhan bagaikan mantra tersebar terus menerus, berbuntut terhadap masalah Palestina yang menjadi kian berlarut-larut.

***

Anda tahu, hal-hal yang dibutuhkan di dunia adalah kebahagiaan, kebebasan, keberhasilan dan pikiran yang tenang. Kita bisa mencapai semua itu dengan cara memberikannya kepada orang lain.

Memberi adalah tindakan hati, bukan perintah dari otak. Memberi adalah ungkapan cinta dan keyakinan, dan jika kita ingin menerima maka kita harus memberi. Kita sangat kaya dengan apa yang kita berikan, bukan dengan apa yang dimiliki.


Dari lorong Al Quds terlihat gereja umat Kristen yang memang berdekatan (Dok Pribadi)Ada satu peribahasa Cina kiranya patut Anda simak, "Taburkan yang banyak maka panen yang banyak, dan taburkan sedikit maka panen sedikit."

Selanjutnya, "Kita harus lebih banyak memberi untuk mendapat banyak. Kedermawanan kita dalam memberi itulah yang mendatangkan hasil panen yang berlimpah."   

Bantuan dan relawan dari Indonesia sudah ada. Tetapi perlu dukungan lebih banyak lagi. Kita sadari sepenuh hati masalah saudara kita di Palestina sangatlah berat. Bantuan generasi muda berkepribadian Muslim InsyaAllah semakin kokoh.

Anak-anak muda dan orang-orang muda harus dapat membantu saudaranya di Palestina. Lewat berbagai kreasinya harus membantu masalah yang sedang menimpa mereka. Tentu besar harapan agar bangsa Palestina bisa hidup nyaman dan tentram seperti sediakala. Saya doakan (sekali lagi, doa) anak muda dan orang muda supaya bisa membantu saudara-saudaranya di Palestina.

Tidak ada salahnya, 'kan?

Tulisan terkait:




Baca juga:
Fungsi Karya Seni Tak Semata sebagai "Background" Foto Kekinian, Sayangku ....
Deretan Kompasianer yang Berhak Meraih Pendapatan dari Program K-Rewards!
Atribut Politik Nodai Perayaan Suci Semana Santa di Larantuka

Datanya Sudah Bocor, sampai Kapan Kita Main Facebook?

$
0
0

sumber gambar: Jim Wilson/The New York Times

Kurang lebih 50 juta data pengguna Facebook bocor dan digunakan konsultan politik Cambridge Analytica untuk kampanye memenangkan presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Rupanya potensi kebocoran itu sudah pernah diperingati oleh mantan pegawai Facebook sendiri sebelumnya.

Adalah mantan Operations Manager Facebook, Sandy Parakilas, yang sempat memperingati Facebook untuk membuat sebuah sistem guna memantau aktivitas para pihak ketiga. Namun, peringatan itu tak dianggap penting.

"Sangat menyakitkan melihat apa yang terjadi sekarang, karena saya tahu Facebook sebenarnya bisa mencegah kejadian ini," katanya seperti dikutip Kompasiana dari KompasTekno (22/3/2018).

Bocornya data Facebook berdampak langsung kepada kepercayaan pengguna yang kemudian membuat aksi untuk menutup akun mereka. Salah satu penggagasnya adalah mantan pendiri WhatsApp, Brian Action. Melalui akun Twitternya ia menyerukan #DeleteFacebook. Aksi itu kemudian ramai dibicarakan dan di-retweet ribuan pengguna. Dampak lainnya adalah saham Facebook merosot tajam hingga 6,8 persen atau sekitar Rp 509 triliun.

Pemilik dari raksasa media sosial ini, Mark Zuckerberg, pun akhirnya meminta maaf atas kejadian bocornya data tersebut. "Kami memiliki tanggung jawab untuk melindungi data anda, dan jika kita tidak bisa maka kami tidak layak untuk melayani anda," tulis Zuckerberg di akun Facebooknya. Permintaan maaf suami Priscilla Chan itu juga dimuat di 10 koran nasonal Amerika dan Inggris.

Bocornya data dan seruan untuk menutup akun Facebook mendapat tanggapan beragam dari beberapa Kompasianer. Antara lain, Sri Rumani, yang menilai data pengguna memang sangat penting dan perlu dijaga agar tak jatuh ke pihak tak bertanggung jawab, dalam hal ini seperti Cambridge Analytica.

"Data yang ada di media sosial seperti facebook dapat diolah menjadi informasi sebagai aset perusahaan yang mempunyai nilai ekonomis untuk diperjualbelikan. Mengingat setiap orang untuk dapat memanfaatkan fasilitas media sosial facebook harus mengisi identitas pribadi," tulis Sri lewat artikel berjudul Data Media Sosial Facebook Bocor, Harus Bagaimana?.

Ia juga menilai seruan untuk menutup akun Facebook tidak perlu lantaran media sosial yang sudah berusia 11 ini sudah memberikan manfaat. Terpenting, menurutnya, adalah membuat sistem lebih baik lagi sehingga pengguna merasakan keamanan dan kenyamanan ketika menggunakannya.

Berbeda halnya dengan Kompasianer Tilaria Padika yang tidak kaget dengan adanya kebocoran data pengguna dari Facebook. Justru, ia merasa kaget karena publik baru terkaget-kaget belakangan ini.

Lewat tulisan Data Facebook Bocor, Mengapa Kaget?, Tilaria menjelaskan perihal kebocoran data pengguna sebenarnya sudah berpotensi sejak lebih dari 10 tahun lalu. Argumennya, adalah perihal program prism: perjanjian kerja sama antara NSA dan  perusahaan-perusahaan raksasa terkait internet seperti Google, Facebook, Apple, Yahoo, Microsoft, dan raksasa internet di Amerika.

"Kerjasama itu memperbolehkan agen-agen NSA mengambil data pengguna, bukan sekedar metadata tetapi juga materi terkait riwayat pencarian, isi email, transfer file dan obrolan langsung pengguna, langsung dari server perusahaan. [...] Melalui 'Prism,' NSA mengumpulkan beragam data dan konten komunikasi user, bukan saja penduduk AS tetapi juga penduduk seluruh dunia yang menggunakan layanan dari perusahaan-perusahaan AS," tulisnya. Untuk tulisan selengkapnya bisa dibaca di sini.

Terakhir, menyambung tulisan di atas dan meminjam pertanyaan Kompasianer Iskandar Zulkarnaen sekaligus COO Kompasiana, sampai kapankah kita akan main-main di sini (Facebook)?




Baca juga:
Sambut April Bersama KOMiK Nobar "Guardians of The Tomb"
Fungsi Karya Seni Tak Semata sebagai "Background" Foto Kekinian, Sayangku ....
Deretan Kompasianer yang Berhak Meraih Pendapatan dari Program K-Rewards!

Cerpen | Puisi dari Balik Awan Mambulilling

$
0
0

editan foto pribadi

Pada ketinggian 2.873 meter di atas permukaan laut, dari pengunungan Quarles Sulawesi, pemuda Prio kenakan jaket tebal menahan suhu udara yang bergeser lewati nol derajat celcius. Ia adalah salah satu tim dari Mapala UGM yang mencoba menaklukkan puncak Mabbulilling dan Gandang Dewata di bahagian barat Pulau Sulawesi.

"Awan-awan yang menyerupai aliran sungai diantara Mambuliling dan Gandan Dewata. Bersaksiklah atas puisi yang akan kubacakan saat ini."

Awan yang terus begerak menipis diterpa matahari yang mulai muncul dari upuk timur tak menjawab. Pohon-pohon berdaun hijau yang mulai jelas terlihat dengan kristal air yang berjatuhan tidak juga menjawab kekonyolan pemuda berdarah Jawa-Makassar ini. Namun ia tak bergeming dengan keputusannya, akan baca puisinya di hari ke-28 Bulan Mei tahun 1991 itu.

"Awan-awan yang menyerupai aliran sungai diantara Mambuliling dan Gandang Dewata. Bersaksiklah atas puisiku ini."

Tidak ada jawaban, awan semakin menipis, daun-daun di pepohonan semakin hijau. Pesona alam Gunung Mambulilling yang bersisian dengan Gandang Dewata, semakin tampakkan pesonanya. Alam yang luar biasa elok dan nyaman disantap mata.

"Awan-awan bersaksilah . . ."

"Ya, awan bersaksi, bacankanlah puisimu bang."

Prio pucat di atas pasi. Ada suara, persis di belakangnya. Ia tidak ingin menoleh menampakkan mukanya yang merah padam menyala. Suara itu keluar dari mulut perempuan baru dikenalnya sepekan yang lalu. Siapa lagi kalau bukan Ariani Metasapta Paulina. Satu-satunya, gadis dalam tim ekspedisinya. Gadis ini adalah anggota Mapala Unhas yang dijadikan pemandu.

"Bacalah puisimu, bang."

