Quantcast
Channel: Beyond Blogging - Kompasiana.com
Viewing all 10549 articles
Browse latest View live

Mengisi Elemen Taman dengan Tanaman Sayur dan Obat, Mengapa Tidak?

$
0
0

Dokpri

Hari Minggu. Saatnya refreshing. Liburan. Beberapa orang mengisi liburan dengan jalan-jalan, berwisata atau sekedar kuliner di tempat favorit. Sebagian lainnya memilih tinggal di rumah, karena ingin bersantai dan menikmati hari Minggu. Nah, sambil bersantai, mungkin ada baiknya menyalurkan hobi sembari refreshing. Misalnya, berkebun.

Berkebun adalah salah satu hobi yang membuat kita terhindar dari stres, karena menyapa alam, bersahabat dengan tanaman. Di sekitar rumah, meski tidak memiliki area yang luas untuk berkebun, kita bisa menanamnya di pot. Dengan menanam tanaman yang diinginkan, hati menjadi senang, dan bisa menjadi obat hati. 

Mengamati tanaman tiap harinya, menyiramnya dengan kasih sayang, sehingga pada suatu saat, tanaman akan berterimakasih kepada kita dengan memberikan hasilnya. Misalnya bunga atau buah-buahan. Bisa jadi obat hati bukan ?

Nah, berbeda lagi jika memiliki lahan yang lumayan lebar, misalnya halaman depan atau halaman samping. Kita bebas menentukan sendiri apa yang kita inginkan. Kita bisa membuat taman yang sederhana seperti cita-cita. Karena, luas lahan berpengaruh pada hasil sebuah taman loh.

Lahan yang sempit, bisa dioptimalkan agar taman berfungsi bukan lagi soal kuantitas atau luas taman, tetapi lebih ke kualitas tamannya. Kualitas inilah pada gilirannya berkaitan dengan psikologis penghuni rumah. Kualitas taman yang baik, tentu akan menjadi obat penawar kejenuhan dan stress akibat rutinanitas sehari-hari.

Lalu, jika ingin membuat taman yang asri dan nyaman, tentunya membutuhkan inspirasi yang bisa didapatkan dari mana saja. Asal inspirasi itu bisa direalisasikan. Faktor fisik bangunan, lahan, psikologis penghuni rumah dan lingkungan saling berkaitan dan menentukan rancangan taman yang diinginkan dan pilihan pengisinya.

Faktor fisik bangunan berpengaruh pada rancangan, komposisi hardscape-softscape, serta pilihan jenis tanaman. Hardscape itu menjadi elemen pengisi, misalnya gentong, bebatuan, kolam dan lain-lain. 

Sedangkan softscape meliputi tanaman pengisi yang hendak kita tanam. Harus sesuai, jika ingin mendapatkan hasil taman yang indah dipandang mata dan serasi, selaras dengan bangunan dan suasana hati pemiliknya. Bukankah akan menyenangkan melihat taman yang sesuai dengan perasaan kita ?

Dengan merancang terlebih dahulu taman tersebut, kita bisa menentukan elemen pengisinya. Mengisi elemen tanaman yang diinginkan, bisa jadi mencerminkan suasana hati pemiliknya. Tanaman, bebatuan, gentong atau elemen kolam dan lain sebagainya.

Kita bebas saja dalam pemilihan elemen pengisi dalam membuat sebuah taman yang kita inginkan. Tidak harus mengisinya dengan tanaman berbunga, tanaman besar untuk taman pada umumnya.

Dokpri

Ternyata kita bisa mengisi sebuah taman dengan tanaman buah, sayur-sayuran atau obat-obatan loh. Jika penataan taman pas dan sesuai dengan etika sebuah taman, maka taman akan menjadi indah dan asri. Nyaman dan adem melihatnya. Apalagi jika tanaman yang ada di taman tersebut sudah menampakkan hasilnya, kita bisa memanennya. Menyenangkan bukan?

Berbeda dengan taman pada umumnya, taman dengan tanaman sayur dan obat-obatan, lebih ribet dalam perawatannya. Tentu saja kita harus telaten, juga harus rajin merawatnya. Karena biasanya tanaman sayur dan obat-obatan ini merupakan tamanan yang temporer alias tidak berusia lama. Contohnya sayur terong, daun kemangi, pandan, cabai, tomat, jahe dan tamanan sebangsanya.

Dokpri.

Tanaman sayur hanya bertahan beberapa bulan saja. Kita harus menggantikan dengan tanaman baru agar taman tidak berubah bentuk dan tetap sesuai dengan rancangan awal. Tetap indah dan asri sehingga sedap dipandang mata. Sebagai tanaman penggantinya, kita bisa menggantinya dengan jenis tanaman yang sama atau merubahnya dengan tanaman lain yang tidak sama, agar tidak bosan dan monoton.

Daun Pandan Wangi, bisa untuk memasak kolak. Asik kan.. tinggal metik dari kebun sendiri. (Dokpri).

Tetapi, jika kita senang dalam menjalaninya, maka tidak akan menjadi berat. Bahkan bisa jadi menyenangkan, karena ada saja hal bisa dikerjakan. Meluangkan waktu untuk kesenangan. Ya, namanya juga berkebun .

Jadi, jangan takut untuk menyalurkan hobi bertanam sesuai dengan keinginan kita ya. Meskipun hanya hobi, kitapun bisa membuat taman sendiri seperti layaknya pembuat taman profesional. Tak harus taman yang berisi bebungaan warna-warni, tetapi mengisinya dengan tanaman yang bermanfaat untuk sehari-hari, maka bisa memberi manfaat lebih banyak. 

Tak harus juga membeli sayur mayur di pasar atau abang sayur jika ingin memasak, tetapi kita bisa memetiknya dari taman atau kebun kita sendiri. Apalagi jika kita sedang panen banyak, bahkan bisa dibagi ke tetangga dekat loh. 

So, selamat mencoba dan selamat berhari Minggu, ya...

Semarang, 30 September 2018.




Baca juga:
Memahami Penjara Polarisasi Politik Dunia Digital
Siapa Musisi yang Mau Kamu Tonton di Synchronize Fest 2018?
Travel sebagai Moda Transportasi "Door to Door"

Sheila on 7, Semakin Tua, Semakin Keren

$
0
0

Sheila on 7 | Instagram.com/sheilaon7Band yang satu ini sudah berkarya sejak lama sekali bahkan sejak saya baru lahir yaitu tahun 1996. Sheila on 7 sampai saat ini masih menjadi band favorit semua generasi, dari tua, remaja, hingga anak sekolah. Siapa yang tak kenal sheila on 7?

Awalnya, grup band ini bernama "Sheila". Tidak lama kemudian, mereka menambahkan kata "Gank", hingga dikenallah"Sheila Gank". Namun karena masalah sense, akhirnya mereka menggantinya menjadi "Sheila on 7", "on 7" berarti solmisasi alias 7 tangga nada (do re mi fa sol la si).

Band yang beranggotakan Duta, Eros, Brian, dan Adam, mampu mempertahankan musik mereka agar dapat terus dinikmati banyak orang dan bahkan lagu-lagunya pun tak lekang oleh waktu. Lagu yang mereka buat selalu menjadi ciri khas tersendiri dan tak heran jika banyak orang yang menyukai band ini, apalagi lirik yang ada di dalamnya sangat menggugah hati semua orang. Biar pendengar yang mendengar lagu sheila on 7 menjadi merasakan seperti apa yang dialami lagu tersebut, membuat pendengar merasa lebih dekat dengan sheila on 7.

Tak heran, jika band ini manggung atau mengisi suatu acara musik, semua penonton dibuat seakan-akan karaoke massal. Sheila on 7 juga digandrungi banyak prestasi dan penghargaan yang membuat kamu tidak heran mengapa band ini masih eksis dan bahkan menjadi favorit banyak orang. Berikut merupakan perjalanan yang dilewati oleh Sheila on 7

1. Lagu-lagu terbaik

Album mereka dari album pertama sudah mendapat banyak penghargaan yaitu dari Sony Music Asia, VIFA MTV Ampuh, Panasonic Award, AMI, acara televisi, majalah, radio, dan media lainnya. Menjadi lagu Indonesia terbaik sepanjang masa juga oleh Rolling Stone. Dari tahun 1999 sampai 2018, bukan Sheila on 7 namanya kalau tiap tahun tidak mendapat pial, mulai dari Lagu Terbaik, Album Terbaik, Video Klip Terbaik, sampai Penata Rekaman Terbaik berhasil mereka dapatkan. 

Hayo siapa yang gatau lagunya Anugrah Terindah Yang Pernah Kumiliki? (etss bacanya jangan sambil nyanyi) atau Melompat Lebih Tinggi? Coba sebutin lagu favorit Sheila on 7 versi kamu? Ohya, ngomong-ngomong soal favorit, lagu Sheila on 7 yang berjudul "Film Favorit" baru saja menjadi Song of the Year pada  Indonesian Choice Awards 2018.

2. Personel Sheila on 7 yang keren

Tak cuma lagunya aja nih yang dapat penghargaan, personelnya juga digandrungi beberapa prestasi. Contohnya, Brian Kresno Putro (drum) menjadi top 50 Greatest Indonesian Drummers dari Rollingstone Indonesia (2010). Eross (gitar) menjadi gitaris terbaik (AMI Awards 2006) dan menjadi gitaris Indonesia pertama yang merilis Gitar Fender Signature. Keren, kan? Baru-baru ini Eross Candra juga meraih penghargaan di AMI Awards 2018 sebagai Pencipta Lagu Pop Terbaik ("Film Favorit").

Instagram Sheila On 7

3. Makna lagu yang ciamik

Banyaknya fans dan pendengar Sheila on 7 dipastikan karena lagu-lagu yang mereka buat memiliki makna yang melekat ke dalam hati dan pikiran pendengar, simple but meaningful. Lagunya juga dapa dinikmati pada beberapa macam kondisi saat jatuh cinta, patah hati, semangat meraih mimpi, hingga  persahabatan. Tak heran jika lagu-lagunya tak lekang oleh waktu. Lagunya sangat cocok untuk mengisi hari-harimu di kala sedih maupun senang. Bahkan yang tadinya senang lalu pas mendengar lagu sedih misalkan lagu "Kita" atau "Dan" membuat suasana hati tiba-tiba menjadi mellow.

4. Soundtrack film

Lagu Sheila on 7 juga dijadikan soundtrack pada film-film keren seperti Tak Biasa (2004), 30 Hari Mencari Cinta (2004), Mati Bujang Tengah Malam (2007), Tanda Tanya (2012), dan Scripts Pro (2014). Luar biasa kaan, Sheila on 7 juga berhasil menjadikan lagu-lagunya dinikmati melalui beberapa Film agar ceritanya lebih menarik.

(Album 30 Hari Mencari Cinta | Spotify.com)

5. Melaju ke dunia musik luar Indonesia

Eitss Sheila on 7 juga eksis di negara tetangga juga. Lagu-lagunya juga dinikmati oleh warga negara luar Indonesia contohnya Indonesia dan Singapura. Mereka berhasil memenangkan penghargaan Grup Terbaik dan Album Terbaik pada Anugrah Planet Muzik Malaysia tahun 2003 dan 2005. Selain itu, mereka juga menjadi Grup Band Terbaik pada Anugrah Planet Muzik Singapura tahun 2002 dan 2005. Sheila on 7 juga meraih 7 Platinum and Special Super Achievement Award (1st Album) - Sony Music Asia pada tahun 2000. Dan...Jumat (21/9) kemarin, Sheila on 7 baru saja tampil di City Recital Hall, Sydney mengisi acara Soundquriang 5 bersama grup band HiVi!

(Sheila on 7 di acara Soundquriang5 | Instagram.com/sheilaon7)

6. Konser Kisah Klasik 

Sebagai penanda 22 tahun perjalanan Sheila on 7, mereka menggelar konser tunggal pada Jumat (14/9) di Balai Sarbini dengan mengambil tajuk 'Sebuah Kisah Klasik Sheila On 7'. Personel Sheila on 7 muncul dan membuka konser malam itu dengan lagu 'Jadikan Aku Pacarmu (JAP)'. Aksi energik band  ini pun langsung disambut meriah oleh penonton  dan membuat penonton ikut menyanyi dan melompat bersama. Duta (vokalis) menuturkan perjalanan bandnya dari jatuh hingga bangun bersama. Dalam konser itu, banyak musisi lain yang turut memeriahkan, seperti Tulus, Kotak, Wizzy, Cita Citata, hingga diva Krisdayanti, serta aktor Rio Dewanto dan Chicco Jerikho.

  (Konser Kisah Klasik Sheila on 7 | Instagram.com/sheilaon7)

Buat kamu yang tidak mau ketinggalan dan mau seru-seruan nonton Sheila on 7 lagi, mungkin ingin bernostalgia dengan lagu Sheila on 7 waktu putus atau patah hati, jangan khawatir karena Sheila on 7 dalam waktu dekat akan manggung di Synchronize Festival 2018 tepatnya tanggal 6 Oktober 2018. Yuk, kosongkan jadwal untuk nonton Synchronize Festival. Kita sama-sama melompat lebih tinggi!




Baca juga:
Menyiasati Penjarahan Pasca-Bencana
Memahami Penjara Polarisasi Politik Dunia Digital
Siapa Musisi yang Mau Kamu Tonton di Synchronize Fest 2018?

Bapukung, Tradisi Tua Meninabobokan Bayi Khas Suku Banjar

$
0
0

Bayi bapukung (Foto : @cahyadi bastian)Apa yang ada dalam benak anda, ketika melihat foto di atas? Ngeri? Heran? Geram? atau jangan-jangan malah tertawa?.

Melihat "fragmentasi" dari tampilan foto di atas, reaksi spontan dari sebagian besar teman dan sahabat saya dari berbagai daerah di Indonesia yang kebetulan pernah kopi darat dengan saya, paling banyak adalah memelototkan mata sambil berkata "Kejam! Diapain itu anak?! Emang Gak Sakit!? dan bla... bla... bla!".

Ini wajar! Karena, fokus perhatian teman-teman ketika pertama kali melihat foto diatas umumnya dan biasanya adalah wajah polos bayi dengan sepasang mata terpejam yang badannya terikat kain dan digantung oleh sepasang tali!

Siapapun orangnya yang baru pertama kali melihat foto di atas, saya yakin pasti berimajinasi seperti sedang melihat seorang anak kecil yang diikat dan digantung! Iya kan!?.

Menurut saya, fragmentasi foto di atas masih belum seberapa! Mungkin, kalau melihat proses "mengikat-nya" secara langsung kepada bayi yang tengah menangis sambil meronta-ronta, saya yakin anda semua tidak akan pernah tega untuk melihatnya untuk kali kedua! Dijamin! Hi...hi...

Eiiit, tunggu dulu! Foto dan diskripsi saya untuk foto di atas bukanlah sebuah eksekusi, persekusi atau jenis kusi-kusi yang lain lho!.

Foto di atas adalah gambar dari salah satu cara unik dan ampuh masyarakat Banjar dan Dayak di Kalimantan Selatan, untuk membuai dan meninabobokkan atau menidurkan anak-anak balita agar tidurnya nyenyak, pules dan dijamin lebih tahan lama.Data dan Fakta Bapukung (Grafis : @Berita Banjarmasin)Mengenal Tradisi Bapukung

Kearifan lokal khas yang hanya ada di lingkungan Suku Banjar dan Suku Dayak ini biasa disebut dengan istilah Bapukung.

Menurut Kamus Bahasa Banjar-Indonesia, karya Abdul Djebar Hapip, Guru besar FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, terbitan PT. Grafika Wangi Kalimantan, tahun 2006 kata Bapukung; mamukung.

Kata ini berasal dari kata dasar pukung yang berarti membuai/mengayun (bayi) di posisi duduk dan kaki terlonjor (dengan melipat kain ayunan sedemikian rupa sehingga menyelimuti seluruh tubuh bayi dan dibelit lagi dengan kain sehingga badan bayi hangat dan aman) seperti posisi bayi saat berada dalam kandungan.

Bapukung merupakan sebuah tradisi "bahari" (tua) di Kalimantan Selatan yang diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang yang usianya bisa jadi juga setua peradaban suku Banjar dan Dayak yang dikenal sebagai penghuni asli Pulau Kalimantan.

Kata dasar pukung apabila di tambah awalan ba, komposisinya menjadi Bapukung. Dalam tata bahasa Banjar fungsinya akan berubah menjadi kata keterangan, yaitu keterangan yang menyatakan menjadi seperti yang tersebut dalam bentuk kata dasarnya.

Sedangkan, bila ditambah dengan awalan ma, maka kata pukung akan menjadi mamukung. Dalam tata bahasa Banjar fungsi katanya akan berubah menjadi kata kerja.

Tradisi Bapukung ini merupakan varian atau jenis lain dari cara menidurkan anak balita khas masyarakat Banjar dan Dayak lainnya yang juga tidak kalah uniknya, yaitu dengan cara di ayun.

Antara diayun dengan dipukung (Bapukung), Keduanya sama-sama menggunakan peralatan yang kurang lebih sama dan metode buaiannya juga sama-sama diayun-ayun.