Prio mengurunkan niatnya, ia melipat kertas puisinya dan akan memasukkan ke kantong jaket. Sayang, sekali, tiba-tiba Ariani merampas kerta itu lalu menjauh. Prio, bergegas memintanya.

"Jangan. Kembalikan!"

Bukannya dikembalikan, gadis itu terus menjauh dari Prio dan berusaha untuk membacanya. Dengan setengah memaksa Prio terus mendesak akan merebut dari tangan Ariani namun tak dapat. Gadis itu bahkan berlari. Prio mengejar.

Kedua remaja pencinta alam ini kejar-kejaran di atas puncak Mambulilling. Awan semakin menipis, matahari telah sepenggalan tingginya. Suhu udara mulai menghangat.

//

"Andai saja aku tidak kesandung ranting patah dan jatuh, abang tidak akan dapat mengejarku."

"Ya, tapi aku menolongmu kan. Lututmu merah-merah terantuk ke tanah. Kamu sakit kan."

"Tidak, abang oleskan obat merah dengan lembut, penuh perasaan."

"Abang buat puisi untukku. Sayang aku tidak pernah baca puisi itu."

//

Teman-teman Prio kerumuni Ariani, gadis pemandu mereka itu jatuh kesandung ranting. Mereka membopong gadis berambut cepak itu masuk tenda. Sementara Prio kasak kusuk mencari kertas yang berisi puisi. Namun tidak diketemukannya. Ia berlari-lari masuk tenda dimana Ariani dibaringkan.

"Ariani?"

"Apa bang."

Gadis itu menjawab sambil meringis, lututnya terkilir dan sudah dibalut. Namun wajah bulat dan hidung pesek seksinya tetap menarik.

"Puisinya."

"Jatuh bang."

Prio keliatan kaget, ia ingat. Dirinya mengejar Ariani begitu kencang, saat gadis itu berteriak dan jatuh, iapun menabraknya. Keduanya bergulingan, tapi hanya sesaat, Ariani mengerang sakit sambil memegangi lututnya. Saat itu pria lepaskan pegangannya di pinggang gadis itu.

"Sudahlah, pasti dibawah angin."

//

"Abang. Apakah isi puisi itu."

Ariani bertanya. Prio diam. Gadis itu menatapnya dalam-dalam. Ia mencoba menerka apa yang ada dalam benak pria di depannya itu.

"Abang. Jangan pulang ke Jogja kalau aku tidak tahu apa isi puisinya."

"Telah hilang dibawah angin saat awan Mambulilling lenyap."

Tiba-tiba terdengar dari pengeras suara.Penumpang tujuan Surabaya segera naik, kapal akan segera berangkat. Riuh rendah suara manusia bergeges menuju kapal Pelni di Pelabuhan Soekarno - Hatta, Makassar itu. Ariani memegang tangan Prio dengan erat.

"Abang. Katakan?"

"Ariani. Aku akan kembali."

Pluit panjang kapal pelni itu berbunyi keras sekali. Pria berlari-lari mengejar tangga yang mulai bergerak. Sambil melambaikan tangan dari tangga, iapun berteriak.

"Puisi Dari Balik Awan Mambuliliinggggggggg."


Note: Kesamaan nama dan tempat  hanya kebetulan belaka,semuanya rekaan penulis semata

Makassar, 25 Maret 2018




Baca juga:
Nggak Sampai Hati Kalau Kemenag Jadi "Bang**t"
Sambut April Bersama KOMiK Nobar "Guardians of The Tomb"
Fungsi Karya Seni Tak Semata sebagai "Background" Foto Kekinian, Sayangku ....

Carlos Carvalhal dan "Back to Back Swansea City" dari Degradasi

$
0
0

Ilustrasi gambar diambil dari www.swanseacity.com

Real Madrid akan selalu berdiri di atas sejarah setelah mereka menjadi tim tersukses di Eropa bukan hanya dengan 12 gelar Liga Champion, namun mereka juga menjadi tim yang mampu juara beruntun (back to back) pada tahun 2016 dan 2017. Namun, sepakbola juga menyimpan epiclainnya, salah satunya adalah kisah back to backSwansea City yang kemungkian besar akan kembali lolos dari jurang degradasi musim ini.

Akan sulit mempercayai bahwa Carlos Carvalhal yang ditunjuk Swansea City selepas Natal 2017 dapat bekerja luar biasa bagus sejauh ini. Datang dalam pesimisme suporter karena baru empat hari dipecat dari klub papan tengah Championship (kasta kedua kompetisi Inggris) Sheffield Wednesday. Ditambah kondisi klub yang memprihatinkan karena hanya mampu mengumpulkan 13 poin dari 20 pertandingan di liga --bagi jamak orang, satu-satunya jalan bagi mereka adalah terdegradasi. Nyatanya, Swansea terus melaju melewati 16 pertandingan (semua ajang) dengan hanya menelan 2 kekalahan. Total, di bawah kendali pelatih barunya, Swansea telah mengumpulkan tambahan 18 poin hanya dari 10 pertandingan liga. Hebatnya, mereka mampu menjungkalkan tim sekelas Arsenal dan Liverpool. Bukan hanya keluar dari zona degradasi, The Swans sekarang mulai nyaman merangkak ke papan tengah dengan selisih 4 poin dari zona merah.

Seorang Logis yang Menggambarkan dirinya "Footballing Romantic"

Saya tidak berani mengatakan perjalanan satu-satunya kesebelasan Wales ini sebagai sebuah keajaiban, karena memang begitulah apa yang dikatakan oleh sang manajer saat pertama diperkenalkan dihadapan publik tanggal 28 Desember 2017.

"Saya menyukai tantangang yang sulit. Banyak orang mengatakan bahwa Swansea membutuhkan keajaiban untuk bertahan di Liga Primer, tapi saya tidak setuju dengan itu, karena keajaiban adalah sesuatu yang bukan dari dunia kita. Ini (kesempatan melatih Swansea) adalah tantangan yang sangat bagus dan kami akan berjuang untuk menempatkan tim dalam posisi yang lebih baik (keluar menjauhi zona degradasi)" komentarnya seperti di kutip The Guardian.

Carvalhal jelas sosok yang logis, dia lebih suka menyebut pekerjaan menjadi nahkoda Alfie Mawson cs. merupakan sebuah tantangan bagus (bukan berat, catat!). Pelatih 52 tahun tersebut mengaku menolak banyak klub, mulai dari Jepang, Turki sampai di negara asalnya Portugal hanya untuk berjibaku dalam tantangan Premier League bersama Swansea. 

Mungkin kesempatan untuk beradu taktik dengan pelatih berkelas macam Pep Guardiola, Mourinho, Klopp dan lainnya menjadi dasar untuk menyebutnya sebagai tantangan bagus dan langka untuk dilewatkan. Ditambah kondisi yang sangat memprihatinkan dilingkup internal klub mendorongnya untuk menggambarkan perjalanannya dalam menerima kontrak jangka pendek penuh resiko tersebut sebagai sebuah "romantisme sepakbola." Mungkin sesaat setelah menerima tawaran, dalam dirinya Carvalhal mengucap "adakah yang lebih romantis dari menyelamatkan sesuatu dari jurang?"

Membutuhkan segudang keyakinan untuk mengangkat performa tim yang bermarkas di Liberty Stadium ini terus berjuang di Liga Premier ketika itu. Sepeninggal Paul Clement dan karateker Leon Britton, tim tersebut menjadi uggulan untuk menjadi penghuni Championship tahun depan. Carlos memahami dia membutuhkan keyakinan bulat diantara seluruh punggawa timnya, sehingga dia menahbiskan dirinya menjadi lokomotif motivasi untuk timya.

"Saya adalah orang yang sangat positif dan saya tahu bahwa jika anda (wartawan) bertanya kepada 100 orang --selain fans Swansea, saya yakin mereka akan mengatakan bahwa tim ini akan terdegradasi. Jelas hal tersebut ada dalam setiap pikiran orang yang melihat sepakbola, terpaut lima poin dari zona aman, tim sedang tidak bermain bagus, bahkan seringkali tidak mampu menciptakan peluang, alih-alih mencetak gol. Tapi kita bisa mengubah sesuatu, minimal itulah yang (harus) kita percaya. Kita bisa memperbaiki pemain dan menciptakan dinamika baru" pungkasnya.

"Kita" dalam ucapan Carvalhal di atas adalah merujuk pada gerbong baru yang dia bawa dalam skuad yaitu dua asisten dan dua analisis. Dia juga berjanji untuk memberikan peran pada Leon Britton yang sebelumnya menjadi karateker dalam dua pertandingan sepeninggal Paul Clement.

Humor adalah Jawaban untuk Menyamarkan Ketegasan serta Melipat Tekanan

Durasi kontrak yang teramat pendek --sampai 30 Juni 2018, tidak membuat Carlos Carvalhal ciut dengan ancaman degradasi yang berarti ancaman pemecatan. Baginya hanya ada satu jalan pintas yang dengan melewatinya dia mendapatkan kesemuanya yang ada dalam keranjang targetnya, membangun kembali tim, mengeluarkan dari jurang degradasi dan juga mungkin memperpanjang karirnya di Premier League. Sepertinya dia memilih jalan bernama humor.