Sedang bedanya, pada Bapukung posisi bayi adalah duduk dan diikat dengan posisi kaki berselonjor, sedang cara di ayun biasa posisi bayi berebah atau telentang tidur-tiduran biasa tanpa diikat.Bapukung Tradisi Khas Suku Banjar dan Dayak Kalimantan (Foto : Habar Budaya)Bapukung Aman Untuk dan Bermanfaat Untuk Bayi

Sebagai tradisi bahari (lama) yang telah menjadi kearifan lokal yang mampu bertahan selama berabad-abad, secara otomatis menjadikan Bapukung sebagai salah satu produk budaya lokal Banjar yang telah teruji "kredibilitas-nya" baik dari segi keamanan maupun kemanfatannya. Karena perjalanan waktu yang semakin pragmatis dan kritis telah membuktikannya.

Bagaimana Bapukung bisa memberi manfaat kepada bayi!? Bayi bapukung posisinya duduk dengan kaki berselonjor yang konon mirip dengan posisnya saat berada dalam kandungan. Dengan begitu, bayi akan merasa lebih hangat dan nyaman, bagaikan berada dalam rahim ibu lagi.

Selain itu, bayi Bapukung juga tidak akan mudah terbangun baik karena terkejut mendengar suara keras maupun akibat gangguan serangga seperti nyamuk, karena seluruh bagian tubuh bayi rapat tertutup kain yang menyelimuti. 

Apabila bayi menyusu pakai botol, posisi bayi Bapukung yang seperti duduk tentu akan menghindarkannya dari kemungkinan tersedak.

Dengan posisi yang aman dan nyaman plus terbebas dari gangguan suara serta serangga ditambah dengan buaian ayunan yang secara ritmik mengayun-ayun tubuh mungil si bayi, tentu akan membuat si-bayi bisa tidur pulas.

Dengan tertidur pulas secara stabil, tentu si-bayi akan memiliki perkembangan otak dan emosional yang lebih baik seiring dengan bertambahnya usia. 

Sambil mengayun bayi yang dipukung (Bapukung), biasanya para ibu juga mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga layaknya ibu-ibu lainnya.

Selain itu, sambil melantunkan senandung pengantar tidur, syair bahari baik berupa lagu atau pantun yang biasanya berisi doa, dzikir atau pujian shalawat Nabi bahkan bacaan ayat-ayat suci Al-Quran dengan harapan si bayi mempunyai hubungan emosional dan komunikasi verbal dengan ibunya sejak dini, sekaligus mengenal risalah dan puji-pujian kepada Allah dan RasulNya sehingga harapannya kelak bisa menjadi anak yang soleh, salihah, berbudi, patuh pada orangtua dan bersikap baik terhadap sesama.

Selain itu, masyarakat Banjar juga meyakini, jika proses mamukung ini, jika dilakukan dengan cara yang benar oleh ahlinya, maka si-bayi yang biasa tidur dalam posisi dipukung juga akan menguatkan punggung dan pinggang-nya.

Bapukung ini juga bisa dijadikan terapi bagi bayi yang tidurnya tidak tenang (tidak pulas), sebentar-sebentar bangun, bahkan pada bayi yang rewel, berontak dan susah tidurnya mungkin karena sakit, memang harus lebih hati-hati dalam proses mamukung-nya dan akan lebih baik lagi jika prosesnya langsung dilakukan oleh para ahlinya.

Ini yang terjadi dan pernah saya alami sendiri! Ketika kami sekeluarga sedang terserang flu termasuk si kecil yang terus rewel, menangis dan meronta-ronta. Kami yang dewasa mudah saja, tinggal mengkonsumsi obat flu Insha Allah semua beres!

Si Kecil!? Ternyata obatnya adalah Bapukung. Sebagai "pendatang" yang baru pertama kali melihat proses mamukung, awalnya saya sempat protes ketika melihat sendiri proses mamukung yang menurut saya agak sadis!

Tapi demi melihat anak saya yang setelah "dipukung" oleh nininya, berangsur-angsur terdiam dan mulai tertidur dalam pukungan yang diayun-ayun oleh nini-nya membuat saya berhenti protes.

Apalagi setelah melihat sendiri "keampuham" tradisi Bapukung yang mampu menjaga kualitas tidur anak saya sampai beberapa jam selanjutnya sambil ngiler! Perlahan-lahan saya dibikin takjub dengan tradisi unik yang sangat bermanfaat ini.Mamukung Bayi diatas 1 Tahun (Foto : Habar Budaya)Cara sederhana mamukung bayi

Alat-alat untuk mamukung bayi relatif sederhana dan kurang lebih sama dengan alat yang dibutuhkan untuk membuat ayunan untuk bayi khas masyarakat Banjar dan Dayak, Kalimantan Selatan. Antara lain, tapih bahalai (jarik; Jawa), tali berbahan kapas yang tidak licin,

Pertama, siapkan ayunan mirip hammock dengan posisi rentang ikatan antar kedua sisinya tidak terlalu jauh, sekitar 50-60 cm, dengan cara mengikatkan tali ke langit-langit rumah yang kuat.

Dua ujung tali yang sudah diikatkan ke langit-langit rumah tadi, bagian bawahnya yang menggantung masing-masing kita ikatkan ke  kain bahalai (jarik) dengan mengatur ukurannya agar pas untuk posisi bayi .

Kedua, setelah ayunan siap. Masukkan bayi dalam ayunan dengan posisi berbaring. Sambil menahan bayi dengan kedua lututnya, ibu mendudukkan bayi dalam ayunan, kedua tangan bayi didekapkan di dadanya dan kedua kakinya diluruskan.

Lalu ibu mengikat bayi dengan sebuah selendang atau tapih bahalai lain, mulai dari punggung hingga lehernya sambil membetulkan posisi telinga bayi yang terlipat.

Ikatan ini harus terukur dengan baik! Tidak terlalu kuat agar bayi tetap bisa bernafas seperti biasa dan tidak terlalu longgar agar bayi tidak jatuh dari ayunan. Mungkin ukuran kekuatannya seperti saat memasang bedong bayi yang fungsinya kurang lebih juga sama untuk membatasi gerak bayi.

Setelah itu, ayun bayi dalam pukungan secara perlahan-lahan secara kontinyu dan stabil. Dijamin lambat laun, bayi yang rewel sekalipun perlahan-lahan juga akan tertidur pulas.

Bagaimana, berminat mencobanya?.




Baca juga:
Salah, Sebenarnya Apa yang Salah?
Meniti Jalur Pemimpin di Tahun Politik
Pascakebakaran Kampung Bondo Maroto, Nasibmu Kini...

Puisi | Negeri yang Disusui Tulang-tulang

$
0
0

Sumber ilustrasi: pixabay.Dari sekian banyak percakapan yang pernah kita bincang, hanya beberapa yang bisa kuingat dengan matang. 

Salah satunya adalah ketika kita berbincang tentang sebuah negeri yang terlahir dari rahim matahari, dirawat oleh api, disusui tulang-tulang, dan dibesarkan kunang-kunang. Negeri yang dulu dikisahkan pernah tenggelam lalu mengapung kembali karena terangkat oleh banyaknya darah berkubang-kubang.

Lainnya tentu saja saat kita memperbincangkan negeri yang berenang di pekatnya halimun. Banyak hal yang tak kelihatan namun sebenarnya membahayakan. Mungkin sisi tajam sebuah kelewang. Atau pucuk tombak mematikan. Atau jurang menganga yang terlihat seperti surga. Itu sinonim dengan orang-orang yang dengan sengaja menusuk sendiri lambung negerinya.

Kita juga sempat berbicara tentang negeri yang dirundung para perundung. Negeri yang mau tak mau dipaksa murung. Hanya mampu berlindung pada kesepakatan. Antara nasib dengan kenyataan. Negeri yang pasrah. Tapi sama sekali tak melupakan tugasnya menyediakan air bagi sawah-sawah.

Terakhir kita bercerita tentang negeri yang tertawa. Setelah para pemimpinnya saling bertukar mata. Melemparkan tatapan bersama-sama. Kepada rakyatnya sambil berkata;
tahta hanya istilah semata
singgasana cuma kursi yang dipahat kuasa
negeri ini lebih dari sekadar menitipkan tembuni
lebih dari itu sebagai tempat menggurat kehebatan sebuah mimpi
bukan agar diingat sebagai pahlawan
namun karena sejak lahir memang kita ditakdirkan berkawan
di negeri yang dipinang awan dan hujan
menjadi mempelai yang bersama menghadapi badai
di segala keadaan ceruk maupun landai.

Selanjutnya tak usah kita berbincang lagi. Negeri ini ternyata tahu bagaimana mencari bahagianya sendiri.

Bogor, 1 Oktober 2018




Baca juga:
Lanjut Kuliah S2 atau Kerja Dulu?
Salah, Sebenarnya Apa yang Salah?
Meniti Jalur Pemimpin di Tahun Politik

Sebuah Realitas Ironis dari 2 Duta Agen Perubahan Daerah

$
0
0

Istimewa

Media massa-cetak, harian, atau koran edisi Minggu sering kali menjadi bagian dalam kemingguan saya. Minggu yang merupakan "hari raya budaya" sehingga menjadi "hari istimewa", termasuk di Ibu Kota Nusa Tenggara Timur (NTT), cukup aduhai, terlebih apabila dilengkapi dengan secangkir kopi bajawa, dan roti manggarai.

Saya memang masih berpikiran zaman usang dengan bacaan berupa media cetak, harian, atau koran. Media serat optik dengan pancaran radiasinya, tentu saja, kadang membosankan karena setiap hari saya menghadapinya. Kembali berpikir usang berlatar keaktifan di pers mahasiswa, mau-tidak mau, berlanjut dalam situasi kekinian.

Berpikir usang berarti mengingat hal-hal yang sudah berlalu. Salah satunya mengenai fungsi media massa (pers) sebagai agen perubahan (agent of change), selain sebagai penyiar atau penginformasi kabar (news), dan pengontrol sosial (social control). Terserah saja jika media massa pun termasuk dalam pilar ke-4 demokrasi setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Julukan "agen perubahan" terkesan aduhai sekali, 'kan? Saya pernah berbunga-bunga ketika masih aktif menjadi wartawan berjaket mahasiswa, apalagi ketika dalam buku "Panduan untuk Pers Indonesia" (1995) Ana Nadya Abrar menyebutkan pers mahasiswa sebagai pers alternatif.

Tetapi Minggu, 30 September 2018, secara mendadak keistimewaan mingguan saya cukup "terganggu" oleh sedikit tulisan dari satu-dua berita media massa-cetak di Kupang. Seketika saya berubah pikiran mengenai julukan "agen perubahan" itu.

Pertama, sebuah media massa lokal--sebut saja A--menampilkan berita "Sang ayah Duduk di Kursi Pelatih, si Adik Duduk Lesehan" di halaman depan yang dilengkapi dengan sebuah foto. Setelah judul, muncul tulisan "DUTA Sheila on 7 dua kali turun dari tribun untuk menyemangati anak sulungnya. Si bungsu kini bernaung di PB Djarum".

Istimewa

Ada tiga hal yang "mengganggu" pikiran usang saya. Pertama, mengenai atak atau tata letak (lay out). Tulisan "DUTA Sheila on 7 dua kali turun..." itu tidaklah jelas, apakah teras berita (lead) ataukah keterangan foto.

Hal kedua, antara foto dan keterangan foto. Di situ terlihat Duta dan seorang anaknya. Sementara yang tertulis, "DUTA Sheila on 7 dua kali turun dari tribun untuk menyemangati anak sulungnya. Si bungsu kini bernaung di PB Djarum". Entah di mana anaknya yang lain.

Istimewa

Hal ketiga, logika bahasa. Saya ulangi. "DUTA Sheila on 7 dua kali turun dari tribun untuk menyemangati anak sulungnya. Si bungsu kini bernaung di PB Djarum". Entah bagaimana logika saya ketika membaca "... menyemangati anak sulungnya. Si Bungsu kini..." dengan pemahaman mengenai anak sulung dan anak bungsu.

Kedua, media lokal lainnya--sebut saja B--menyiar berita "Tommy ke Final Korea Terbuka" (hlm.6). Ini juga terkait dengan tulisan sebagai keterangan foto.

Istimewa

Pada keterangan foto tertulis, "TAMPIL APIK : Tunggal putra Indonesia Tommy Sugiarto tampil apik saat melawan Jonatan Christie di babak semifinal Korea Selatan Terbuka 2018, Sabtu (29/9)". Seketika saya berpikir, Tommy adalah pemain tunggal putra Indonesia tetapi Jonatan Christie pemain tunggal negara mana.

Istimewa

Berikutnya, masih B dan halaman yang sama, "Manchester United Kalah di Markas West Ham". Pada teras berita (lead) tertulis, "Meligat performa Setan Merah akhir-akhir ini, Mantan pelatih Real Madrid Zinedine Zidane digadang-gadang bakal menjadi manajer Manchester United (MU) selanjutnya. Zidane difavoritkan menggantikan Jose Mourinho".

Istimewa

Dari kata "meligat", seketika pikiran saya berputar sebentar. Kata "meligat", setahu atau seingat saya, berarti berpusing dengan cepat sekali. Asal katanya adalah "ligat", yang artinya "berpusing cepat sekali" seperti contohnya gasing.

Istimewa

Lalu berputar kembali pada berita tadi. Entah apa maksud medianya menggunakan kata "meligat". Kalau kata "melihat", saya bisa memahaminya. "Melihat performa Setan Merah akhir-akhir ini, Mantan pelatih Real Madrid Zinedine Zidane digadang-gadang bakal menjadi manajer Manchester United (MU) selanjutnya. Zidane difavoritkan menggantikan Jose Mourinho".

Soal ejaan bahasa Indonesia pada kata "Mantan" (konsonan "M" sesuai dengan beritanya), bagi saya, merupakan hal yang biasa. Maksud saya, biasa menemukan kekeliruan serupa. Tidak istimewa lagi.

Saya pikir, dengan hal-hal di atas, entahlah apa hebatnya julukan "agen perubahan" yang sekian puluh tahun digembar-gemborkan oleh kalangan media massa, termasuk cetak. Saya tidak mampu memahami, perubahan seperti apakah yang sedang diinginkan atau direncanakan. Saya tidak perlu repot dengan kemungkinan-kemungkinan.               

Demikian saja kabar Minggu saya yang istimewa bersama media massa edisi Minggu yang istimewa pula. Terima kasih.

*******

Kupang, 30 September 2018




Baca juga:
JKT48, Idola dan Penggemar Melangkah Bersama
Lanjut Kuliah S2 atau Kerja Dulu?
Salah, Sebenarnya Apa yang Salah?

Warteg dengan Segala Keunikannya

$
0
0

Kompas.com/Roderick Adrian Mozes

Warteg. Apa yang terlintas di dalam benak orang banyak ketika mendengar kata warteg? Warung tegal, sudah jelas. Harga murah, harus. Tempat berkumpulnya warga Republik Ngapak, bisa juga. Langganan mahasiswa, tidak diragukan lagi.

Warteg sudah memiliki tempat tersendiri dalam hati setiap orang di Indonesia, khususnya daerah Jawa di mana penyebarannya begitu pesat. Ada banyak sekali warteg yang tersebar di berbagai tempat, hingga sulit kadang untuk memastikannya. Menurut sebuah sensus saja, ada sekiranya lebih dari 34.000 warteg yang bertebaran di daerah Jabodetabek. Dan itu baru Jabodetabek.

Dengan jumlah yang begitu banyak, tak bisa diragukan lagi kalau warteg memang sudah sangat populer. Akan tetapi, dalam kepopuleran tersebut pun, ada beberapa keunikan-keunikan warteg yang mungkin belum banyak diketahui oleh khalayak umum. Dan dalam artikel ini, akan dibahas keunikan-keunikan tersebut.

Asal-usul Warteg

Awal mula kemunculan warteg sudah cukup lama. Bermula pada masa pembangunan sekitar tahun 60-an. Pada masa-masa selepas kemerdekaan itu, pembangunan begitu digencarkan oleh Presiden Soekarno, terutama di Ibu Kota Jakarta.

Pada masa itu, ada seorang tokoh bernama Mbah Bergas yang mempelopori perantauan orang-orang Tegal untuk mengadu nasib di ibu kota. Namun pada awalnya, kebanyakan dari mereka menjadi kuli atau tukang pada proyek-proyek pembangunan. Tentu, pekerjaan itu berlaku untuk para pria.

Di sisi lain, istri-istri kuli tersebut mencoba berusaha sendiri dengan menjual nasi ponggol di sekitaran area proyek pembangunan. Nasi ponggol sendiri adalah makanan tradisional khas Tegal. Isinya terdiri dari nasi, tahu, tempe, dan sambal yang dibungkus dengan daun pisang. Dikatakan, nasi ponggol merupakan menu turun temurun masyarakat Tegal dan sudah ada semenjak setengah abad yang lalu.

Dengan harga nasi ponggol yang murah, dan isinya yang cukup mengenyangkan, tak ayal kemunculannya menjadi favorit para kuli yang tiap-tiap hari memeras keringat di proyek. Mulai dari situlah, kemunculan warteg.

Pada mulanya, bangunan warteg hanya berupa semacam bedeng, dengan menu seadanya saja. Tapi setelah memasuki tahun 1990-an, warteg telah berkembang dengan bangunan semi permanen dan menu yang lebih beragam seperti sayur, daging, dan ikan. Tentu, dengan harga yang terjangkau juga. Bahkan sekarang, telah ada pengusaha-pengusaha yang sukses membuka warteg di luar negeri sana.

Warna Khasnya

Jika kita mengamati dengan seksama, terutama bagi para mahasiswa yang kehidupannya kerap kali berkutat dengan warteg, kebanyakan warung serba murah itu memakai warna biru atau hijau muda sebagai warna dasar bangunannya. Hal ini merupakan salah satu keunikan yang kadang terlewat dari mata masyarakat meski di dalam kepopuleran warteg itu sendiri. Mengapa harus biru atau hijau muda? Ternyata ada sebuah alasan dibalik pemilihan warna ini.

Warna biru dan hijau muda mencirikan daerah Tegal yang terletak di pesisir pantai utara, sehingga tak heran bila warna tersebut menjadi warna identiknya. Selain itu, kedua warna ini juga memiliki kesan yang menyegarkan serta menyejukkan bila dipandang. Hal ini juga selaras dengan slogan Daerah Tegal, 'Mbetahi lan Ngangeni' yang berarti membuat betah dan kangen.

"Dipilih warna biru, ya supaya kelihatan seger aja. Supaya pelanggan betah." tutur Bapak Sohirin dan Bapak Syaifudin, pemilik salah satu warteg di Kota Semarang.

Prinsip di Balik Harga Murahnya

Salah satu daya tarik terbaik dari warteg ini adalah, harganya yang miring tapi tetap dengan isi piring yang memuaskan. Ini adalah faktor terpenting dalam menarik pelanggan datang tiap harinya. Tapi, bila dipikir kembali, kenapa? Kenapa warteg bisa mematok harga yang kalau dibilang 'begitu murah'.

"Ya, karena sejak awal warteg itu ada untuk masyarakat menengah ke bawah," jelas Pak Sohirin. Ia pun melanjutkan, "Prinsipnya itu 'jual rugi, balik modal'." Maksudnya, meski dalam kondisi bahan baku yang naik harga, sebisa mungkin tidak menaikkan harga tiap menu makanan. Meski pun tidak mendapatkan untung, setidaknya dapat balik modal.

Kampung Warteg yang Tersohor

Bicara soal warteg, tak akan terlupa salah satu tempat terpenting dalam sejarah kehadiran warteg di Indonesia. Tak lain dan tak bukan adalah kampung halaman para pelopor warteg. Tepatnya, Kampung Sidakaton dan Kampung Sidapurna, Kelurahan Dukuhturi, Kabupaten Tegal.

Kedua kampung itu tak hanya tersohor sebagai kampung halaman juragan warteg, tapi juga sebagai kampung yang memiliki kesan cukup elit. Banyak rumah bertingkat dua berjajar, dengan pagar tinggi, halaman luas, dan jalan-jalan aspal yang lebar dan halus. Hampir kesemua rumah di dua kampung itu adalah milik juragan warteg. Namun yang membuat heran adalah, di setiap waktu, kedua kampung itu terlihat sangat sepi.

Rupanya, para pemilik rumah itu masih tetap merantau di kota untuk mengurus warteg mereka, sementara rumah biasanya dititipkan pada sanak keluarga atau orang terpercaya. Beberapa bulan sekali, pemilik akan pulang ke kampung, sementara kepengurusan warung akan diserahkan kepada sanak keluarga dengan sistem bergantian.

Meski memiliki rumah yang megah, para juragan warteg tetap berusaha untuk tidak terlalu menonjolkan kekayaannya. Takut mereka adalah, akan mempengaruhi harga sewa warung.

Misteri Centong Keramat

Seperti banyak hal di Indonesia, warteg juga tak lepas dari ikatan mistis. Terkadang, ada pemikiran seperti ini mengenai warteg, "Kalau wartegnya laris, pasti centongnya mahal,". Centong mahal di sini, merujuk pada benda penglaris. Lebih jelasnya lagi, jika sebuah warteg sukses dan selalu ramai, pasti menggunakan penglaris berupa centong nasi yang telah dimantrai atau didoakan oleh semacam orang pintar. Itulah kenapa dikatakan centongnya mahal.

Hal ini memang hanya sekedar mitos, akan tetapi, pemikiran ini memang masih kerap membelenggu orang-orang di Indonesia. Meski pun, kita sendiri juga tidak mengetahui kebenarannya.

Warteg di Mancanegara

Tanpa kita sadari pun, nama warteg juga telah tersebar ke mancanegara. Meski belum terlalu banyak, namun di luar negeri sudah ada beberapa usaha warteg yang dijalankan oleh orang Indonesia di sana.

Contohnya, warteg milik mantan pebulu tangkis Bram Fernandin yang berada di Berlin, Jerman. Usahanya yang dirintis bersama sang istri pertamanya hanya berupa catering pada tahun 2011. Namun seiring dengan berjalannya waktu, bisnisnya berkembang dan berubah menjadi 'warteg' yang sekarang.

Menu yang disajikan tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, namun tentunya dengan beberapa variasi untuk menyesuaikan lidah orang Eropa sana. Harga yang dibandrol untuk tiap porsinya sekitar 5,9 Euro atau bila dirupiahkan menjadi Rp. 88.000.

Rupanya, bila diperhatikan dan ditelusuri lebih dalam lagi, ada banyak hal unik yang mengagumkan di sekitar kita meski hal itu berasal sesuatu yang menurut kita sudah maklum ada. Mungkin, sekian sampai di sini artikel ini. Semoga menghibur dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian.




Baca juga:
Respons Perempuan dan Alasan Gagal Dietnya
JKT48, Idola dan Penggemar Melangkah Bersama
Lanjut Kuliah S2 atau Kerja Dulu?

"Sebelum Mengumpulkan Ujian, Jangan Lupa Dikoreksi Lagi"

$
0
0

Ilustrasi: Warta Kota - Tribunnews.com

"Sebelum mengumpulkan ujian, jangan lupa dikoreksi lagi!" adalah perintah guru yang sering diucapkan kepada saya dan kita (sepertinya). Tetapi perintah itu seakan-akan tidak penting. Sebab yang lebih penting adalah jawaban dari soal ujian. Bukankah begitu? Terlebih lagi jika jawaban yang kita tulis sudah pasti benar, seperti 1+1 sudah pasti 2, mengoreksi hanya akan membuang-buang waktu, tidak efisien. 

Dan fakta yang kita alami adalah kita pernah mengabaikan perintah sesederhana itu. Lalu apa yang terjadi? Kadang kita tidak perlu mengoreksi ujian itu karena sudah giat belajar sebelum dilaksanakan ujian tersebut atau pasrah saja karena yang kita kerjakan hanya memindahkan soal ujian pada lembar yang jawaban. Tetapi apakah perintah guru kita hanya sesederhana itu? Rasanya tidak. Dan itu akan kita rasakan ketika selesai ujian. Menyesal.

Bukan karena jawaban yang tidak benar, tetapi soal identitas. Ketika waktu pembagian hasil ujian, semua siswa menahan nafas, tiap nama beserta nilai ujian diumumkan, sungguh malu bila nilai rendah bersanding dengan nama kita. Tetapi begitu juga sebaliknya, akan disanjung layaknya para malaikat.

Semua siswa telah menerima hasil ujian, kecuali kita. Dan tidak ada lagi nama yang diumumkan. Kemudian sebuah pengumuman dari guru menggemakan ruangan "ada satu hasil ujian yang tidak tertulis identitas!"

Itu adalah kita. Seharusnya terlebih dahulu menulis kolom identitas yang terletak di atas soal pertama. Celaka, guru bisa marah besar, sekurang-kurangnya kita akan mendapatkan "sentilan" kecil pada salah satu telinga, atau mungkin keduanya. 

Bodoh sekali, sebuah kesalahan fatal. Seketika perenungan terjadi. Kita terlalu mengandalkan efisiensi yang sejajar dengan pikiran (logika). Nafsu mencari kebenaran, tapi malas akan sebuah pengakuan.

Perintah "jangan lupa koreksi lagi!" ternyata bukan hanya sebatas soal-jawaban saja, ada hal yang lebih penting. Seperti sebuah pesan filosofis. Seorang guru bisa saja membentuk kecerdasan, tetapi tidak dengan pribadi murni, sebab kita bukanlah sebuah mesin fotokopi yang selalu menghasilkan sesuatu tersurat.

Cara pemahaman kita harus berbeda dengan seorang anak kecil, gunakan luasnya perspektif, mulai membaca dengan kemampuan tersirat, maknai suara yang tidak terdengar, bagaimana?

Ketika perintah guru itu kita dengarkan dengan cara yang biasa, maka kata "koreksi" hanya terpaku pada apa yang telah kita kerjakan. Padahal mengoreksi sesuatu bukan sebatas kerjaan saja.

Ada hal yang sering dilupakan, yaitu kenyataan. Kenyataan tentang siapa kita sebenarnya. Mengapa begitu ingin terlihat memenangkan segala hal, mencari metode pembenaran atas nama moral, sampai begitu berani menjadi sebuah "kebenaran". Sungguh ironi. Memalukan. Terhina.

Kita kehilangan jiwa yang telah diberikan bagaikan istana yang begitu luas dan megah tetapi hanya debu dan tikus yang berkembang. Bukan soal seberapa banyak buku yang telah dibaca, atau seberapa sering menajamkan cara berlogika.

Tetapi pengakuan terhadap sebuah identitas murni. Bukan nama atau jasa, ini tentang tanda tanya yang tidak memiliki jawaban, siapa kita?... dan ingatkah Anda?

Sampai kita pada ujung cerita. Dengan sedikit rasa takut yang coba ditenangkan, kita menghadap guru dan mengatakan bahwa lembar ujian tersebut milik kita. 

Kita melihat nilai 100 pada lembar ujian dan sebuah tanda "?" pada kolom identitas yang seakan-akan merubah nilai itu menjadi 0. Rasa "nilai 100" yang tertera di lembar ujian sirna dengan cepat.

Kita mengeluarkan pensil dari kantung celana, mendekatkan ujung runcing pensil pada kolom identitas. Telah tertulis dalam jajaran nama, "manusia"




Baca juga:
Negara dan Tuannya
Respons Perempuan dan Alasan Gagal Dietnya
JKT48, Idola dan Penggemar Melangkah Bersama

Cara Kreatif Membangun Pariwisata Karangasem Bali, Pasca-Erupsi Gunung Agung

$
0
0

Taman Ujung Karangasem Bali (Foto : Motulz)Karangasem Bali adalah kabupaten tempat Gunung Agung berada. Saat erupsi beberapa bulan lalu keadaan kabupaten ini sepi dari kunjungan wisatawan. Terlebih lagi kabupaten ini memang sejak dulu agak "terasing" dari perhatian pelancong dalam dan luar negeri.

Tidak banyak juga yang mengetahui bahwa Pura Besakih dan Pura Lempuyang itu berada di Kabupaten Karangasem. Hal ini semacam pertanda bahwa kabupaten ini memang belum banyak dikenal oleh banyak wisatawan.

Tak berdiam diri, sekelompok orang bekerjasama membuat konsep kreatif dalam rangka "menyelamatkan" kabupaten ini dari sepinya pelancong. Gagasan ini langsung disambut baik oleh pihak pemerintah kabupaten dan dinas pariwisata.

Hal pertama yang disadari jutsru datang dari Ibu Bupatinya yaitu  I Gusti Ayu Mas Sumantri, beliau mengatakan jika Karangasem ini disebut sebagai mutiara tersembunyi di timur Pulau Bali. Berangkat dari sini akhirnya dicarilah cara bagaimana menemukan sang mutiara yang tersembunyi ini. Proses pencaharian inilah yang kemudian melahirkan sebuah program bernama Discover Karangasem.Taman Edelweis dengan latar belakang Gunung AgungKabupaten Karangasem memiliki 8 kecamatan yang cukup luas, semuanya memiliki karakter daerah yang khas dan berbeda. Ada kawasan berkarakter pantai landai, pantai tebing, pantai pasir putih, pegunungan, perbukitan, hutan dan seterusnya hingga padang rumput.

Keragaman alam ini jelas merupakan aset yang bagus untuk dijadikan destinasi wisata. Belum lagi dari aspek budayanya, Karangasem memiliki dua pura terbesar dan tertua di Bali, juga desa adat yang masih menjaga aturan-aturan warisan leluhurnya hingga hari ini. Semua itu barusan bisa dilihat di sini.

Program Discover Karangasem akhirnya bisa berjalan pasca erupsi Gunung Agung pertengahan tahun ini. Semacam sebuah kebetulan, akhirnya pusat perhatian masyarakat dalam dan luar negeri tertuju pada Bali pada umumnya dan Kabupaten Karangasem pada khususnya.

Pura Lempuyang mendadak menjadi tenar dan viral hanya karena seorang fotografer yang merekam pemandangan Gunung Agung dari sisi gapura Pura Lempuyang. Sejak itu warganet bergerak bak ombak mencari tahu info karena semua ingin mengunjungi Pura Lempuyang.

Menurut Gede Pasek (43) seorang pecalang yang berjaga-jaga di Pura Lempuyang, beberapa bulan lalu kunjungan wisatawan sangat sedikit sekali, mungkin hanya puluhan orang saja dalam sehari. Tapi kini sejak foto Gapura dan Gunung Agung itu viral, orang-orang sudah datang sejak jam 6 pagi (sunrise) hingga senja. Antrian berfoto di gapura mengular panjang hingga sunset. Fotografer lokal pun harus turun tangan demi membatasi durasi lama pemotretan masing-masing wisatawan.Pura Lempuyang (Foto : @motulz)Pura Lempuyang hanya salah satu dari sekian banyak obyek destinasi yang diangkat oleh Discover Karangasem. Keberadaan kerajaan Karangasem pun tidak luput menjadi obyek yang disasar menjadi destinasi sejarah.

Selain istana milik keluarga kerajaan - Puri Agung, ada juga tempat pemandian Tirta Gangga, dan water palace Taman Ujung. Belum lagi wisata budaya seperti Desa Adat Tenganan dan Museum Pustaka Lontar di Desa Dukuh Penabam.Penulis bersama Gus AgungKesuksesan program destination branding Kabupaten Karangasem - yaitu Discover Karangasem ini jelas harus ditiru oleh daerah-daerah lain di Indonesia.

Cara pemasaran yang kreatif dengan memberikan sebuah makna, konsep, identitas, narasi, hingga strategi pemasaran yang komprehensif. Pemanfaatan media sosial dan pelibatan social media influencer pun menjadi salah satu strategi jitunya.

Ternyata menurut Ida Bagus Agung Gunarthawa (Gus Agung)-Team Ahli Bupati Karangasem Bali, ia bercerita bahwa sebetulnya ada tiga daerah yang ikut program destination branding, selain daerah Karangasem ada juga daerah Aceh dan Kota Lama Semarang. Semoga program ini terus berjalan dan berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya yang akhirnya membawa dampak signifikan bagi pemasukan daerah.

Info lengkap: discoverkarangasem.com




Baca juga:
Menelusuri Sisi Anti-Kolonialisme di Museum Multatuli
Ada 3 Kemungkinan yang Terjadi Ketika Rupiah Melemah atas Dollar
Politik Berimbalan, Melawan Hakikat Keikhlasan

Ancaman Adu Domba dari Kasus Ratna Sarumpaet

$
0
0

www.kompas.com

Wahai warga Kompasiana yang budiman, baru-baru ini kita disuguhkan dua berita keprihatinan, yang pertama adalah berita keprihatinan gempa besar dan tsunami di Palu dan Donggala, berita kedua adalah keprihatinan soal ibu Ratna Sarumpaet yang 'infonya' dianiaya orang tak bertanggung jawab.

Untuk berita pertama, mungkin penyebab musibah dari dalam bumi dan aksi prihatin kita sudah sangat banyak diulas, yang pasti segera ulurkan tangan kita, baik harta dan doa. 

Dan tidak perlu berkoar-koar, karena lidah selalu lebih maju ketimbang hati.
Untuk berita kedua ini yang akan dibahas, kerena rasa keprihatinan itu lebih besar dari kasus itu sendiri. Apa itu? yaitu potensi adu domba di depan mata.

Oya, diawal saya menulis kasus pengeroyokan Ratna Sarumpaet dengan status 'infonya', alias belum valid. Beberapa media hanya menuliskan sumber berita dari media sosial, bukan validasi langsung ataupun laporan polisi.

Agak janggal, karena seorang Ratna Sarumpaet adalah aktivis yang militan, gigih tanpa pamrih. Soal ancaman? Cemen.

Apalagi kasus besar seperti ini, sudah layak masuk headline news Kompas atau Tempo. Mohon maaf bagi anda yang ingin menyebut headline koran Lampu Merah, mohon dipertimbangkan lagi.