Pertama, melalui humor dia membutuhkan waktu yang singkat untuk masuk ke dalam alam keyakinan anak asuhnya untuk menanamkan optimisme. Hal tersebut diamini oleh salah satu anak emasnya Alfie Mawson seperti dikutip The Telegraph.

"Dia lucu, sering mengumbar tawa, tapi saat mulai berbicara tentang pekerjaan, dia seperti pebisnis. (Kelucuan) Dia sering membawa hawa segar dalam tim. Dia sangat berkarakter, dan sangat berenergi, kami telah merasakannya sejauh ini" begitu jawab Mawson saat ditanya sosok pelatih barunya tersebut.

Selera humor Carvalhal bukan hanya membawanya dekat dengan seluruh punggawa tim, namun dalam sisi lain hal tersebut membuat keuntungan tersendiri bagi tim dihadapan media. Lihat saja kelakarnya saat mampu mengalahkan Liverpool, dia mengibaratkan taktiknya dengan 'menghentikan mobil Formula 1 di jalanan ibukota London'. 

Humor berkelas tersebut bukan saja menghibur bagi media, namun juga meredakan tekanan pada anak asuhnya. Dengan mereduksi tekanan para pemain, dia tentu akan sangat dimudahkan dalam mengembangkan strategi selanjutnya. Nampaknya dia sangat sadar bahwa stress adalah hambatan terbesar sebuah tim untuk berkembang.

Independensi Taktik

Bagi seorang pelatih, keberhasilan pertama adalah berjalannya strategi yang diasah saat bermain dalam sebuah pertandingan. Oleh karena itu, seorang pelatih membutuhkan tim yang mampu fokus penuh selama 90 menit untuk menjalankan taktiknya. Apapun hasilnya, strategi harus dijalankan dengan sungguh-sungguh saat bertanding. Pelatih berkelas punya independensi (terkadang cenderung diktator) dalam taktiknya, sehingga tidak jarang kita melihat pemain bintang ditendang dari sebuah tim karena memberontak strategi pelatihnya.

Hal tersebut sepertinya juga telah dimiliki seorang Carlos Carvalhal. Lihat saja statistik pertandingan terakhir melawan Huddersfield 10 Maret 2018 kemarin. Saat timnya mendapatkan bencana kartu merah Jordan Ayew pada menit ke 11, Carvalhal menunjukkan independensi strategi bermainnya. Dengan hanya 19% penguasaan bola, tanpa tendangan ke arah gawang lawan sekalipun, bahkan tanpa sepak pojok sepanjang laga. Statistik tersebut sangat unik, karena merupakan yang terendah kedua sepanjang sejarah Liga Inggris sejak 2003.

Bagi penggemar dan penikmat sepakbola, hal tersebut sangatlah memalukan. Namun bagi Carvalhal yang logis, apapun harus dilakukan untuk mengamankan poin. Untuk menggenapinya dia menyatakan pertandingan tersebut layaknya seperti malam disebuah opera. Baginya (untuk mengamankan mental anak asuhnya) tekanan bertubi-tubi sepanjang pertandingan harus dinikmati selayaknya menikmati pertunjukan menegangkan dalam sebuah opera.

Sepertinya Swansea City kembali menunjukkan hiburan layaknya musim kemarin. Mereka kembali selamat dari jurang degradasi setelah paruh musim yang menyedihkan. Secara matematis Swansea hanya membutuhkan 9 poin lagi (menuju poin aman, 40) dari 8 laga sisa untuk lolos dari jurang degradasi. Jika Paul Clement menjadi cerita waktu itu, sekarang ada Carlos Carvalhal. Apakah roda nasib keduanya akan berakhir sama? Yang pasti bagi saya, Carlos Carvalhal telah mewujudkan sebuah kejutan pada musim ini.




Baca juga:
Memahami Viking, Memaafkan Persija
Nggak Sampai Hati Kalau Kemenag Jadi "Bang**t"
Sambut April Bersama KOMiK Nobar "Guardians of The Tomb"

Anggun yang Tetap Anggun

$
0
0

Keterangan Foto: Anggun di antara David Foster (kanan) dan Brian McKnight (kiri) saat jumpa pers Konser Hitman David Foster and Friends di De Tjolomadoe, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia, Sabtu (24/3/2018).

Kehadiran konser Hitman David Foster And Friends di De Tjolomadoe, Colomadu, Karanganyar, Indonesia, Sabtu (24/3/2018), benar-benar merupakan kejutan indah bagi warga Solo dan sekitarnya sebab di wilayah ini jarang digelar konser dengan menghadirkan musikus kelas dunia. Nama David Foster memang sudah tidak asing lagi. 

Terlebih, komposer asal Kanada ini cukup kerap mengadakan konser di Indonesia, wilayah terdekat dengan Solo yang pernah disambangi komposer St Elmo's Fire ini adalah Candi Prambanan (perbatasan Jogja dan Klaten). Namun, David Foster belum pernah mengadakan konser di Solo. Apalagi Anggun dan Brian McKnight! Bagi warga Soloraya penggemar David Foster, ini tentu kesempatan langka untuk dapat menyaksikan secara langsung aksi sang maestro di panggung.

Namun bagi penggemar Anggun, seperti saya, ini juga kesempatan langka. Sebab, sekali pun sering mondar-mandir ke Jakarta, Anggun tidak mungkin mampir ke Solo untuk mengadakan konser. Karena itu bagi orang yang ngefans berat wanita kelahiran 29 April 1974 ini, konser ini menjadi kesempatan untuk bertemu langsung dengan pelantun Stranger ini. 

Ya, kapan lagi bisa melihat dan bertemu Anggun secara langsung? Bukan menyaksikan dia di tayangan televisi atau di Youtube! Di mata saya Anggun adalah sosok musikus yang betul-betul penuh totalitas dan mewakili kata determination. Di tengah gempuran musik EDM yang diusung musikus muda seperti Martin Garrix atau Alan Walker, Anggun terbukti juga masih bisa eksis tanpa harus ikut-ikutan banting setir beralih ke aliran EDM. Anggun tetap berhasil memikat pasar dengan lagu-lagu karyanya yang "Anggun banget". 

Tidak terpengaruh pasar. Tidak peduli apa kata orang. Dia punya prinsip, punya values sendiri .... Seperti saat menciptakan Buy Me Happiness atau What We Remember, ada nilai-nilai yang ingin Anggun sampaikan kepada penggemarnya. Bukan sekadar jualan lagu. Mungkin itu yang membuat Anggun tetap eksis sekali pun usia sudah tak lagi muda. 

Sejujurnya saya baru "menyadari" kehadiran Anggun di blantika musik Tanah Air justru saat dia sudah terbang jauh ke Prancis. Sewaktu dia masih menjadi lady rocker dengan tembang-tembang hitsnya seperti Mimpi atau Tua Tua Keladi, saya malah tidak begitu ngeh dan tidak ngefans. Saya langsung jatuh cinta kepada Anggun saat kali pertama mendengarkan lagunya berjudul Look Into Yourself. Lagu ini, menurut saya, benar-benar wow! Lirik lagu ini memotivasi kita untuk percaya kepada kekuatan diri kita sendiri. 

Lagu ini menyadarkan kita semua bahwa we are the master of our destiny. Lagu ini benar-benar menyiratkan Anggun banget. Kalau kita ingat bagaimana perjuangannya merintis karier internasionalnya, rasanya kita bakal tahu bahwa lewat lagu ini Anggun seperti mengajak kita untuk percaya kepada diri kita sendiri dan percaya pada apapun yang kita kerjakan. Waktu itu, di usia yang masih sangat muda, Anggun memutuskan menjual perusahaan rekaman miliknya untuk merintis karier internasionalnya. Awalnya, dia memilih tinggal di Inggris. 

Namun di Inggris, dia tidak juga menemukan jalan yang tepat sehingga akhirnya dia memutuskan pindah ke Prancis. Mungkin jodoh kariernya memang di sini. Dia bertemu produser musik Erick Benzi (yang juga memproduseri Celine Dion). Di sini, Anggun dipaksa bisa bahasa Prancis dan mengubah imajinya sebagai lady rocker menjadi penyanyi pop ala-ala Sade. Selanjutnya, impian Anggun pun mulai menjelma menjadi kenyataan.

Kalo ditanya apa sih yang membuat elo memuja Anggun? Jawabannya... oh, ada banyak sekali alasan. Yang jelas, saya suka Anggun the whole package, baik sebagai pribadi maupun karya-karyanya. Pertama, sebagai pribadi, dia memiliki sikap-sikap positif yang sepatutnya kita teladani. Dia menunjukkan kepada kita betapa kerja keras, mau terus belajar/membuka diri terhadap hal baru dan keteguhan hati merupakan modal utama untuk sukses.