Kasus ini bisa mendongkrak popularitas kubu oposisi, kasus yang 'katanya' terjadi sejak 21 September 2018 tapi Ratna bisa menyimpannya selama seminggu lebih, saya saja bisa menyimpan rindu selama setahun, tapi kalo dianiaya saat itu juga saya lapor polisi dan minta perlindungan. Tapi yasudahlah, kita nantikan beritanya saja.

Terlepas kontroversi keabsahan beritanya, ada hal yang paling memprihatinkan, yaitu potensi adu domba.

Menjelang Pilpres 2019, kubu Projo dan Oposisi bersaing bak minyak dan air. Yang satu jual kecap dan yang satu kritik kecap lawan. Sebetulnya biasa, tapi karena pendukung yang militan maka panas baranya luar biasa.

Sehingga jika ada satu saja yang tergores, maka sulut api menjadi hasilnya. Tapi ada beberapa kejanggalan terlepas dari hal teknis.

Yaitu, pertama, kedua belah pihak sudah menyatakan deklarasi damai, dan elit pun sudah dan sangat sadar bahwa kampanye hitam akan semakin melemahkan posisi satu dan lainnya.

Di medsos pun demikian, jika ada pihak yang share berita yang menghina salah satu pihak lain, maka biasanya pakai akun bodong, alias palsu.

Pihak oposisi menuduh Pro Jokowi-Ma'ruf yang melakukan penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet, apakah Projo segitu bodohnya? Saya kira sama sekali tidak. Tindakan represif, persekusi dll adalah isu yang sensitif, melemahkan, dan Projo sangat paham itu.

Seorang pedangang tidak mungkin menghancurkan dagangannya sendiri, ini prinsip dasar.

Begitupula kubu Prabowo-Uno, pihak pro pemerintah ada yang nyeletuk itu bagian dari strategi adu domba mereka. Jika benar Ratna dianiaya, itu adalah skenario dari dalam, untuk kemudian menuduh pihak Projo pelakunya.

Masuk akal, tapi juga naif. Isu seperti itu adalah isu murahan. Kubu Prabowo sangat paham counter attack seperti itu. Ratna playing victim, boleh juga analisanya tapi lemah secara pembuktian.

Kecuali, kecuali nih ya, jika berita tersebut hoax, maka analisa bahwa Ratna ataupun pihak-pihak tertentu playing victims dengan tujuan mengadu domba perlu di garis bawahi.

Indikasi hoax pun bukannya isapan jempol. Ratna diberitakan di tangani oleh dokter estetika di RS Bina Estetika Menteng. Beberapa kawan pun tahu jika Rumah Sakit ini memang spesialis kecantikan, lebih terkonsentrasi lagi di bedah plastik.

RS Bina Estetika sendiri didirikan di tahun 1992 oleh dr. Sidik Setiamihardja, yang diduga langsung menangani Ratna Sarumpaet di RS tersebut.

Beberapa kawan pun mempertanyakan kenapa ke RS kecantikan, padahal IGD di mana-mana banyak. Untuk kasus pengeroyokan dan korban babak belur, rujukan utama ya IGD, klo IGD Rumah Sakit yang kelas wahid pun banyak.

Dan lebih lagi, jika kasusnya adalah kejahatan, maka yang di gunakan polisi adalah laporan dan hasil visum. Untuk hasil visum sendiri, lamanya waktu antara kejadian dan pemeriksaan bisa merubah hasil visum. Dan saya percaya, seorang Ratna Sarumpaet bukanlah amatir dalam bidang ini.

Namun, jika berita tersebut terbukti hoaks seperti beberapa broadcast laporan kepolisian, maka para penyebar berita tersebut, termasuk Rachel Maryam, Fadli Zon hingga Prabowo yang melakukan konfrensi pers, bisa ditindak pidana pelaku penyebar hoaks, dasar hukumnya UU ITE Pasal 28 ayat 1 dengan ancaman hukuman 6 tahun atau denda 1 milyar rupiah.

Tapi kembali lagi, tuduhan bahwa kubu oposisi bermain playing victims terlalu dangkal. Prabowo cs pun pasti berpikiran yang sama dengan Projo.

Nah tapi, ketika berita ini tersebar, muncul pernyataan FPI yang meresahkan, bahwa kejadian Ratna adalah pemicu bahwa 'musuh-musuh sudah menabuh genderang perang'.

Perang yang mana wahai saudaraku? Musuh yang mana?

Bahkan pernyataan itu tidak didukung fakta forensik yang valid, legal dan bertanggung jawab.

Tidak ada dari kedua belah pihak yang ingin negara ini hancur. Kembali ke awal, isu seperti ini hanya akan membuat dagangan mereka hancur sendiri. 

Terutama Petahana, politik santun yang ditunjukkan selama ini bisa hancur berantakan. Percuma keluar duit milyaran dari kedua kubu.

Jadi beralasan jika melihat gelagat FPI bahwa ada pihak-pihak yang ingin mengadu domba. Bahkan sudah di depan mata. FPI sebagai corong depan masyarakat agamis garis kanan harusnya bisa menahan diri.

Kemudian saya pun bertanya, FPI sebenarnya paham intrik kasus ini dan akan dibawa kemana kasus ini? Ataukah FPI justru tidak paham dan hanya terpancing sesaat?

Sehingga keprihatinan besar pun melanda, apakah kita akan dibawa ke zaman devide et impera?

---

update: Ratna Sarumpaet telah menggelar jumpa pers dan mengakui perbuatannya. Dia mengaku kabar dirinya yang dianiaya orang itu tidak benar.




Baca juga:
Mengurai Kegagalan Program Makanan Bebas Plastik di Kantin Sekolah
Menelusuri Sisi Anti-Kolonialisme di Museum Multatuli
Ada 3 Kemungkinan yang Terjadi Ketika Rupiah Melemah atas Dollar

Rumah Sederhana untuk Nenek Lumpuh

$
0
0

Relawan di depan rumah yang baru dibangun (foto: dok pri)

Selama tiga hari berturut -- turut, Relawan Lintas Komunitas (Relintas) Kota Salatiga bersama warga, bahu membahu mewujutkan rumah sederhana bagi Suyahmi (85) janda duafa yang tinggal di Dusun Getas RT 5 RW 2, Desa Kauman Lor, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Seperti apa pembangunan rumah bagi nenek lumpuh tersebut, berikut catatannya.

Minggu (26/9) lalu, Bambang Setyawan selaku penanggungjawab Relintas sengaja blusukan ke wilayah Dusun Bantar, Desa Popongan, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang.

Oleh warga, diinformasikan keberadaan seorang nenek uzur yang tinggal sendirian di kawasan Dusun Getas RT 5 RW 2, Desa Kauman Lor, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

"Beliau sebenarnya merupakan warga Desa Popongan, tapi tinggal di Getas yang kebetulan hanya terpaut jalan kecil," kata salah satu warga.

Rumah mbah Yahmi sebelum dibedah (foto: dok pri)

Penasaran dengan keterangan yang didapat, Bambang Setyawan yang biasa disapa Bamset, segera mengunjungi Suyahmi. Secara kasat mata, rumah yang ditempati nenek tersebut terlihat tak layak huni. Di mana, selain seluruh material kayu sudah keropos dimakan rayap, kondisi rumah juga miring. Dihantam hujan sekali, alamat ambruk.

Seluruh pintu dalam posisi tertutup, hingga beberapa saat kemudian, Suyahmi (biasa disapa dengan panggilan mbah Yahmi) membukakan pintu. Di tangannya tergenggam sabit, sepertinya ia bersiaga menghadapi orang yang belum dikenalnya. " Ketika saya dipersilahkan memasuki kamarnya, hmmm baunya luar biasa," ungkap Bamset.

Di kamarnya yang sempit, terdapat kasur berwarna coklat (saking kotornya), di berbagai sudut teronggok beragam barang tak terpakai. Sedangkan di depan mbah Yahmi, terdapat nasi basi yang mongering, biasa disebut nasi aking.

Celakanya, komunikasi tidak berjalan mulus. Akibat telinga simbah yang tuli, praktis semua pertanyaan yang diajukan selalu melenceng jawabannya.

Usai diratakan, kembali didirikan (foto: dok pri)

Satu- satunya keterangan yang agak nyambung sebatas ingatannya bahwa saat bulan puasa, mbah Yahmi pernah didatangi empat anak muda yang berjanji usai hari raya Idhul Fitri, akan memperbaiki rumahnya. " Sampai sekarang, saya tunggu- tunggi tak nampak batang hidungnya," jelasnya dalam bahasa Jawa.

Yang mengenaskan, selain tuli, mbah Yahmi ternyata juga mengalami kelumpuhan. Akibat pernah terjatuh dan tak mendapatkan pengobatan, diduga tulang paha kanannya patah. Untuk beraktifitas, ia ngesot di lantai tanah.

Hampir 15 menit berbincang, tetap saja tidak nyambung. Karena kesulitan "berdiskusi", akhirnya Bamset memutuskan menggali keterangan dari tetangga terdekat, yakni Giyarno (55).

Menurut Giyarno, mbah Yahmi sejak dulu tinggal sendirian di rumah milik almarhum kakaknya. Untuk makan sehari- hari, dirinya mengandalkan pemberian dari warga setempat.

Sementara lahan tempat rumah berdiri, sebenarnya milik PTP IX Getas, sehingga bantuan bedar rumah dari pemerintah sangat mustahil bisa didapatnya.

Diambil Alih Relintas

Ketika disampaikan bahwa rumah mbah Yahmi akan dibedah, Giyarno sangat antusias menyambutnya. Dirinya bersama warga setempat siap membantu sepenuhnya proses perbaikannya. 

"Rumah itu harus dibangun total, karena hampir seluruh kayu mau pun papannya tidak bisa dipergunakan lagi," jelas Giyarno.

Usai mendapatkan keterangan tersebut, Bamset segera berpamitan. Temuannya langsung dibahas secara serius dengan para relawan yang biasa melakukan pekerjaan bedah rumah.

Hasil diskusi singkat, rumah mbah Yahmi bakal dibedah namun ukurannya diperkecil. Bila sebelumnya berukuran 6 X 8 meter, nantinya dijadikan 4 X 6 meter. " Untuk seorang nenek uzur yang tinggal sendirian, ukuran 4 X 6 meter sudah ideal," ungkap Bamset.

Tiang berdiri, usuk pun dipasang (foto: dok pri)

Agar tidak bertele- tele, maka eksekusi bedah rumah bakal dilakukan Minggu (30/9) pagi. Terkait hal tersebut, Bamset selaku penanggungjawab Relintas segera melakukan penggalangan dana. Hasilnya, dalam tempo relatif singkat, masuk donasi dari berbagai kalangan yang jumlah totalnya mencukupi untuk membiayai pembangunan rumah nenek sebatangkara itu.

Menjelang eksekusi, datang berita dari Ormas Lindu aji Kota Salatiga yang akan ikut serta membantu proses bedah rumah. Di mana, selain membantu kebutuhan material, mereka menyatakan bakal mengirim personilnya. " Karena Relintas memang terbuka bagi komunitas apa pun, kami pun mempersilahkan Lindu aji untuk gabung," jelas Bamset.

Tak elok pimpro berpangku tangan (foto: dok pri)

Sabtu (29/9) atau H-1 jelang eksekusi, warga Dusun Bantar yang dipimpin Ketua RT 01 RW 01 bernama Bambang sudah lebih dulu membongkar rumah berdinding papan itu.

Sedangkan mbah Yahmi diungsikan ke rumah Ketua RT dalam jangka waktu sepekan. Sebab, berdasarkan estimasi, bedah rumah membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 6 hari.

Sebelumnya, dari pihak Kepala Desa Kauman Lor, Suharno yang diwakili oleh anaknya yang bernama  Indri sempat memprotes keberadaan mbah Yahmi. Menurutnya, di Dusun Getas, Desa Kauman Lor tempat ayahnya memimpin, tak tercatat warga yang memiliki nama Suyahmi dan tinggal di lingkungan RT 5 RW 2. Setelah dijelaskan, Indri meminta maaf serta menyatakan ayahnya bakal hadir di hari H.

Dipaksa Menangis

Hingga hari yang ditentukan, relawan sudah mengirim seluruh kebutuhan material. Dengan kekuatan sekitar 50 orang, dibantu warga setempat, pekerjaan bedah rumah langsung dikerjakan.

Ketika relawan pria meratakan bangunan papan, relawan wanita yang terdiri atas ibu- ibu langsung mengecat kalsibot sebagai bahan dinding. Mereka bahu membahu di tengah cuaca panas yang menyengat.

Begitu pun Bamset selaku penanggungjawab proyek akhirat ini, ia juga turun tangan memanggul kayu hingga mengaduk semen. Menurutnya, tak elok bila dirinya berdiam diri sementara puluhan relawan bermandi peluh.  " Posisi apa pun, di lapangan pangkatnya tetap sama, yakni relawan," kata Bamset.

Relawan wanita pun ikut naik ke atap (foto: dok pri)

Di tengah hiruk pikuk bedah rumah ini, ternyata Kepala Desa Kauman Lor Suharno mau pun Kepala Desa Popongan Muh Amin tidak terlihat sosoknya. Padahal, jauh hari mereka sudah mengetahui agendanya. Namun, memasuki hari H, kompak menghilang.

Butuh waktu 3 hari untuk menyelesaikan bedah rumah milik mbah Yahmi, hingga Selasa (2/10) sore, saat rumah mungil, sederhana namun hangat sudah berdiri, relawan menutup kegiatannya.

Selanjutnya, untuk pembuatan teras mau pun plester lantai diserahkan pada warga. Terkait hal tersebut, mereka harus berpamitan kepada mbah Yahmi.

Mbah Yahmi dengan para relawan wanita (foto: dok pri)

Di sinilah momen mengharukan dimulai, di mana Bamset selaku penanggungjawab proyek akhirat tak mampu membendung air mata. Saat dirinya memeluk mbah Yahmi, spontan matanya sembab.

Hal ini tentunya memancing reaksi relawan lainnya untuk ikut menangis secara berjamaah. Bamset mengaku urat takutnya berhadapan dengan siapa pun sudah putus, namun, ketika menghadapi duafa renta, lumpuh dan tuli, ia tidak kuasa menahan haru.

Rumah mbah Yahmi usai dibedah tadi malam (foto: dok pri)

Satu persatu relawan berpamitan, mbah Yahmi pun membaluri tubuh mereka dengan beragam doa. Tak henti- hentinya mulutnya berucap terima kasih, kendati telinganya tuli, namun mata hatinya mampu mendengar niat baik para relawan. 

"Dalam waktu dekat, kami akan mengirimkan alat bantu dengar (ADB) bagi mbah Yahmi, karena beliau sangat membutuhkannya," ungkap Bamset.

Hal lainnya, lanjut Bamset, kebutuhan mbah Yahmi akan sembako guna bertahan hidup, nantinya akan dipasok relawan. Tiap dua minggu sekali, relawan bakal mengirimkan paket sembako.

Itulah sedikit perjalanan bedah rumah untuk memanusiakan manusia yang dilakukan Relintas. Nantinya, relawan senantiasa bergerak guna menyisir duafa- duafa lainnya yang belum tersentuh tangan panjang pemerintah. (*)




Baca juga:
Parade Reog "Ngamen" di Zaman Milenial
Mengurai Kegagalan Program Makanan Bebas Plastik di Kantin Sekolah
Menelusuri Sisi Anti-Kolonialisme di Museum Multatuli

Ketika Musik Diskotek Menjadi Kenangan

$
0
0

Diskotek Tanamur tempo dulu-Foto:Merahputih.com.

Sepanjang ingatan, saya hanya beberapa kali menginjak lantai diskotek. Di antaranya karena berhubungan dengan teman-teman di SMA dan kampus dulu, yang lain dengan pekerjaan sebagai jurnalis. Di luar karena kawan dan tugas, saya tidak menjadikan pergi ke diskotek atau clubbing untuk menghalau stres. Saya lebih suka mendengarkan musik live di kafe, itu pun kalau penyanyinya favorit saya.

Meskipun demikian diskotek adalah suatu fenomena gaya hidup dalam perjalanan sejarah kota-kota besar di Indonesia, terutama Jakarta, Bandung dan Surabaya era 1970-an, 1980-an hingga 1990-an. 

Kangen juga dengan era itu membuat saya menghadiri Takshow bertajuk "Dentuman Musik Disko: Antara Hiburan, Budaya dan Ekonomi" yang digelar adik-adik kelas saya di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, yang notabene sebetulnya datang dari generasi milenial yang sebetulnya berada di era musik digital dan K-Pop.

Hasilnya para pembicara, mulai dari staf pengajaran Jurusan Ilmu Sejarah FIB UI Bodan Kanumuyoso, Ere Sandra Moeis Produser Kompas TV hingga jurnalis Historia Hendaru Tri Hanggono seperti hanya berdiskusi dengan tidak lebih dari sekitar lima belas persen audiens yang hadir. Kalau tidak segenerasi dengan saya dan para pembicara, peminat sejarah hiburan dan budaya. 