Kerja keras semata, tanpa mau belajar hal baru, saya kira juga tidak bakal mengantarkan kita kepada kesuksesan. Anggun mau belajar. Bayangkan, dia belajar bahasa Prancis secara otodidak. Dia turun ke jalan, menyapa orang-orang Prancis dengan keterbatasannya akan bahasa Prancis. Dia juga mau belajar mengubah imej: bayangkan dari seorang lady rocker kemudian malik grembyang alias berubah 180 derajat menjadi penyanyi yang cewek banget, itu tentu bukan hal mudah bukan?

Alasan kedua adalah kemampuannya. Tahukah Anda? Di dunia ini, tak banyak pencipta dan penyanyi yang bisa mencipta lagu dalam tiga bahasa. Dan Anggun bisa melakukan itu! Sebab Anggun menguasai tiga bahasa yaitu Prancis, Inggris, dan Indonesia. Tak heran, kita bisa dengan mudah menemukan lagu-lagu Anggun dalam versi tiga bahasa yang dia kuasai tersebut.

Lagu Snow on The Sahara punya versi bahasa Prancis yaitu La Neige Au Sahara. Sementara lagu Rose in the Wind (bahasa Inggris) punya versi bahasa Indonesia yaitu Kembali. Itulah kehebatan Anggun yang membedakannya dari pencipta dan penyanyi lainnya.

Alasan ketiga adalah terkait karya-karyanya. Selain easy listening dan enak didengar, kebanyakan lirik lagu-lagu Anggun tidak menye-menye. Sekali pun mungkin lagu tersebut bertema tentang patah hati, namun liriknya tidak cengeng alias menye-menye. Alih-alih cengeng, lirik lagu Anggun justru mengajak untuk bangkit seperti tertuang di lagu I'll Be Alright. 

Di sisi lain, melalui lirik-lirik lagu yang dia tulis, kita bisa melihat kejujuran Anggun dalam berkarya. Dia menulis dan menciptakannya dengan hati. Ada beberapa lagu yang saya tangkap sebagai curahan hatinya misalnya di lagu Rose in the Wind (bahasa Inggris) atau Kembali (versi bahasa Indonesia). 

Pada lagu ini dia seolah curhat tentang kerinduannya kepada tanah kelahirannya, Indonesia. Dia ingin kembali tanpa resah hati, tanpa banyak mendapat pertanyaan tentang keputusannya beralih kewarganegaraan. Bahkan, bila kita cermati, di lagu Rose in the Wind, kita bisa mendengar dia menyelipkan kalimat,"Garuda, maafkan aku melupakanmu. Tapi cinta lebih kuat daripada perbatasan." atau "Biarkan aku jadi kompasmu. Bawa daku bersama anginmu..." Dia juga mencurahkan kesedihannya lewat lirik, "Tell me why i always alone?" yang seolah menyuarakan kesedihannya melawan suara orang-orang yang mencibir keputusannya.

Kehebatan keempat yang membuat saya memuja seorang Anggun Cipta Sasmi adalah meski sudah memasuki kepala 4, sebagai pencipta dan penyanyi lagu, Anggun tetap eksis dan berkarya. Bahkan lagu terbarunya, What We Remember berhasil masuk 10 Billboard Dance Charts di Amerika Serikat selama tiga pekan. Penyanyi (wanita) mancanegara, mungkin banyak yang masih eksis meski usia tak lagi muda, Madonna misalnya. Namun, penyanyi Indonesia kebanyakan sinarnya langsung meredup.

Kesuksesan Anggun masuk tangga lagu Billboard padahal usia tak lagi terbilang muda ini seperti mengulang kesuksesannya 20 tahun lalu. Lewat Snow on the Sahara, Anggun menjadi legenda Asia sebagai artis kelahiran Indonesia yang pertama (dan satu-satunya dalam sejarah) menduduki tangga lagu Billboard sebanyak tiga kali yaitu Adult Pop (posisi 22), Dance Song (posisi 16), dan Album Heatseekers (posisi 23). Bukankah ini prestasi luar biasa?

Kiprah Anggun bukan hanya sebagai penyanyi dan pencipta lagu semata. Dia juga menjadi duta PBB untuk program Mikrokredit (2005) dan FAO (2009). Pada saat menjadi duta PBB ini, dia menciptakan lagu berjudul Buy Me Happiness yang pesan moralnya adalah harta bukan satu-satunya jaminan kebahagiaan.

Seperti pesan Anggun yang tertuang dalam lagunya What We Remember, di dunia ini memang tidak ada yang abadi, termasuk popularitas. Namun Anggun berhasil mempertahannya tanpa harus ikut-ikutan musikus lain, tanpa harus bikin sensasi murahan. 

Saya hanya berdoa semoga kelak, Indonesia mampu melahirkan musikus sekelas Anggun atau lebih hebat lagi dari Anggun. Karena kalo hebatnya seperti Anggun, ya berarti enggak hebat. Harus lebih hebat lagi dari Anggun. 




Baca juga:
Seperti Apa Hunian Ideal untuk Keluarga Milenial? Yuk Ikut Blogtrip!
Memahami Viking, Memaafkan Persija
Nggak Sampai Hati Kalau Kemenag Jadi "Bang**t"

Pengadilan di California Putuskan Kopi Dapat Sebabkan Kanker, Benarkah?

$
0
0


ilustrasi (The Guardian.com/Getty Images)

Gara-gara keputusan seorang hakim di Pengadilan Tinggi Negara Bagian California, para penikmat kopi di seantero Amerika Serikat sedang gundah. Pada Kamis 29 Maret 2018 kemarin, Elihu Berle, hakim pada pengadilan tinggi negara bagian California memutuskan bahwa Starbucks, dan perusahaan kopi atau kedai kopi di seluruh wilayah California wajib mencantumkan peringatan bahaya kanker pada kopi.

Keputusan hakim ini diambil karena Starbucks, dan perusahaan distributor kopi lain yang digugat oleh sebuah organisasi nirlaba gagal menunjukkan bukti bahwa senyawa kimia yang dihasilkan saat proses penyangraian kopi tidak membahayakan. Sementara pihak penggugat berhasil menunjukkan bukti adanya senyawa Acrylamide (akrilamida) yang bisa mengakibatkan risiko terkena kanker.

"Sementara penggugat menawarkan bukti bahwa konsumsi kopi meningkatkan risiko bahaya pada janin, bayi, anak-anak dan orang dewasa, ahli medis dan epidemiologi dari terdakwa bersaksi bahwa mereka tidak memiliki pendapat tentang sebab-akibat," tulis Berle. "Tergugat gagal memenuhi kewajiban mereka dengan lebih banyak bukti bahwa konsumsi kopi memberi manfaat bagi kesehatan manusia."

Keputusan pengadilan California tersebut tentu saja menuai kontroversi. Para penikmat kopi khususnya tidak percaya kopi bisa menyebabkan kanker. Karena selama satu dekade ini sudah terlalu banyak penelitian yang mengatakan kopi sedikitnya bermanfaat untuk mengurangi resiko terkena beberapa penyakit tertentu, termasuk kanker.

Apa itu Acrylamide yang menyebabkan Kanker?

Bahwa saat biji kopi disangrai itu akan menghasilkan senyawa akrilamida, fakta ini memang tak bisa dielakkan. Badan Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA) sudah melakukan tes pada enam merek kopi terkenal di Amerika dan mereka menemukan 175-351 ppm (part per million) Acrylamide. Sebagai perbandingan, Acrylamide dalam jumlah kadar yang sama atau lebih besar juga ditemukan pada kentang goreng (french fries) hingga beberapa makanan instan khusus bayi.

Acrylamide (akrilamida/amida akrilat) adalah senyawa organik sederhana dengan rumus kimia C3H5NO dan berpotensi berbahaya bagi kesehatan (menyebabkan kanker atau karsinogenik). Senyawa ini terbentuk pada proses pemanggangan/penggorengan sebuah bahan makanan pada suhu diatas 120oCelcius. Paling banyak ditemukan pada makanan yang mengandung pati seperti kentang goreng atau roti yang dipanggang.

Proses pembentukan akrilamida diduga kuat terkait dengan fenomena reaksi pencoklatan non enzimatik. Nah, karena biji kopi sebelum diseduh harus digoreng/disangrai dulu, tentu saja biji kopi ini mengalami perubahan warna (dari hijau menjadi coklat). Sehingga pada biji kopi yang sudah disangrai (coffee beans) terdapat kandungan akrilamida.

Pendapat ilmuwan tentang kopi yang bisa menyebabkan kanker

Pertanyaannya adalah, apakah kandungan akrilamida pada biji kopi ini berbahaya dan memang bisa menyebabkan kanker? Sebagian besar ilmuwan dan pakar nutrisi di Amerika Serikat meragukan keputusan dari pengadilan California ini.

Dr Otis Brawley, kepala petugas medis dari American Cancer Society, mengatakan, "Masalahnya di sini adalah dosis, dan jumlah akrilamida yang terdapat dalam kopi benar-benar sangat kecil, dibandingkan dengan jumlah akrilamida dari tembakau. Saya pikir kita tidak harus mengkhawatirkan secangkir kopi (bisa menyebabkan kanker)".

Sementara itu, Amy Trenton-Dietz, spesialis kesehatan masyarakat di University of Wisconsin-Madison, mengatakan keputusan pengadilan California kontras dengan apa yang ditunjukkan oleh sains. "Studi pada manusia menunjukkan bahwa jika ada, kopi adalah pelindung untuk beberapa jenis kanker," katanya. "Selama orang tidak menaruh banyak gula atau pemanis, kopi, teh, dan air adalah hal terbaik yang bisa diminum orang-orang."

"Minimal, kopi adalah netral. Jika ada kaitan dengan kesehatan, ada bukti yang cukup baik tentang manfaat kopi pada kanker," kata Dr Edward Giovannucci, seorang ahli nutrisi di Harvard School of Public Health.

"Secangkir kopi sehari, paparan terkena kanker mungkin tidak terlalu tinggi," kata Dr. Bruce Y. Lee dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health. "Jika Anda minum banyak cangkir kopi sehari, ini adalah salah satu alasan Anda mungkin mempertimbangkan untuk memotongnya."

Pendapat dari beberapa ilmuwan tersebut senada dengan fakta bahwa sejak tahun 2016 yang lalu, Badan Kanker dari WHO (World Health Organization) telah mencoret kopi dari daftar makanan yang "kemungkinan karsinogenik". Bahkan sejumlah penelitian ilmiah yang dipublikasikan pada US National Library of Medicine dan US National of Health menyatakan kandungan kafein pada kopi justru berfungsi sebagai pelindung dan bisa mengurangi resiko beberapa penyakit seperti stroke, diabetes tipe 2, Parkinson, Alzheimer dan Dementia, penyakit batu empedu serta penyakit jantung koroner.

Masyarakat dan penikmat kopi di California sendiri terkesan cuek dengan keputusan pengadilan tersebut. Mereka merasa tidak perlu khawatir kopi yang mereka minum bakal menyebabkan kanker. "Ah California, mereka selalu memberi label peringatan pada semua makanan," kata Jarret Boor, seorang arsitek di New York. Menurut Jarret, dalam beberapa kasus, label peringatan pada produk makanan memang bagus dan masyarakat memang berhak mengetahui resiko bahaya dari makanan tersebut. Tapi kopi bisa menyebabkan kanker? "Semua hal bisa menyebabkan kanker; telepon seluler, makanan instan. Tentu saja saya tidak akan berhenti minum kopi," kata Jarett sambil tertawa.

Referensi:

  1. The Guardian
  2. MedicalExpress
  3. National Center for Biotechnology Information 1, 2, 3, 4



Baca juga:
Tiga Isu Etis Hakim Agung Artidjo Alkostar Terkait Perkara Ahok
KA Bandara Soekarno-Hatta dan Problematika Layanan Jalur Duri-Tangerang
Uber Hilang, "Anterin" Datang

Memperingati Hari Film Nasional, Saatnya Film untuk Anak

$
0
0

sumber gambar: diolah dari wikimedia.org

Indonesia memperingati Hari Film Nasional untuk meningkatkan apresiasi terhadap film Indonesia. Pada tanggal ini seorang sineas Indonesia, Usmar Ismail memulai syuting perdana film darah dan doa. Itulah dasar penetapan Hari Film Nasional, yang jatuh pada 30 Maret 2018, besok.

Namun di balik rasa bangga terhadap film nasional yang tak jarang meraih penghargaan internasional, masyarakat tidak boleh menutup mata terhadap perkembangan film anak yang memprihatinkan. Sebab, saat ini, sudah sulit ditemui film anak di bioskop.

Dilansir filmindonesia.or.id, hanya ada satu film kategori anak yang masuk 10 besar berdasarkan jumlah penonton terbanyak dalam kurun waktu 2007 hingga 2018, yaitu Laskar Pelangi. Sejauh ini film itu berada di urutan ketiga dalam urusan jumlah penonton.

Minimnya produksi film anak berkualitas juga diakui oleh sineas Indonesia, Mira Lesmana. Dalam keterangan sebuah foto di Instagram miliknya, ia ingin membangkitkan masa keemasan film anak di Indonesia. Pada foto tersebut ia berfoto dengan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf dan Presiden Joko Widodo yang juga mendukung produksi film anak-anak di Indonesia.

"Bapak Presiden sangat prihatin dengan minimnya lagu dan film anak-anak Indonesia dan sudah minta agar kondisi ini bisa segera diatasi. Beliau sangat antusias mendengar sedang diproduksinya film #KulariKePantai," tulis Mira Lesmana.

Artinya, momen hari film nasional bisa dijadikan momentum menggaungkan kembali semangat terhadap film film anak Indonesia. Sebab, saat ini film anak sulit ditemui di bioskop.

Kompasianer, dalam rangka peringatan Hari Film Nasional, bagikan pendapat Anda agar film anak kembali populer di Indonesia. Cantumkan label: FILM ANAK (tanpa spasi) pada setiap artikel Anda




Baca juga:
Melongok Makam Tokoh Pencipta Gurindam 12, Cikal Bakal Bahasa Indonesia
Tiga Isu Etis Hakim Agung Artidjo Alkostar Terkait Perkara Ahok
KA Bandara Soekarno-Hatta dan Problematika Layanan Jalur Duri-Tangerang

Spot Instagramable yang "Menghipnotis" Mata di Big Bad Wolf 2018

$
0
0

spot instagramable di big bad wolf 2018 (sumber: dokumentasi pribadi)

Sewaktu mengunjungi Big Bad Wolf (BBW) pada hari Jumat kemarin, mata saya tak hanya "terpukau" oleh tumpukan buku di sejumlah meja, tetapi juga "terhipnotis" oleh deretan poster dan lukisan unik yang dipajang di dekat pintu keluar.

Pasalnya, deretan itu menjadi tempat yang cukup banyak disinggahi biarpun tak ada buku di sekitarnya. Di situ ternyata terlihat beberapa pengunjung yang asyik berfoto bersama lantaran tempatnya dinilai sangat instagramable.

spot instagramable lainnya di big bad wolf 2018 (sumber: dokumentasi pribadi)

Kehadiran spot foto itu jelas menjadi "pembeda" dalam event buku terbesar tersebut. Pasalnya, sewaktu menyambangi pagelaran yang sama pada tahun 2017, saya tidak menemukan spot foto demikian.

Pada saat itu, mata saya hanya "menangkap" beragam buku yang dipajang sampai ke sudut-sudut ruangan, sejumlah tempat makan yang lumayan ramai, dan barisan anteran yang lumayan panjang di meja kasir.

Nyaris tak ada spesial saat itu.

Makanya, kehadiran spot tersebut memberi "warna" tersendiri dalam acara BBW tahun ini. Lantas, mengapa panitia baru menghadirkan konsep demikian pada tahun ini?

Saya berasumsi bahwa panitia sepertinya telah membaca tren di masyarakat urban, yang doyan berfoto di sejumlah lokasi.

Buktinya, sewaktu kita menghadiri beberapa pesta pernikahan, pihak mempelai telah mengonsepkan dekorasi yang intagramable bagi para tamunya. Di beberapa titik, telah tersedia beragam dekorasi yang asyik dijadikan latar berfoto. Di situlah para tamu bebas berfoto mengabadikan hari bahagia kedua mempelai.

susunan poster public figur yang menyusun spot instagramable di big bad wolf 2018 (sumber: dokumentasi pribadi)

Makanya, pada event sebesar BBW, panitia sengaja menambah spot yang intagramable agar pengunjung tak hanya bisa menikmati buku yang ditawarkan, tetapi juga dapat "memuaskan" sedikit kenarsisannya dengan berfoto.

spot instagramable lainnya di big bad wolf 2018 (sumber: dokumentasi pribadi)

Selain itu, lewat aktivitas seperti itu, secara tersirat, pengunjung juga telah membantu panitia dalam mempromosikan BBW. Pasalnya, semakin banyak pengunjung yang membagikan foto, semakin banyak orang yang tahu dan mungkin tertarik menghadiri acara tersebut. Sebuah "taktik" promosi yang kreatif, kan?

spot instagramable lainnya di big bad wolf 2018 (sumber: dokumentasi pribadi)

Berdasarkan pengamatan saya, dalam hari kedua pembukaan BBW, pengunjung yang datang sangat banyak. Buktinya, saya harus mengantre sekitar setengah jam di meja kasir! Mungkin itu terjadi lantaran saya datang pada hari libur.