Hendaru menuturkan dengan gaya popular di dalam makalahnya, dengan menceritakan fenomena berdirinya Tanamur pada masa kejayaannya dengan mengutip pandangan almarhum Firman Lubis yang mengunjungi Tanamur pada 1971, serta pandangan Teguh Esha penulis "Ali Topan Anak Jalanan" yang isinya Tanamur tempat orang menikmati musik dan berjoget ajojing. Kuping pengunjung yang tidak terbiasa sampai pengang dibuatnya.

Musik disko lahir dari musik pop yang mendorong orang untuk berdansa. Hendaru menyitir rumusan Firdaus Burhan tentang musik disko sebagai musik yang tidak memerlukan orchestra besar, dirigen dan komponis ulung.

Dia hanya memerlukan seorang saja tukang sadap, yang mencopot sini, mencopot sana jerih payah komponis lain, lagu-lagu rakyat yang fungsinya seringkali sakral. Copotan ini dikawinpaksakan pada berapa jalur sound synthesizers.

Ritme dalam musik disko tidak pernah lambat,nak terus, cepat, panik dan terburu-buru. Musik disko secara sederhana sebagai musik yang mengajak orang terus menggerakan badannya dari kepala, tangan sampai kaki tanpa aturan baku dengan bebunyian yang bisa dicomot dari musik sana dan sini. Pengunjung mendengarkan musik yang diputar oleh disc jockey atau DJ.

Orde Baru dan Oil Boom

Hendaru kemudian menghubungkan antara kemunculan diskotek, tempat hiburan malam, termasuk night club dengan era Orde Baru dengan pertumbuhan ekonominya, hingga Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin yang mengeluarkan pokok-pokok pembinaan kepariwisataan pada 1969.

"Ali Sadikin melihat orang kaya di Jakarta menghabiskan uangnya untuk berwisata ke luar negeri. Kebanyakan mereka menikmati hiburan malam di Bangkok, Hongkong, Tokyo. Jakarta awalnya belum mempunyai tempat semacam itu," ungkap alumni Jurusan Sejarah FIB UI ini.

Ali mengajak para pemodal untuk membuka tempat hiburan malam. Berdirilah LCC di sekitar Lapangan Merdeka, Latin Quarter di harmoni dan Tropicana di Senayan. Malam di Jakarta tak pernah sepi dan hening lagi. Jumlah klub malam bertambah antara 1970-1973. Celah ini yang dimanfaatkan para pendiri diskotek, termasuk Tanamur.

Pembicara lain Bondan mengungkapkan bahwa musik disko sebetulnya sudah ada sebelum era Orde Baru, namun karena musik itu di era Bung Karno disbeut kontra revolusi maka tidak hidup. Pada era Orde Baru musik disko baru tumbuh.

"Musik disko dan diskotek adalah subkultur dengan basis ekonomi kelas menengah, berkaitan dengan Oil Boom pada masa itu," papar Bondan, yang seperti saya pernah mengunjungi diskotek dalam hitungan jari.

Diskotek Tempat Sosialisasi

Era Sandra Moeis pembicara ketiga mengatakan, dulu pada masa jayanya anak diskusi diberi label sebagai anak hedon.

"Saya kenal disko sejak SMP. Geng saya juga anak disko. Dulu pada 1998 ketika terjadi reformasi anak disko terbagi dua, yang ikut demo umumnya mereka yang suka nongkrong di Bengkel," kenang Ere.

 Dalam perspektif sejarah, kata Ere yang juga alumni sejarah FIB UI sejak dahulu ada yang disebut musik dansa dilakukan kalangan ningrat pada era 1940-an dan 1950-an. Begitu juga pada 1950-an hingga 1960-an musik "rock'n roll" juga musik kalangan atas hingga era musik disko pada era 1970-an dan 1980-an. "Keberadaan musik ini ada nilai melawan establishment," imbuh Ere.

Saya lebih sependapat dengan Ere. Yang saya temukan dalam penelusuran sejarah saya yang juga dimuat dalam blog Kompasiana tentang sejarah Kota Bandung menunjukan hal yang sama. Hanya saja pelaku dansa, rock'n roll pada 1950-an hingga awal 1960-an adalah kalangan mahasiswa. Umumnya berdansa hingga emnari rock n'roll adalah ajang pergaulan dan pertemanan. Umumnya berangkat satu kawanan, geng atau sejenisnya.   

Dansa dan rock n'roll mendapat resistensi dari para generasi tua sebagai sesuatu yang tidak sesuai kepribadian timur. Protes dari sesama generasi muda umumnya karena perbedaan ideologis. Dalam soal anti rock n'roll kalangan Islam, nasionalis dan kiri yang biasanya dalam politik berseteru, bisa satu suara.

Hanya saja tiga pembicara tidak menyinggung bahwa film berpengaruh mendorong musik barat merasuk ke kalangan generasi muda perkotaan.

Pada 150-an film Bill Halley, Elvis Presley mempromosi musik rock'n roll dan tidak mengherankan kalau film itu laris. Bedanya kalau 1950-an dansa dan rock'n roll digelar di ballroom hotel dan kemudian ke rumah-rumah.

Sementara film John Travolta pada era sesudahnya mempromosikan musik disko. Seingat saya John Travolta kerap disebut teman-teman saya waktu duduk di bangku SMP awal 1980-an.

Era musik disko berakhir akhir 1990-an, bukan saja berkaitan dengan era reformasi, tetapi juga perubahan zaman di era digital ini hingga demam K-Pop. Para pembicara juga menyebut musik disko hanya fenomena sebuah zaman. Tidak akan bangkit lagi.

Ada hal yang menarik dicetuskan Bondan, seperti yangs ecara tak langsung disinggung Ere berkunjung ke diskotek sebetulnya ajang untuk sosialisasi. Datang ke diskotek bukan hanya untuk ajojing tetapi juga keakraban karena waktu itu belum ada gadget. Sekarang anak milenial lebih melihat gadget untuk bersosialisasi.

Bodan juga menyinggung K-Pop sebagai strategi industri kreatif Korea by design bukan begitu saja disebarkan.

Sementara Indonesia hanya menjadi konsumen budaya dari luar.

"Kita tidak punya strategi budaya," pungkasnya. 

Irvan Sjafari




Baca juga:
Yang Perlu Kamu Tahu tentang Verifikasi Hijau Berubah Menjadi Validasi
Parade Reog "Ngamen" di Zaman Milenial
Mengurai Kegagalan Program Makanan Bebas Plastik di Kantin Sekolah

Ali Dia dan Carlos Henrique "Ratna Sarumpaetnya" Lapangan Hijau

$
0
0

hoax alert | hoax-slayer.net

Akhirnya teka teki soal dugaan pengeroyokan Ratna Sarumpaet terbongkar. Ratna Sarumpaet mengakui bahwa kabar tersebut ialah kebohongan yang dibuatya. Dikutip dari kompas.com, Ratna berbohong dengan mengaku dikeroyok atau dianiaya di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, pada 21 September.

"Melalui forum ini saya sangat memohon maaf kepada Pak Prabowo yang kemarin dengan tulus membela saya, membela kebohongan yang saya buat," kata Ratna saat jumpa pers di kediaman, di Kampung Melayu Kecil, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).

Lega sudah masyarakat Indonesia yang sempat dibuat heboh karena dugaan kasus pengeroyokan tersebut. Bicara soal aksi berbohong dan membuat heboh seperti yang dilakukan Ratna Sarumpaet, di lapangan hijau juga ada sosok seperti itu, ia adalah Ali Dia.

Seorang Ali Dia sempat membuat heboh jagat Liga Inggris di era 90-an. Bagaimana tidak seorang pelatih berkaliber Graeme Sounness tertipu oleh aksi kebohongannya. Siapa Ali Dia dan kebohongan apa yang dilakukannya?

Cerita hoax terheboh di Liga Inggris itu dimulia saat Sounness yang pada musim 1996/97 melatih Southampton mendapat telepon dari seseorang yang mengaku sebagai legenda AC Milan, George Weah. Si pria yang mengaku Weah tersebut memberi rekomendasi kepada Sounness untuk merekrut pesepakbola muda asal Liberia bernama Ali Dia.Ali Dia | dailyecho.co.uk

Si Weah palsu ini bahkan mengatakan kepada Sounness bahwa Ali Dia itu masih kerabatnya. Sounness yang tak tahu bahwa ia berbicara dengan Weah palsu tentu saja langsung kepincut untuk bisa melihat pemain tersebut.  

Ia pun lantas mencari tahu sosok yang dimaksud Weah palsu tersebut dan berhasil menemukannya. "Ia bermain bersama Geroge Weah di PSG, dan musim lalu bermain secara reguler di Divisi Dua Jerman. Jadi kami putuskan untuk memanggilnya," kata mantan pemain Liverpool tersebut.

Tak ada yang aneh dengan Ali Dia saat melakukan trail di Southampton. Ia bahkan langsung direkomendasikan oleh Sounness menjadi tim The Soton di laga melawan Leeds United. Dia kemudian masuk pada menit ke-20 setelah legenda Southampton, Matt Le Tissier alami cedera.

Apa yang terjadi kemudian? Dia bermain layaknya pemai amatir. Ia seperti kebingungan berada di atas lapangan hijau. Bukan sekedar demam panggung sepertinya pemain anyar tapi lebih ke soal ia memang tak memiliki skill mumpuni untuk bermain di kerasnya Liga Inggris.

Benar saja, menit ke-85, Sounness kemudian kembali menariknya keluar. Total Dia hanya bermain selama 53 menit di Liga Inggris. Laga melawan Leeds United menjadi laga pertama dan terakhirnya di Liga Inggris.

Usut punya usut ternyata pria yang menelepon Sounness ialah Ali Dia sendiri. Ia memang memiliki keinginan besar untuk bisa jadi pesepakbola hebat. Soal hubungan kekerabatannya dengan Weah ternyata juga bohong besar, Dia dan Weah ternyata hanya tempat satu sekolah.

Tidak hanya Ali Dia ternyata yang melakukan itu, ada juga pemain lain yang melakukan aksi berbohong dan membuat heboh lapangan hijau, ia adalah Carlos Henrique.Carlos Henrique | irishmirror.ie

Pria asal Brasil ini melakukan hal serupa yang dilakukan oleh Ali Dia dan Ratna Sarumpaet melakukan kebohongan publik. Bahkan untuk kasus Henrique ia dianggap sebagai penipu ulung terhebat dari sepakbola. Bagaimana awalnya Henrique bisa melakukan aksi tipu-tipu dan memberdaya banyak orang itu?

Awalnya Henrique yang merupakan pesepakbola tanpa skill tersebut sempat melakukan trial untuk klub Meskiko, Puebla. Berposisi sebagai striker, Henrique tak lolos di trial tersebut karena tak mampu mencetak gol di sejumlah laga. Ia pun dipulangkan ke Brasil.

Pulang ke Brasil bukannya berlatih untuk mengasah skillnya, Henrique malah melakukan aksi kebohongan dan menipu demi bisa berkarier di lapangan hijau. Hal itu dilakukannya karena memiliki hubungan pertemanan dengan sejumlah pemain bintang Brasil era 90-an seperti Romario.

Serupa dengan Ali Dia, nama Henrique kemudian direkomendasikan oleh para bintang Brasil ini. Namun berbeda dengan Ali Dia, Henrique yang sadar tak memiliki kemampuan bermain bola hanya mau dikontrak trial selama 3 bulan. Mengapa hanya 3 bulan? Ternyata itu hanya alasan untuk Henrique untuk menjalankan akal bulusnya.

Botafogo menjadi klub keduanya setelah Puebla. Di Botafogo, Henrique pun mengatakan kepada staff pelatih bahwa di minggu-minggu pertamanya ia hanya bisa berlatih fisik tanpa bisa menunjukkan skillnya mengolah si kulit bundar. Henrique beralasan ia masih belum fit.  Henrique tentu saja memanfaatkan kondisi saat itu yang belum ada pemeriksaan MRI ke pemain anyar.

"Saya akan meminta pemain lain untuk memberikan umpan kepada saya. Kemudian saya menendang jauh-jauh bola tersebut. Saat pemain itu kembali setelah mengambil bola, saya akan memegang paha belakang saya (hamstring) sambil kesakitan dan pura-pura cedera," kata pemain yang juga sempat melakukan trial di Flamengo tersebut.

Lantas bagaimana akhir kisah dari Ali Dia dan Carlos Henrique? Untuk Ali Dia, ia sempat menghilang cukup lama setelah akhirnya berhasil ditemukan oleh wartawan Jerman di London, Inggris. Ali Dia sempat menampik kabar bahwa dirinya ialah pembohong terbesar di sepakbola.

"Orang-orang mencap saya sebagai pembohong, itu omong kosong. Saya berlatih keras demi satu tempat di susunan pemain utama. Saya berlatih dari tim cadangan, sekitar dua Minggu, lalu manajemen memilih saya naik kasta karena mereka tahu betul kapasitas saya," kata Ali Dia.

Sementara untuk Henrique setelah tercatat membela klub Liga Prancis Ajaccio, memutuskan pensiun sebagai pesepakbola pada usia 39 tahun. Pemain yang mengaku menggilai sosok legenda Jerman, Franz Beckenbauer tersebut kabarnya berprofesi sebagai instruktur olahraga di Brasil.




Baca juga:
Distorsi Perasaan, Efek Terburuk dari Media Sosial
Yang Perlu Kamu Tahu tentang Verifikasi Hijau Berubah Menjadi Validasi
Parade Reog "Ngamen" di Zaman Milenial

Menyoal Lapas, Antara Pencegahan dan Peredaran Narkoba

$
0
0

sumber gambar: dailytelegraph.com.au

Sipir dan napi terlibat dalam perdagangan narkotika di Lapas Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara. Badan Narkotika Nasional (BNN) menyita barang bukti berupa sabu seberat 36,5 kilogram dan 3 ribu butir ekstasi. Narkoba yang berasal dari  Malaysia ini akan dikirim untuk diedarkan dan digunakan di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas).

 Berita pengungkapan penyelundupan narkoba dalam lapas, yang diikuti penangkapan sipir dan napi pada Sabtu 22 September 2018 ini, langsung tayang di berbagai media.

Media online, media siar, hingga media cetak tak luput memberitakannya. Berita yang mengejutkan. Menjadi sebuah trending topik. Seorang sipir menerima langsung kiriman sabu atas kendali seorang tahanan.

Pertanyaan umum yang langsung muncul di kepala masyarakat awam seperti saya, adalah,"kok bisa di dalam lapas?" Ternyata ini pun tak hanya muncul dari saya. Bincang -- bincang yang terdengar dari radio yang kebetulan sedang diputar terdengar sedang mengupas hal yang sama. Seorang penelepon di radio itu menyampaikan keheranannya.

Membicarakan narkoba dan peredarannya di Indonesia seakan tak habisnya. Selalu saja ada pemberitaan di berbagai media. Narkoba telah memasuki nyaris semua lini yang memungkinkan. Profesi apapun rawan terkena narkoba. Anak-anak hingga dewasa bisa terjerat sebagai korban.

Narkoba di kalangan artis menjadi salah satu yang paling sering menjadi sorotan. Kasusnya selalu ada setiap tahun, baik terhadap artis laki-laki maupun perempuan. Pada bulan September 2018 saja,  terjadi penangkapan atas komedian Mudy Tailor  dan  musisi Ozzy Albar.

Sepanjang tahun 2018, sejumlah artis yang  juga ditangkap antara lain Dhawiya Zaida,  Fariz Rustam Munaf, Reza Bukan, dan Fachri Albar. Narkoba jenis sabu, dumolid, dan ganja menjadi konsumsi para artis ini. Mereka kini ada yang menjalani rehabilitasi dan ada yang diganjar vonis hukuman penjara.

Data Penghuni Lapas, September 2018 (sumber:Dirjen Lapas)

 

Maraknya Narkoba 

Saat  kegiatan diskusi mengenai Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di lapas dan rutan yang diselenggarakan di Menara Bidakara, Jakarta, Rabu  26 September 2018, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Heru Sunarko menyebutkan jika narkoba tidak hanya merusak secara psikologis melainkan juga fisik.

Setidaknya, ada 30 orang yang meninggal dunia per hari. Namun, lantaran narkoba ini dibeli sendri dan dipakai sendiri, dan akhirnya meninggal sendiri, jadi nggak ada yang care.

Menurut Heru, jika 30 orang meninggal per hari karena narkoba maka dalam satu minggu, dua minggu, jumlahnya sama dengan jumlah penumpang satu pesawat  jatuh."Seperti silk air. Sampai sekarang orang tahu jatuh di sungai Musi. Beda halnya kalau narkoba yang jumlah korbannya hanya dua minggu, tapi tidak ada yang care," tutur Heru.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Heru Sunarko (dok.windhu)

Heru pun  menyoroti masuknya barang narkotika sebanyak 80 % dari luar negeri, yakni  lewat laut, lewat darat, lewat udara, dan  yang terakhir lagi tren adalah lewat kargo.

Bisnis narkoba, diakui Heru,  memang bisnis yang menggiurkan sekaligus mengkhawatirkan. Di golden triangle, harga Rp. 40.000 per gram untuk shabu

ketika  sampai di Jakarta menjadi 1,5 juta. Jadi kalau satu hari membawa  10 kg, satu hari saja sudah dapat Rp.150 juta.

Heru juga menyampaikan maraknya narkoba di lapas. Kasus penangkapan sipir dan narapidana yang terlibat dalam narkoba sebanyak 30-35 kilogram dari dalam lapas menunjukkan, perlunya membangun lapas yang bersih dari narkoba.

Salah satunya adalah dengan cara memperbaiki sistem. Selama Heru menjabat sebagai kepala BNN, berhasil diungkap sebanyak 24 kasus narkoba di dalam napas. Sementara, penanganan hukum untuk narkoba tidak bisa begitu saja  dipenjarakan karena ada yang kategorinya harus masuk rehab. Ada yang namanya TAT (tempat assesmen terpadu).  

Sehingga, perlu menyamakan persepsi tentang penanganan pengguna narkoba, antara reskrim, hakim agung, dan jampidum.  "Dari sekitar 300.000 warga binaan sekitar 110.00 narkoba, 30 % di anytaranya pengguna. Pengguna punya hal juga untuk direhab.TAT dioptimalkan tidak semua penyalahguna harus dimasukkan ke rutan kecuali bandar atau pengedar," tegas Sunarko.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum dan HAM) Dra. Sri Puguh Budi Utami, M.Si (dok.windhu)

Kapasitas Lapas yang Overload

Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum dan HAM) Dra. Sri Puguh Budi Utami, M.Si mengatakan Indonesia adalah pasar yang sangat potensial. Penghuni lapas dan rutan kasus narkoba setiap tahunnya mengalami peningkatan. Berdasarkan data penghuni  per tanggal 25 September 2018, terjadi over load kapasitas mencapai 99 %.

Membludaknya jumlah tahanan dan narapidana itu terjadi di semua kategori.Tahanan anak  (998), tahanan dewasa (70.962), narapidana anak (2.088), narapidana dewasa (174.404). Kapasitas  yang tersedia saat ini hanya 124.953 orang.

Pada bulan September 2018 tercatat, jumlah tahanan/narapidana kasus narkotika di Indonesia sebanyak 111.848 orang. Jumlah itu terdiri dari bandar/ pengedar sebanyak  67.003 orang  dan pengguna = 44.845 orang.

Di sisi lain, jumlah penghuni kasus narkotika saat ini sebesar 45,0 %,  dari total seluruh tahanan/narapidana di Indonesia yang berjumlah 248.452 orang.

Melihat hal ini, sepertinya seakan gampang untuk menyelesaikan peredaran narkoba di dalam lapas. Namun, kenapa kok nggak bisa diselesaikan?

"Karena yang di luar banyak banget, lebih banyak banget. Kiriman dari luar kiloan. Yang namanya pengguna yakinlah akan berupaya keras untuk memenuhi kecanduannya. Sakit fisik dan ini nyata," tutur Utami.

Peneliti Lapas J Simon Runturambi (dok.windhu)

Peneliti Lapas J Simon Runturambi pun menyoroti padatnya kapasitas lapas overload penghuni, terutama oleh napi narkotika. Penyalah guna narkoba harus dibedakan dengan pengedar. Pengguna harusnya direhab karena ketika ada di dalam lapas tidak bisa melakukan rehabilitasi baik medis maupun rehab sosial.

Utami memaparkan, permasalahan di dalam lapas semakin rumit karena adanya petugas yang menjadi oknum dan tidak satu visi memberantas narkoba. Karenanya sinergi dengan menjalin hubungan  baik dengan BNNP dan BBNK dilakukan.

Banyak informasi yang tidak bisa dikuasai dengan baik. Nggak ngerti ini pengguna atau jangan-jangan pengedar. Bandar bisa memanipulasi dirinya agar jatuh ke pengguna.

Penanganan Masalah P4GN di Lapas dan Rutan

Untuk mengatasi  hal ini, telah dilakukan nota kesepahaman antara BNN dengan Kementerian Hukum dan HAM tentang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika pada 27 April 2018.

Kemudian hal itu diperkuat dengan perjanjian Kerja Sama antara Deputi Rehabilitasi BNN dengan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham tentang Rehabilitasi Narkotika bagi Tahanan, WBP dan Petugas Pemasyarakatan pada 23 Agustus 2018.

Data rehabilitasi tahanan/narapidana pecandu narkoba (sumber:slide Dirjen Lapas)

Dikatakan Utami lebih lanjut, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan telah melakukan langkah-langkah pengamanan terhadap peredaran narkoba, yakni  mencegah/menangkal masuknya narkoba ke dalam Lapas/Rutan/ Cab.Rutan/LPKA (Supply Reduction), serta mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap  narkoba di dalam Lapas/Rutan/Cab.Rutan/LPKA

Sementara untuk penanganan peredaran gelap narkotika di dalam lapas/ rutan/cabang rutan/LPKA,  juga telah dilakukan penambahan  sumber daya manusia  petugas  pemasyarakatan sebanyak14.739  orang.

Selain itu, lanjut Utami, juga dilakukan  pemberian  sanksi tegas kepada Petugas  yang ikut terlibat dalam peredaran gelap narkotika di dalam Lapas/Rutan/Cab/ Rutan/LPKA.

Utami tak menutupi adanya keterlibatan para pegawai dalam kasus narkoba. Data tercatat pegawai yang terjerat kasus narkoba pada tahun 2016 ke tahun 2017.

 Data pegawai terlibat kasus narkoba pada tahun 2016 berjumlah 48 pegawai, yang proses (24) dan SK (24).

Tahun 2017 berjumlah total 94 pegawai yang proses (45) dan SK (49). Untuk tahun 201 hingga September 2018 tercatat jumlah pegawai 43 orang, yang saat ini tengah proses (22) dan sudah SK (21).

Utami memaparkan, program rehabilitasi bagi  tahanan/narapidana pecandu  (Permenkumham Nomor 12 Tahun 2017) pun telah dilakukan. Jumlah tahanan/narapidana yang  mendapatkan program rehabilitasi, yakni  2.298 orang ( 2015 ), 4.440 orang (2016) , dan 2.563 orang (2017). Tahun  2018 diupayakan mencapai target nasional sebanyak  6.000 orang

Jenis program rehabilitasi terdiri atas rehabilitasi medis dan rehablilitasi sosial. Selain itu, ada program pasca rehabilitasi. Rehabilitas medis berupa penanganan gawat darurat narkotika, yakni detoksifikasi dan terapi simtomatik, terapi komorbiditas, terapi rumatan -- metadon. Untuk rehabilitasi sosial Criminon berupa therapeutic community dan intervensi singkat

Stop peredaran dan penyalahgunaan narkoba (sumber:dirjen Lapas)

Utami menyampaikan jika hingga saat ini, kepala divisi  pemasyarakatan bekerjasama  dengan  instansi terkait (Polisi, BNN, Dinkes). Selain itu, juga mengaktifkan  satuan petugas  Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika (satgas P4GN).

Tindakan lainnya adalah dengan melakukan  asistensi dan supervisi secara terus  menerus. Untuk kepala Lapas/Rutan/Cab. Rutan/LPKA, dalam rangka pencegahan peredaran narkoba, dilakukan langkah-langkah dengan melakukan penggeledahan/razia/sidak.

Selain itu mengoptimalkan peran petugas P2U, pengamanan & intelijen, memaksimalkan penjagaan area rawan akses narkoba, dan membatasi kunjungan bagi penghuni terindikasi pengedar.

Upaya memutuskan rantai peredaran narkoba dilakukan dengan melarang setiap orang membawa ponsel dalam lapas. Harus ditempatkan di kotak khusus. Hal ini demi  terwujudnya Lapas/ Rutan/ Cab.Rutan/ LPKA yang bebas dari peredaran narkoba dan handphone di setiap wilayah, meningkatnya disiplin dan tanggung jawab setiap petugas pemasyarakatan dalam pelaksanaan tugas.

Selain  terlaksananya program pembinaan dan rehabilitasi bagi narapidana di setiap Lapas/Rutan/Cab.Rutan/LPKA,  serta  tercapainya ketertiban penghuni dalam melaksanakan dan mengikuti setiap program pembinaan yang diselenggarakan.

Diskusi penanganan Masalah P4GN di Lapas dan Rutan (dok.windhu)

Cegah Bonus Demografi Jadi  Bencana Demografi

Peredaran narkoba yang kini juga menyasar pada anak-anak perlu diperhatikan dalam tindakan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika.

Kepala BNN Heru Sunarko menekankan, jangan sampai bonus demografi yang akan didapat Indonesia pada tahun 2035 berubah menjadi beban bila terkena narkoba. Butuh kerja sama berbagai pihak untuk mencegah narkoba!




Baca juga:
Mengapa Jumlah Pengidap HIV/AIDS di Jakarta Barat Tidak Bisa Dikurangi?
8 Cara Mudah untuk Meningkatkan Kekuatan Otak Kita
Etiskah Bila Karyawan Ingin Mengetahui Gaji Pimpinan?

Yang Perlu Kita Ketahui Sebelum Menginjakkan Kaki di Negeri Kincir Angin

$
0
0


Kanal di Amsterdam, dokpri.Sebagai orang yang telah lebih dari sepuluh kali bolak-balik Indonesia-Belanda dalam kurun waktu yang berdekatan, bolehlah saya menulis tentang tips traveling ke negeri Belanda, khususnya untuk datang ke kota Amsterdam. Seperti halnya ulama ataupun kyai, bolehlah saya menentukan halal haramnya tentang berpergian ke negeri Belanda.

Untuk lebih lengkap dianjurkan juga untuk melakukan pencarian via internet biar lebih afdol informasi yang didapat. Karena apapun yang saya tulis lebih banyak merupakan pengalaman subyektif dari saya pribadi. Selain itu biar lebih niat dalam penggalian informasinya.

Belanda adalah negara kecil, dengan jumlah penduduk hanyalah sekitar 17 jutaan. Sedangkan untuk kota Amsterdam (khususnya bagian dalam) saja yang menjadi tujuan utama para turis hanyalah berpenduduk 800 ribuan saja. Selanjutnya setiap tahunnya ada sekitar lebih dari 5 jutaan turis datang mengunjungi negeri Belanda.

Daerah pertanian di Belanda, dokpri.

Dengan info di atas jadi bisa dibayangkan, penduduk kota Amsterdam sebenarnya lumayan empet oleh kehadiran para turis. Oleh karena itu, banyak dari artikel saya lainnya yang dapat menjadi rujukan untuk berkunjung ke kota Amsterdam, terutama yang bertujuan sebagai turis anti mainstream.

Walaupun Belanda terkenal dan identik dengan kincir angin dan bunga tulipnya, tidak bisa dipungkiri untuk kaum muda mayoritas hanya dua tujuan utama turis datang ke kota Amsterdam, Red light distric dan coffeeshop. Paling mentok ditambah lagi dengan photo-photo di sekitaran instalasi huruf yang terkenal dan banyak ditiru dibelahan dunia lainnya yaitu I amsterdam.

Sedikit ulasan tentang red light distric baca disini
begitu juga tentang coffeeshop (nulisnya memang nyambung berarti coffeeshop versi Belanda) baca disini

Instalasi I amsterdam yang di utara Amsterdam, dokpri.Jikalau anda mempunyai pemikiran lebih elite, museum bisa menjadi tujuan. Karena di Belanda sendiri terdiri lebih dari 400 museum yang dapat dikunjungi. Asal jangan jauh-jauh datang ke Belanda tujuannya berkunjung ke Madame Tussaud, itu kuadrat mainstream namanya.

Tingkat pengunjung turis yang tambah membeludak beberapa tahun belakangan ini juga dikarenakan adanya alternatif penginapan selain hotel yang dapat dipesan via app, yaitu jenis Bed and Breakfast. Menjadikan banyak warga kota yang mempunyai lebih ruang dapat menyewakan pada para turis. Beruntungnya bagi para turis menjadikan harga menginappun menjadi lebih kompetitif.

Nantinya artikel tentang tips berkunjung ke Belanda akan terbagi dalam beberapa topik, soalnya kalau cuma jadi satu nanti bacaanya kelamaan dan saya juga kecapaian untuk koreksi semua kata-perkatanya. Okei, berikut langkah awal untuk mempersiapkan berkunjung ke negeri Belanda.

Visa
Yang paling utama sebelum dapat pergi adalah visa. Belanda termasuk dalam wilayah schengen. Jadi ketika kita mengantungi visa menuju Belanda otomatis dapat juga singgah ke wilayah schengen. Yang perlu diperhatikan nanti ketika mendapatkan visa adalah berapa lama durasi waktu yang didapat dan jenis apa visa yang didapat, single entry atau multiple entry. Monggo silahkan di browsing maksudnya apa.

Semenjak beberapa tahun yang lalu, pengajuan visa harus dilakukan via email dalam janji pengajuannya. Juga untuk wawancara sudah tidak dilakukan lagi di Kedutaan Besar Belanda di Jakarta. Mereka mengalihkannya ke pihak ke-3 untuk semua proses administrasinya.

Yang paling utama dalam pengajuan visa ya hanya tinggal ikutin saja semua persyaratan yang ada. Persiapkan secara detail apa saja yang harus dipenuhi dalam persyaratannya. Jangan panik dan ikuti satu persatu semua persyaratannya. Sebagai orang Indonesia yang baik dan budiman, apapun persyaratannya tetap ada cara untuk mengakalinya.

Mengakali sesuatu persyaratan adalah suatu lokal jenius bangsa Indonesia, kita harus bangga mempunyai mental ini, tidak semua bangsa memiliki mental ini. Jadi jagalah benar-benar cara berpikir ini.

Paling mudah mengajukan visa jikalau kita mendapatkan sponsor untuk membantu memperlancar pengurusan visa. Yang dapat mengajukan sebagai pihak sponsor adalah penduduk yang terdaftar dan tinggal di negeri Belanda dan tentunya memenuhi syarat untuk menjadi sponsor.

Sponsor bisa keluarga, teman ataupun pacar, tidak peduli hubungannya seperti apa jenis hubungannya yang penting jelas dan mau bertanggungjawab. Dalam hal ini sponsor bisa juga dalam bentuk organisasi yang memberikan undangan.

Keuntungan pengajuan visa menggunakan sponsor adalah tidak memerlukan dokumen tambahan tentang hendak tinggal dimana di Belanda pada syarat pengajuan visa.

Ditambah lagi kalau pihak sponsor yang dalam keterangannya sanggup menanggung segala resiko, baik akomodasi dan tempat tinggal, jadi tidak perlu pusing untuk menunjukan berapa uang yang dimiliki pada saat panggilan wawancara visa. Kasarnya punya uang 0 rupiah pun setahu saya tidak masalah, kan sudah ditanggung.

Rotterdam, dokpri.

Yang terakhir tentang visa, setahu saya mereka akan memberikan kesempatan ke-2 apabila adanya penangguhan, misalnya adanya kekurangan dokumen yang harus dilengkapi. Jadi harus tetap optimis, bilang aja ke mereka, dulu saja bangsa Indonesia nggak pernah bertanya tentang visa ke orang Belanda yang pada datang.

Pesawat
Biasanya dalam syarat pengajuan visa diharuskan memperlihatkan printout booking tiket pesawat. Yang dimaksud adalah bahwa kita sudah bermaksud mencari penerbangan sesuai tanggal yang diinginkan, pulang dan pergi. Tidak perlu untuk membayarnya langsung, yang penting ada keterangan jelas. Persyaratan ini sama saja dengan syarat dokumen akan tinggal dimana (apabila tanpa sponsor).

Yang penting kita sudah riset tentang penerbangan dan booking tanpa perlu membayarnya. Coba cari sendiri beberapa website maskapai penerbangan dan hotel yang dapat mencetak tentang booking yang direncanakan.

Untuk mencari harga tiket yang bagus ya gampang-gampang susah, banyak info bisa didapatkan. Sepengalaman saya untuk harga tiket Jakarta -- Amsterdam pulang pergi dengan harga 500-600 Euro itu sudah bagus. Akan beruntung kalau dapat harga dibawahnya. Semakin persiapan waktunya cukup, semakin bagus harga yang didapat.

Tempat Tinggal
Yah dalam persayaratan visa kita harus melampirkan keterangan hendak tinggal dimana ketika tiba di negeri Belanda. Mungkin dimaksud biar jelas dan tidak mudah kabur menjadi TKI ilegal. Kalau mempunyai sponsor tentu lebih mudah. Begitupun kalau tanpa sponsor sebenarnya.

Tinggal pastikan hendak menginap dimana, booking dan buat printout, kembali lagi tidak usah bayar dahulu. Sebenarnya syarat ini juga berlaku ke negara lainnya walaupun tanpa menunjukan printout booking. Bisa juga bentuk pertanyaannya pada saat pemeriksaan imigrasi di negara tujuan, biasanya mereka akan mengajukan pertanyaan acak, yang paling mudah tentu akan bertanya hendak kemana (tinggal dimana). Jikalau tidak bisa menjawab dengan yakin ya bisa berabe.

Amsterdam, dokpri.

Uang
Yah inilah hal yang paling krusial. Bagaimanapun ini menjadi yang paling utama, walaupun tidak menjadi segalanya. Biasanya dalam syarat pengajuan visa meminta bukti printout akun bank yang dimiliki. Untuk minimal besarnya berapa, bisa cek sendiri di website pengajuan.