Makanya, sebagai penutup, saya punya tiga saran agar Anda bisa berbelanja dengan nyaman di BBW. Pertama, kalau Anda bisa, datanglah pada weekday. Kalau tiba pada weekend, Anda bisa mendapat antrean yang panjang layaknya bagi-bagi sembako. Wkwkwkwkwk.

pengunjung sangat ramai dalam pagelaran big bad wolf 2018 (sumber: dokumentasi pribadi)

Kedua, bayarlah pakai uang tunai. Pasalnya, antrean di kasir yang menyediakan pembayaran secara kredit lebih panjang daripada secara tunai.

anteran panjang ke meja kasir dalam pagelaran big bad wolf 2018 (sumber: dokumentasi pribadi)

Ketiga, bawalah krim otot. Jaga-jaga kalau kaki Anda pegal sehabis keliling mencari buku. Wkwkwkwkwkwk.

Salam.

Adica Wirawan




Baca juga:
Seperti Apa Hunian Ideal untuk Keluarga Milenial? Yuk Ikut Blogtrip!
Melongok Makam Tokoh Pencipta Gurindam 12, Cikal Bakal Bahasa Indonesia
Tiga Isu Etis Hakim Agung Artidjo Alkostar Terkait Perkara Ahok

Bu Menteri, Kasihan Pasien Kalau Harus Daftar Manual ke Rumah Sakit

$
0
0

antrian pasien di rumah sakit, sumber foto tribunnews.comPendaftaran rawat jalan di rumah sakit secara manual itu melelahkan. Pasien harus mengantre lama. Akan lebih nyaman bila rumah sakit menerapkan pendaftaran secara online.

***

Mentari belum muncul saat mobil yang kami tumpangi melaju di jalanan. Lalu lalang kendaraan sudah muncul meski belum terlalu ramai. Situasi masih lengang. Maklum, masih pukul 06.00 WIB.

Sepuluh menit kemudian, mobil kami sampai di parkiran rumah sakit. Hari ini jadwal kontrol bulanan ibu. Ia memiliki penyakit jantung koroner. Dokter mewajibkannya kontrol setiap bulan ke rumah sakit. 

Petugas keamanan sedang bersiap apel pagi. Saya menghampiri seorang di antaranya, menanyakan nomor antrian.

Petugas itu mengantar saya ke lobi pendaftaran yang sudah terbuka. Ia menekan tombol bertuliskan BPJS pada sebuah panel komputer dan muncullah selembar kertas dari mulut pipih si panel. Nomor 34 tertera besar-besar di sana.

"Jam 08.00, pasien sudah harus sampai di sini untuk daftar ya, Mbak," pesannya padaku.

Saya mengambil nomor pendaftaran untuk ibu. Ia menunggu di mobil. Karena nomor antrian sudah di tangan, kami bergegas meninggalkan rumah sakit. Kami memilih menunggu loket pendaftaran buka di rumah kerabat yang tak jauh dari rumah sakit.

Pukul 07.30 WIB, kami merapat lagi ke rumah sakit. Tak sampai sepuluh menit, kami sampai di rumah sakit. Woalaa... ruang tunggu itu sudah penuh orang.

Khawatir nomor sudah terlewat, saya menghampiri petugas keamanan --yang kebetulan petugas yang sama yang memberi saya nomor antrian. Saya tanyakan soal antrian pasien penyakit jantung.

Ia bilang, "Maaf, Mbak, Dokter Sef mendadak ajukan cuti. Jadi hari ini dia tidak praktek."

GUSTI! Mendadak sekali.

"Iya, Mbak. Kami pun baru dapat informasinya jam 07.00 tadi," imbuhnya.

Ibu tampak kecewa. Kami sudah datang pagi-pagi, rupanya tidak bisa kontrol. Bersyukur, stok obatnya masih ada hingga dua hari berikutnya. Mau tak mau kami harus kembali lagi lusa, jadwal praktek dokter tersebut.

***

Kekecewaan itu sudah dua kali kami alami di rumah sakit yang sama. Sebelumnya, saya datang pukul 07.30 WIB dari rumah karena berpikir loket pendaftaran baru buka pukul 08.00 WIB. Ketika kami datang, orang sudah ramai berkumpul di ruang tunggu. Saya dapat nomor antrian di atas 50.

Benar, loket pendaftaran buka pukul 08.00 WIB. Mungkin saya baru dipanggil pukul 09.00 WIB atau pukul 10.00 WIB. Saya sabar menunggu. Hingga kemudian muncul informasi khusus pasien poli jantung dari petugas loket: pasien jantung harap mengumpulkan berkas saat itu juga.

Sembari mengumpulkan berkas pendaftaran, petugas tersebut mengatakan bahwa hari itu Dokter Sef hanya menerima 10 pasien. Sebab, ia harus menghadiri rapat di rumah sakit tempat ia praktek selanjutnya. Sepuluh pasien itu adalah pasien yang sudah mendapatkan kuota dari petugas keamanan. Dengar-dengar, untuk mendapatkan kuota itu, kami harus datang selepas subuh.

Lusa harinya, kami datang selepas subuh untuk mencari kuota tersebut. Alhamdulillah dapat. Walaupun ternyata tidak ada sistem kuota di hari itu. Dokter Sef praktek sesuai jadwalnya.

***

Itulah sulitnya kalau pendaftaran kontrolnya masih manual. Di Semarang, baru tiga rumah sakit yang setahu saya sudah menerapkan sistem online dalam pendaftarannya. Ketiganya, yakni, RSUP dr Kariadi, SMC RS Telogorejo, dan RS Roemani Muhammadiyah.

Setahun belakangan, ibu kontrol di RSUP dr Kariadi. Namun, karena rujukan sudah habis, ibu harus kembali kontrol ke rumah sakit tipe C sebelumnya, RS Nasional Diponegoro (RSND).

Ketika kontrol di RSUP dr Kariadi (RSDK), sehari setelah kontrol, biasanya saya akan menelepon pelayanan pelanggan RSDK. Saya mendaftar jadwal kontrol untuk bulan berikutnya. Enaknya di RSDK, pasien bisa mendaftar mulai H-30 sebelum hari pemeriksaan.

Memang, saya harus bersabar menunggu dering telepon di seberang diangkat. Tapi itu kan bisa dilakukan sambil duduk-duduk atau baring-baring di rumah. Tak sampai sepuluh menit, saya sudah mendapatkan kuota pemeriksaan di hari yang diinginkan.

Di hari H, saya akan datang bersama ibu untuk melakukan daftar ulang. Biasanya kami datang pukul 07.00 WIB, 30 menit sebelum loket pendaftaran dibuka. Antrian tidak terlalu panjang karena masih pagi.

Setelah selesai urusan daftar ulang, kami akan tetap berada di sana sampai jadwal praktek dokter dimulai. Biasanya, dokter baru mulai praktek pukul 09.00 WIB, meskipun terkadang, dokter datang lambat karena ada tindakan operasi atau rapat penting. Kami bisa maklum.

Ada beberapa hal yang membuat pendaftaran online lebih unggul dari pendaftaran manual. Saya list di sini:

  • Kepastian Kuota Pemeriksaan

Mendaftar via online memberikan kepastian kuota pada pasien. Pasien jadi tahu, hari itu bisa periksa atau tidak. Kalau memang hari yang dituju penuh, ia bisa langsung mengganti jadwal. Jadwal periksa ini berkaitan erat dengan ketersediaan obat yang dimiliki pasien. Sebab apoteker hanya memberikan stok obat, paling banyak, 30 hari sampai hari pemeriksaan selanjutnya tiba.

  • Antrian Tidak Terlalu Panjang

Dengan adanya sistem online, pasien yang datang mendaftar ulang di rumah sakit itu hanya pasien yang benar-benar akan terlayani. Jadi, pasien yang tidak mungkin terlayani --karena tidak mendapatkan kuota, tidak akan datang. Otomatis, antrian pendaftaran tidak akan terlalu panjang.

  • Pasien Tidak Lelah

Pendaftaran manual hanya akan berbuah kekecewaan dan kelelahan pada pasien. Memang, mungkin akan ada kebanggaan bila hari itu ia berhasil mendapatkan kuota untuk pemeriksaan. Tapi ini seperti gambling, siapa cepat dia dapat. Pasien --bukan hanya keluarga pasien, harus datang pagi-pagi betul untuk bisa mendapatkan kuota. Padahal, praktek dokter mungkin akan dimulai dua atau tiga jam berikutnya.

antrian-pasien-di-rumah-sakit-tribunnews-5abf2fabcf01b402ba53d178.jpg

Menunggu dalam waktu lama mungkin bukan jadi masalah bagi pasien yang masih berada dalam kondisi prima. Namun, bagaimana bila pasien sedang dalam kondisi tidak fit? Ketika di RSUP dr Kariadi, ayah saya selalu datang setengah jam sebelum jadwal buka praktek dokter. Sebelumnya, hanya saya saja yang datang untuk mendaftar. Ini memungkinkannya untuk istirahat lebih lama di rumah, ketimbang berada di rumah sakit.