Hal ini bertujuan untuk pengecekan berapa uang yang dimiliki dalam periode yang diingikan untuk datang. Apakah uangnya cukup untuk membeli tiket pesawat pulang pergi, hotel dan akomodasi harian selama rencana yang diajukan dalam pengajuan visa.

Sepeda
Ini persiapan awal yang terakhir. Disarankan untuk rajin bersepeda jikalau anda benar-benar bisa bersepeda. Sebagai bagian dari persiapan lebih baik kembali diasah lagi kemampuan bersepeda anda. Ini tidak bercanda, bersepeda di kota Amsterdam harus memiliki skil yang mumpuni tidak sama dengan model sepeda santai di kota-kota besar di Indonesia.

Selain itu dengan mulai giat bersepeda berarti sudah ikut menyukseskan program pemerintah yang biasanya pada saat pemilu pada ribut tentang solusi bagaimana membuat badan sehat dan mengurai kemacetan. Dengan begitu Anda otomatis membantu mereka yang sudah pusing-pusing membuat program bersepeda.

Lalu lintas di Amsterdam, dokpri.

Okei, sekian dulu awal dari artikel tips untuk pergi ke negeri Belanda, nantikan artikel berikutnya dan terimakasih sudah mau menyimak.




Baca juga:
3 Kompasianer dengan Cerita Terbaik tentang Energi Baik untuk Kehidupan
Mengapa Jumlah Pengidap HIV/AIDS di Jakarta Barat Tidak Bisa Dikurangi?
8 Cara Mudah untuk Meningkatkan Kekuatan Otak Kita

Kebohongan Ratna Sarumpaet dan Analogi "The Onion Model"

$
0
0


Ratna Sarumpaet - foto: syle.tribunnews.comSaya pribadi melihat kebohongan ibu Ratna Sarumpaet (RS) berlapis-lapis. Tersirat hoaks yang terjadi beranalogi berdasar Onion Model (OM). Seperti bawang, tiap lapisan menyembunyikan lapisan inti/terdalam. Begitupun pada fenomena hoaks yang disebarkan RS.

Kebohongan yang disebarkan ranah intimacy (kedekatan). Nyatanya bisa difabrikasi masuk ke lapisan political (politis). Persebaran dari beberapa orang dekat. Lalu ke dalam kelompok sampai ke publik dan media. Hoaks RS bisa disebut sistematis.

Setidaknya ada 4 lapisan diseminasi hoaks yang RS telah buat. Saya coba jabarkan ringkas dengan pihak yang terlibat. Dan setidaknya ada 2 poin penting yang bisa saya garis bawahi dibawah.

Grafik berikut dapat menggambarkan diseminasi hoaks RS serupa OM.

Lingkar OM Diseminasi Lapisan Hoaks RS - ilustrasi pribadi

Alur diseminasi hoaks ke arah luar lingkar OM ditandai panah biru.

Seperti diberitakan dengan konferensi pers pihak RS. Kebohongan disebarkan pertama kali pada ranah keluarga atau orang dekat. Hanya beberapa orang yang bertanya mengapa wajah RS bengkak. Sehingga RS berbohong kepada anaknya, bahwa RS dikeroyok kelompok orang. 

Pada grafik diwarnai dengan lingkaran merah kecil. Karena lingkar merah kecil saya umpamakan ranah intimate atau familiar. Pada lapisan ini, kekecewaan jika kebohongan terbongkar lebih cepat terpantik emosinya.  

Kemudian secara tidak sengaja tersebar ke ranah koalisi kepartaian. Dengan kata lain, pihak-pihak yang dianggap secara profesional kepartaian dekat. Karena RS berada dalam lingkar A1 atau dekat dengan pemimpin partai. Maka tak ayal berita bohong tadi bisa akan mencapai lapis ketiga.

Pada grafik ditandai dengan lingkar kuning. Kuning melambangkan kewaspadaan. Karena dalam rangka memenangkan Pilpres. Sudah barang tentu isu apapun bisa dimunculkan demi elektabilitas. Dan isu RS dengan kebohongannya sudah dikeroyok beberapa orang menjadi bahan 'gorengan politik' untuk partai.

Kemudian hoaks pun tersebar ke lingkar simpatisan. Sudah barang tentu simpatisan partai koalisi. Melalui sosial media dan grup chat, kabar RS ini tersebar. Apalagi saat sosmed dilingkupi filter bubble. Algoritma linimasa tidak akan menghilangkan isu RS ini.

Lingkar hijau pada grafik menunjukkan besarnya simpatisan untuk bergerak. Seumpama lampu hijau pada lampu lalin di jalan raya. Isu pengeroyokan ini menjadi pendorong provokasi di dunia nyata. Kabar sosmed dan grup chat yang kian viral pun menguatkan kabar pengeroyokan RS.

Pers dan netizen lain pun menyoroti kasus ini. Pada grafik ditandai dengan lingkar besar abu-abu. Abu-abu diumpamakan belum pastinya suatu hal. Begitupun dengan kabar pengeroyokan RS di Bandung. 

Pihak koalisi kepartaian pun menghelat konpres. Semua demi mempercepat kesan lambannya penguasa dan aparat polisi menangani kasus pengeroyokan RS. Apalagi RS dianggap sebagai ibu/nenek bahkan pahlawan perempuan bagi pendukung koalisi tadi.

Dua Panah Sebagai Poin Penting Pola Diseminasi Hoaks oleh RS - Ilustrasi Pribadi

Poin pertama yang menarik adalah lapisan tiap lingkar yang saya tandai dengan margin biru.

 Semakin besar lingkaran, semakin besar pula margin biru. Hal ini karena kabar hoaks yang beredar tentu akan 'dibumbui'. Pada tiap lingkaran, terjadi 'pembumbuan' isu fiktif pengeroyokan RS.

Masih menurut RS di konpres, ia bilang ke anaknya muka lebamnya akibat dikeroyok. Lalu setelah rekan koalisi kepartaiannya tahu kabar ini. Ada bumbu yaitu dikeroyok di Bandung setelah seminar internasional. 

Kabar ini pun menyebar lagi dengan bumbu foto dan narasi di kalangan simpatisan. Ada yang menyebut perbuatan ini laknat karena menyiksa seorang nenek/ibu. Adapula yang merasa pengeroyokan ini ada hubungannya RS menjadi bagian koalisi tertentu. 

Media dengan sigap dan real time menangkap momen ini untuk menjadi headline. Dengan keahlian jurnalistik, judul berita bombastis pun dibuat. Ramai-ramai publik yang mem-follow akun berita bertanya dan kadang ikut nyinyir.

Sedang poin kedua adalah fenomena paska pengakuan kebohongan RS ditandai dengan panah putih. Panah ini menuju ke dalam lingkaran keluarga.

Panah ini saya umpamakan dugaan atau asumsi publik pada kebenaran dari isu fiktif RS. Benarkah RS mengaku jika awal mula berbohong tentang pengeroyokan adalah pada anak? Jangan-jangan ada konspirasi kebohongan dari lingkar koalisi sampai simpatisan dari RS.

Karena publik akan terus bertanya. Maka akan semakin sulit publik mendapat jawaban. Karena mungkin anak RS-lah yang mendengar dan ingat pernyataan RS dikeroyok. Atau lingkar koalisi partailah yang benar-benar tahu perihal RS dikeroyok oleh oknum di Bandung.

Publik dibuat menduga-duga. Sebenarnya hoaks ini sengaja dibuat RS untuk lalu direkayasa koalisi. Atau memang RS dan koalisi yang sengaja membuat lebamnya wajah RS sebagai isu pengeroyokan fiktif.

Namun yang pasti, akan ada sanksi pidana terhadap RS dan atau pihak-pihak penyebar hoaks tadi. Entah pidananya dengan KUHP atau UU ITE, pihak yang nyata menyebarkan hoaks di mata publik turut terlibat.

Dan model lingkar OM diseminasi hoaks ini bisa jadi menggambarkan fenomena industri kebohongan yang terjadi. Dari ranah orang dekat sampai yang terluar yaitu publik. Persebaran hoaks berlapis-lapis dengan bumbu narasi, foto, dan fakta simpang siur.

Salam,
Solo, 04 Oktober 2018
02:59 pm




Baca juga:
Album Merakit, Babak Kedua Karir Bermusik Yura
3 Kompasianer dengan Cerita Terbaik tentang Energi Baik untuk Kehidupan
Mengapa Jumlah Pengidap HIV/AIDS di Jakarta Barat Tidak Bisa Dikurangi?

Mungkinkah Virus Rubella Akan Merenggut Masa Depan Ayni?

$
0
0

Ayni cantik yang diserang jahatnya virus rubella (foto: dok pri)

Ayni Tiya Rahmadani biasa disapa Ayni, bocah cantik berumur 2 tahun seperti galibnya anak- anak seusianya nampak normal, bergerak lincah dan relatif mudah akrab dengan orang yang baru dikenalnya. Padahal, masa depannya telah terampas jahatnya virus Rubella.

Akibat jahatnya Rubella, anak pasangan Suryadi (40) dan Siti Zakiyah (35) warga Dusun Krajan RT 02 RW 01, Desa Dadapayam, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang tersebut, mengalami kehilangan indra pendengaran, terkena katarak pada dua matanya serta terserang gangguan pembuluh darah ke jantung. Duh, betapa malangnya nasip Ayni.

Keberadaan Ayni, awalnya Minggu (30/9) saya dengar dari salah satu relawan yang tinggal di wilayah Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Dalam keterangannya, selain Ayni terserang virus rubella, yang paling mendesak bocah cantik ini juga membutuhkan alat bantu dengar (ABD). Sebab, ABD yang lama sudah tak berfungsi. Begitu pun dengan kacamata ukuran 10 plus yang biasa dipakai Ayni, katanya juga alami kerusakan.

Mata bening Ayni diserang katarak (foto: dok pri)

Sempat menunda keinginan menengok Ayni, akhirnya hari ini, Kamis (4/10) siang, saya memacu kendaraan menuju Desa Dadapayam yang berjarak 23 kilometer itu.  Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke desa paling ujung wilayah Kecamatan Suruh tersebut. Kebetulan, cuaca panas menyengat, namun tak mampu menyurutkan niat saya.

Hingga tiba di rumah yang saya tuju, terlihat Ayni tengah bermain dengan pamannya. Sementara sang ibu baru mencuci pakaian ke sungai yang berjarak lumayan jauh. Sekitar 30 menit kemudian, ketika Ayni berada dalam dekapan saya, Siti Zakiyah pulang.

Sehari- hari, Siti membuka usaha es juice di depan rumahnya. Sementara suaminya, yakni Suryadi bekerja sebagai pengemudi carteran di Kota Semarang.

Berdasarkan pengakuan Siti, ABD milik putrinya sebenarnya tak mengalami kerusakan. Namun, alat seharga Rp 8,5 juta tersebut, memang tidak banyak membantu Ayni. Sedangkan kacamata berwarna pink dan lensanya setebal pantat gelas, tak bisa dimanfaatkan karena lensanya terlepas. " Sudah berupaya dilem, tapi tidak berhasil," ungkap Siti.

Penghasilan Suryadi yang tak menentu, karena hanya mendapatkan upah bila ada carteran, Siti berusaha membantu mencari nafkah dengan cara membuka warung kecil- kecilan.

"Namanya saja di desa, pembelinya juga terbatas. Kalau sekarang pas musim kemarau, agak mendingan karena es juicenya lumayan laku," jelasnya.

Ayni dalam pelukan Kompasianer (foto: dok pri)

Divonis Terjangkit Rubella

Menurut Siti, saat memasuki kehamilan di awal tahun 2016 lalu, dirinya tak merasakan adanya kelainan. Seperti galibnya warga pedesaan, ia tetap beraktifitas dari sekedar mengurusi warung hingga menuntaskan pekerjaan rumah tangga. Sedangkan suaminya, lebih banyak di Kota Semarang karena bila harus pulang pergi jaraknya lumayan jauh.

Hingga tanggal 15 Agustus tahun 2016, dengan bantuan bidan desa, Siti melahirkan Ayni. Bayi perempuan tersebut terlihat cantik, berkulit kuning dan beratnya normal. Tak pelak, pasangan Suryadi serta Siti menyambut gembira kehadiran anak ke duanya itu. " Ayni lahir pas kakak perempuannya kelas 6 SD, jadi jarak kelahirannya ideal," tutur Siti.

Siti dengan setumpuk berkas hasil pemeriksaan (foto: dok pri)

Nasib mengenaskan Ayni terdeteksi saat ia berumur 1 bulan, di mana sewaktu diajak bercengkrama, mendadak Siti menangkap adanya titik hitam di mata Ayni. Yang membuat khawatir, ternyata baru disadari dua  bola mata Ayni tidak bereaksi ketika melihat pergerakan benda di depannya. Karena timbul kekhawatiran yang teramat sangat, ibunya segera memeriksakan ke dokter umum.

Sayang, diagnosa dokter umum kurang memuaskan sehingga Ayni dibawa ke RSUP Karyadi Kota Semarang atau berjarak sekitar 60 kilometer dari desa mereka.

Melalui berbagai pemeriksaan, Ayni dipastikan terserang virus rubella. Akibatnya fatal, dua matanya dipastikan mengalami katarak sehingga direkomendasikan untuk menggunakan kacamata plus 10 silinder.

Yang paling membuat Suryadi mau pun Siti terhenyak, vonis rubella juga menyebabkan bayi cantik itu tuli permanen dan terdapat kelainan pada pembuluh darah ke jantungnya.

"Untuk itu, Ayni harus menggunakan ABD seharga Rp 8.500.000. Uang tersebut kami dapatkan dengan cara menggadaikan SK pensiun almarhum bapak saya," ungkap Siti.

Kacamata Ayni yang sudah terlepas lensanya (foto: dok pri)

Kendati ABD yang dibeli bukan alat murahan untuk ukuran warga pedesaan, celakanya pendengaran Ayni tak alami perubahan. Ia tetap tidak mampu merespon suara- suara di sekelilingnya. Pernah terpikirkan menolong Ayni dengan cara operasi pemasangan eletroda multi channel, yang mana penggunaan implant koklea (cochlear implant) tersebut memang efektif membuat indra pendengaran jadi berfungsi norman.

"Tapi, ternyata biayanya mencapai Rp 200 juta," jelas Siti.

Duit Rp 200.000.000 di mata Siti mau pun suaminya sangat jauh dari jangkauan, terkait hal itu, mereka lebih memilih wira wiri ke RSUP Karyadi saban bulan guna menjalani therapy. Padahal, untuk kebutuhan therapy sendiri, Siti juga harus mensiasati keuangan keluarga agar mampu ke Kota Semarang.

"Memang therapy mau pun pemeriksaan ditanggung BPJS, tapi transportasinya kan tak ditanggung BPJS," kata Siti sembari tersenyum.

Menjawab pertanyaan tentang perlunya vaksin MMR mau pun MR saat dirinya akan mengandung dan saat hamil, Siti menegaskan bahwa di akhir tahun 2015 serta tahun 2016, dirinya belum pernah mendapatkan sosialisasi tentang bahaya rubella.

"Saya tahu tentang rubella ya setelah Ayni divonis, sebelumnya sama sekali tidak mengetahuinya," ujar Siti getir.

Ayni bersama sang ayah (foto: dok pri)

Duh, Ayni betapa malangnya nasipmu nak. Hampir satu jam bertandang ke desa ini, Ayni tetap saja bergerak ke sana ke mari seperti anak normal lainnya.

Bahkan, ketika saya berpamitan dan berjanji akan mengupayakan bantuan donasi, bocah cilik itu tetap lengket dengan diri saya.

Ya Allah, kenapa cobaan yang Engkau berikan teramat sangat berat ? (*)




Baca juga:
Cerpen | Memasak Rembulan untuk Kekasih
Album Merakit, Babak Kedua Karir Bermusik Yura
3 Kompasianer dengan Cerita Terbaik tentang Energi Baik untuk Kehidupan

H-1 Penyelenggaraan Synchronize Fest 2018, Mari Kita Lihat Formasinya

$
0
0

istimewa

Kurang dari sehari lagi festival musik yang mengkolaborasikan berbagai genre dan generasi, Synchronize Fest 2018, akan diselenggarakan di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, pada 5-7 Oktober 2018.

Setelah sukses di dua acara sebelumnya, Synchronize Fest tahun ini mengusung konsep reuni dan kolaborasi musisi serta komunitas seni Tanah Air. Total akan ada 118 musisi yang siap menghibur.

Dari 118 musisi itu, bagaimana kira-kira formasinya? Kita intip, yuk:

Pada hari pertama (Jumat, 5/10) pantang dilewatkan aksi dari Daramuda Project, sebuah kolaborasi musik terbaru dari Danilla Riyadi, Rara Sekar dan Sandrayati Fay.