Saya jadi ingat, kemarin, ketika kemudian tiba jadwal pemeriksaan ibu, kami datang lagi pukul 06.00 WIB. Sebelumnya, kami sudah minta tolong kerabat untuk mengambilkan nomor antrian. Ia datang pukul 05.30 WIB dan mendapat nomor urut 14. Itu nomor antrian untuk semua pasien. Khusus pasien poli jantung, ibu dapat nomor urut 8.

Kami datang, kerabat itu tak lama kemudian pulang. Kami menunggu di sana hingga loket pendaftaran buka dan si petugas loket memberi pengumuman untuk mengumpulkan berkas pendaftaran bagi para pasien poli jantung. Petugas mengatakan, kuota hari itu hanya 25 pasien. Kalau benar ibu dapat nomor 8, pastilah ibu dapat kuota hari itu.

Kami menunggu dan 30 menit kemudian, proses pendaftaran itu selesai. Benar, ibu mendapat nomor antrian 8 untuk masuk poli jantung.

Perut sudah keroncongan karena kami hanya mencecap semangkok bubur sumsum. Alhasil, kami duduk di kantin untuk kembali mengisi perut. Poli jantung baru buka pukul 09.00 WIB.

Menjelang pukul 09.00 WIB, kami masuk ke poli jantung. Sudah banyak orang yang menunggu di kursi tunggu. Dokternya belum datang, syukurlah.

Sebelum diperiksa, tekanan darah ibu harus diperiksa terlebih dahulu. Ternyata, urutan pengecekan tensi itu sudah sampai nomor 9. Nomor ibu terlewat.

Mata saya tertumbuk pada pengumuman tertulis di dinding ruang tunggu. "Bila pasien tidak ada saat dipanggil, nomornya akan kembali dipanggil setelah 3 nomor berikutnya." Berarti, kalau terlewat, ia harus menunggu 3 pasien untuk bisa dipanggil lagi.

"Sadis," kata ibuku.

Saya hanya berharap-harap cemas supaya nomor ibu tidak dilompati tiga nomor. Alhamdulillah pengumuman itu tidak berlaku untuk pemeriksaan tensi. Ibu tetap mendapat urutan sesuai dengan nomor antriannya.

***

Sudah ada 370 rumah sakit di Indonesia yang menerapkan sistem pendaftaran via online. Semoga ke depan, semakin banyak rumah sakit yang menerapkan sistem tersebut. Aamiin. []




Baca juga:
Stop Pertarungan Politik Warna Kulit Perempuan dalam Dunia Periklanan!
Seperti Apa Hunian Ideal untuk Keluarga Milenial? Yuk Ikut Blogtrip!
Melongok Makam Tokoh Pencipta Gurindam 12, Cikal Bakal Bahasa Indonesia

Aplikasi Pemesanan Makanan Online, Bumbu Pahit Bisnis Kuliner

$
0
0

Sumber ilustrasi: upserve.com


Pengusaha kuliner akan terus kehilangan laba jika masih bermitra dengan perusahaan aplikasi

Randy, manajer sebuah perusahaan start up teknologi finansial di Jakarta Utara tiba-tiba merasa lapar. Padahal, saat itu nyaris tengah malam dan pria 32 tahun ini masih di kantor untuk mengawasi proyek migrasi server website perusahannya.

Meski sebuah restoran burger cepat saji hanya berjarak beberapa lantai dari kantornya, dia lebih memilih menggunakan jasa pesan antar makanan. Lagipula malam itu Randy "ngidam" Sop Kambing Bang Karim Tanah Abang. Cukup buka aplikasi dan klik pesan, makanan yang diinginkannya pun siap meluncur. "Lebih gampang dan kebetulan ada free ongkir. Jadinya lumayan murah," tuturnya girang.

Bagi Randy dan jutaan orang lainnya, kehadiran aplikasi delivery food adalah anugerah. Namun, tidak demikian halnya bagi pelaku bisnis kuliner yang jadi mitra aplikasi. Lho, kok bisa? Bukannya tingkat penjualan mitra terbukti membaik setelah gabung aplikasi?

Bisnis kuliner serba salah

www.go-jek.com

Seperti yang kamu semua ketahui, bisnis kuliner tengah memasuki fase baru. Setelah sosial media berhasil menjadi alat efektif untuk menjangkau dan menganalisa kebiasaan konsumen, munculnya aplikasi pesan-antar makanan menjadi instrumen marketing baru yang tengah dieksplorasi para pengusaha kuliner.

Sejauh yang saya tahu, para pemain utama aplikasi pesan-antar makanan merupakan aplikasi transportasi online. Perusahaan aplikasi itu adalah GO-JEK dengan GO-Food-nya, Grab dengan Grab-Food. Setelah Uber Asia Tenggara diakuisisi Grab, layanan delivery makanan milik Uber, Uber Eats, tidak lagi bisa diakses di Indonesia.

Layanan bisnis ini sebenarnya sangat sederhana. Pengguna cukup memilih makanan yang ada di aplikasi. Kurir membelikan makanan dan mengantarnya langsung ke tangan Anda. Bayar dan makanan pun siap disantap!

Bagi pengusaha kuliner skala kecil hingga menengah, layanan delivery adalah harga mati. Tidak ikut bergabung, konsekuensinya akan tertinggal dari kompetitor yang sudah lebih dulu bergabung dengan aplikasi. Buktinya memang nyata. Tingkat akuisisi mitra yang dilakukan perusahaan aplikasi cukup kencang. Mitra aplikasi pun bervariasi mulai dari kuliner kelas warung kaki lima hingga restoran kelas di hotel bintang lima.

Berdasarkan data yang dikutip dari Kontan.co.id, saat ini jumlah merchant Grab Food per Januari 2018 mencapai 300.000 merchant. Sedangkan Katadata menyebutkan per Januari 2018 mitra GO-Food sudah mencapai 125.000 merchant.www.ngpf.org

Sebenarnya, pelaku usaha bisa menyediakan layanan antarnya sendiri. Namun, bagi bisnis kuliner skala kecil dan menengah hal ini mustahil. Alasannya, butuh karyawan khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Bertambahnya karyawan kan sama artinya dengan berkurangnya marjin keuntungan. Mengantar makanan juga tidak bisa sembarangan. Selain pengemasannya harus baik, wajib ada boks penyimpanan khusus untuk menjaga makanan tetap hangat atau segar.

Sementara jika layanan delivery dipaksakan menggunakan sumber daya yang ada? Wah kualitas produk bisa menurun. Padahal dalam bisnis kuliner, kualitas adalah kunci.

Ke mana laba mengalir?

market.bisnis.comLantas, apakah menjadi mitra aplikasi adalah keputusan yang tepat bagi pengusaha kuliner? Bila kita berbicara soal keuntungan, bergabung sebagai mitra aplikasi bukan keputusan paling brilian.

Mungkin belum banyak yang tahu jika model bisnis aplikasi pesan antar makanan mendapat keuntungan dari banyak pihak. Selain mendapatkan uang dari fee dan bunga bank melalui setiap transaksi menggunakan digital wallet (GO-PAY, GrabPay, Uberpay) perusahaan aplikasi juga mendapatkan cuan dari mitra penyedia makanan. Perusahaan aplikasi biasanya memungut 20% hingga 30% dari harga makanan yang tertera di aplikasi.

Berdasarkan riset kecil-kecilan yang saya lakukan di internet, terungkap jika GO-JEK memungut 20% dari total transaksi yang sukses dilakukan mitra, sedangkan Uber memungut 30% agar mitra bisnisnya bisa menikmati layanan pesan antar makanan. Untuk Uber tidak perlu disebutkan di sini karena layanannya juga sudah tidak ada.

Contoh sederhanannya seperti ini: Restoran Ayam Goreng A memberi harga Rp 10.000 untuk 1 paket nasi ayam goreng. Aplikasi delivery kemudian akan memungut Rp 2.000-Rp 3.000 dari setiap pembelian paket nasi ayam.

Aplikasi juga memiliki kuasa penuh menaikkan harga. Yang bikin heran, uang yang diterima mitra tetap sama. Dan, saat perusahaan aplikasi rajin memberikan free delivery sebagai buntut perang tarif dengan kompetitornya, mitra tetap kena charge 20%-30% dari total transaksi. Artinya seluruh beban ditumpangkan ke pundak mitra. Posisi tawar mitra untuk melakukan negosiasi pun nyaris tidak ada.

Namun, masalah sebenarnya adalah margin keuntungan. Asal tahu saja, bisnis kuliner adalah bisnis dengan margin keuntungan tipis. Restoran raksasa seperti McDonald saja hanya bisa meraup keuntungan bersih sebesar 22% pada tahun 2017 lalu. Sedangkan margin untuk kedai kaki lima dan restoran mewah jauh lebih kecil lagi. Rata-rata keuntungan bersihnya hanya sekitar 5% hingga 10% dari omzet.