Ada juga SRXBS, yaitu kolaborasi antara Stars and Rabbit dengan Bottlesmoker, Fiersa Besari yang merupakan penyanyi, pencipta lagu, penulis puisi asal Bandung yang sedang digandrungi, Dipha Barus, hingga penampilan Payung Teduh yang kembali merilis album baru pasca ditinggal vokalis utama mereka.

twitter.com/synchronizefest

Hari kedua (Sabtu, 6/10) ada penampilan istimewa dari Sheila on 7, Project Pop, The Panasdalam Bank, Seringai, Jason Ranti, NDX AKA yakni grup hip-hop-dut fenomenal asal Desa Imogiri, hingga Sisitipsi yang merupakan sekstet pop-swing yang tengah mengilap namanya di kancah musik lokal.

twitter.com/synchronizefest

Hari terakhir (Minggu, 7/10) selain penampilan Dewa 19 feat. Ari Lasso & Once Mekel serta Padi Reborn, masih ada pula Nasida Ria yaitu kelompok qasidah legendaris asal Semarang.

Kemudian penampilan dari Endah N Rhesa Extended, sebuah kolaborasi musik antara Endah N Rhesa, Classmate Journal dan Beda.

Sedangkan dari era 80an Candra Darusman & Friends akan menyuguhkan  lagu-lagu dari album tribut Detik Waktu. Dan juga Manumata grup hip-hop  cilik berbakat asal Maluku, hingga penampilan dari Javabass Sound  System, pionir kolektif musik drum dan bass lokal.

Festival Director Synchronize Fest, David Karto, mengatakan Synchronize Fest 2018 diharapkan menjadi kawah candradimuka musik Indonesia sekaligus menjadi ruang interaksi bagi semua pelaku dan penikmat musik di Indonesia.

"Synchronize Fest dari tahun pertama sampai kedua terus meningkat. Dari penonton sampai brand. Kenapa, karena musik tidak dikotak-kotakkan, tapi cair. Dari penonton dan artisnya. Dan ini belum pernah ada acara semacam ini, yang dikolaborasikan secara lintas genre dan generasi," katanya saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (25/09/2018) lalu.




Baca juga:
Menonton Teater Politik Ratna Sarumpaet dan Dampak yang Dihasilkannya
Cerpen | Memasak Rembulan untuk Kekasih
Album Merakit, Babak Kedua Karir Bermusik Yura

Ramai-ramai Ingin Menjadi PNS, Calo Mulai Bergentayangan

$
0
0

Ilustrasi: Kompas.com

Siapa sih yang tak ingin hidup sejahtera, bahagia, dan tidak kesusahan? Pastinya setiap kita menginginkan kehidupan yang mapan dan bercukupan. Sehingga untuk mewujudkan keinginan tersebut, setiap orang rela melakukan apa saja demi meraih hal itu.

Agar kehidupan menjadi mapan, maka diantara faktor yang menentukan adalah memiliki pekerjaan dengan pendapatan yang relatif cukup. Bahkan memiliki pendapatan yang surplus setelah memenuhi seluruh biaya hidup. Dengan begitu seseorang memiliki uang untuk disimpan sebagai tabungan.

Salah satu pekerjaan atau profesi yang sangat diidamkan oleh hampir jutaan warga Indonesia adalah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dengan bekerja sebagai abdi negara, PNS mendapatkan gaji yang cukup, fasilitas memadai, dan bahkan diberikan tunjangan prestasi kerja. Semua itu sebagai reward bagi mereka yang menyandang status PNS sebagai salah satu tenaga aparatur sipil negara.

Berprofesi dibidang birokrasi, PNS menjadi kunci keberhasilan pembangunan dan pelayanan bagi masyarakat. Sehingga PNS kerap menjadi pihak yang sangat dibutuhkan oleh warga. Misalnya masyarakat yang membutuhkan pembuatan surat-surat ataupun administrasi lainnya seperti KTP, KK, Akta Kelahiran dan sebagainya.

Jika PNS bekerja dengan baik tulus melayani masyarakat, maka mereka akan sangat dihormati dan dihargai. Hal ini dapat dilihat ketika PNS yang baik itu mendapatkan tempat istimewa dalam strata sosial masyarakat. Inilah diantara daya tarik masyarakat Indonesia berlomba-lomba untuk mengikuti seleksi penerimaan PNS yang saat ini sedang dibuka oleh pemerintah.

Sebagaimana dilansir oleh Kompas.com (3/10/2018) pendaftaran CPNS telah dimulai sejak 26 September 2018 dan akan ditutup pada tanggal 15 Oktober 2018 atau diundur dari rencana sebelumnya pada tanggal 10 Oktober 2018.

Informasi tersebut berdasarkan pemberitahuan Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang mengumumkan mengundur penutupan pendaftaran calon pegawai negeri sipil atau CPNS 2018 hingga 15 Oktober 2018 pukul 23.59 WIB. 

Adapun formasi yang dibuka dan jumlah CPNS yang diterima, pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) secara resmi telah mengumumkan total formasi untuk CPNS tahun 2018 sebanyak 238.015, yang terbagi menjadi instansi pusat dan daerah. Berdasarkan perhitungan tersebut, 51.271 posisi akan ditempatkan di pusat, sementara 186.744 untuk instansi daerah.

Dari sisi prosedur dan sistim pendaftaran dan penerimaan CPNS kali ini terbilang menarik dan berbeda dari periode-periode sebelumnya. Dimana tahun ini mulai digunakan teknologi informasi sebagai sistem utama pendaftaran, tes, dan pengumuman kelulusan CPNS. Semuanya melibatkan sistem teknologi berbasis internet.

Sedangkan tahun-tahun sebelumnya masih dilakukan secara manual dan berkas fisik yang harus diserahkan kepada panitia penerimaan CPNS di kantor-kantor yang telah ditentukan. Cara seperti ini tentu sangat tidak efesien, banyak menghabiskan waktu, dan resiko hilangnya berkas oleh para petugas sangat tinggi.

Namun apapun sistem yang digunakan oleh pemerintah hendaknya rekrutmen CPNS dapat dilakukan secara bersih dan transparan. Tidak seperti apa yang diduga oleh sebagian masyarakat bahwa dalam seleksi penerimaan CPNS selalu diwarnai dengan isu sogok menyogok bahkan ada kasus yang dilakukan secara terang-terangan.

Meskipun pemerintah selalu saja mengatakan bahwa tidak ada suap menyuap dalam penerimaan CPNS bahkan menghimbau masyarakat agar tidak terpengaruh oleh oknum-oknum tertentu yang mengaku dapat meluluskan seseorang menjadi PNS. Namun himbauan tersebut cenderung tidak begitu saja dipercayai oleh para peserta CPNS.

Lantas bagaimana dengan menggunakan sistim daring dan tes model CAT? Dapatkah menjadi jaminan bahwa CPNS yang lulus benar-benar karena kemampuan dirinya atau tanpa adanya KKN? Untuk menciptakan sistem seleksi CPNS yang bersih dari KKN, maka pemerintah mencoba menerapkan secara daring sehingga tidak ada kontak langsung antara panitia dengan calon peserta.

Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana selaku Ketua Pelaksana Seleksi Nasional CPNS mengatakan, bahwa sistem pendaftaran dan seleksi CPNS 2018 akan dilakukan secara terintegrasi melalui portal nasional via sscn.bkn.go.id, dan tidak ada pendaftaran melalui portal mandiri oleh instansi. Upaya ini dilakukan untuk merespon keluhan dan kecurigaan masyarakat yang selalu tidak percaya bahwa penerimaan PNS bebas dari KKN.

"Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) akan dilakukan memakai sistem Computer Assisted Test (CAT)". Kata Bima Haria Wibisana.

Calo Mulai Bergentayangan 

Walaupun strategi dan sistem seleksi penerimaan CPNS tahun ini sudah diubah atau berbeda dari sebelumnya. Namun budaya atau kebiasaan mencari "pejabat" yang dapat meluluskan CPNS tetap saja dilakukan oleh sebagian masyarakat.

Calon peserta CPNS tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam mengikuti seleksi. Sehingga masih berpikir untuk melakukan upaya lain dalam usaha kelulusan. Akibatnya tidak sedikit calon peserta tes CPNS yang menjadi korban oknum pejabat tertentu.

Seperti kasus yang terjadi di Kabupaten Garut Penipuan CPNS sudah sering terjadi. Kasus terbaru bahkan melibatkan oknum PNS di Dinas Ketahanan Pangan. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 10 guru honorer sudah menyetorkan uang sebesar Rp 173,5 juta untuk menjadi CPNS. (TRIBUNBATAM.id, 10/9/2018).

Bukan hanya di Garut, di kabupaten Pidie Aceh pun telah banyak makan korban. Calo mulai bergentayangan mencari keuntungan besar tanpa susah-susah bekerja. Terdapat sebanyak 19 orang yang telah dijanjikan kelulusan sebagai PNS namun sampai detik ini SK mereka tidak pernah keluar, akhirnya mereka baru menyadari bahwa telah tertipu oleh calo.

"Kurang lebih lebih 19 orang, itu yang Anita tahu, ini kabupaten Pidie Jaya, kalau Nita dari Sigli (Pidie)," kata Anita. (serambinews.com, 24/9/2018) Salah seorang korban calo CPNS. Mungkin itu yang terungkap, bisa jadi masih banyak korban lainnya yang tidak mengatakan kepada publik.

Oleh karena itu diharapkan kepada masyarakat yang ingin menjadi PNS hendaknya jangan mudah tergiur dengan janji siapapun. Walaupun keluarga sendiri, atau kerabat dekat. Apalagi orang lain yang tidak dikenal.

Cobalah untuk mengikuti seleksi secara transparan, ikuti petunjuk dan cara pendaftaran sebagaimana telah diumumkan oleh pemerintah melalui panitia seleksi penerimaan CPNS 2018. Yakinkan pada kemampuan diri sendiri apalagi sekarang ini banyak bimbel yang menyediakan jasa pelatihan CAT CPNS dan try out seleksi CPNS.

Dengan mengikuti program belajar singkat melalui lembaga bimbingan belajar sebagai persiapan menghadapi ujian secara online tersebut membuat tingkat kesalahan yang terjadi saat mengikuti tes yang sebenarnya jadi lebih rendah. Artinya besar kemungkinan akan sukses dan lulus tes.

Salam***




Baca juga:
Pentingnya Sedekah Sebagian Harta yang Kita Miliki
Generasi Masa Kini dan Masa Lalu, Antara Kerja Tetap atau Tetap Kerja
Kompasianer Paling "Mantul" di K-Rewards Edisi September 2018!

Twitter, Media Sosial Rasa Medan Politik

$
0
0

Ilustrasi pengguna Twitter.(ist --kompas.com)

Jagad twitter akhir-akhir ini memuat banyak konten politik di dalamnya. Mulai kampanye tentang kelebihan pasangan calon yang akan bertarung, sampai perang tagar yang terus terjadi. Hal inilah yang mengubah pesona twitter yang notabene diciptakan untuk media curhat menjadi lading elektoral yang potensinya tak terbatas. 

Tentu hal ini berdampak pada cita rasa twitter yang tak lagi bersahabat, berubah menjadi lading perang para politikus dan simpatisannya. Dan keberadaan twitter yang sedemikian rupa ini menimbulkan pro-kontra nya sendiri. Apakah itu?

Menjadi Komoditas Politik Paling Efektif

Pergerakan twitter sebagai komoditas politik dimulai dengan adanya akun-akun pimpinan sebuah instansi negara yang menyediakan diri untuk menerima pelaporan via twitter. Mengapa twitter? 

Karena dengan platform inilah para pengadu dapat hemat menggunakan kata-kata sebagai pengaduan dan menjadikannya media paling efektif dalam proses politik transparan. 

Dengan trend semacam ini, banyak politikus yang mengintip jagad twitter sebagai media efektif pula untuk menyebarkan visi-misi mereka menjelang kontestasi politik yang ada.

Contoh efektifitas dari platform twitter dalam ranah ini adalah ketika Jokowi-Basuki dapat memenangkan Pilkada DKI Jakarta pada 2012. Mereka maju dengan tingkat electoral minim, namun mampu meningkatkan elektabilitasnya secara instan dengan platform twitter. 

tangkapan layar trending topic

Kejadian berikutnya, adalah kemenangan Jokowi-JK yang secara kekuatan politik lebih inferior dibandingkan lawan politiknya dapat menang dalam kontestasi Pilpres 2014. 

Kemudian tahun 2016, Donald Trump dapat memenangkan Mission Impossible melawan Hilary Clinton dalam kontestasi pemilihan Presiden Amerika. Dan terakhir, kemenangan Anies-Sandi yang menggunakan platform ini sebagai sumber aktivitas relawan sanggup mengalahkan Basuki yang notabene memiliki modal Tingkat Kepuasan Kerja di atas gubernur-gubernur DKI Jakarta sebelumnya.

Pola inilah yang kemudian kembali terjadi pada kontestasi Pilpres 2019. Banyak buzzer-buzzer politik yang berterbangan dalam jagad twitter yang menjadikannya lebih bercita rasa politik dari sebelumnya. Twitter menjadi medan perang visi-misi sampai penebaran isu-isu bahkan jauh sebelum kontestasi politik dimulai. Twitter semakin berasa politis ketika tagar menjadi tolok ukur electoral yang valid dari kedua kubu. Dan twitter menjadi semakin politis, tak lagi komersil ataupun personil lagi.

tangkapan layar trending topic

Pro-Kontra Politik Twitter

Twitter dengan kondisi demikian tentunya menjadi pro-kontra bagi kalangan masyarakat. Banyak politisi yang diuntungkan karena efektifitas penyebarannya yang luar biasa. 

Namun banyak juga yang dirugikan dengan adanya banyak isu-isu yang seharusnya menjadi ranah personal ataupun scenario politik yang terkesan murahan dan kurang mengedukasi.

Hal ini malah menjadikan twitter yang tadinya bertujuan menebarkan politik positif menjadi edukasi politik yang negatif. Politik menjadi tampil menakutkan bagi beberapa kalangan yang melihat para pemimpin mereka "berperang". Hal ini menjadikan politik seakan-akan hanya soal elektoral dan kemenangan belaka. Politik, karena twitter, kehilangan cita rasanya. Begitu juga sebaliknya.

"Yang pasti sebuah kemenangan politik tidaklah sebanding dengan edukasi moral bangsa yang dikorbankan. Karena pada hakiatnya politik dan rakyat adalah satu." 

Author : Mahasiswa Bodoh.
Untuk artikel lainnya klik di sini.




Baca juga:
Jangan Mimpi Menjadi yang Terbaik dalam Semalam
Pentingnya Sedekah Sebagian Harta yang Kita Miliki
Generasi Masa Kini dan Masa Lalu, Antara Kerja Tetap atau Tetap Kerja

Kerja Shift Malam, Moderator Kompasiana Ini Meringis

$
0
0

Youtube/PijaruJagain Kompasiana dalam 7x24 jam emangnya gampang? Ratusan bahkan ribuan artikel yang masuk dalam sehari jelas butuh pantauan ekstra. Makanya, moderator Kompasiana harus rela bin ikhlas mendapat jatah shift malam.

Selain pola tidur yang terbalik dari kebanyakan orang (kadang-kadang bisa sampai lupa hari), masih ada lagi duka yang harus dirasakan saat jaga malam di kantor. Misalnya, pengalaman-pengalaman "dikerjain" yang kayaknya sudah jadi kebiasaan dan bikin gak mood ngapa-ngapain.

Soal makanan juga sering jadi problematika tersendiri nih. Kalau perut udah kriuk-kriuk, bingung deh mesti makan apaan. Syukur-syukur kalau ada "sisaan" makanan dari anak shift pagi/siang, kalau enggak? Menu kuliner malam yang ada di sekitar kantor kan itu-itu aja, jadi mager buat cari keluar. Paling praktis, ya rebus mi instan sendiri di kubikel.

Dari beberapa contoh di atas, kalian kebayang enggak sih kayak gimana situasinya? Tenang aja, kami sudah siapkan bentuk audio-visualnya nih, sekaligus menjadi penanda awal kolaborasi Kompasiana dengan Pijaru!

Kolaborasi Apa Lagi Ya?
Gimana, gimana, videonya seru kan?

Pijaru memang dikenal memiliki konten-konten kreatif dan menghibur, khususnya di platform Youtube. Enggak salah kalau sejak awal diumumkan, proyek kolaborasi kami mendapat sambutan yang sangat baik dari Kompasianer. Beberapa di antaranya bahkan sudah langsung menyodorkan ide-ide menarik untuk dieksekusi!

Tenang... Tenang... Kami pastinya sangat mempertimbangkan keterlibatan Kompasianer dalam konten-konten audio-visual yang ingin kami kembangkan ini. Alon-alon asal kelakon, gitu.~

Jadi, tetap sabar menunggu dan jangan berhenti kasih ide kreatif yang belum pernah ada di manapun agar bisa kami garap. Eh iya, biar kayak Youtuber beken, artikel ini harus kami tutup dengan kalimat:

Jangan lupa like, comment, and, share video kami ya, gaeeeees~




Baca juga:
Hari Anti Hoaks Nasional, Perlukah?
Jangan Mimpi Menjadi yang Terbaik dalam Semalam
Pentingnya Sedekah Sebagian Harta yang Kita Miliki
Viewing all 10549 articles
Browse latest View live