Berdasarkan kalkulasi di atas, pengusaha kuliner akan terus kehilangan laba jika masih bermitra dengan perusahaan aplikasi. Bukan tidak mungkin pula, kondisi ini akan membawa mitra aplikasi ke tubir kebangkrutan.

Penyedia aplikasi sendiri memiliki argumen mengenai keuntungan jangka panjang yang diperoleh jika bekerja sama dengan mereka. Pada awal-awal kerja sama, kebanyakan mitra memang semringah lantaran penjualan meningkat. GO-JEK bahkan mengklaim, mitra mengalami kenaikan transaksi rata-rata 3 kali lipat sejak bergabung dengan GO-Food.

Tapi kenyataannya, semakin lama usia kemitraan, semakin banyak keuntungan mitra yang berpindah ke rekening aplikasi.

Sebagai solusi, tidak sedikit mitra yang membebankan kerugian ini ke pelanggan. Caranya dengan menaikkan harga dengan embel-embel potongan pajak. Dan, di akhir rantai makanan di dunia milik aplikasi delivery makanan, kita semua tahu bahwa konsumen adalah kudapan empuk bin lezat yang tidak akan melawan saat dimangsa.




Baca juga:
Film sebagai Gerbang Pengetahuan
Stop Pertarungan Politik Warna Kulit Perempuan dalam Dunia Periklanan!
Seperti Apa Hunian Ideal untuk Keluarga Milenial? Yuk Ikut Blogtrip!

Menyesap Kopi Klotok, Diiringi Sepoi Angin di Kaliurang

$
0
0

Minum kopi kena sepoi angin nikmatnya (dok pribadi)

Karena penasaran dengan rasa kopi klotok yang sering dipromosikan teman-teman dan suasana tempatnya yang nyaman di kaki Gunung Merapi, Yogyakarta. Maka sewaktu ke Yogyakarta saya menyempatkan diri untuk menyesap rasa kopinya. Beruntung Enny, sahabat yang tinggal di Yogya bersedia mengantar ke lokasinya di daerah Kaliurang. 

Warung Kopi Klotok ini berada di dekat areal persawahan dan bangunan utama berbentuk joglo limasan kuno. Dengan menghadap ke arah utara, membelakangi Gunung Merapi.

Jalan masuk menuju Warung Klotok dari jalan utama cukup sempit dan berliku tapi tidak mengurungkan niat pembeli yang penasaran dengan rasa kopi klotok.

menu andalan aneka lodeh (dok pribadi)

Sampai di parkiran warung sudah penuh meskipun masih pagi hari. Area warung dibagi tiga bagian yaitu area depan yang terbuka adalah area paling favorit untuk menikmati menu di warung ini. Sejuk dengan pandangan mata yang terbuka luas. Area ini untuk menikmati hamparan persawahan dan Gunung Merapi. Hanya terdapat beberapa meja dan kursi saja sehingga perlu sabar menanti pelanggan yang biasanya berlama-lama di area ini dan sudah kadung posisi enak di tempatnya.

Bagian tengah lebih banyak meja dan kursi namun tempat ini yang paling sedikit peminat. Kasir dan bagian pemesanan berada di daerah ini. Ruangannya luas, terdapat beberapa ornamen klasik semacam toples, ada juga radio kuno yang menjadi penghias.

Bagian belakang atau dapur, sengaja dibuat dengan perapian tradisional dari tungku kayu bakar. Di sepanjang dinding digantung pisang kepok untuk digoreng yang menjadi andalan warung ini.  Bagi yang senang dengan sensasi unik area ini sangat cocok, karena sensasi uniknya adalah makan didapur sambil melihat proses memasak pesanan pengunjung. Sambil makan bisa melihat pelayan dapur sedang menggoreng pisang yang paling laris di warung ini.

dapur dengan tungku tradisonal (dok pribadi)

Di area dapur tersedia di meja berbagai menu dheso yang bisa diambil sendiri  sepuasnya  yaitu  tempe goreng, tahu bacem, telur dadar, dan sayur lodeh, tempe, terong dan gorengan ikan pindang adan ayam goreng.

Warung makan yang mengusung konsep dheso ini tidak hanya menyediakan kopi. Justru menu yang paling digemari dan menjadikan keberadaan warung ini menjadi viral adalah nasi lodeh. Warung Kopi Klotok menyediakan aneka sayur yang biasa dimasak oleh ibu di rumah, antara lain lodeh kluwih, lodeh terong, lodeh tempe lombok ijo, sayur asem, dan sop ndeso. Selain itu ada juga lauk yang tak kalah ndesonya seperti pindang goreng, telur dadar, tempe garit, dan sambel yang ditaruh di cobek besar.

Setelah antre mengambil makanan, saya sengaja makan menu lodeh lengkap. Memang pas banget rasa lodehnya, tidak pedas dan rasa bumbu khas Jawanya sangat terasa. Setelah kenyang makan nasi lodeh saya cukup kaget dengan harganya yang murah. Hanya membayar Rp 11.500 unruk makan sepuasnya sayur lodeh dan tempe. Harga akan bertambah kalau makan ayam goreng.

bersama sahabat Enny menikmati kopi klotok (dok pribadi)

Bersama sahabat, Enny Nugraheni, kami mendapat meja di bagian area tengah. Bagi yang tidak kebagian tempat duduk terpaksa  makan di halaman luar ruangan beralas tikar. Suasananya mirip seperti orang-orang yang sedang piknik. Terlebih lagi, ada hamparan sawah di depan mata yang jadi pemandangan selama makan di sana.

Jika tidak ingin makan berat, Warung Kopi Klotok memiliki menu andalan yaitu pisang goreng. Perlu kesabaran untuk memesan pisang goreng ini. Ada nomor urut antreannya untuk memesan pisang goreng. Saya memesan hanya dua porsi tapi pesanan pisangnya baru datang setengah jam kemudian. Gara-gara menunggu pisang goreng ini, saya harus terburu-buru datang ke Bandara Adisucipto. Masih beruntung saya tidak ketinggalan pesawat, dan Enny yang baik hati sangat terampil menyetir mobilnya untuk diajak ngebut melaju ke bandara.

Kasir dengan suasana jadul (dok pribadi)

Sebagai teman makan pisang goreng, ada pilihan teman minum mulai  kopi klotok, teh tubruk gula batu, atau wedang jahe gepuk. Menyesap kopi sambil berbincang dengan teman dan keluarga, diiringi sepoi angin dari sawah memang membuat suasana berbeda. Terasa banget suasana desanya, apalagi di kejauhan bisa terlihat puncak Gunung Merapi. Sensasi ini yang dicari di Warung Kopi Klotok sampai didatangi konsumen jauh-jauh dari Jakarta.

Warung makan ini buka setiap hari  mulai pukul 07.00 sampai 22.00 WIB. Jika  datang di jam makan siang, biasanya tempat ini akan sangat penuh dan antrean akan mengular hingga keluar. Konsep makannya, konsumen  antre mengambil piring sendiri dan memilih langsung menciduk sayur lodeh dan menu apa yang dia inginkan.

Nama klotok yang digunakan mengacu pada menu utama minuman di tempat itu.Klotok diambil dari bunyi proses penyajian pada kopi. Pertama-tama, kopi hitam yang hendak disajikan, digodok atau direbus dulu sampai mendidih dan menimbulkan bunyi "klotok-klotok".

kopi klotok dan nasi sayur lodeh (dok pribadi)

Menu nasi dan sayur apapun yang bisa ditambah sepuasnya dihargai dari Rp 11.500. Selebihnya, lauk pauk seperti ayam atau telur dadar dihitung satuan. Sama halnya dengan camilan seperti pisang goreng yang satu porsinya  Rp 6.500. Biasanya, lauk pauk dan sayur sudah habis pada sore hari. Setelahnya, hanya ada dua menu andalan yang bisa dicicip, yakni pisang goreng dan kopi. Jadi kalau mau menikmati makanan beratnya, usahakan datang sebelum jam makan siang tiba. 

suasana pendopo tempat favorit pengunjung (dok pribadi)

Ada larangan memesan makanan di Warung Klotok untuk dibawa pulang. Jadi semua makanan harus dimakan di tempat ,tidak boleh dibungkus. Bagi rombongan besar usahakan datang di hari kerja karena pada akhir pekan antrean untuk mengambil makanan mengular sampai luar. Di Warung Klotok makanan harus diambil sendiri per orang dengan sistem antrean.




Baca juga:
Deretan Kompasianer yang Berhak Meraih Pendapatan dari Program K-Rewards!
Kampung Tematik yang Akan Menjadi Sarana Museum Arema
Simic Cetak Gol, Riko Menari dan Pak Haji Tersenyum
Viewing all 10549 articles
Browse latest View live